(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)
KELAS :A
KELOMPOK :1
Dosen :
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru
dan peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran adalah model PPSI,
model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model
ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and Peck, dan model waterfall. Dalam
model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran,
diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat
dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Model kemp berorientasi pada perancangan
pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah,
dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industri, serta ahli media yang akan bekerja
sebagai perancang pembelajaran. Model Banathy bertitik tolak dari pendekatan
sistem (sistem approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling
berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta
perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar
mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya.
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar.
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 2
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level
mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya
adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran
misalnya, video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul. Contoh
modelnya adalah model Hannafin and Peck. Model berorientasi system yaitu model
desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu system pembelajaran yang
cakupannya luas seperti desain sistem suatu pelatihan kurikulum sekolah. Contohnya
adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model
procedural dan model melingkar. Contohnya dari model procedural adalah model
Dick And Carrey dan contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita. Beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu
model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi
dilapangan selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada. Selain itu kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicoba dan diperbaiki.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 3
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
BAB II
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 4
PEMBAHASAN
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media, dan
lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui beberapa
pertanyaan, misalnya:
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 5
Desain Pembelajaran Model ADDIE adalah salah satu proses pembelajaran yang
bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan dasar pembelajaran yang efektif, dinamis
dan efisien. Model ADDIE (Analysis Design Development Implementation
Evaluations) berawal dari konsep Model Desain Instruksional dan Teori untuk
Angkatan Darat AS pada tahun 1950. Kemudian pada tahun 1975 dikembangkan lagi
oleh Florida State University untuk digunakan pada semua Angkatan Bersenjata AS.
1. Analysis (analisa)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Selain itu, pemilihan model ADDIE didasarkan atas beberapa pertimbangan antara
lain:
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 6
1. Model ADDIE ini merupakan model perancangan pembelajaran generik yang
menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam pembangunan bahan-bahan
pelajaran yang dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka maupun
pembelajaran online. Dapat disimpulkan bahwa model ADDIE adalah kerangka
kerja sederhana yang berguna untuk merancang pembelajaran di mana prosesnya
dapat diterapkan dalam berbagai pengaturan karena strukturnya yang umum.
2. Model ADDIE dapat menggunakan pendekatan produk dengan langkah-langkah
sistematis dan interaktif.
Melalui lima tahapan ini dapat membantu kita mengajar juga peserta didik dapat
mengerti cara pembelajaran yang disebut model addie ataukah yang lain, yang dapat
di ilustrasikan sebagai berikut :
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 7
2.3 Langkah-langkah Model Addie dalam pembelajaran
Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Tahap analisis merupakan suatu
proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan
needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita
hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 8
4. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup? aspek apa
yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki?
6. Apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak? Apa jenis lingkungan belajar
lebih disukai?
7. Apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah mencukupi?
Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten,
dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana pembelajaran dan pemilihan
media. Fase desain dilakukan secara sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain,
yang dapat ditanyakan adalah:
1. Sumber media yang akan digunakan seperti Audio, Video dan Grafis. Apakah
sumber tersebut dari pihak ketiga atau siswa membuat sendiri?
3. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembekajaran. Apakah
terjadi kolaboratif, interaktif atau individu?
4. Apa pendekatan atau cara apa yang akan diterapkan pada pembelajaran?
Misalkan behavioris konstruktivis, dll.
5. Berapa banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan bagaimana
pembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul, dll,)?
6. Apa saja keterampilan kognitif yang ditentukan bagi siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran?
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 9
7. Apakah guru memiliki cara untuk menentukan nilai-nilai yang telah dicapai oleh
siswa? Apa metode untuk menentukan kompetensi yang diinginkan oleh siswa?
2. Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota yang bekerja
secara efektif dalam sebuah tim?
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 10
Langkah 4: Implementasi (Implementation)
1. Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari pengalaman siswa saat
berinteraksi dengan belajar.
2. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan siswa selama
pebelajaran?Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau
bertahan?
3. Sebagai hasil pembelajaran, apakah guru melihat bahwa siswa dapat memahami
topik dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan?
5. Ketika masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki strategi
‘cadangan’?
7. Ketika kelompok siswa mendapat materi, apakah mereka dapat bekerja secara
mandiri atau memerlukan bimbingan?
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 11
Langkah 5: Evaluasi (Evaluation)
Dan bila diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi
Pendidikan, yaitu:
2. Pendekatan sistematik . Yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi
dan begitu seterusnya.
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 12
1. Kelebihan desain ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama
sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak
bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di
dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika
dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan
terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para
pendidik.
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Peserta didik juga tidak hanya terfokus dengan apa-apa saja yang telah diberikan
guru, peserta didik bisa mencari informasi dari berbagai hal seperti tv, koran, majalah
dan lain-lain. Yang penting dapat mendukung belajar ataukah tugas siswa terkerjakan.
3.2 Saran
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 14
DAFTAR PUSTAKA
Branch, RM, & Kopcha, TJ. 2014. Model Desain Pembelajaran. Dalam Handbook penelitian
tentang komunikasi pendidikan dan teknologi
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of
instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 15
Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate 16