Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PEMBAHASAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu, menurut Hamalik (1994;6)
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran
yang meliputi:
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c. Seluk-beluk proses belajar
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian, dapat disumpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya
dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

1.2.Rumusan Masalah
Terdapat banyak masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, masalah tersebut
dapat disimpulkan antara lain :
1. Apa hakikat dari Media Pembelajaran?
2. Apa landasan dari penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
3. Bagaimana ciri-ciri media pembelajaran?
4. Apa manfaat penggunaan media pembelajaran?
5. Apa saja macam-macam dari media pembelajaran?
6. Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya, yaitu :
1. Mengetahui hakikat dari media pembelajaran.
2. memahami landasan dari penggunaan media pembelajaran yang membuat pentingnya media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
3. Mengetahui ciri-ciri dari media pembelajaran.
4. Mengetahui manfaat pentingnya penggunaan media pembelajaran.
5. Mengetahui macam-macam media pembelajaran.
6. Mengetahui pemilihan media pembelajaran yang tepat.

1.4.Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah yang telah terangkum dalam rumusan masalah, maka saya
menggunakan studi melalui jurnal-jurnal, berita, serta survei yang dilakukan oleh lembaga kredibel
baik dalam skala nasional maupun internasional. Pencarian melalui buku-buku yang berkaitan
dengan materi Media Pembelajaran menjadi tumpuan saya dalam menyusun makalah ini, dimana
setiap data akan selalu saya cek kebenarannya, mulai dari kredibilitas lembaga, penulis hingga
data yang dibawakan, serta membandingkannya dengan sumber-sumber lain yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Media Pembelajaran


Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah (‫ )لئاسو‬perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Heinich dan kawan-kawan
(1982) mengemukakan istilah medium atau media sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Menurut AECT (Association of Education and
Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media merupakan sesuatu
yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Oemar
Hamalik menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau metodik dan
teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.
Dalam arti sempit, media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan
secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media
tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, akan tetapi juga
mencakup alat-alat sederhana seperti: TV, radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan
buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya.

2.2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran


Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan
perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
pernah dialami sebelumnya.
Menurut Bunner (1966) ada tiga tingkatan utama modus belajar antara lain :
a. Pengalaman langsung (enative)
Mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami langsung dengan membuat simpul,
b. Pegalaman piktorial/gambar (iconic)
Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, misalnya kata simpul dipelajari dari gambar,
lukisan foto, atau film meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul
mereka dapat mempelajari dan memahami dari gambar tersebut,
c. Pengalaman abstrak (symbolic)
Pembacaan kata simpul dan mencocokkan dengan simpul pada image mental atau
mencocokkannya dengan pengalamannya membuat simpul.
Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh
pengalaman (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang baru.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut
pengalaman Dale).

Kerucut pengalaman Dale diatas merupakan elaborasi yang rinci dari konsep
tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Burner sebagaimana diuraikan
sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung
(kongkret), kenyataan yang ada dalam lingkungan kehidupan seseorang kemudian
melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas di puncak
kerucut semakin abstrak media penyampai pesan atau informasi. Namun urutan-urutan
ini tidak berarti proses belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemapuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
Dasar pengembangan kerucut Dale bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat
keabstrakan atau jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran
atau pesan. Pengalaman langsung tersebut akan memberikan kesan paling utuh dan
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang tekandung dalam pengalaman itu, oleh
karena itu melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.
Ini juga dikenal dengan Learning By Doing.

2.3. Ciri-Ciri Media Pembelajaran


Gerlach dan Elly (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dilakukan oleh media yang
mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya dapat digunakan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)


Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Dengan ciri fiksatif ini
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada suatu waktu
tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah
direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat,
peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat
diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran.
Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian
direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat
direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara
perorangan maupun secara kelompok.

b. Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)


Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit. Disamping dapat dipercepat suatu kejadian dapat
diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video. Manipulasi
kejadian atauobjek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-
sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian
atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran
yang akan membingungkan atau bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap
mereka ke arah yang tidak diinginkan.

c. Ciri Distributif (Distributif Property)


Ciri distributif dari suatu media memungkinkan suatu obyek atau kejadian
ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajika
kedalam sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian itu. Sekali transformasi direkam dalam format media apa saja ia dapat
diproduksi beberapa kali dan siap digunakan berulang-ulang. Konsistensi informasi
yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

