SKRIPSI
ZAKIYAH
NPM : 0806461064
SKRIPSI
ZAKIYAH
NPM : 0806461064
Nama : Zakiyah
NPM : 0806461064
Tanda tangan : .......................................
Tanggal :
ii
Universitas Indonesia
iv
Universitas Indonesia
v
Universitas Indonesia
Zakiyah
vi
Universitas Indonesia
Nama : Zakiyah
NPM : 0806461064
Program Studi :Ilmu Gizi
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Judul : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Semanan
Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2012
viii
Universitas Indonesia
Name : Zakiyah
NPM : 0806461064
Study Program : Ilmu Gizi
Faculty : Public Health
Judul : Factors Associated with Exclusive Breastfeeding in
Semanan Village, Kalideres District, West Jakarta, 2012
This study aims at identifying the proportion of the exclusive breastfeeding (ASI)
as well as finding a picture of independent variables, such as mother’s age,
mother’s education, employment status, mother’s knowledge, husband’s support,
family’s mother support, parents in law’s support, and the promotion of Formula
milk in Semanan Village, Kalideres District,West Jakarta. Furthermore, this study
also aims at finding the relationship between independent variables and dependent
variables of the exclusive breastfeeding in Semanan Village, Kalideres
District,West Jakarta. This study uses cross sectional design by involving some
respondents; specifically 82 mothers who have infants aged 2-12 months in
Semanan Village. The study was conducted in April-May 2012. This study shows
that the proportion of breastfeeding in Semanan Village is 35.4%. The factors
associated with exclusive breastfeeding in Semanan Village are mother’s
education (OR= 4), employment status, (OR=8), mother’s knowledge
(OR=11,56;81,7), husband’s support (OR= 1,8;4,95) support of family’s mother
(OR=2,9;8.7), parents in law’s support (OR= 8,3) and the promotion of formula
milk (OR=31.54). Meanwhile, the factors unassociated with the exclusive
breastfeeding is mother’s age. Recommendation for the Municipal Health Office,
West Jakarta, is socializing and supervising the realization of PP ASI No.3 year
2012 and applying 10 steps to Successful Breastfeeding in health facilities.
Recommendation for Semanan Village Health Center is reactivating the
breastfeeding’s (ASI) supporters group in each IHC and conducting informal
activities that are supposed to increase knowledge about the exclusive
breastfeeding. The last is providing information for pregnant and breastfeeding
mothers both in form of counseling services and health promotion media.
ix
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.5.1 Bagi Kelurahan Semanan........................................................................... 6
1.5.2 Bagi FKM UI ............................................................................................ 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6
x
Universitas Indonesia
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 69
6.2 Pembahasan ............................................................................................. 69
6.2.1 Pemberian ASI Eksklusif ........................................................................ 69
6.2.2 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen ................... 70
6.2.2.1 Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif .................... 71
6.2.2.2 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ............ 72
6.2.2.3 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 73
6.2.2.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ......... 74
6.2.2.5 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif ........ 75
6.2.2.6 Hubungan Dukungan Keluarga Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif 77
6.2.2.7 Hubungan Dukungan Mertua dengan Pemberian ASI Eksklusif ....... 77
6.2.2.8 Hubungan Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif 78
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan .............................................................................................. 80
7.2 Saran ............................................................................................... 81
7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Jakarta Barat.......................................................... 81
7.2.2 Bagi Puskesmas Kelurahan Semanan ........................................................ 81
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
xii
Universitas Indonesia
Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan yang sangat baik pada seribu hari
pertama kelahiran. Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik peningkatan
gizi dan kualitas sumber daya manusia. ASI mengandung zat-zat gizi yang
struktur dan kualitasnya sangat cocok dan mudah diserap oleh bayi. Pemberian
ASI mengoptimalkan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat
kekebalan terhadap penyakit dan menujudkan ikatan emosional antara ibu dan
bayinya ( Roesli, 2000).
Setiap tahunnya terdapat 1-1,5 juta bayi di dunia yang meninggal karena tidak
diberi ASI eksklusif ( WHO 2009). Lebih lanjut, kira-kira 30.000 kematian balita
di Indonesia dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif. Bayi yang disusui
secara eksklusif 6 bulan dan tetap diberi ASI hingga 11 bulan dapat menurunkan
kematian balita sebanyak 13%. Risiko kematian Bayi yang dalam dua bulan
pertama tidak diberikan ASI 6 kali lebih besar dibandingkan bayi yang
mendapatkan ASI . Meningkatnya pemberian ASI diperkirakan dapat menurunkan
angka kematian Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) sebanyak 40- 50% pada
anak berusia 18 bulan ( Umniyati, 2005).
