PENANGGULANGAN KEBAKARAN
(ALAT PEMADAM API RINGAN)
Disusun oleh :
HALAMAN JUDUL
1
4.2 Perhitungan dan Pemilihan Jenis APAR ...........................................................................38
4.3 Analisis .............................................................................................................................46
LAMPIRAN
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Klasifikasi kebakaran menurut Permenakertran no. 4 tahun 1980 ...............................12
Tabel 2.3 Area maksimum dalam m2 yang dapat dilindungi 1 APAR .........................................23
Tabel 2.7 Data ruang dan luas pada lantai 1 gedung A dan B ......................................................29
Tabel 2.8 Data ruang dan luas pada lantai 2 gedung A dan B ......................................................30
Tabel 4.1 Data identifikasi bahaya berdasarkan sumber potensi bahaya ......................................34
Tabel 4.2 Data jumlah APAR per ruangan tiap lantai ..................................................................40
4
DAFTAR RUMUS
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
optimal.Dengan begitu perlu adanya desain atau rancangan serta perhitungan dan
pemilihan jenis APAR yang tepat untuk gedung tersebut.
1.3 Tujuan
Pada penyusunan laporan Tugas Perancangan SPPK terkait dengan APAR ini
terdapat beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa, yaitu mampu:
1. Menentukan pemasangan alat pemadam api ringan (APAR) sebagai salah satu system
proteksi aktif sesuai dengan standar dan/atau undang – undang yang berlaku.
2. Memilih jenis alat pemadam api ringan dengan berdasarkan standard dan/atau
peraturan yang berlaku.
3. Menentukan jumlah alat pemadam api ringan yang sesuai dan tepat untuk bangunan
gedung tersebut sesuai dengan standar dan/atau peraturan yang berlaku sehingga
apabila terjadi kebakaran maka dapat dipadamkan secara optimal.
4. Mengetahui cara perawatan alat pemadam api ringan yang sesuai dengan peraturan
dan/atau standar yang berlaku.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gedung
Gedung atau bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam dan/atau air, yang berfungsi sebgai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan social,
budaya, maupun kegiatan khusus.(Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor:
26/PRT/M/2008)
Bangunan gedung umumadalah bangunan gedung yang digunakan untuk segala
macam kegiatan kerja antara lain untuk:
a. Pertemuan umum
b. Perkantoran
c. Hotel
d. Pusat perbelanjaan atau Mal
e. Tempat rekreasi atau hiburan
f. Rumah sakit atau perawatan
g. Museum
Pada gedung memiliki bagian – bagian bangunannya adalah bagian dari elemen
bangunan gedung yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya memikul beban, pengisi, dan
lain- lain.Pada gedung memiliki bebarapa potensi bahaya yang bisa terjadi salah satunya
adalah bahaya kebakaran.
2.2 Kebakaran
2.2.1 Definisi kebakaran
Untuk mengatakan keberadaan api sebagai kebakaran, diperlukan kondisi atau
persyaratann khusus. Api baru bisa dikatakan dikategorikan sebagai kebakaran apabila
berlangsung atau terjadi pada situasi, waktu dan lokasi yang tidak dikehendaki. Karena
langsung pada situasi, waktu dan lokasi yang tidak dikehendaki, api menjadi liar dan tidak
terkendali serta sulit untuk diatasi. Api liar yang sangat besar tidak terkendali pada
akhirnya membawa akibat yang menimbulkan kerugian atau kerusakan (damageable).
(Napitupulu, 2015)
Terdapat sejumlah pengertian telah dirumuskan untuk mendefinisikan kebakaran.
Berikut ini dikemukakan sejumlah definisi mengenai kebakaran:
Suatu reaksi oksida eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar
yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan (Kementerian Tenaga Kerja)
Kebakaran diartikan sebagai peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak
terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda
(Peraturan Daerah DKI No.8 Tahun 2008)
8
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi bertemunya tiga unsur (bahan bakar,
oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cedera
bahkan kematian (National Fire Protection Association)
Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api,
asap dan gas yang ditimbulkan. (SNI 03-1736-2000)
Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan kadangkala tidak dapat
dikendalikan sebagai hasil pembakaran suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan
energy panas dan nyala api. (Milos Nedved dalam Fundamental of Chemical Safety
and Moral Hazard)
9
c. Factor alam
Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat dari
faktor alam
Gunung meletus, bisa menyebabkan kebakaran hutan yang luas, juga
perumahan – perumahan yang dilalui oleh lahar panas
Dan lain – lain
Menurut teori segetiga api, bahan bakar yang dapat menimbulkan suatu kebakaran
dibagi menjadi tiga golongan yaitu pada, cair dan gas. Benda gas contohnya adalah
propane, butane, asetilen, karbon monoksida dan lain sebagainya. Benda cair contohnya
bensin, minyak tanah, parafin, alkohol, pernis, car, dan lain – lain. Untuk benda padat
contohnya batu bara, kayu, lilin, kain, plastic, kertas, dan lain - lain
Kelas A Kebakaran pada benda yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas,
karet, dan plastic
Kelas B Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar seperti bahan bakar,