2.4. Manfaat Media Pembelajaran


Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis atau dalam bentuk kata-
kata tulisan aau lisan belaka.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar : bisa digantikan dengan realita,gambar, film bingkai, film, atau
model;
b. Objek yang terlalu kecil : dibantu dengan proyektor mkro, film bingkai, film atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram dan lain-lain, dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)
3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan;
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

2.5. Macam-Macam Media Pembelajaran


Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil
sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang
dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara
khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Media yang tidak diproyeksikan
- Media realia
- Model
- Media grafis
Media Visual

Macam-macam media Media yang diproyeksikan


- Transparansi OHP
- Film bingkai / slide

- Radio
Media Audio
- Kaset-audio

Media Audio- - Media Video


Visual - Media Komputer

Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy
Bretz (1971) yang dikutip Sadiman, dkk (1996: 20), mengidentifikasi jenis jenis
media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga
unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu:
1) media audio, 2) media cetak, 3) media visual diam, 4) media visual gerak, 5) media
audio semi gerak, 6) media semi gerak, 7) media audio visual diam, 8) media audio
visual gerak.
Sedangkan, Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan
antara lain :
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
2 Cetak
Gambar
Kaset audio yang dilengkapi bahan
3 Audio-cetak
Tertulis
Proyeksi visual Overhead transparansi (OHT), Film
4
diam bingkai (slide)
Proyeksi Audio
5 Film bingkai (slide) bersuara
visual diam
6 Visual gerak Film bisu
Visual Gerak Audio Visual gerak, film gerak bersuara,
7
dengan Audio video/VCD, televise
8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
Manusia dan
9 Guru, Pustakawan, Laboran
lingkungan
CAI (Pembelajaran berbantuan
10 Komputer komputer), CBI (Pembelajaran berbasis
komputer).

Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu
(1) media cetakan, (2) media pajang, (3) Overhead Transparacies, (4) rekaman
Audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video
dan film hidup, dan (8) komputer. Media tersebut lalu digolongkan lagi menjadi dua,
yaitu media non-elektronik dan media elektronik.

2.5.1. Media Non-Elektronik


2.5.1.1. Media Cetakan
Media cetakan adalah bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi serta untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti
buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau
fotografis.
Contoh media cetak ini antara lain buku teks, modul, buku petunjuk, grafik, foto,
lembar lepas, lembar kerja, dan sebagainya. Media ini menghasilakan materi
pembelajaran dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok media ini adalah
materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang
berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar.
2.5.1.1.1. Kelebihan Media Cetakan
Beberapa kelebihan media cetakan adalah :
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi
pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan
siswa, baik yan cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada
akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
b. Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti
urutan pikiran secara logis.
c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan
ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
d. Meskipun isi informasi mrdia cetak harus diperbarui dan direvisi sesuai dengan
perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut
dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
2.5.1.1.2. Keterbatasan Media Cetakan
Beberapa keterbatasan dari media cetakan adalah :
a. Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
b. Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau
foto yang berwarna-warni.
c. Proses percetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai berbulan-
bulan, tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada
halaman cetakan
d. Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan akan mudah hilang dan rusak.

2.5.1.2. Media Pajang


Media pajang umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
didepan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik,
papan buletin, chart dan pameran. Media pajang paling sederhana dan hampir selalu
tersedia disetiap kelas adalah papan tulis.
2.5.1.2.1. Kelebihan Media Pajang
Beberapa kelebihan dari media pajang adalah :
a. Bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus.
b. Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara
penyajian berlangsung.
c. Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
d. Fasilitas papan tulis ata white board selalu tersedia di ruang-ruang kelas.
2.5.1.2.2. Keterbatasan Media Pajang
Beberapa keterbatasan dari media pajang adalah :
a. Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil.
b. Memerlukan keahlian khusus dari penyajiannya (apalagi jika memerlukan
penjelasan verbal).
c. Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang
diproyeksikan.
d. Pada saat menulis di papan, guru akan membelakangi siswa, dan jika ini
berlangsung lama tentu akan mengganggu suasana dan pengelolaan kelas.