Keuntungan dari ASI akan optimal jika pemberian ASI dilakukan secara
eksklusif tanpa pemberian makanan tambahan lain selama 6 bulan pertama
kehidupan. Sejalan dengan hal ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan
1
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir
sampai dengan bayi berumur enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak
berusia dua tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai ( Depkes
2004). Sedangkan menurut Roesli (2000) ASI eksklusif adalah hanya memberikan
ASI saja kepada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim selama 6 bulan.
Pemberian ASI eksklusif dapat menyelamatkan 1,5 juta jiwa anak dibawah
lima tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan tiga hal untuk tumbuh
kembang optimal anak. Ketiga hal tersebut adalah inisiasi menyusui dini dengan
durasi 1 jam setelah melahirkan, ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian
makanan pendamping ASI dan ASI sampai bayi berumur 2 tahun. (WHO, 2010)
ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai berusia 6 bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Roesli, 2000). Pemberian ASI selama 6
bulan dapat mencegah kejadian infeksi, diare, dan menghemat pengeluaran
( WHO, 2003). Tiga puluh ribu kematian bayi di Indonesia dapat dicegah dengan
pemberian ASI eksklusif (UNICEF, 2006).
Pemberian ASI berpengaruh terhadap kesehatan bayi dan ibu dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Studi di negara berkembang mengindikasikan
bahwa 6 dari 10 bayi yang tidak mendapatkan ASI dalam satu bulan setelah
8
Universitas Indonesia
1. Lemak
Lemak ASI merupakan lemak yang tepat untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi karena mengandung jumlah lemak yang sehat dan tepat
secara proporsional. Enzim lipase menyebabkan lemak pada ASI mudah dicerna
dan diserap oleh bayi. Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang yang
mengandung omega-3, omega-6, DHA, ARA. Lemak berikatan panjang tersebut
penting untuk pertumbuhan syaraf dan pertumbuhan otak .
9
Universitas Indonesia
3. Protein
ASI memiliki kandungan protein yang berbeda dari susu mamalia lainnya,
baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI mengandung asam amino seimbang
yang cocok untuk bayi. Dalam 100 ml ASI terdapat 0,9 gr protein, jumlah ini
lebih sedikit dibandingkan protein pada mamalia lainnya. Kelebihan protein dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal bayi (WHO, 2009). ASI mengandung protein
khusus yang dirancang untuk tumbuh kembang bayi manusia.
ASI mengandung protein whey dan casein. Whey adalah protein yang halus,
lembut dan mudah dicerna sedangkan kasein adalah protein yang bentuknya
kasar, menggumpal dan susah dicerna. Perbandingan antara whey dan casein
dalam ASI adalah 60:40 Sedangkan pada susu sapi 20:80. ASI mengandung alfa
lactalbumin sedangkan susu sapi mengandung beta lactoglobulin yang sering
menyebabkan alergi (WHO, 2010)
Selain alfa lactalbumin , protein unik yang dimiliki ASI dan tidak terdapat
dalam susu formula adalah taurin, lactoferin dan lysosom. Taurin diperlukan
untuk perkembangan otak, susunan saraf, dan pertumbuhan retina. Selain Taurin,
protein unik yang adala dalam ASI adalah lactoferin. Lactoferin membiarkan
bakteri usus baik yang menghasilkan vitamin untuk tumbuh dan menghancurkan
bakteri yag jahat. Lisosom merupakan antibiotik alami dalam ASI yang dapat
menghancurkan bakteri berbahaya (Roesli, 2000)
10
Universitas Indonesia
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan khusus yang disekresikan pada hari prtama
sampai ketiga kelahiran bayi. Cairan ini encer dan berwarna kuning-putih dan
seringkali menyerupai darah daripada susu. Kolostrum mengandung sel hidup
yang menyerupai “sel darah putih” yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kolostrum merupakan pencahar yang ideal yang berguna untuk membersihkan
zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan makanan bayi.
Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI yang matang.
Kolostrum mengandung 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI yang
matang. Kolostrum memiliki energi yang lebih rendah dibandingkan ASI biasa
dengan volume 150-300 ml/24 jam .