besin, lilin, minyak tanah, dan thinner
Kelas C Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur
listrik
Kelas D Kebakaran pada logam mudah terbakar seperti magnesium, titanium, zirconium,
sodium, lithium, dan potassium
Kelas K Kebakaran pada peralatan masak yang mudah terbakar seperti minyak
nabati atau hewani dan lemak
Kelas A Kebakaran bahan padat kecuali logam (contoh: kertas, plastic, kayu, dan
lain sebagainya
Kelas B Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (contoh: bensin,
minyak tanah, dan thinner)
12
1. Bahaya kebakaran ringan ialah jenis hunian yang mempunyai jumlah kemudahan
terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, serta
menjalarnya api lambat. Yangtermasuk hunian bahaya kebakaran ringan antara lain:
Ibadah
Pendidikan
Perawatan
Lembaga
Perpustakaan
Museum
Perkantoran
Perumahan
Rumah makan
Perhotelan
Rumah sakit
Penjara
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, ialah jenis hunian yangmempunyai jumlah
kemudahan terbakar rendah penimbunan bahanyang mudah terbakar sedang dengan
tinggi tidak lebih dari 2,510meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang.Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I antaralain:
Parkir Mobil
Pabrik roti
Pabrik minuman
Pengalengan
Pabrik susu
Pabrik elektronik
Pabrik permata
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, ialah jenis hunian yangmempunyai jumlah
kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahanyang mudah terbakar dengan tinggi
tidak lebih dari 4 meterdan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang,sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk hunian bahayakebakaran
sedang kelompok II antara lain:
Penggilingan padi
Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar sedang)
Perdagangan
Gudang pendinginan
Gudang perpustakaan
Pabrik tembakau
Pabrik bahan makanan
Bengkel mesin
4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, ialah jenis hunian yang mempunyai jumlah
kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadikebakaran, melepaskan panas tinggi,
13
sehingga menjalarnya apicepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang
kelompokIII antara lain:
Pameran
Pabrik ban
Pabrik permadani
Bengkel mobil
Studio dan pemancar
Penggergajian dan pengerjaan kayu
Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang
5. Bahaya kebakaran berat, ialah jenis hunian yang mempunyai jumlah dankemudahan
terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan penjalaran
api cepat. Yangtermasuk hunian bahaya kebakaran berat:
Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat
Pabrik Korek Api, Kembang Api
Pemintalan Benang
Studio Film dan Televisi
Penyulingan Minyak
Pabrik Karet Busa, Plastik Busa
(Sumber: http://frppaneltank.com/wp-content/uploads/2016/02/pemadam-1.jpg)
2. Busa (foam)
Ada 2 macam busa, busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia dibuat dari
gelembung yang berisi antara lain zat zat arang dan carbon dioksida, sedangkan
busa mekanik dibuat dari campuran zat arang dengan udara.
Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupu, melemahkan, dan mendinginkan. Menutupi yaitu membuat selimut
busa di atas bahan yang terbakar, sehingga sehingga kontak dengan oksigen
terputus.Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
15
terbakar.Dan mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya turun atau menjadi rendah. (Departemen Tenaga Kerja)
(Sumber: http://www.alatpemadamsatria.com/wp-
content/uploads/2016/06/Foam_Extinguisher_-_Copy.jpg)
(Sumber :http://www.alatpemadamsatria.com/wp-
content/uploads/2016/06/3920731_yamato.jpg)
(Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
xAg5NIrucWw/VCFVhh_UGrI/AAAAAAAAAIg/euoEcqyUdtQ/s1600/CO2.jpg)
17
2.6.2 Tipe konstruksi APAR
Tipe konstruksi APAR adalah:
1. Tipe tabung gas (Gas Container Type)
Ialah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas
18
Gambar 2.8 APAR dengan system tabung bertekanan tetap
(Sumber: https://www.bromindo.com/wp-
content/uploads/2013/11/nfpa.10.2002_038_02.jpg)
(Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 4 tahun 1980)
Dengan catatan:
(Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 4 tahun 1980)
Dengan catatan:
Menurut NFPA 10 tahun 2013, mengelompokkan bahaya hunian suatu area atau
ruangan harus diklasifikasikan dalam bahaya ringan, sedang atau tinggi, berikut
klasifikasi bahaya:
a. Bahaya ringan (Light Hazard) bahaya ini diklsifikasikan sebagai tempat dimana
kuantitas dan kemampuan pembakaran kelas A dan B rendah dan menyala pada
tingkat pelepasan panas yang relative rendah. Bahaya ini meliputi area kantor,
hotel, motel, aula dan kelas.
b. Bahaya sedang (Ordinary Hazard) bahaya ini diklasifikasikan sebagai tempat
dimana kuantitas dan kemudahan terbakar dari kelas A dan kelas B sedang dan
kebakaran dengan tingkat pelepasan panas sedang. Contoh tempat atau area yaitu
gudang, pertokoan, bengkel, laboratorium, showroom, dan garasi.
c. Bahaya tinggi (Extra Hazard) bahaya ini diklasifikasikan sebagai tempat atau
lokasi dimana kuantitas kelas A dan kelas B yang mudah terbakar tinggi dan
dengan cepat menimbulkan kebakaran dengan tingkat pelepasan panas yang tinggi.
Contoh area meliputi ruang reparasi pesawat dan kapal, dapur, pekerjaan yang
behubungan dengan kayu dan ruang permanen.
