PEMBAHASAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu, menurut Hamalik (1994;6)
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran
yang meliputi:
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c. Seluk-beluk proses belajar
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian, dapat disumpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya
dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
1.2.Rumusan Masalah
Terdapat banyak masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, masalah tersebut
dapat disimpulkan antara lain :
1. Apa hakikat dari Media Pembelajaran?
2. Apa landasan dari penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
3. Bagaimana ciri-ciri media pembelajaran?
4. Apa manfaat penggunaan media pembelajaran?
5. Apa saja macam-macam dari media pembelajaran?
6. Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya, yaitu :
1. Mengetahui hakikat dari media pembelajaran.
2. memahami landasan dari penggunaan media pembelajaran yang membuat pentingnya media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
3. Mengetahui ciri-ciri dari media pembelajaran.
4. Mengetahui manfaat pentingnya penggunaan media pembelajaran.
5. Mengetahui macam-macam media pembelajaran.
6. Mengetahui pemilihan media pembelajaran yang tepat.
1.4.Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah yang telah terangkum dalam rumusan masalah, maka saya
menggunakan studi melalui jurnal-jurnal, berita, serta survei yang dilakukan oleh lembaga kredibel
baik dalam skala nasional maupun internasional. Pencarian melalui buku-buku yang berkaitan
dengan materi Media Pembelajaran menjadi tumpuan saya dalam menyusun makalah ini, dimana
setiap data akan selalu saya cek kebenarannya, mulai dari kredibilitas lembaga, penulis hingga
data yang dibawakan, serta membandingkannya dengan sumber-sumber lain yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kerucut pengalaman Dale diatas merupakan elaborasi yang rinci dari konsep
tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Burner sebagaimana diuraikan
sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung
(kongkret), kenyataan yang ada dalam lingkungan kehidupan seseorang kemudian
melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas di puncak
kerucut semakin abstrak media penyampai pesan atau informasi. Namun urutan-urutan
ini tidak berarti proses belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemapuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
Dasar pengembangan kerucut Dale bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat
keabstrakan atau jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran
atau pesan. Pengalaman langsung tersebut akan memberikan kesan paling utuh dan
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang tekandung dalam pengalaman itu, oleh
karena itu melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.
Ini juga dikenal dengan Learning By Doing.
- Radio
Media Audio
- Kaset-audio
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy
Bretz (1971) yang dikutip Sadiman, dkk (1996: 20), mengidentifikasi jenis jenis
media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga
unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu:
1) media audio, 2) media cetak, 3) media visual diam, 4) media visual gerak, 5) media
audio semi gerak, 6) media semi gerak, 7) media audio visual diam, 8) media audio
visual gerak.
Sedangkan, Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan
antara lain :
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
2 Cetak
Gambar
Kaset audio yang dilengkapi bahan
3 Audio-cetak
Tertulis
Proyeksi visual Overhead transparansi (OHT), Film
4
diam bingkai (slide)
Proyeksi Audio
5 Film bingkai (slide) bersuara
visual diam
6 Visual gerak Film bisu
Visual Gerak Audio Visual gerak, film gerak bersuara,
7
dengan Audio video/VCD, televise
8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
Manusia dan
9 Guru, Pustakawan, Laboran
lingkungan
CAI (Pembelajaran berbantuan
10 Komputer komputer), CBI (Pembelajaran berbasis
komputer).
Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu
(1) media cetakan, (2) media pajang, (3) Overhead Transparacies, (4) rekaman
Audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video
dan film hidup, dan (8) komputer. Media tersebut lalu digolongkan lagi menjadi dua,
yaitu media non-elektronik dan media elektronik.
2.5.2.5. Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar
hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali
kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi pendidikan adalah penggunaan prgram video yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi
pendidikan tidak hanya menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh
karena itu ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
1. Dituntun oleh instruktur
Seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman
visual.
2. Sistematis
Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman
belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan
Siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu
siaran dibangung atau mendasari siaran lainnya
4. Terpadu
Siaran berkaitan dnegan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca,
diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
2.5.2.5.1. Kelebihan Televisi
a. Dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,
film, objek, spesimen, dan drama.
b. Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas melalui
penyiaran langsung atau rekaman.
c. Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia
dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
d. Dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran
pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus
melakukan proses itu kembali. Selain itu, televisi merupakan cara yang ekonomis
untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk
penyajian yang bersamaan.
2.5.2.5.2. Keterbatasan Televisi
a. Hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
b. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk
memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
c. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum ditayangkan.
d. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi
semua siswa untuk meliha secara rinci gambar yang disiarkan.
e. Siswa dikhawatirkan akan pasif selama penayangan televisi.
2.5.2.6. Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor Seels & Richey (2000) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 33). Pada
dasarnya teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik
melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran
biasanya disebut Computer Based Instructional (CBI), Computer Assisted Intructional
(CIA), atau Computer Managed Intructional (CMI), Intructional Aplication of
Computer (IAC), Instruction Assisted Learning (IAL). Dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai pembelajaran berbantu komputer.
Bambang Warsita (2008: 34) teknologi komputer berupa perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software) biasanya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier,
2) Dapat digunakan dengan peserta dengan keinginan peserta didik di samping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya,
3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan mengunakan kata,
simbol, maupun grafis,
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan, dan
5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas tinggi.
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak
pada hasil pembelajaran siswa.
c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi
guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik
perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan
seorang guru. Guru juga harus terampil menggunakan media yang diplih untuk
pembelajaran.
e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan
hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana.
g. Mutu teknis. Pengembangan visual bak gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi
atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh
elemen lain yang berupa latar belakang.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu
mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
a. Motivasi.
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula
pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dan bermakna baginya. Oleh karena
itu, perlu untuk melahirkan minat dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi
yang terkandung dalam media pembelajaran itu.
b. Perbedaan individual.
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor
seperti intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadiannya, dan gaya belajar
mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan
penyajian informasi melalui media harus berdasarkan tingkat pemahaman.
c. Tujuan pembelajaran.
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media
pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian
pokok dalam media pembelajaran.
d. Organisasi isi.
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang
akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan yang bermakna. Siswa akan
memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan
diurut-urutkan secara teratur.
e. Persiapan sebelum belajar.
Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki
pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan persyaratan
untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi
pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat pemahaman siswa.
f. Emosi.
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk
menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan
kesenangan.
g. Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh karena itu
belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada
mendengarkan dan menonton secara pasif. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar
terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
h. Penguatan (reinforcement).
Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa
yang akan datang.
i. Latihan dan pengulangan.
Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau
kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering
diulang dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam
ingatan jangka panjang.
j. Penerapan.
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa dapat
melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai.
2.7. Pengembangan Media Pembelajaran
2.7.1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan
efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan
mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya
dengan seksama dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep,
informasi, ataupun situasi.
Jika kita mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain yang ada disekitar
kita, kita akan menemukan banyak gagasan-gagasan untuk