Anda di halaman 1dari 5

1.

jghjh
2. Orientation Principle,
Bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dan identifikasi besarnya permasalahan.
3. Planning Principle,
Membangun rencana yang fleksibel dan relevan untuk masa mendatang.
4. System Principle,
Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan dan penyimpanan secara ekonomis ke
dalam sistem operasi yang terkoordinasi, termasuk penerimaan, pemeriksaan,
penyimpanan, produksi, perakitan, pengepakan, pergudangan, pengiriman, dan
transportasi.
5. Unit Load Principle,
Prinsip muatan kesatuan, memperlakukan produk sebesar apapun secara kesatuan berat
(praktis).
6. Space Utilization Principle,
Mengefektifkan penggunaan ruangan yang ada.
7. Standardization Principle,
Membuat standar untuk metode penanganan dan peralatan di tempat yang
memungkinkan.
8. Ergonomic Principle,
Mengenali keterbatasan dan kemampuan manusia dalam merancang peralatan dan
prosedur MH dalam interaksi manusia dengan sistem itu secara efektif.
9. Energy Principle,
Dalam sistem dan prosedur MH dibutuhkan konsumsi energi yang lebih ekonomis.
10. Ecology Principle,
Menggunakan peralatan dan prosedur MH yang dapat meminimalisasikan efek
samping pada lingkungan.
11. Mechanization Principle,
Mekanisasi proses penanganan di tempat yang memungkinkan lebih efisien dan
ekonomis.
12. Flexibility Principle,
Menggunakan metode-metode dan peralatan-peralatan yang dapat melakukan tugas
pada beberapa variasi kondisi operasi.
13. Simplification Principle,
Menyederhanakan proses penanganan MH dengan menghilangkan, mengurangi, atau
menggabungkan gerakan-gerakan dan peralatan yang tidak diperlukan.
14. Gravity Principle,
Memanfaatkan gravitasi sedapat mungkin dengan memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan yang berkaitan dengan keamanan, kerusakan, dan kehilangan produk.
15. Safety Principle,
Menyediakan peralatan MH yang aman, dan metode yang mengikuti kode-kode
peraturan-peraturan dan keselamatan kerja.
16. Computerization Principle,
Menggunakan komputer dalam sistem MH dan penyimpanan material, untuk
meningkatkan kualitas material dan pengendalian informasi.
17. Systems Flow Principle,
Mengintegrasikan data aliran penanganan dan penyimpanan material.
18. Layout Principle,
Menyiapkan rangkaian operasi dan tata letak peralatan untuk semua solusi sistem MH
yang memungkinkan, kemudian memilih sistem MH alternatif yang efisien dan efektif.
19. Cost Principle,
Berdasarkan kaidah ekonomi yang efektif untuk unit sistem peralatan.
20. Maintenance Principle,
Menyiapkan rencana pemeliharaan dan penjadwalan perbaikan semua peralatan MH.
20 Obsolescence Principle,
Menyiapkan kebijakan jangka panjang untuk menggantikan peralatan MH yang usang

2. Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah


sebagai berikut:
- Pemindahan bahan dari gudang bahan baku menuju departemen fabrikasi
maupun departemen assembling.
- Pemindahan bahan yang terjadi di proses satu jenis mesin menuju satu jenis mesin
yang lainnya.
- Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barang jadi.
3. - Peralatan pemindahan bahan dengan lintasan tetap. Cth: conveyor (roller conveyor,
skate wheel conveyor, belt conveyor, in-floor tow-line- conveyor, overhead trolley
conveyor, cart-on-track conveyor), automated guided vehicles (AGV) monorail dan
railroad system.
- Peralatan pemindahan bahan untuk area terbatas. Contoh; bridge & jib cranes, ganty
cranes.
- Peralatan pemindahan material yang bergerak bebas. Contoh: fork lift truck, skid
truck
- Perlengkapan bantu pemindahan. Contoh: hand truck, hand jack
4. Pola Aliran Bahan Untuk Proses Produksi (Pabrikasi)
Pola aliran yang digunakan untuk pengaturan aliran bahan dalam proses produksi terdiri dari
lima kategori. Pola aliran tersebut yang terdiri dari (Wignjosoebroto, 2003):
1. Straight line

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau Straight line umum dipakai bilamana proses
produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa
komponen-komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran bahan
berdasarkan garis lurus ini akan memberikan:

1. Jarak yang terpendek antara dua titik.

2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus.

3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena
jarak
antara masing-masing mesin adalah yang sependek-pendeknya.

2. Serpentine atau zig-zag (S-Shaped)


Pola aliran berdasarkan garis-garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran
proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luas area yang tersedia. Untuk itu
aliran bahan akan dibelokan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan
secara ekonomis hal ini dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran
dari bangunan pabrik yang ada.
3. U-Shaped
Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir
dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses
produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga
sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju
pabrik. Aplikasi garis aliran bahan relatif panjang, maka aliran U-Shaped ini akan
tidak efisien.
4. Circular
Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik dipergunakan
bilamana dikehendaki untuk mengembalikan materialatau produk pada titik awal
aliran produksi berlangsung. Aliran ini juga baik dipakai apabila departemen
penerimaan material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang
sama dalam pabrik yang bersangkutan.
5. Odd angle
Pola aliran berdasarkan Odd angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan
pola-pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan
untuk kondisi-kondisi seperti:

1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk
diantara
suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.

2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak
dapat diterapkan.

4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi
yang ada.

5. hjgn

- Transfer
Pemindahan bahan melalui lintasan yang jaraknya kurang dari 5 feet
- Bulk Material
Bahan material yang dalam pemindahan tidak memerlukan bag, barrel, bottle, drum,
dan lain-lain
- Unit Load
Menunjukkan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa di muat dalam skid box,
pallets, dan lan-lain
- fixed path equipment
peralatan material handling yang bergerak satu arah atau arah tetap cth: conveyor.
- variable path equipment
peralatan yang memounyai arah yang berubah-rubah. Cth forklift, truck.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE
PERALATAN MH
- Material yang dipindahkan
Jenis, berat, volume, bentuk, ukuran material yang dipindahkan.
- Perpindahan/ gerakan
Frekuensi, jalur, lebar gang, mekanisme loading dan un-loading.
- Penyimpanan
Area, volume, bentuk & ukuran fasilitas penyimpanan, jarak antara kolom dan
batasan- batasan lainnya.
- Biaya
Biaya operasi dan investasi peralatan, tingkat suku bunga, depresiasi, umur ekonomis
peralatan.
- Faktor-faktor lain:
Fleksibilitas dalam melakukan pekerjaan ganda dan pekerjaan atas beberapa produk
yang berbeda.

7. - Handling material yang dilakukan oleh operator pada mesin atau peralatan kerjanya
serta proses perakitan yang berlangsung di atas meja perakitan.
- Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber asalnya menuju
pabrik dan pengiriman finished goods product ke konsumen yang dibutuhkannya. Biaya
transportasi disini merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemilihan lokasi pabrik
dengan memperhatikan tempat dimana sumber material berada serta lokasi tujuannya.
- In-lant receiving and storage, yaitu biaya-biaya diperlukan untuk gerakan
perpindahan material dari proses satu ke proses berikutnya,ware housing serta
pengiriman produk lainnya.
8. tujuan OMH

Anda mungkin juga menyukai