21
2.6.5 Perhitungan APAR
Pada perhitungan jumlah APAR terdapat dua cara yang menganut pada dua
standar yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.04/MEN/1980 Bab II Pasal 4 Ayat 5 tentang pemasangan, disebutkan bahawa
penempatan APAR antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok
satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter. Sehingga dari ayat tersebut
diperoleh rumus yaitu:
(2.1)
Dimana:
Penentuan luas jangkauan maksimum APAR adalah 11.250 ft, didapatkan dari
gambar di bawah ini:
22
Penentuan jumlah APAR Rating A ada dengan dua cara, yang akan dijelaskan
pada tabel berikut:
a. Cara pertama yaitu menentukan jumlah APAR dengan asumsi jangkauan
maksimum APAR (11.250 ft). Jadi jumlah APAR yang akan digunakan lebih
sedikit dengan ketentuan rating APAR yang besar. misalnya seperti perhitungan
dibawah ini:
(2.2)
23
a. Kelas A
Jarak penempatan APAR untuk kelas A adalah sebagai berikut:
b. Kelas B
Jarak penempatan APAR untuk kelas B adalah pada table dibawah ini:
24
c. Kelas C dan kelas D
Jarak penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D sama dengan jarak
penempatan kelas A dan kelas B
25
Tabel 2.6 Pemilihan jenis APAR berdasarkan klasifikasi kebakaran
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 4 tahun 1980
26
2.7 Pemeriksaan dan Pengujian APAR
Penyediaan APAR didalam suatu perusahaan adalah dengan maksud agar kebakaran
ditempat kerja tersebut dapat dihindari setidaknya dikurangi atau diperkecil.Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka APAR yang telah disediakan harus selalu dalam keadaan
siap untuk digunakan atau siap pakai.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya pemeriksaan dan pengujian APAR,
sehingga sarana APAR yang telah disediakan dapat berfungsi dengan baik.Berikut adalah
ketentuan dalam pemeriksaan, dan pengujian APAR menurut Departemen Tenaga Kerja:
1. Setiap APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun yaitu:
a. Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan
2. Semua alat pemadam api yang menggunakan tabung gas, selain dilakukan
pemeriksaan sesuai pemeriksaan dalam jangka 6 bulan. Dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut menurut ketentuan – ketentuan seperti berikut:
a. Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah ditentukan.
b. Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat
atau buntu.
c. Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran penyemprotan tidak
boleh tersumbat.
d. Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gasket atau paking harus masih
dalam keadaan baik.
e. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
f. Bagian dalam dari alat pemadam tidak boleh berlubang atau cacat karena karat.
g. Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan, larutannya harus
dalam keadaan baik.
h. Untuk jenis cairan yang busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak
dengan baik.
i. Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan baik.
j. Rasio pengembangan (expansi) dari media busa harus memenuhi syarat berikut:
1) Busa kimia: - larutan : 8 : 1
- bubuk : 10 : 1
2) Busa mekanik : - pengembangan rendah 8 : 1
sampai dengan 10 : 1
- pengembangan tinggi : 100 : 1
Caranya adalah dengan mencampur setengah bagian dari larutan B dalam bereaksi
dan harus mampu menghasilkan sebesar bagian tersebut diatas yaitu 8 untuk busa
kimia larutan, 10 untuk busa kimia serbuk dan seterusnya.
27
3. Untuk alat pemadan api jenis hidrokarbon berhalogen dilakukan pemeriksaan dengan
membuka tutup kepala secara hati – hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi
berdiri tegak, kemudian diteliti menurut ketentuan sebagai berikut:
a. Isi tabung harus diisi sesuai dengan berat yang telah ditentukan.
b. Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat
atau buntu.
c. Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh tersumbat.
d. Perlatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan tuas penekan harus dalam keadaan
baik.
e. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
f. Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik.
g. Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitanya.
4. Untuk alat pemadam api ringan jenis tabung kering (dry chemical) dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara berhati – hati dan dijaga supaya
tabung dalam posisi berdiri tegak dan kemudian diteliti menurut ketentuan –
ketentuan sebagai berikut:
a. Isi tabung sesuai dengan berat yang telah ditentukan dan tepung keringnya dalam
keadaan tercurah bebas tidak berbutir.
b. Ulitr tutup kepala tidak boleh rusak, dan saluran keluar tdak boleh buntu atau
tersumbat.
c. Perlatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam.
d. Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
e. Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang – lubang atau cacat karena karat.
f. Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik.
g. Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya yang
diperiksa dengan cara menimbang.
5. Bila dijumpai penggunaan alat pemadam api ringan jenis pompa tangan CTC (carbon
tetrachloride) harus disyaratkan untuk tidak dipakai lagi, karena terdapat kandungan
racun phosgene.
28
proses produksi dan manufaktur serta memberikan pengetahuan dasar operasional dan
manajerial pengelolaan industri. Program Studi Teknik Perkapalan menititikberatkan
pendidikannya pada bidang perancangan kapal , proses produksi kapal, kegiatan
perbaikan kapal, instalasi permesinan kapal, dan peraturan-peraturan kemaritiman serta
memberikan pengetahuan dasar dan manajemen pengelolaan galangan kapal
Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia memiliki luas sekitar 3240
2
m .Pada bangunan tersubut banyak terdapat laboratorium yang digunakan berbagai
praktikum oleh kurang lebih 300 mahasiswa.Selain laboratorium, banyak juga terdapat
ruang dosen, ruang rapat, ruang operator, ruang administrasi, perpustakaan, toilet, dan
pantry.Bangunan tersebut terdiri dari 4 lantai dimana :
1. Lantai 1 terdiri dari 2 bangunan dengan luas masing-masing 540 m2 yang dipisahkan
jalan dengan lebar 7 meter.
2. Lantai 2 terdiri dari 2 bangunan dengan luas masing-masing 540 m2 yang terpisah dan
dihubungkan oleh jembatan panjang 7 meter.