11
Universitas Indonesia
Air Susu Ibu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayinya. Komposisi
ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi premature berbeda dengan komposisi
ASI pada ibu yang melahirkan secara normal. Komposisi ASI juga disesuaikan
dengan tumbuh kembang bayi. ASI memiiki komposisi yang berbeda di tiap tahap
perkembangan. Hal ini merupakan bentuk adaptasi zat-zat gizi yang dibutuhkan di
awal kehidupan.
ASI yang keluar saat pertama kelahiran sampai hari ke 4-7 berbeda
komposisinya dengan ASI transisi yang keluar di hari ke 4 atau 7 sampai hai ke-
14. Komposisi ini juga berbeda dengan ASI matang setelah hari ke-14. Bahkan
ASI mengalami perubahan komposisi dari menit ke menit. ASI yang keluar pada
menit pertama disebut foremilk sedangkan ASI yang keluar saat aktif menyusui
disebut hindmilk.
ASI memiliki zat gizi ideal yang komposisinya disesuaikan dengan kebutuhan
bayi. ASI merupakan makanan yang sempurna baik secara kuantitas maupun
kualitas. Kebutuhan bayi selama 6 bulan sudah tercukupi dengan hanya
mengonsusi ASI. Setelah 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, namun
pemberian ASI dapat diteruskan sampai umur 2 tahun.
12
Universitas Indonesia
c. Meningkatkan kecerdasan
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
4. Mengecilkan Rahim
Proses menyusui membuat hormon oksitosin meningkat sehingga dapat
mempercepat proses pengecilan uterus.
7. Lebih Ekonomis
Memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu formula yang menguras
uang.
8.
15
Universitas Indonesia
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI (Siregar, 2004) .
Ibu membutuhkan kalori tambahan yang 300-500 kalori per hari untuk
memproduksi ASI. Ibu yang menyusui diajurkan makan dalam porsi yang lebih
banyak dari biasanya. Ibu juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan
yang berlemak tinggi dan mengandung gula dan minuman bersoda ( Sears, 2007) ,
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
Banyak Rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitikberatkan upaya agar
persalinan dapat berlangsung dengan baik dan menyampingkan Masalah
pemberian ASI. Seringkali makanan pertama yang diberikan justru susu formula.
Hal mempengaruhi persepsi ibu bahwa susu sapi lebih baik dari ASI. Pengaruh
itu akan semakin buruk apabila di sekeliling kamar bersalin dipasang gambar-
gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan (Siregar, 2004).
a. Tahu (know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dalam tahapan ini
seseorang mengingat materi yang telah dipelajari. Materi tersebut mungkin secara
keseluruhan ataupun sesuatu yang spesifik.
18
Universitas Indonesia
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Dalam tahapan ini seseorang mampu melakukan penilaian terhadap suatu materi.
Kriteria penilaian dapat diambil dari yang ada sebelumnya atau dibuat sendiri.
a. Pengalaman
b. Tingkat Pendidikan
19
Universitas Indonesia
d. Fasilitas
e. Penghasilan
f. Sosial Budaya
20
Universitas Indonesia
a. Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus, yaitu Bayi
dengan kriteria:
1. Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula khusus bebas
galaktosa;
2. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup urine
disease), diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan valin;
dan/atau
3. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin,
dan dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah pengawasan.
b. Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka waktu
terbatas, yaitu:
1. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 (seribu lima ratus) gram
(berat lahir sangat rendah);
2. Bayi lahir kurang dari 32 (tiga puluh dua) minggu dari usia kehamilan yang
sangat prematur; dan/atau
3. Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi
metabolisme atau peningkatan kebutuhan glukosa seperti pada Bayi
prematur, kecil untuk umur kehamilan atau yang mengalami stress
iskemik/intrapartum hipoksia yang signifikan, Bayi yang sakit dan Bayi
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
Susu formula adalah susu yang dibuat khusus untuk bayi yang kandungannya
menyerupai dengan kandungan Air Susu Ibu (ASI), tetapi tidak seluruh zat gizi
yang terkandung didalamnya dapat diserap oleh bayi. Susu formula dibuat dengan
menggunakan ASI sebagai patokan nutrisi bergizi dan diproduksi secara
komersial ( Sears, 2007)
24
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
c. pemberian potongan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun
atas pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya tarik dari penjual;
26
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Usia
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Demografi
- Kesehatan Ibu dan anak
Faktor Pemungkin
- Ketersediaan pelayanan
kesehatan Pemberian ASI
- Promosi Susu Formula
- Ketrampilan yang berkaitan
Eksklusif
dengan kesehatan (Manajeman
laktasi
Faktor Penguat
- Dukungan suami
- Dukungan keluarga ibu
- Dukungan mertua
- Dukungan tenaga
kesehatan
- Kebijakan nasional
- Kebijakan internasional
- Majikan
- Petugas kesehatan
Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Green lawrence dan Marshall W. Kreuter, 1980
32
Universitas Indonesia
Faktor Predisposisi
Faktor Pendukung
Pemberian ASI eksklusif
- Promosi susu formula
Faktor Penguat
- Dukungan suami
- Dukungan keluarga ibu
- Dukungan mertua
-
33
Universitas Indonesia
No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Referensi
ukur
1. Pemberian Pemberian ASI saja selama enam bulan Wawancara kuesioner Ordinal (WHO,
pertama kehidupan tanpa memberikan 0 : ibu tidak memberikan ASI
ASI eksklusif 2006)
cairan lain berupa makanan padat atau eksklusif sampai dengan 6 bulan
air kecuali vitamin, mineral dan
suplemen obat yang diizinkan 1 : ibu memberikan ASI eksklusif
sampai dengan 6 bulan.
2. Pengetahuan Hal hal yang diketahui atau tidak Wawancara Kuesioner Dari semua pertanyaan yang ada Ordinal Khomsan,
diketahui ibu terkait lama pemberian di variabel pengetahuan akan
Ibu 2000
ASI eksklusif, manfaat pemberian ASI, dijumlahkan nilai jawaban
hal yang menyebabkan banyak responden. Jumlah nilai komponen
sedikitnya ASI, zat gizi ASI, kolostrum pengetahuan tentang ASI eksklusif
dan manfaatnya, susu formula ini adalah 35. Kemudian nilai
dibandingkan dengan ASI, seberapa keseluruhan pengetahuan masing-
sering seorang bayi disusui, tanda-tanda masing dikelompokkan menjadi 3
anak telah cukup minum ASI dan cara kategori yaitu pengetahuan baik,
terbaik memperbanyak ASI. sedang dan kurang
35
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
Universitas Indonesia
4.3.2 Sampel
Pada penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah ibu yang memiliki
anak usia 7 bulan sampai 12 bulan yang berdomisili di Kelurahan Semanan
Kecamatan Kalideres jakarta Barat yang memenuhi kriteria inklusi sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan .
Kriteria yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
a. Ibu yang memiliki anak berusia 6-12 bulan yang melahirkan di sarana
pelayanan kesehatan
b. Ibu Berdomisili di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
c. Bayi yang dimiliki ibu saat lahir dalam kondisi sehat, tidak ada kesulitan
menghisap akibat kelainan pada rongga mulut, tidak prematur.
d. Ibu saat postpartum sehat, tidak mengalami sepsis.
41
Universitas Indonesia
Keterangan :
Z1- : Nilai gambaran normal baku pada derajat kepercayaan 95% (1,96)
P0 : Proporsi ibu dengan variabel yang dinilai positif yang memberikan ASI
eksklusif
P1 : Proporsi ibu dengan variabel yang dinilai negatif yang memberikan ASI
eksklusif
42
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
0 = pengetahuan Kurang
1 = pengetahuan Sedang
2 = pengetahuan Baik
Umur Ibu
0 = Jika umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Pendidikan Ibu
0 = Tidak bekerja
1 = Bekerja
Dukungan Suami
0 = Kurang
1= Sedang
2= Baik
0 = Kurang
1= Sedang
2= Baik
45
Universitas Indonesia
0 = Kurang
1= Sedang
2= Baik
1. Analisis Univariat
Analisis dilakukan terhadap variabel dependen dan independen .
hasil analisis berupa gambaran dan presentase dari tiap-tiap variabel.
2. Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan
antar variabel independen dengan dependen berdasarkan batas nilai
kemaknaan alpha 5%, artinya, bila p-value < alpha 5%, maka disimulkan
hipotesis ditolak atau ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
variabel independen dan dependen . Selain itu, analisis ini dapat melihat
tingkat risiko variaabel independen terhadap variabel independen dengan
melihat nilai OR nya. Rumus chi square yang digunakan adalah sebagai
berikut :
46
Universitas Indonesia
X2 : Nilai Chi-Kuadrat
47
Universitas Indonesia
Gambar 5.1
Peta Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
Sumber : Profil Kelurahan Semanan
48
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
Tabel 5.2
Distribusi Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Semanan
Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi Presentase
(n) (%)
Memberikan ASI Eksklusif 29 35,4
Tidak memberikan ASI Eksklusif 53 64,6
Total 82 100
50
Universitas Indonesia
Total 82 100
51
Universitas Indonesia
Tabel 5.5
Gambaran Responden Berdasarkan Kategori
Pendidikan Ibu
Pendidikan Ibu Frekuensi Presentase
(n) (%)
Tinggi 42 51,2
Rendah 40 48,8
TOTAL 82 100
52
Universitas Indonesia
Dari data yang terdapat pada tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak bekerja (84,1%)
5.2.5 Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Eksklusif
Pengetahuan dalam penelitian ini didasarkan pada 8 pertanyaan mengenai
ASI eksklusif yang diajukan kepada responden. Hasil yang didapatkan akan
dikategorikan menjadi kurang bila jawaban benar ≤ 60% dikatakan sedang jika
jumlah jawaban benar 60-80% dan pengetahuan tinggi jika jawaban benar ≥ 80%
(Khomsan, 2003). Distribusi tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada
Tabel 5.7
Tabel 5.7
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(n) (%)
Tinggi 14 17,1
Sedang 17 20,7
Kurang 51 62,2
82 100
TOTAL
53
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
Variabel n %
Pemberian ASI Eksklusif (n = 82)
Memberikan ASI Eksklusif 29 35,4
Tidak memberikan ASI Eksklusif 53 64,6
Umur ( n = 82)
20-35 tahun 68 82,9
<20 tahun atau > 35 tahun 14 17,1
Tingkat Pendidikan (n = 82)
Tinggi 42 51,2
Rendah 40 48,8
Status Pekerjaan (n = 82)
Tidak bekerja 69 84,1
Bekerja 13 15,9
Tingkat Pengetahuan (n = 188)
Tinggi 23 28
Sedang 21 25,6
Kurang 38 46,3
60
Universitas Indonesia
Tabel 5.17
Hubungan antara Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif Total p-value OR (95%
Umur Ibu Ya Tidak CI)
n % n %
AEksklusif n %
20-35 tahun 24 29,3 44 53,66 68 82,93 0,09
<20 tahun atau > 35 5 6,09 9 10,97 14 17,07 1
Jumlah 29 35,36 53 64,63 82 100 0,3-3,3
tahun
61
Universitas Indonesia
62
Universitas Indonesia
di Kelurahan Semanan
63
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
Universitas Indonesia
di Kelurahan Semanan
66
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
6.2 Pembahasan
6.2.1 Pemberian ASI eksklusif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 35,4% ibu yang
memberikan ASI eksklusif di Kelurahan Semanan. Presentase pemberian ASI di
daerah ini meningkat 2,5% dibandingkan cakupan ASI eksklusif di tempat
tersebut pada tahun 2010.
Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Semanan diatas presentase
pemberian ASI eksklusif secara nasional dalam Riskesdas 2010 yang hanya 32%.
68
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
Promosi susu formula berupa pemberian susu formula sesaat setelah ibu
melahirkan menyebabkan ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
Hal ini memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi karena
merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah akan memberikan bayinya
ASI saja selama 6 bulan atau memberikan susu formula. Studi yang dilakukan
oleh Howard (2007) menemukan bahwa 38% ibu terpapar susu formula sejak
mengandung dan 90% ibu mendapatkan promosi susu formula dari petugas
kesehatan sesaat setelah melahirkan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Riza (2010) bahwa 69,4% ibu yang terpapar
promosi susu formula tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian Ihsani (2011) yang menyatakan bahwa promosi susu
formula berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kota Solok.
78
Universitas Indonesia
79
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
Abdul, Yaziz (2010). Analisis pemanfaatan Bidan Desa Oleh Ibu Hamil dan Ibu
bersalin di kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen Tahun 2008. Tesis.
Medan : FKM USU.
A.Jajuli. (2007). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap kelangsungan
pemberian ASI Eksklusif di Tiga Kabupaten ( Cirebon, Cianjur dan
Ciamis ) Provinsi Jawa Barat tahun 2003 ( Analisis survey data Dasar
Asuh -KAP 2). Tesis. Depok: FKM UI.