2.5.2. Media Elektronik


2.5.2.1. Overhead Projector (OHP)
Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering kali disebut
dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (overhead projector). Media transparansi
adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film
acetate atau plastik berukuran 81/2” x 11”, yang digunakan oleh guru untuk
memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau ringkasan di
depan kelompok kecil/besar. Transparansi yang di proyeksikan adalah visual baik
berupa gambar, grafik, atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik
yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui proyektor.
2.5.2.1.1. Kelebihan Overhead Projector (OHP)
a. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan terang sehingga guru
dan murid tetap saling dapat melihat.
b. Dapat menjangkau kelompok besar.
c. Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakan
didepan kelas, dan dengan demikian ia selalu dapat mengendalikan kelasnya.
d. Peralatan mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus.
e. Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
f. Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
2.5.2.1.2. Keterbatasan Overhead Projector (OHP)
a. Fasilitas OHP harus tersedia.
b. Listrik pada ruang/lokasi penyajian harus tersedia.
c. Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang
berbentuk trapesium (keystoning).
d. Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian
maupun penyimpanan.

2.5.2.2. Rekaman Audio-Tape


Materi rekaman audiotape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran
atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan
sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersipkan untuk perorangan. Keterampilan yang
dapat dicapai dalam penggunaan media audio meliputi:
1. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa mengidentifikasi
kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
2. Mengikuti pengarahan. Misalnya, siswa sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat
singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.
3. Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urut-urutan kejadian atau peristiwa,
atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana akibat dari
pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarnya.
4. Menentukan arti konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pernyataan yang belum
lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan.
Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila
sudah dalam konteks kalimat.
5. Memilah-milah informasi atau gagasan relevan dan informasi yang tidak relevan.
6. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat informasi.
2.5.2.2.1. Kelebihan Rekaman Audio-Tape
a. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi
pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
b. Pengoperasian radio tape / tape rocorder relatif mudah.
c. Rekaman dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri
sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan
mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.
2.5.2.2.2. Keterbatasan Rekaman Audio-Tape
a. Dalam suatu rekaman sulit untuk menentukan lokasi suatu pesan atau informasi.
Jika pesan atau informasi tersebut berada di tengah-tengah pita, maka akan
memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak
memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
b. Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan
kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin
perekam yang berbeda dengannya.

2.5.2.3. Program Slide Instruksional


Slide merupakan media yang diproyeksikan dapat dilihat dengan mudah oleh para
siswa di kelas. Slide adalah sebuah gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya
melalui proyektor.
2.5.2.3.1. Kelebihan Program Slide Instruksional
a. Urutan gambar dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
b. Isi pelajaran yang sama terdapat dalam gambar-gambar slide dapat disebarkan dan
digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.
c. Gambar pada slide tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dengan demikian
dapat menarik perhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap
konsep atau pesan yang ingin disampaikan.
d. Slide dapat ditayangkan ditempat terang meskipun tidak terdapat layar khusus,
dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.
e. Slide dapat digunakan sendiri atau digabungkan dengan suara/rekaman.
2.5.2.3.2. Keterbatasan Program Slide Instruksional
a. Gambar dan grafik yang ditampilkan tidak bergerak sehingga daya tariknyatidak
sekuat dengan televisi atau film.

2.5.2.4. Film dan Video


Film dan video merupakan gambar hidup dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat
gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
visual yang kontinu.
2.5.2.4.1. Kelebihan Film
a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika
mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
b. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah atau cara yang
benar dalam membuat jaring-jaring balok.
c. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan
sikap dan segi-segi afektif lainnya. Mosalnya, film kesehatan yang menyajikan
proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat membuat siswa sadar terhadap
pentingnya keberhasilan makanan dan lingkungan.
d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa.
e. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya biladilihat secara langsung.
f. Peristiwa yang memerlukan waktu panjang dapat ditampilkan hanya dengan
beberapa menit dengan menggunakan film.
2.5.2.4.2. Keterbatasan Film
a. Umumumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
b. Pada saat film atau video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga
tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui
film atau video tersebut.
c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujusan
belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi
khusus untuk kebutuhan sendiri.