3. Lantai 3 meiliki luas 540 m2 yang berdiri di salah satu gedung lantai 2
4. Lantai 4 memiliki 540 m2 yang bediri di atas lantai 3.
Berikut adalah data ruangan – ruangan yang ada pada bangunan tersebut:
Tabel 2.7 Data ruangan dan luas ruangan pada lantai 1 gedung A dan gedung B
Luas Ruangan
No. Nama Ruangan P L
(m²)
Lantai 1 gedung A
1 Lab Komputer 12 9 108
2 Rapat 1 8 7 56
3 Administrasi 1 6 3 18
4 Administrasi 2 6 3 18
5 Administrasi 3 6 3 18
6 Dosen 1 9 4 36
7 Dosen 2 8 4 32
8 Dosen 3 4 2 8
9 Dosen 4 4 2 8
10 Dosen 5 4 2 8
11 Dosen 6 7 4 28
Lantai 1 gedung B
12 Lab Pengukuran 6 5 30
13 8 5
14 21 7
Lab Teknologi Mekanik 217
15 5 3
16 5 3
29
Luas Ruangan
No. Nama Ruangan P L
(m²)
17 Dosen 7 5 35
18 Ruang operator 2 2 4
19 Lab pembakaran 1 3 3 9
20 Lab pembakaran 2 5 4 20
21 Lab pembakaran 3 8 5 40
22 Lab pembakaran 4 5 3 15
23 Panel 8 6 48
24 Dapur 5 3 15
25 Toilet 3 2 6
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
Tabel 2.8 Data ruangan dan luas ruangan pada lantai 2 gedung A dan gedung B
Luas Ruangan
No. Nama Ruangan P L
(m²)
Lantai 2 gedung A
26 Rapat 2 8 8 64
27 Dosen 7 8 3 24
28 Dosen 8 6 3 18
29 Dosen 9 6 3 18
30 Dosen 10 7 3 21
31 Dosen 11 7 3 21
32 Dosen 12 7 3 21
33 Dosen 13 7 3 21
34 Dosen 14 7 3 21
35 Dosen 15 6 3 18
36 Dosen 16 7 3 21
37 Dosen 17 5 3 15
Lantai 2 gedung B
38 Rapat 3 4 4 16
39 Rapat 4 4 2 8
40 Rapat 5 9 4 36
41 Operator 6 4 24
42 Fms Workshop 16 6 96
43 Lab Manufaktur 16 15 240
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
30
Tabel 2.9 Data ruangan dan luas ruangan pada lantai 3
Luas Ruangan
No. Nama Ruangan P L
(m²)
Lantai 3
44 Lab Thermodinamika 5 4 20
45 Lab. Perpindahan Kalor 6 5 30
46 11 5
Lab Mekanika Fluida 1 202
47 21 7
48 Ruang operator 10 4 40
49 Dosen 18 10 4 40
50 Lab teknik pendingin 11 8 88
51 Toilet 3 2 6
52 Dapur 5 3 15
53 Gudang 3 1 3
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
Luas Ruangan
No. Nama Ruangan P L
(m²)
Lantai 4
54 5 6
Perpustakaan 1 42
55 4 3
56 Lab Perancangan Kapal 10 5 50
57 Operator 5 3 15
58 Dosen 19 dan diskusi 8 5 40
59 Dosen 20 5 4 20
60 Dosen 21 5 4 20
61 Rapat 8 7 56
62 Lab Towing Tank 1 8 7 56
63 Lab Towing Tank 2 4 2 8
64 Lab Towing Tank 3 4 2 8
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
31
BAB III
METODE PERANCANGAN
33
BAB IV
34
Luas Ruangan Klasifikasi Bahaya
No. Nama Ruangan P L Potensi Bahaya
(m²) Kebakaran
16 5 3
17 Dosen 7 5 35 Listrik, kertas, kayu Ringan
18 Ruang operator 2 2 4 Listrik Ringan
19 Lab pembakaran 1 3 3 9 Listrik, bahan bakar Sedang
20 Lab pembakaran 2 5 4 20 Listrik, bahan bakar Sedang
21 Lab pembakaran 3 8 5 40 Listrik, bahan bakar Sedang
22 Lab pembakaran 4 5 3 15 Listrik, bahan bakar Sedang
23 Panel 8 6 48 Listrik Sedang
24 Dapur 5 3 15 Listrik, minyak, LPG Ringan
25 Toilet 3 2 6 - -
Lantai 2 gedung A
26 Rapat 2 8 8 64 Listrik, kertas, kayu Ringan
27 Dosen 7 8 3 24 Listrik, kertas, kayu Ringan
28 Dosen 8 6 3 18 Listrik, kertas, kayu Ringan
29 Dosen 9 6 3 18 Listrik, kertas, kayu Ringan
30 Dosen 10 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
31 Dosen 11 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
32 Dosen 12 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
33 Dosen 13 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
34 Dosen 14 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
35 Dosen 15 6 3 18 Listrik, kertas, kayu Ringan
36 Dosen 16 7 3 21 Listrik, kertas, kayu Ringan
37 Dosen 17 5 3 15 Listrik, kertas, kayu Ringan
Lantai 2 gedung B
38 Rapat 3 4 4 16 Listrik, kertas, kayu Ringan
39 Rapat 4 4 2 8 Listrik, kertas, kayu Ringan
35