Andini, Djuwita (2006) Pola Pemberian Susu Formula dan Konsumsi Zat Gizi
Anak Usia Bawah dua Tahun pada keluarga Ibu bekerja dan Tidak
Bekerja. Skripsi. Bogor : FEMA IPB .
Aritonang, Ctra BR (2011) Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan
Dukungan Keluarga Ibu dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Bandar Huluan Kabupaten Simalungun provinsi Sumatera
Utara Tahun 201. Skripsi. Depok : FKM UI .
Aritonang, Irianton dan Endah Priharsiwi (2006) BUSUNG LAPAR: Potret Buram
Anak Indonesia di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta : Media Pressindo
Awaludin, Tory Maulana, (2011) Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja UPF PUSKESMAS Citeurep
Kabupaten Bogor Tahun 2011. Skripsi. Depok : FKM UI .
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2007). Laporan Perkembangan
Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007. Jakarta :
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.
82
Universitas Indonesia
83
Universitas Indonesia
Priyadi, Eko Rachmat (2008). Analisis Strategi promosi Susu Formula Lanjutan (
Follow u Infant ) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa.
Skripsi.Bogor: FEMA IPB
Riordan J (2004). The biological specificity of breast milk. In: Breastfeeding and
human lactation. Boston, USA : Jones and Bartlett.
84
Universitas Indonesia
Supariasa, I. D., Fajar, I., & Bakri, B. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.
Tamher dan Noorkasini (2009) Kesehatan Usia lanjut dengan Pendekatan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Tien Ihsani (2011). Promosi Susu formula dan Faktor lain yang berhubungan
Dengan ASI Ekskusif di Kota Solok 2011. Skripsi. Depok : Universitas
Indonesia.
Traveras, Elsie,M, Angela M Capra, Paua A Braveman. breastfed as infants. J Am
Med Assoc 285:2461-7 (Editorial by WH Dietz, 2506-7)
Umniyati, H, (2005) Penerapan ASI eksklusif 6 bulan Versus Pemberian makanan
Pendamping ASI Dini di Indonesia. Jurnal kedokteran Yarsi, Vol 13 No.
1, hal 131-137.
UNICEF (2006) 1990-2005 celebrating The Innocenti Declaration on The
Protection , Promotion and support of Breastfeeding. Italy : UNICEF
Innocenti research center .
United Nations. (2011). The Millennium Development Goals Report. New York:
United Nations.
Utaminingrum, H. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan
Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif di kelurahan
Muktiharjo Kidul Kota Semarang . Semarang: Universitas Diponegoro.
Venancio, I. (2005). 2005. Publich Health Nutrition Journal , Individual and
contextual Determinants of Exclusive Breastfeeding.
Wardah. (2003). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASi
eksklusif di Delapan Kabupaten di Jawa Barat dan Jawa TImur Tahun
2002 Analisis Data Dasar ASUH 2002. Depok: FKM UI.
World Health Organization, (1981) International Code of Marketing of Breast-
Milk Subtitutes. Geneva ; WHO.
World Health Organization, (2003) Community- Based Strategies for
Breastfeeding Promotion and Support in Developing Countries. Geneva:
WHO.
85
Universitas Indonesia
86
Universitas Indonesia
Statistics
Usia :
N Valid 82
Missing 0
Mean 30,89
Median 30,00
Mode 29(a)
Minimum 20
Maximum 47
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Usia :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 5 6,1 6,1 6,1
22 1 1,2 1,2 7,3
23 3 3,7 3,7 11,0
24 2 2,4 2,4 13,4
25 5 6,1 6,1 19,5
26 1 1,2 1,2 20,7
27 3 3,7 3,7 24,4
28 7 8,5 8,5 32,9
29 10 12,2 12,2 45,1
30 6 7,3 7,3 52,4
31 4 4,9 4,9 57,3
32 10 12,2 12,2 69,5
33 1 1,2 1,2 70,7
34 8 9,8 9,8 80,5
35 2 2,4 2,4 82,9
36 1 1,2 1,2 84,1
38 3 3,7 3,7 87,8
39 2 2,4 2,4 90,2
42 5 6,1 6,1 96,3
45 1 1,2 1,2 97,6
47 2 2,4 2,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
USIA IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK MENDUKUNG 14 17,1 17,1 17,1
MENDUKUNG 68 82,9 82,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
87
Universitas Indonesia
Pendidikan :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tdktmtSD 4 4,9 4,9 4,9
tmtSD 4 4,9 4,9 9,8
tdktmtSMP 1 1,2 1,2 11,0
tmtSMP 23 28,0 28,0 39,0
tdktmtSMA 8 9,8 9,8 48,8
tmtSMA 33 40,2 40,2 89,0
PT 9 11,0 11,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
PEKERJAAN
Pekerjaan :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 69 84,1 84,1 84,1
Swasta 9 11,0 11,0 95,1
Pedagang 4 4,9 4,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BEKERJA 13 15,9 15,9 15,9
TIDAK BEKERJA 69 84,1 84,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 57 69,5 69,5 69,5
1 25 30,5 30,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
KB sementara
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 59 72,0 72,0 72,0
1 23 28,0 28,0 100,0
88
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 41 50,0 50,0 50,0
1 41 50,0 50,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 35 42,7 42,7 42,7