2.5.2.5. Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar
hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali
kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi pendidikan adalah penggunaan prgram video yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi
pendidikan tidak hanya menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh
karena itu ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
1. Dituntun oleh instruktur
Seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman
visual.
2. Sistematis
Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman
belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan
Siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu
siaran dibangung atau mendasari siaran lainnya
4. Terpadu
Siaran berkaitan dnegan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca,
diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
2.5.2.5.1. Kelebihan Televisi
a. Dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,
film, objek, spesimen, dan drama.
b. Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas melalui
penyiaran langsung atau rekaman.
c. Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia
dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
d. Dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran
pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus
melakukan proses itu kembali. Selain itu, televisi merupakan cara yang ekonomis
untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk
penyajian yang bersamaan.
2.5.2.5.2. Keterbatasan Televisi
a. Hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
b. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk
memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
c. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum ditayangkan.
d. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi
semua siswa untuk meliha secara rinci gambar yang disiarkan.
e. Siswa dikhawatirkan akan pasif selama penayangan televisi.

2.5.2.6. Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor Seels & Richey (2000) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 33). Pada
dasarnya teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik
melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran
biasanya disebut Computer Based Instructional (CBI), Computer Assisted Intructional
(CIA), atau Computer Managed Intructional (CMI), Intructional Aplication of
Computer (IAC), Instruction Assisted Learning (IAL). Dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai pembelajaran berbantu komputer.
Bambang Warsita (2008: 34) teknologi komputer berupa perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software) biasanya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier,
2) Dapat digunakan dengan peserta dengan keinginan peserta didik di samping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya,
3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan mengunakan kata,
simbol, maupun grafis,
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan, dan
5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas tinggi.

2.5.2.6.1. Kelebihan Komputer


a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lambat menerima pelajaran, karena
ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih
individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bossn, sangat sabar dalam menjalankan
instruksi seperti ysng diinginksn program yang digunakan.
b. Dapat merangsang siswa untuk mngerjakan latihan, melakukan kegiatan
laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik
yang dapat menambah realisme.
c. Kendali berada di tangan siswa sehingga dapat disesuaikan dengan tingkat
penguasaannya.
d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program
pembelajaran memberi kesempatan lenih baik untuk pembelajaran secara
perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti compact
disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.
2.5.2.6.2. Keterbatasan Komputer
a. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah),
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
b. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang komputer.
c. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program
(software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model
lainnya.
d. Program yang tersidia saat ini bekum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga
hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.
e. Hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok
kecil.
2.6. Pemilihan Media
Ely (1982) yang dikutip Hujair AH Sanaky (2009: 29), menyatakan untuk memilih
media pembelajaran, seyogianya tidak terlepas dari konteksnya. Dalam artian media sebagai
komponen sistem intruksional secara keseluruhan. Menurutnya, meskipun tujuan dan isinya
sudah diketahui, tetapi faktor lain dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan agar
pembelajaran dapat mencapai tujuan dengan baik.
Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak
pada hasil pembelajaran siswa.
c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi
guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik
perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan
seorang guru. Guru juga harus terampil menggunakan media yang diplih untuk
pembelajaran.
e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan
hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana.
g. Mutu teknis. Pengembangan visual bak gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi
atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh
elemen lain yang berupa latar belakang.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu
mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
a. Motivasi.
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula
pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dan bermakna baginya. Oleh karena
itu, perlu untuk melahirkan minat dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi
yang terkandung dalam media pembelajaran itu.
b. Perbedaan individual.
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor
seperti intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadiannya, dan gaya belajar
mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan
penyajian informasi melalui media harus berdasarkan tingkat pemahaman.
c. Tujuan pembelajaran.
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media
pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian
pokok dalam media pembelajaran.
d. Organisasi isi.
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang
akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan yang bermakna. Siswa akan
memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan
diurut-urutkan secara teratur.
e. Persiapan sebelum belajar.
Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki
pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan persyaratan
untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi
pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat pemahaman siswa.
f. Emosi.
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk
menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan
kesenangan.
g. Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh karena itu
belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada
mendengarkan dan menonton secara pasif. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar
terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
h. Penguatan (reinforcement).
Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa
yang akan datang.
i. Latihan dan pengulangan.
Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau
kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering
diulang dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam
ingatan jangka panjang.
j. Penerapan.
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa dapat
melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai.
2.7. Pengembangan Media Pembelajaran
2.7.1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan
efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan
mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya
dengan seksama dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep,
informasi, ataupun situasi.
Jika kita mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain yang ada disekitar
kita, kita akan menemukan banyak gagasan-gagasan untuk

Anda mungkin juga menyukai