Luas Ruangan Klasifikasi Bahaya
No. Nama Ruangan P L Potensi Bahaya
(m²) Kebakaran
40 Rapat 5 9 4 36 Listrik, kertas, kayu Ringan
41 Operator 6 4 24 Listrik Ringan
42 Fms Workshop 16 6 96 Listrik, kayu, busa, kain Sedang
43 Lab Manufaktur 16 15 240 Listrik, perabotan praktikum Sedang
Lantai 3
44 Lab Thermodinamika 5 4 20 Listrik, perabotan praktikum Ringan
45 Lab. Perpindahan Kalor 6 5 30 Listrik, perabotan praktikum Ringan
46 11 5
Lab Mekanika Fluida 1 202 Listrik, mesin, bahan praktikum Ringan
47 21 7
48 Ruang operator 10 4 40 Listrik Ringan
49 Dosen 18 10 4 40 listrik, kertas, kayu Ringan
50 Lab teknik pendingin 11 8 88 Listrik, perabotan Sedang
51 Toilet 3 2 6 - -
52 Dapur 5 3 15 Listrik, minyak, LPG Ringan
53 Gudang 3 1 3 listrik, kertas, kayu Sedang
Lantai 4
54 5 6
Perpustakaan 1 42 Listrik, kertas, kayu Ringan
55 4 3
56 Lab Perancangan Kapal 10 5 50 Listrik, kertas Ringan
57 Operator 5 3 15 Listrik Ringan
58 Dosen 19 dan diskusi 8 5 40 Listrik, kertas, kayu Ringan
59 Dosen 20 5 4 20 Listrik, kertas, kayu Ringan
60 Dosen 21 5 4 20 Listrik, kertas, kayu Ringan
61 Rapat 8 7 56 Listrik, kertas, kayu, kain, perabotan Ringan
62 Lab Towing Tank 1 8 7 56 Listrik, kayu, alat - alat membuat maket Sedang
63 Lab Towing Tank 2 4 2 8 Listrik, kayu, alat - alat membuat maket Sedang
36
Luas Ruangan Klasifikasi Bahaya
No. Nama Ruangan P L Potensi Bahaya
(m²) Kebakaran
64 Lab Towing Tank 3 4 2 8 Listrik, kayu, alat - alat membuat maket Sedang
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
Berdasarkan potensi bahanya di atas, maka dapat ditentukan jenis dan rating APAR yang akan digunaka. Pemilihan APAR dan
ratingnya harus sesuai dan mempertimbangkan potensi bahaya yang ada pada setiap ruangan.
37
4.2 Perhitungan dan Pemilihan Jenis APAR
Setelah diketahui luas masing – masing ruangan dan potensi bahaya yang ada, maka
dapat menentukan jenis dan rating APAR yang akan digunakan. Pemilihan jenis APAR
mengacu pada Permenakertrans No: PER.04/MEN/1980 seperti yang ada pada Tabel 2.5
diatas. Sedangkan pemilihan rating APAR dapat mengacu pada NFPA 10 tahun 2013
tentang Standart for Portable Fire Extinguishers. Pada NFPA 10 hanya terdapat rating
untuk kelas A dan kelas B, untuk kelas C, D dan K dapat mengacu pada salah satu dari
kelas A atau B. Sebagai contoh untuk ruang panel yang memiliki kelas kebakaran C,
maka pada penentuan rating dan perhitungan APAR dapat dihitung menggunakan kelas
kebakaran A dengan klasifikasi bahaya sedang. Sehingga diperoleh rating sesuai dengan
NFPA 10 yaitu rating 2-A. Sedangkan untuk kelas D dan K dapat menggunakan Rating
kelas B untuk NFPA.
Dalam perhitungan jumlah APAR, digunakan 2 standar atau aturan yang ada yaitu
NFPA 10 dan Permenakertrans No: PER.04/MEN/1980. Untuk Permenakertrans No:
PER.04/MEN/1980 perhitungan APAR tidak dibedakan kelas kebakaran dan klasifikasi
bahayanya. Berikut adalah perhitungan APAR menurut Permenakertrans No:
PER.04/MEN/1980. (sebagai contoh Laboratorium Komputer).
Diketahui:
Luas: 108 m2
Jarak antar APAR sesuai permenaker (D): 15 m
r jangkauan APAR: 7.5 m
Klasifikasi Kebakaran: C, A dan D
Klasifikasi Bahaya Kebakaran: Ringan
: 3.14 X (7.5)2
: 176.625 m2
Sedangkan untuk perhitungan APAR menurut NFPA 10 yaitu sesuai dengan kelas
bahaya dan klasifikasi kebakarannya.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk
38
rating C, D dan K. Berikut adalah contoh perhitungan APAR menurut NFPA pada
Laboratorium Komputer. Laboratorium computer memiliki klasifikasi kebakaran C, A
dan D. Pada NFPA hanya terdapat perhitungan untuk klasifikasi kebakaran kelas A dan B.