1 47 57,3 57,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 47 57,3 57,3 57,3
1 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 47 57,3 57,3 57,3
1 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 47 57,3 57,3 57,3
1 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Ekonomis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 22,0 22,0 22,0
1 64 78,0 78,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
89
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 58 70,7 70,7 70,7
1 24 29,3 29,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 4,9 4,9 4,9
1 78 95,1 95,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
Isapan bayi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 61 74,4 74,4 74,4
1 21 25,6 25,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 62 75,6 75,6 75,6
1 20 24,4 24,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 56 68,3 68,3 68,3
1 26 31,7 31,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Protein
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 58 70,7 70,7 70,7
1 24 29,3 29,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
90
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 65 79,3 79,3 79,3
1 17 20,7 20,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Lemak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 68 82,9 82,9 82,9
1 14 17,1 17,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
Zat kecerdasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 50 61,0 61,0 61,0
1 32 39,0 39,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 40 48,8 48,8 48,8
1 42 51,2 51,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Vitamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 64 78,0 78,0 78,0
1 18 22,0 22,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 18,3 18,3 18,3
1 67 81,7 81,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
91
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 15,9 15,9 15,9
1 69 84,1 84,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
Sesering mungkin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 23 28,0 28,0 28,0
1 59 72,0 72,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6bln 59 72,0 72,0 72,0
4bln 4 4,9 4,9 76,8
2thn 18 22,0 22,0 98,8
tdktahu 1 1,2 1,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 22,0 22,0 22,0
1 64 78,0 78,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 26,8 26,8 26,8
1 60 73,2 73,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 39 47,6 47,6 47,6
1 43 52,4 52,4 100,0
92
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 47 57,3 57,3 57,3
1 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 40 48,8 48,8 48,8
1 42 51,2 51,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 46 56,1 56,1 56,1
1 36 43,9 43,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 55 67,1 67,1 67,1
1 27 32,9 32,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 29 35,4 35,4 35,4
1 53 64,6 64,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 37 45,1 45,1 45,1
1 45 54,9 54,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
93
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RENDAH 51 62,2 62,2 62,2
SEDANG 17 20,7 20,7 82,9
TINGGI 14 17,1 17,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
DUKUNGAN KELUARGA
Apakah suami ibu mendorong ibu untuk menyusui bayi sesegera mungkin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 23 28,0 28,0 28,0
1 59 72,0 72,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 42 51,2 51,2 51,2
1 40 48,8 48,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah suami ibu selalu mengurangi kelelahan ibu pada saat mengurus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 19 23,2 23,2 23,2
1 63 76,8 76,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 27 32,9 32,9 32,9
1 55 67,1 67,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
94
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 26,8 26,8 26,8
1 60 73,2 73,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 30 36,6 36,6 36,6
1 52 63,4 63,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 30 36,6 36,6 36,6
1 52 63,4 63,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah suami ibu pernah menyarankan ibu untuk memberikan ASI saja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 32 39,0 39,0 39,0
1 50 61,0 61,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
95
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 26 31,7 31,7 31,7
1 56 68,3 68,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 34 41,5 41,5 41,5
1 48 58,5 58,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 26 31,7 31,7 31,7
1 56 68,3 68,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 26,8 26,8 26,8
1 60 73,2 73,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 26,8 26,8 26,8
1 60 73,2 73,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 37 45,1 45,1 45,1