berdasarkan klasifikasi kebakaran yang dimiliki oleh Laboratorium Komputer, maka
perhitungan APAR untuk ruangan tersebut menggunakan kelas kebakaran A dengan
klasifikasi bahaya kebakaran sedang. Dengan klasifikasi bahaya kebakaran sedang kelas
A maka dapat digunakan APAR dengan rating 2-A dimana memiliki luasan cakupan
APAR 6000 ft2 atau sama dengan 557.4 m2. Sehingga jumlah yang diperlukan yaitu:
Diketahui:
: 3.14 X (4.57)2
: 65.58 m2
Dari beberapa contoh perhitungan APAR diatas, maka dapat dihitung jumlah APAR
yang dibutuhkan pada masing masing ruang tiap lantai. Setelah dilakukan perhitungan,
maka didapatkan data jumlah APAR sebagai berikut:
39
Tabel 4.2 Data jumlah APAR per ruangan tiap lantai
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
Lantai 1 Gedung A
Lab
1 108 Ringan C, A dan D 176.625 1 557.4 0.19376 1 2-A CO2
Komputer 0.61146
Dry
2 Rapat 1 56 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.10047 1 2-A Chemical
0.31706 Powder
Dry
Administrasi
3 18 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.03229 1 2-A Chemical
1
0.10191 Powder
Dry
Administrasi
4 18 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.03229 1 2-A Chemical
2
0.10191 Powder
Dry
Administrasi
5 18 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.03229 1 2-A Chemical
3
0.10191 Powder
Dry
6 Dosen 1 36 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.06459 1 2-A Chemical
0.20382 Powder
Dry
7 Dosen 2 32 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.05741 1 2-A Chemical
0.18117 Powder
Dry
8 Dosen 3 8 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.01435 1 2-A Chemical
0.04529 Powder
Dry
9 Dosen 4 8 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.01435 1 2-A Chemical
0.04529 Powder
Dry
10 Dosen 5 8 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.01435 1 2-A
0.04529 Chemical
40
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
Powder
Dry
11 Dosen 6 28 Ringan C dan A 176.625 1 557.4 0.05023 1 2-A Chemical
0.15853 Powder
Dry
Lab
12 30 Ringan C, A dan D 176.625 0.16985 1 557.4 0.05382 1 2-A Chemical
Pengukuran
Powder
13
14 Lab Dry
189.08 1.14764 2
Teknologi 217 Sedang C, B dan D 176.625 1.22859 2 20-B Chemical
15 Mekanik Powder
16
Dry
17 Dosen 35 Ringan C dan A 176.625 0.19816 1 557.4 0.06279 1 2-A Chemical
Powder
Ruang
18 4 Ringan C atau A 176.625 0.02265 1 557.4 0.00718 1 2-A CO2
operator
Lab Dry
65.58 0.13724 1
19 pembakaran 9 Sedang C dan B 176.625 0.05096 1 10-B Chemical
1 Powder
Lab Dry
65.58 0.30497 1
20 pembakaran 20 Sedang C dan B 176.625 0.11323 1 10-B Chemical
2 Powder
Lab Dry
65.58 0.60994 1
21 pembakaran 40 Sedang C dan B 176.625 0.22647 1 10-B Chemical
3 Powder
Lab Dry
65.58 0.22873 1
22 pembakaran 15 Sedang C dan B 176.625 0.08493 1 10-B Chemical
4 Powder
23 Panel 48 Sedang C atau A 176.625 0.27176 1 278.7 0.17223 1 2-A CO2
41
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
Dry
65.58 0.22873 1
24 Dapur 15 Ringan K atau B 176.625 0.08493 1 5-B Chemical
Powder
25 Toilet 6 - - - - - - - - - -
Dry
26 Rapat 2 64 Ringan C dan A 176.625 0.36235 1 557.4 0.11482 1 Chemical
2-A Powder
Dry
27 Dosen 7 24 Ringan C dan A 176.625 0.13588 1 557.4 0.04306 1 Chemical
2-A Powder
Dry
28 Dosen 8 18 Ringan C dan A 176.625 0.10191 1 557.4 0.03229 1 Chemical
2-A Powder
Dry
29 Dosen 9 18 Ringan C dan A 176.625 0.10191 1 557.4 0.03229 1 Chemical
2-A Powder
Dry
30 Dosen 10 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
Dry
31 Dosen 11 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
Dry
32 Dosen 12 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
Dry
33 Dosen 13 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
Dry
34 Dosen 14 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
42
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
Dry
35 Dosen 15 18 Ringan C dan A 176.625 0.10191 1 557.4 0.03229 1 Chemical
2-A Powder
Dry
36 Dosen 16 21 Ringan C dan A 176.625 0.11890 1 557.4 0.03767 1 Chemical
2-A Powder
Dry
37 Dosen 17 15 Ringan C dan A 176.625 0.08493 1 557.4 0.02691 1 Chemical
2-A Powder
Dry
38 Rapat 3 16 Ringan C dan A 176.625 0.09059 1 557.4 0.02870 1 2-A Chemical
Powder
Dry
39 Rapat 4 8 Ringan C dan A 176.625 0.04529 1 557.4 0.01435 1 2-A Chemical
Powder
Dry
40 Rapat 5 36 Ringan C dan A 176.625 0.20382 1 557.4 0.06459 1 2-A Chemical
Powder
41 Operator 24 Ringan C atau A 176.625 0.13588 1 557.4 0.04306 1 2-A CO2
Dry
Fms
42 96 Sedang C dan A 176.625 0.54352 1 278.7 0.34446 1 2-A Chemical
Workshop
Powder
Dry
Lab 189.08 1.26930 2
43 240 Sedang C, B dan D 176.625 1.35881 2 20-B Chemical
Manufaktur
Powder
Lab Dry
65.58 0.30497 1 5-B
44 Thermodina 20 Ringan C dan B 176.625 0.11323 1 Chemical
mika Powder
Lab. Dry
65.58 0.45746 1 5-B
45 Perpindahan 30 Ringan C dan B 176.625 0.16985 1 Chemical
Kalor Powder
43
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
46 Lab Dry
189.08 1.06833 2 10-B
Mekanika 202 Ringan C dan B 176.625 1.14367 2 Chemical
47 Fluida 1 Powder
Ruang
48 40 Ringan C atau A 176.625 0.22647 1 557.4 0.07176 1 2-A CO2
operator
Dry
49 Dosen 18 40 Ringan C dan A 176.625 0.22647 1 557.4 0.07176 1 2-A Chemical
Powder
Dry
Lab teknik 189.08 0.46541 1
50 88 Sedang C dan B 176.625 0.49823 1 20-B Chemical
pendingin
Powder
51 Toilet 6 - - - - - - - - - -
Dry
65.58 0.22873 1
52 Dapur 15 Ringan K atau B 176.625 0.08493 1 5-B Chemical
Powder
Dry
53 Gudang 3 Sedang C dan A 176.625 0.01699 1 278.7 0.01076 1 2-A Chemical
Powder
54 Dry
Perpustakaan
42 Ringan C dan A 176.625 0.23779 1 557.4 0.07535 1 2-A Chemical
55 1
Powder
Lab Dry
56 Perancangan 50 Ringan C dan A 176.625 0.28309 1 557.4 0.08970 1 2-A Chemical
Kapal Powder
57 Operator 15 Ringan C atau A 176.625 0.08493 1 557.4 0.02691 1 2-A CO2
Dry
58 Dosen 19 40 Ringan C dan A 176.625 0.22647 1 557.4 0.07176 1 2-A Chemical
dan diskusi Powder
Dry
59 20 Ringan C dan A 176.625 0.11323 1 557.4 0.03588 1 2-A Chemical
Dosen 20 Powder
44
Luasan
Luasan
Luas Klasifikasi jangkauan Jumlah Jumlah
Nama Klasifikasi Pembulat jangkauan Pembulat Rating Jenis
No. Ruangan Bahaya APAR APAR APAR
Ruangan Kebakaran an APAR an APAR APAR
(m²) Kebakaran (permen) (permen) (NFPA)
(NFPA) (m²)
(m²)
Dry
60 20 Ringan C dan A 176.625 0.11323 1 557.4 0.03588 1 2-A Chemical
Dosen 21 Powder
Dry
61 56 Ringan C dan A 176.625 0.31706 1 557.4 0.10047 1 2-A Chemical
Rapat Powder
Dry
62 Lab Towing 56 Sedang C dan A 176.625 0.31706 1 278.7 0.20093 1 2-A Chemical
Tank 1 Powder
Dry
63 Lab Towing 8 Sedang C dan A 176.625 0.04529 1 278.7 0.02870 1 2-A Chemical
Tank 2 Powder
Dry
64 Lab Towing 8 Sedang C dan A 176.625 0.04529 1 278.7 0.02870 1 2-A Chemical
Tank 3 Powder
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
45
4.3 Analisis
Dalam perancangan APAR terdapat beberapa hal yang dapat menjadi kunci dalam
perancangan yaitu luas area, potensi bahaya area tersebut, klasifikasi kebakaran dan
klasifikasi bahay kebakaran area tersebut. Setelah diperoleh data tersebut, maka dapat
ketahui jenis APAR dan ratingnya yang tepat untuk area tersebut. Dengan penentuan
rating yang tepat maka dapat diperoleh luas jangkauan per-APAR. Luas jangkauan APAR
digunakan untuk menentukan jumlah APAR yang terdapat pada area tersebut dengan cara
luas area dibagi dengan luas jangkauan per-APAR. Hasil dari perhitungan jumlah APAR
berdasarkan rumus dapat digunakan sebagai acuan dalam peletkkan APAR.
Dalam peletakkan dan perhitungan APAR ini tidak dihitung secara ekonomis atau
berdasarkan biaya. Perhitungan APAR dan peletakkannya menurut ruangan, sehingga
setiap ruangan akan memiliki 1 (satu) APAR. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa
apabila ruangan – ruangan terkunci, maka tidak perlu untuk susah membuka pintu
ruangan yang lainnya. Setelah dilakukan perhitungan jumlah, rating dan jenis APAR
diperoleh hasil yaitu terdapat empat jenis rating APAR yakni 2-A; 5-B; 10-B; dan 20-B
dengan 2 jenis APAR yaitu CO2 dan Dry Chemical Powder. Sedangkan jumlah APAR
pada setiap ruangan, terdapat beberapa perbedaan hasil dari perhitungan secara rumus dan
hasil peletakan. Hal tersebut dikarenakan pada perhitungan APAR dengan rumus, acuan
peletakan berada pada tengah ruangan. Sedangkan pada peletakan APAR, APAR
diletakkan pada dinding ruangan bukan pada tengah ruangan, sehingga terdapat perbedaan
jumlah APAR pada peletakkan dan perhitungan. Perbedaan tersebut terdapat pada
ruangan laboratorium teknologi mekanik, laboratorium manufaktur, dan laboratorium
mekanika fluida. Sehingga diperoleh jumlah APAR berdasarkan peletakkan yaitu pada
tabel 4.3 di bawah ini.
46
Tabel 4.3 Data jumlah peletakkan APAR per ruangan
Luasan Luasan
Jumlah Jumlah
Luas jangkauan jangkauan
APAR APAR Rating
No. Nama Ruangan Ruangan APAR Pembulatan APAR Pembulatan Jenis APAR
Peletakan Peletakan APAR
(m²) (permen) (NFPA)
Permen NFPA
(m²) (m²)
Lantai 1 gedung A
1 Lab Komputer 108 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A CO2
Dry Chemical
2 Rapat 1 56 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
3 Administrasi 1 18 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
4 Administrasi 2 18 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
5 Administrasi 3 18 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
6 Dosen 1 36 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
7 Dosen 2 32 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
8 Dosen 3 8 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
9 Dosen 4 8 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
10 Dosen 5 8 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
11 Dosen 6 28 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Lantai 1 gedung B
Dry Chemical
12 Lab Pengukuran 30 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
47
Luasan Luasan
Jumlah Jumlah
Luas jangkauan jangkauan
APAR APAR Rating
No. Nama Ruangan Ruangan APAR Pembulatan APAR Pembulatan Jenis APAR
Peletakan Peletakan APAR
(m²) (permen) (NFPA)
Permen NFPA
(m²) (m²)
13
14 Lab Teknologi Dry Chemical
217 176.625 2 189.08 2 2 3 20-B
15 Mekanik Powder
16
Dry Chemical
17 Dosen 35 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
18 Ruang operator 4 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A CO2
Dry Chemical
19 Lab pembakaran 1 9 176.625 1 65.58 1 1 1 10-B
Powder
Dry Chemical
20 Lab pembakaran 2 20 176.625 1 65.58 1 1 1 10-B
Powder
Dry Chemical
21 Lab pembakaran 3 40 176.625 1 65.58 1 1 1 10-B
Powder
Dry Chemical
22 Lab pembakaran 4 15 176.625 1 65.58 1 1 1 10-B
Powder
23 Panel 48 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A CO2
Dry Chemical
24 Dapur 15 176.625 1 65.58 1 1 1 5-B
Powder
25 Toilet 6 - - - - - - - -
Lantai 2 gedung A
Dry Chemical
26 Rapat 2 64 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
27 Dosen 7 24 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
28 Dosen 8 18 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
48
Luasan Luasan
Jumlah Jumlah
Luas jangkauan jangkauan
APAR APAR Rating
No. Nama Ruangan Ruangan APAR Pembulatan APAR Pembulatan Jenis APAR
Peletakan Peletakan APAR
(m²) (permen) (NFPA)
Permen NFPA
(m²) (m²)
Dry Chemical
29 Dosen 9 18 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
30 Dosen 10 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
31 Dosen 11 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
32 Dosen 12 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
33 Dosen 13 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
34 Dosen 14 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
35 Dosen 15 18 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
36 Dosen 16 21 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Dry Chemical
37 Dosen 17 15 176.625 1 557.4 1 1 1
2-A Powder
Lantai 2 gedung B
Dry Chemical
38 Rapat 3 16 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
39 Rapat 4 8 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
40 Rapat 5 36 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
41 Operator 24 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A CO2
42 Fms Workshop 96 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A Dry Chemical
49
Luasan Luasan
Jumlah Jumlah
Luas jangkauan jangkauan
APAR APAR Rating
No. Nama Ruangan Ruangan APAR Pembulatan APAR Pembulatan Jenis APAR
Peletakan Peletakan APAR
(m²) (permen) (NFPA)
Permen NFPA
(m²) (m²)
Powder
Dry Chemical
43 Lab Manufaktur 240 176.625 2 189.08 2 4 20-B
4 Powder
Lantai 3
Dry Chemical
44 20 176.625 1 65.58 1 1 1 5-B
Lab Thermodinamika Powder
Lab. Perpindahan Dry Chemical
45 30 176.625 1 65.58 1 1 1 5-B
Kalor Powder
46 Lab Mekanika Fluida Dry Chemical
202 176.625 2 189.08 2 2 3 10-B
47 1 Powder
48 Ruang operator 40 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A CO2
Dry Chemical
49 Dosen 18 40 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Powder
Dry Chemical
50 Lab teknik pendingin 88 176.625 1 189.08 1 1 1 20-B
Powder
51 Toilet 6 - - - - - - - -
Dry Chemical
52 Dapur 15 176.625 1 65.58 1 1 1 5-B
Powder
Dry Chemical
53 Gudang 3 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A
Powder
Lantai 4
54 Dry Chemical
Perpustakaan 1 42 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
55 Powder
Lab Perancangan Dry Chemical
56 50 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Kapal Powder
57 Operator 15 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A CO2
50
Luasan Luasan
Jumlah Jumlah
Luas jangkauan jangkauan
APAR APAR Rating
No. Nama Ruangan Ruangan APAR Pembulatan APAR Pembulatan Jenis APAR
Peletakan Peletakan APAR
(m²) (permen) (NFPA)
Permen NFPA
(m²) (m²)
Dry Chemical
58 40 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Dosen 19 dan diskusi Powder
Dry Chemical
59 20 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Dosen 20 Powder
Dry Chemical
60 20 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Dosen 21 Powder
Dry Chemical
61 56 176.625 1 557.4 1 1 1 2-A
Rapat Powder
Dry Chemical
62 56 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A
Lab Towing Tank 1 Powder
Dry Chemical
63 8 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A
Lab Towing Tank 2 Powder
Dry Chemical
64 8 176.625 1 278.7 1 1 1 2-A
Lab Towing Tank 3 Powder
Sumber: Denah Gedung Teknik Mesin FTUI
51
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Dalam pemasangan APAR hal yang perlu diperhatikan yaitu potensi bahaya yang
terdapat pada area tersebut dan fungsi area tersebut. Dengan potensi bahaya dan
fungsi area tersebut, maka dapat diketahui klasifikasi bahaya kebakaran dan
klasifikasi kebakaran.
2. Pemilihan jenis APAR dapat diperoleh apabila mengetahui potensi atau sumber
bahaya yang terdapat pada area tersebut. Pemilihan jenis APAR yang tepat telah
diatur dalam No: PER.04/MEN/1980 tentang Syarat – Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
3. Penentuan jumlah APAR yang sesuai dilakukan dengan mendapatkan luas area dibagi
dengan luas jangkauan APAR, dimana luas jangkauan APAR telah ditentukan dalam
No: PER.04/MEN/1980 tentang Syarat – Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan dan NFPA 10 tahun 2013.
4. Prosedur perawatan serta pengujian APAR telah diatur dalam No:
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat – Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
5. Hasil perhitungan serta peletakkan APAR yang telah dilakukan, diperoleh empat jenis
rating APAR yakni 2-A; 5-B; 10-B; dan 20-B dengan 2 jenis APAR yaitu CO2 dan
Dry Chemical Powder
5.2. Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja. Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Penanggulangan Kebakaran.
Isnaini, Sholihah. 2009. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan Instalasi Hydrant Sebagai Salah
Satu Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Area Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Napitupulu, Paimin. 2015. Sistem Proteksi Kebakaran Kawasan Pemukiman dan Perkantoran.
Bandung: P.T. Alumni
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.04/MEN/1980 tentang Syarat –
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
53
LAMPIRAN
54