1 45 54,9 54,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah keluarga ibu selalu bangun malam hari saat bayi menangis?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
96
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 26 31,7 31,7 31,7
1 56 68,3 68,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah mertua ibu mendorong ibu untuk menyusui bayi sesegera mungkin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 31 37,8 37,8 37,8
1 51 62,2 62,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 45 54,9 54,9 54,9
1 37 45,1 45,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah mertua ibu selalu mengurangi kelelahan ibu pada saat mengurus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 39 47,6 47,6 47,6
1 43 52,4 52,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 37 45,1 45,1 45,1
1 45 54,9 54,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 31 37,8 37,8 37,8
1 51 62,2 62,2 100,0
97
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 39 47,6 47,6 47,6
1 43 52,4 52,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 50 61,0 61,0 61,0
1 32 39,0 39,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah mertua ibu selalu bangun malam hari saat bayi menangis?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 44 53,7 53,7 53,7
1 38 46,3 46,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah mertua ibu pernah menyarankan ibu untuk memberikan ASI saja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 36 43,9 43,9 43,9
1 46 56,1 56,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RENDAH 38 46,3 46,3 46,3
SEDANG 21 25,6 25,6 72,0
BAIK 23 28,0 28,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Pernahkah ibu mendapatkan sampel susu formula untuk bayi saat hamil
98
Universitas Indonesia
Pernahkah ibu mendapatkan sampel susu formula untuk bayi saat hamil
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dokter 7 8,5 8,8 8,8
bidan 49 59,8 61,3 70,0
perawat 7 8,5 8,8 78,8
teman 14 17,1 17,5 96,3
keluarga 3 3,7 3,8 100,0
Total 80 97,6 100,0
Missing System 2 2,4
Total 82 100,0
Apakah ibu pernah ditawari susu formula oleh bidan atau dokter di te
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 51 62,2 62,2 62,2
tidak 31 37,8 37,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
Apakah penolong atau perawat persalinan ibu pernah memberikan susu formula
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 47 57,3 57,3 57,3
tidak 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Statistics
PROMOSI SUFOR
N Valid 82
Missing 0
Mean 1,87
Median 3,00
Mode 3
Minimum 0
Maximum 3
PROMOSI SUFOR
99
Universitas Indonesia
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI
EKSKLUSIF ASI EKS EKSKLUSIF
BERPELUANG 24 44 68
VARIABEL.UMU TIDAK
R 5 9 14
BERPULANG
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
Risk Estimate
Chi-Square Tests
100
Universitas Indonesia
Risk Estimate
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.BEKERJA BERPELUANG (TIDAK
BEKERJA) 29 40 69
TIDAK BERPELUANG
(BEKERJA) 0 13 13
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
101
Universitas Indonesia
Risk Estimate
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.PROMOSI BERPELUANG (TIDAK
ADA PROMOSI) 24 7 31
TIDAK BERPELUANG
(ADA PROMOSI) 5 46 51
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
102
Universitas Indonesia
For cohort
VARIABEL.ASI = ASI 7,897 3,362 18,547
EKSKLUSIF
For cohort
VARIABEL.ASI = TIDAK ,250 ,130 ,483
ASI EKS
N of Valid Cases 82
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.PENG BAIK 13 1 14
ETAHUAN SEDANG 9 8 17
BURUK 7 44 51
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 32,989(a) 2 ,000
Likelihood Ratio 35,040 2 ,000
Linear-by-Linear
32,586 1 ,000
Association
N of Valid Cases
82
a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.
103
Universitas Indonesia
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.SUAMI BAIK 19 17 36
SEDANG 3 5 8
BURUK 7 31 38
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 9,564(a) 2 ,008
Likelihood Ratio 9,861 2 ,007
Linear-by-Linear
9,436 1 ,002
Association
N of Valid Cases
82
a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,83.
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.KELUARGA BAIK 23 21 44
SEDANG 3 8 11
BURUK 3 24 27
Total 29 53 82
104
Universitas Indonesia
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 12,766(a) 2 ,002
Likelihood Ratio 13,914 2 ,001
Linear-by-Linear
12,531 1 ,000
Association
N of Valid Cases
82
a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,89.
Count
VARIABEL.ASI Total
ASI TIDAK ASI ASI
EKSKLUSIF EKS EKSKLUSIF
VARIABEL.MERTUA BAIK 21 12 33
SEDANG 0 3 3
BURUK 8 38 46
Total 29 53 82
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 19,681(a) 2 ,000
Likelihood Ratio 20,779 2 ,000
Linear-by-Linear
17,393 1 ,000
Association
N of Valid Cases
82
a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,06.
105
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia