Anda di halaman 1dari 22

Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Survey Tambang Terbuka

Survey pada tambang terbuka dalah kegiatan pengambilan data di


lapangan yang kegiatannya meliputi pengukuran crest dan toe, pengukuran poin
spot pada daerah coal getting, pengukuran overburden, pengukuran disposal,
pengukuran roof and floor pada lapisan batubara dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dengan tujuan untuk membuat perencanaan rekayasa tambang terbuka.
Peta topografi memegang peranan penting dalam perencanaan tambang
terbuka peta topografi dibutuhkan untuk mendapatkan informasi posisi singkapan
batubara posisi titik bor, ketebalan batubara, ketebalan overburden, data
kemiringan lereng, dan data kemajuan tambang, serta perencanaan system
penyaliran tambang. Untuk kebutuhan perencanaan tambang terbuka, peta
topografi memegang peranan sentral, karena dari sini nantinya akan diturunkan
beberapa satuan peta :
1. Peta hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan
batubara, posisi titik bor.
2. Peta ketebalan batubara.
3. Peta ketebalan overburden.
4. Peta distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dan
lain-lain.
5. Peta jalan tambang dan kemiringan lereng.
6. Peta kemajuan tambang.
7. Peta perencanaan drainase tambang (peta penyaliran).
Dengan demikian pemahaman tentang peta topografi bagi seorang
perencana tambang adalah mutlak.
Ada perbedaan mendasar antara pengukuran tambang terbuka dengan
tambang bawah tanah dengan pengukuran di atas permukaan tanah adalah hal
metode penempatan instrumen dan informasi yang diperoleh, karena lintasan

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
bawah tanah penerangannya terbatas, maka perlu ketelitian dalam membaca pita
ukur dan instrument. Lebih lanjut penempatan instrument atau alat diletakkan di
pinggir rel supaya tidak membahayakan intrumen, selain itu perlu juga
diperhatikan dinding dan latar belakangnya harus diperiksa hati-hati terhadap
runtuhan batu yang dapat merusak peralatan dan membahayakan operator.
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan
tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak
ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung. Untuk mencapai
badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan
tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari
operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin
sehingga dicapai keuntungan yang maksimal. Pemilihan berbagai parameter
desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup
melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil
kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan
adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan
yang dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber
yang layak tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan
bahan tambang seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita.
2.1.1. Jenis- jenis Survey Tambang Terbuka
Pada survey tambang terbuka ada beberapa, salah satu yang akan dibahas
adalah survey kemajuan tambang dan survey eksplorasi. Berikut sebagai
penjelasannya:
1. Survey General adalah kegiatan melakukan survey dilakukan yang berada
diluar lokasi penambangan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya:
a. Pengukuran jalan untuk mengetahui topografi wilayah luar front tambang
serta bentukan morfologi keadaan jalan yang ada selama proses
penambangan berlangsung.
b. Pengukuran stockpile di pelabuhan untuk mengetahui volume batubara
yang akan dikirimkan sebelum dilakukan pengapalan.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
c. Pembuatan patok dan kontrol benchmark dengan tujuan untuk pembuatan
patok bacsight yang baru serta pengecekan benchmark yang sudah ada.
d. Pengukuran Daerah Disposal, bank top soil dan daerah yang tertutup
lumpur. Tujuannya agar dapat mengetahui penambahan volume pada
daerah disposal.
e. Pengukuran batubara di stockpile untuk mengukur batubara yang berada
pada stockroom yang akan diangkut kepelabuhan.
2. Mine survey adalah kegiatan melakukan pengukuran pada lokasi
penambangan yang bertujuan melakukan monitoring terhadap kegiatan
penambangan. Kegiatan yang dilakukannya adalah:
a. Pengukuran pointspot pada daerah coal getting tujannya agar dapat
mengetahi elevasi kegiatan expose batubara dilakukan loading piont
b. Pengukuran point pada daerah roof dan floor batubara, tujuannya supaya
dapa melakukan perhitungan volume dari batubara yang ada di dalam pit.
c. Pengukuran point crest dan toe pada slope bench, tujuannya agar dapat
melakukan monitoring kestabilan lereng pada lokasi penambangan serta
dapat melakukan monitoring design tambang dengan aktual slope yang ada
pada lokasi penambangan.
d. Pengukuran titik lubang ledak dilakukan untuk mengetahui lokasi titik
lubang ledak.
(Anonim,2011).
2.1.2. Metode pengukuran pada tambang terbuka
Ada beberapa metode yang digunakan pada survey tambang terbuka,
diantaranya yaitu:
1. Metode Terestris
Metode terestris adalah pengukuran yang dilakukan secara manual atau
analog menggunakan theodolite atau secara digital menggunakan total station.
Dalam metode ini, semua pekerjaan pengukuran topografi dilaksanakan di
lapangan dengan mrnggunakan peralatan ukur, seperti theodolite, waterpass,
alat ukur jarak, serta peralatan ukur modern lainnya (GPS, Total Station, dan
lain-lain). Pengukuran topografi adalah pengukuran posisi dan ketinggian titik
kerangka pemetaan serta pengukuran detail topografi (semua objek yang

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
terdapat dipermukaan bumi). Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan
adalah jaringan titik kontrol tanah (X dan Y) dan height (h) yang akan
digunakan sebagai referensi atau acuan pengukuran dan titik kontrol
pengukuran.
Secara garis besar, langkah-langkah pemetaan secara terestris adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan, yang meliputi peralatan, perlengkapan dan personil.
b. Survey pendahuluan (reconaisance survey), maksudnya peninjauan lapangan
lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara menyeluruh, sehingga dari
hasil ini akan dapat ditentukan :
1) Teknik pelaksanaan pengukurannya.
2) Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representatif dalam arti
distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan, mudah
didirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran
detail, saling terlihat dengan titik sebelum dan setelah detail.
c. Survey pengukuran, meliputi :
1) Pengukuran kerangka peta (misal poligon) meliputi sudut, jarak, beda
tinggi.
2) Pengukuran detil (misal dengan takhimetri)
3) Pengukuran khusus (bila diperlukan)
d. Pengolahan data (perhitungan)
1) Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z);
2) Perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah atau azimuthnya, jarak
datar, dan beda tinggi, dari titik ikat.
e. Plotting atau penggambaran agar permukaan dapat terwujud dalam bentuk
peta, setelah semua data lapangan dihitung, meliputi hitungan koordinat (x,y),
titik-titik kerangka pemetaan (poligon), perhitungan ketinggian titik-titik
poligon dari pengukuran sifat datar (z), sudut arah dan jarak titik-titik detil
serta ketinggiannya (takhimetri), langkah selanjutnya adalah plotting atau
penggambaran. adapun garis besar langkah-langkahnya adalah:
1) Plotting kerangka peta adalah plotting titik-titik kerangka pemetaan apabila
pada kertas polos maka terlebih dahulu akan dibuat grid 10cm pada kerta

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
gambar hingga kertas gambar penuh dengan grid. Agar gambar dapat berada
tepat ditengahmaka harus diketahui nilai absis dan koordinat minimum dan
maksimum. Posisis absis dan koordinat gambartengah gambar diberi angka
sebesarabsis = harga absis minimum + ½ panjang gambarpada sumbu
xkoordinat = harga koordinat minimum + ½ panjang gambar pada sumbu y.
2) Plottingdetil adalah cara yang disesuaikan dengan cara perhitungan posisi
detil tersebut. Apabila posisi detil ditentukan secara numeris (x,y,z) maka
posisi planimetrisnya ditentukan dengan pengeplotan koordinat (x,y) dan
angka ketinggian dituliskan.apabila posisi detil akan ditentukan dengan cara
grafis ,alat yang dipakai antara lain busur derajat,mistar skala atau
transversal, jangka tusuk,dan pensil. Pertama yang dilakukan adalah
mengeplot titik poligon. Pabila arah detil berupa azimuth maka dititik
poligon dibuat arah utara sejajar arah sumbu y dari garis grid dan angka nol
busur dihimpitkan dengan arah utaratersebut.
3) Penarikan garis kontur adalah suatu titik-titik detil di plot sebenarnaya
sudah menunjukan pengukuran tiga dimensi,dimana dimensi
ketinggian,namun masih belum dapat menggambarkan bentuk topografi
yang sebenarnya.
Setelah semua data lapangan terukur secara akurat , maka data-data
tersebut tersebut kemudian diolah dalam processing data. Pengolahan data ini
terdiri dari atas perhitungan data kerangka pemetaan dan data detail topografi,
penggambaran detail topografi, serta proses kartografi. Hasil akhir dari
pengolahan data ini adalah berupa peta topografi.
2. Metode Extra Terestris
Pada metode extra terestris, penentuan posisi dilakukan berdasarkan
pengamatan benda atau objek. Penentuan posisi titik dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap target atau obek yang terletak di permukaan
bumi. Metode extra terestris dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Metode Fotogrametris
merupakan pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan foto dari
udara (aerial photography). Proses ini dulu dilakukan secara manual

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
menggunakan kamera berfilm negative. Namun saat ini sudah mulai dilakukan
secara digital menggunakan kamera digital.
Pada dasarnya, metode fotogrametri ini mencakup fotogrametris metric
dan interpretasi citra. Fotogrametris merupakan pengenalan serta identifikasi
suatu objek pada foto. Dengan metode ini, pengukuran tidak perlu dilakukan
langsung di lapangan, tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui
pengukuran pada citra foto. Untuk melaksanankan pengukuran tersebut,
diperlukan beberapa titik control pada setiap foto. Untuk melaksanakan
pengukuran tersebut, diperlukan beberapa titik kontrol pada setiap foto udara.
Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses fotogrametris selanjutnya, yaitu
proses triangulasi udara yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto
berdasarkan titik kontrol yang ada.
b. Penginderaan Jauh (remote sensing), pengambilan data penginderaan jauh
dilakukan secara digital oleh kamera beresolusi tinggi yang dipasang di satelit.
Setelah itu, data ditransmisikan ke Stasiun Pengamatan di Bumi.
(Anonim,2009).
2.1.3. Cara pengukuran pada survey tambang terbuka
Pengukuran merupakan proses yang mencakup tiga hal atau bagian yaitu
benda ukur, alat ukur dan pengukur atau pengamat. karena ketidak sempurnaan
masing - masing bagian ini ditambah dengan pengaruh lingkungan maka bisa
dikatakan bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang memberikan ketelitian yang
absolut. Ketelitian bersifat relatif yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga
hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar, karena yang absolut benar
tidak diketahui.
Penentuan luas dan volume tanah sangat erat kaitannya dengan rekayasa,
seperti halnya dalam penentuan ganti rugi dalam hal pembebasan tanah untuk
keperluan suatu proyek, penentuan volume galian dan timbunan, penentuan
volume bendung, dan lain-lain yang erat kaitannya dengan biaya suatu pekerjaan
rekayasa.
1. Penentuan Luas
Penentuan luas adalah luas yang dihitung dalam peta, yang merupakan
gambaran permukaan bumi dengan proyeksi orthogonal, sehingga selisih tinggi

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
dari batas-batas yang diukur diabaikan. Luas suatu bidang tanah dapat ditentukan
dengan salah satu cara di bawah ini, tergantung dari data dasar yang tersedia.
a. Penentuan luas cara numerik
Dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Dengan memakai koordinat, apabila titik koordinatnya diketahui.
2) Dengan ukuran dari batas-batas tanah, jika batas-batas diukur langsung.

*Sumber : http://tambang-penentuan luas secara numeris

Gambar 2.1.
Penentuan luas secara numeris

b. Penentuan luas secara grafis.

*Sumber : http : // syafrilhernendi.com /2014 /03/12/ penentuan luas


secara grafis
Gambar 2.2.
Penentuan luas secara grafis

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
Cara ini dilakukan apabila gambar tanah hanya diketahui skalanya saja
tanpa dukungan data lain seperti angka ukur dan lain-lain, serta batas tanah berupa
garis-garis lurus. Untuk itu diperlukan piranti pengukur jarak dalam gambar
seperti mistar skala, jangka tusuk, dan sebagainya. Penentuan luas secara grafis
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Dengan membagi-bagi gambar menjadi bentuk-bentuk geometris yang lebih
sederhana, sehingga dengan penjangkaan atau pengukuran beberapa sisinya
dapat dihitung luasannya.
2) Dengan mengubah bentuk gambar menjadi bentuk geometri yang lebih
sederhana dengan luas yang sama, sehingga dengan penjangkaan beberapa
sisinya dapat dihitung luasnya.
3) Dengan menggunakan mal grid yang terbuat dari kertas transparanm
misalnya milimeter kalkir, sehingga luas tanah yang akan diukur dihitung
dengan kelipatan dari jala-jala grid.
c. Penentuan luas secara grafis mekanis
Cara ini dipakai apabila batas-batas gambar tanah dibatasi oleh garis-garis
nonlinier (tidak lurus), yaitu berupa garis lengkung atau kurva. Cara ini
menggunakan peralatan yang dinamakan planimeter.
Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung luas
dengan cara mekanis. Planimeter ada dua macam, yaitu planimeter manual dan
planimeter digital.

*Sumber : http://syafrilhernendi.com/2014/03/12/ Planimeter


Gambar 2.3.
Planimeter

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
Alat planimeter terdiri dari dari dua tangkai (batang) yang
dihubungkan oleh sendi yang memungkinkan kedua tangkai tersebut bergerak
bebas pada meja gambar. Tangkai yang pertama disebut tangkai jarum tetap
atau tangkai batang (kutub), di bagian ujung lain dari tangkai tetap terdapat
jarum pelacak tetap yang disebut dengan kutub planimeter. Tangkai yang
kedua disebut tangkai pelacak. Pada ujung-ujung tangkai pelacak terdapat
sebuah roda (roda ukur) dan jarum pelacak untuk menelusuri batas daerah yang
diukur. Roda ukur dapat berputar bersamaan dengan gerakan dari jarum
pelacak.Banyaknya putaran dapat dibaca pada piringan berskala yang
dihubungkan dengan roda ukur.

*Sumber : http://syafrilhernendi.com/2014/03/12/ Bagian planimeter


Gambar 2.4.
Bagian –bagian Planimeter

Keterangan :
1. Pemberat
2. Lengan Pemberat
3. Kelem (Pengapit)
4. Sekrup Penyinggung
5. Indeks
6. Skala Nonius
7. Roda
8. Piringan Berskala
9. Engsel

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
10. Jarum Pelacak
11. Lengan Pelacak
12. Jarum Pemberat
(Anonim, 2011).
b. Penentuan Volume
Perhitungan volume untuk meted cross section dan metode contour dapat
dilakukan dengan menggunakan cara mean area. Persamaan mean area
merupakan salah satu persamaan yang digunakan untuk menghitung volume dari
suatu endapan. Persamaan ini digunakan apabila terdapat dua buah penampang
dengan luas S1 dan S2 dengan jarak t.

*Sumber :AutocadLDD, 2009

Gambar 2.5.
Penentuan secara volume

Adapun persamaan rumus yang dapat dipakai untuk mengestimasi


volume batubara adalah sebagai berikut:
Rumus average mean area

(𝑆1 + 𝑆2)
𝑉=𝐿
2

Keterangan:
S1 dan S2 : Luas penampang (m)
L : Jarak antar penampang (m2)
V : Volume (m3)

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
Pada dasarnya penentuan volume tubuh tanah dapat dilakukan dengan
salah satu dari tiga cara atau metode, yaitu:
1. Dengan penampang melintang (cross section),
2. Dengan garis kontur (conturing).
3. Dengan elevasi
2.2. Survey Tambang Bawah Tanah

Survey atau pengukuran tambang yang dilakukan pada pengukuran bawah


tanah (underground) meliputi banyak keistimewaan yang tidak dijumpai pada
pengukuran di permukaan (surface). Kegelapan, kelembaban, aliran air, daerah
yang kasar dan tidak rata, daerah penglihatan yang terbatas dan memerlukan
penglihatan yang lama dalam membidik sasaran adalah beberapa masalah yang
dihadapi dalam pengukuran tambang bagi surveyor. Perlu ketelitian dalam
membaca instrumen dan pita ukur, lebih lanjut disekeliling patok dinding dan latar
belakangnya harus diperiksa hati-hati terhadap runtuhan batu yang dapat merusak
atau operatornya, atau pun patok akan rusak dan tidak berfungsi.
Selain hal-hal diatas beberapa faktor penting yang juga perlu diperhatikan
antara lain adalah tentang gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya,
sehingga instrumen harus dilindungi dari pengaruh rembesan air tersebut. Faktor
kelembaban (humidity) harus selalu di kontrol, sehingga diperlukan aliran udara
yang dimaksud agar surveyor dapat tahan lama dalam melakukan pengukuraan.
Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-jalan kereta dorong,
pada bijih yang sifatnya magnetik (hematite, pyrolusite, dsb ) akan mempengaruhi
pembacaan. Karena pengaruh-pengaruh tersebut di atas maka sangat diperlukan
ketelitian dalam pembacaan. Jadi perlu diperhatikan pada daerah sekitar patok
yang akan ditempati instrumen, untuk tidak memasang instrumen pada daerah
batuan lepas, daerah penirisan maupun daerah pich, karena batuan induk (country
rock) yang tidak kuat mengakibatkan kecelakaan bagi operator (surveyor) dan
instrumen itu sendiri.
Dalam penempatan instrumen, hindari penempatan kaki pada rel, pada
landasan, pada material lepas yang tertimbun pada lintasan atau parit saluran air.
Kesalahan umum yang terjadi adalah tumpuan tripot yang melawan rel, gangguan
rel dapat menggerakkan instrumen dari bawah patok. Berkali-kali para operator

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
instrumen tidak menyadari kejadian ini. Bahkan untuk jangkauan pendek,
penyimpangan yang tajam dapat menimbulkan kesalahan sudut.
Titik poligon bawah tanah dapat dipasang secara permanen maupun
sementara. Pemilihan lokasi titik poligon harus dapat saling dilihat, dan jaraknya
sejauh mungkin. Patok titik poligon permanen di Pasang pada langit-langit
terowongan atau di lantai dari jalan atau lorong utama, pada dasar lubang galian,
pada simpangan atau di tempat lain yang dianggap perlu. Titik permanen dipasang
paling sedikit tiga buah dengan posisi berseberangan dan interval jarak titik-titik
permanen antara 300 - 500 m. Pemasangan titik permanen di lantai dasar
dilakukan apabila dinding langit-langit lembek, sedangkan patok sementara
dipasang pada papan yang melintrang di atasnya dengan membuat sentering
dengan unting-unting. Apabila pada tempat yang berair asin atau yang
mengandung garam, patok sebaiknya dibuat dari metal yang tahan garam atau
stainless.
Pengambilan titik detail akan meratakan semua ketidakteraturan dan
tonjolan-tonjolan sepanjang lorong. Pencatatan yang lengkap terhadap
ketidakteraturan drift, cross cut, raise, winze dan lain-lain adalah dasar
dilakukannya pengambilan detail. Penggambaran daerah penambangan pada peta
terkadang dilakukan dari data daerah yang dicatat. Juga management
penambangan dapat untuk menangani raise dari satu level ke level lain, dan tidak
dipunyainya pengetahuan akan kurva drift akan menyebabkan raise muncul
ditengah-tengah drift atau menonjol di satu sisi.
Ketidakteraturan muncul karena sifat batu yang terpenetrasi, menurut
pengalaman hal itu berdasarkan indikasi bijih yang tampak. Bila penambangannya
berbentuk blok-blok, misal pada batu akan membentuk permukaan yang
bergelombang dengan kelebaran bervariasi. Apapun penyebabnya, permulaan arah
yang terbentuk dan ukurannya harus dicatat.Ada perbedaan mendasar antara
pengukuran tambang bawah tanah dengan pengukuran di atas permukaan seperti
penempatan instrument dan penempatan patok.
Dalam penempatan instrumen , hindari penempatan kaki pada rel, pada
landasan, pada material lepas yang tertimbun, pada lintasan atau pada parit saluran
air. Kesalahan umum yangsering terjadi adalah tumpuan tripot yang melawan rel,

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
ganguan rel dapat menggerakkan instrumen dari bawah patok. Berkali-kali para
operator instrumen tidak menyadari kejadian ini. Bahkan untuk jangka pendek,
penyimpangan yang tajam dapat menimbulkan kesalahan sudut.Penempatan
instrumen pada tambang bawah tanah adalah lain dengan di permukaantanah,
secara praktis penempatan instrumen terletak di bawah titik yang berada
diatasnya.Mula-mula instrumen cukup terletak 3 – 4 inch di bawah bobs,
kemudian kaki statif diatur agar instrumen tepat dibawah bobs. Setelah
instrumen horisontal, kaki-kaki statif dikunci kembali, nivo diseimbangkan dan
baru mulai pembacaan.
Pada penempatan patok pada survey tambang bawah tanah Penomoran
angka ditiap level untuk memberi informasi masing-masing level itu.Misalnya
kedalaman 100 ft, penentuan patok menjadi 101, 102, 103, dan seterusnya. Pada
kedalaman 200 ft dengan nomor 201, 202, 203, dan seterusnya yakni setiap 100 ft
level dinomori. Bila beberapa level pertama diawali pada kedalaman 400 ft, maka
level itu tetap 400 ft dan patok menjadi 401, 402.
Pembuatan patok seharusnya dikerjakan hanya pada pengukuran utama.
Crosscut-crosscut dan drift-drift sekunder biasanya diberi nomor atau nama
menurut letaknya. Dengan menenpatkan arah sebagai awalnya, patok-patok
dimulai dari angka 1 dan berlanjut nseterusnya menurut urutannya. Biasanya
hanya mencapai beberapa patok, misalnya sampai 9 Crosscut.
Titik polygon bawah tanah dapat dipasang secara permanen maupun juga.
Pemilihan lokasi titik polygon harus selain dapat dilihat dari jarak sejauh
mungkin. Patok titik polygon permanen dipasang pada langit-langit terowongan
atau dilantai dari jalan atau lorongutama, pada dasar lubang galian, pada
simpangan atau tempat lain yang dianggap perlu. Titik permanen dipasang paling
sedikit tiga buah dengan posisi berseberangan dan interval jarak titik-titik
permanen antara 300-500 m.
(Anonim, 2009)

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

2.3. Global Positioning System (GPS)

GPS atau Global Positioning System merupakan sebuah alat atau sistem
yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada
(secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari
satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun anda berada, maka
GPS bisa membantu menunjukan arah, selama anda melihat langit. Layanan GPS
ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun kecuali
membeli GPS recierver. Awalnya GPS hanya digunakan hanya untuk kepentingan
militer, tapi pada tahun 1980-an dapat digunakan untuk kepentingan sipil. GPS
dapat digunakan dimanapun juga dalam 24 jam. Posisi unit GPS akan ditentukan
berdasarkan titik-titik koordinat derajat lintang dan bujur.
2.3.1. Global Positioning System
Adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan
yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan
Departemen of Defense. Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai
tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat
mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS reciever
yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi di
ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa
titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi
kemudian di layar pada peta elektronik. Sejak tahun 1980, layanan GPS yang
dulunya hanya untuk keperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya,
walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang
dapat menggunakannya dengan gratis. Satelit-satelit ini mengorbit pada
ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal
karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini
akan selalu berada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas permukaan
bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak
terjangkau oleh satelit).

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam.


Sangat cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkaudimana pun posisi Anda di
atas permukaan bumi. GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit IC
sehingga murah dan teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang.
GPS dapat digunakan utnuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal,
pesawat terbang, pertanian dan di integrasikan dengan komputer maupun laptop.

*Sumber : http://syafrilhernendi.com/2014/03/12/ GPS reciever


Gambar 2.6.
Macam-macam GPS Reciever
1. Sistem Satelit GPS
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit
sekitar 12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12
jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar
matahari, mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket
penguatkecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada
tempatnya.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

*Sumber : http://syafrilhernendi.com/2014 simulasi posisi satelit GPS

Gambar 2.7.
Simulasi Posisi Satelit GPS
Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense)
Amerika, adapun hal-hal lainnya:
a. Nama satelit adalah NAVSTAR
b. GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978
c. Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
d. Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
e. GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
f. Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk
menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu
dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii,
Ascension Islan, Diego Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi
tersebut selalu memonitor posisi orbit jam jam satelit dan di pastikan selalu tepat.
2. Signal Satelit GPS
a. Carriers Satelite GPS
Adalah suatui alat yang mengirim sinyal dalam dua frekuensi.
L1dengan 1575.42 Mhz dengan membawa dua status pesan dan pseudo
random codeuntuk keperluan perhitungan wakt. L2 membawa 1227.60
MHz dengan menggunakaan presesi yang lebih akurat karena untuk
keperluan militer. Daya sinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara
20-50 Watts. Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
satelit sampai 12.000 mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS),
dapat melewati awan, kaca tapi tidak dapat benda padat seperti gedung,
gunung.
b. Pseudo-Random Codes GPS
digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada UHF
Ultra High Frequency 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan
memiliki pola-pola kode digital tertentu yang disebut sebagai
pseudorandom. Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode
Protected (P) dan Coarse/Acquisition (C/A). Kode yang dikirim juga unik
antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiver untuk membedakan
sinyal yang dikirim oleh satu satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode
Protected (P) juga ada yang diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS
biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan istilah anti Spoofing, yang
biasanya digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan tertentu seperti
militer.
c. Navigation Message
Navigation Message adalah sinyal frekuensi berkekuatan lemah
yang di tambahkan pada kode L1 yang memberikan informasi tentang orbit
satelit, clock corectionnya dan status sistem lainnya.
2.3.2. Manfaat GPS
Dengan menggunakan GPS, kita dapat menandai semua lokasi yang
pernah di kunjungi. Di waypoint sekian dan tempat-tempat lainnya. Sebenarnya,
ada banyak manfaat yang bisa diambil jika mengetahui waypoint dari suatu
tempat. Pertama, Anda dapat memperkirakan jarak lokasi yang Anda tuju
dengan lokasi asal Anda. GPS keluaran terakhir dapat memperkirakan jarak Anda
ke tujuan, sampai estimasi lamanya perjalanan dengan kecepatan aktual yang
sedang anda tempuh.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
2.3.3. Istilah-istilah yang Penting
Beberapa istilah yang penting untuk diketahui yang berhubungan dengan
GPS yaitu :
a. Waypoint
Adalah Istilah yang digunakan pada GPS untuk suatu lokasi yang telah
ditandai. Waypoint terdiri dari koordinat lintang dan bujur. Sebuah waypoint
biasa digambarkan dalam bentuk titik dan simbol sesuai dengan jenis lokasi.
b. Mark
Adalah istilah yang digunakan untuk menandai suatu posisi tertentu pada
GPS. Jika Anda menandai lokasi menjadi waypoint, maka dikatakan Anda
melakukan marking.
c. Route
Adalah kumpulan waypoint yang ingin Anda tempuh secara berurutan dan
dimasukkan ke dalam GPS.
d. Track
Adalah arah perjalanan yang sedang Anda tempuh dengan menggunakan
GPS. Biasanya digambarkan berupa garis pada display GPS.
e. Elevation
Adalah istilah pada GPS untuk menentukan ketinggian. Ada dua jenis
pengukur ketinggian pada GPS, yaitu menggunakan alat klasik barometer atau
menggunakan perhitungan satelit. Pengukuran ketinggian menggunakan
barometer jauh lebih akurat di udara bebas,namun tidak bisa bekerja dalam
pesawat atau ruang vakum lainnya.Ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara
dalam ruang vakum dengan tekanan.
2.3.4 Cara Kerja GPS
setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4
satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12
chanelsatelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan
membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh
satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang
diberikanjuga akan semakin tinggi.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang
akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil
informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan triangulation menghitung
lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kiirim
dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu didapat
diketahuiberapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak jarak. GPS reciever dapat
melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam
peta elektronik.
Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS
reciever dapat menerima empat atau lebih satelit, makadapat menghitung posisi
3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user,
selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang
dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari
terbenam dan masih banyak lagi. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu
sangat presesi karena Satekit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada
pada satelit jalam dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat
menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa.
Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan
untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit
yang dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga
satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu
menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena
semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin sedikit
dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit harus
tetap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor
setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi salalu di cek tentang
altitude, posision dan kecepatannya.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014
2.4 Macam - macam Azimut

1. Azimuth magnit
Azimut magnit adalah sudut mendatar yang dimulai dari salah satu ujung
jarum magnit diakhiri pada ujung obyektif garis bidik dan besarnya ditunjukan
oleh angka pembacaan (seperti Gambar 1.1). Dengan kedua ujung jarum magnit
akan diperoleh empat macam azimuth magnit, yaitu:
a. Azimuth Utara - Timur (UT)
b. Azimuth Utara - Barat (UB)
c. Azimuth Selatan - Timur (ST)
d. Azimuth Selatan - Barat (SB
Macam azimuth magnet yang diperoleh dari pembacaan tergantung cara
menuliskan angka skala pada lingkaran mendatarnya. Angka skala dapat ditulis
dari 0º - 360º berputar dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri dari garis bidik
(okuler-objektif) pada teropong dalam keadaan biasa dapat sejajar dengan angka
0º - 180º atau dengan angka 180º - 0º.
Alat ukur tanah yang menggunakan magnit untuk menentukan azimuth
magnit adalah:
a. Theodolite Kompas T0
Pada Theodolite kompas WILD T0 lingkaran skala mendatar berbentuk
lempengan yang bagian bawahnya ditempeli jarum magnit sehingga
lempengan itu bersifat seperti kompas. Angka skalanya dibuat dari 0º -
360º searah putaran jarum jam dan angka 180º - 0º sejajar garis Utara
Selatan.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

U
180 Garis bidik
II


B 90 
270 T

0
I
S Lempengan skala mendatar

*Sumber : sistem pembacaan azimuth theodolite

Gambar 2.8
Sistem pembacaan azimuth Theodolit kompas (T0)

Keterangan:
1. Pembacaan dengan index bacaan I: α, atau pembacaan
teropong biasa
2. Pembacaan dengan index bacaan II:  = α + 180º, atau pembacaan teropong
luar biasa.
3. Azimuth yang ditunjukkan azimuth Utara - Timur
b. Kompas Geologi
Kompas geologi adalah alat untuk mengukur azimuth magnit dan sudut
mendatar, yang dilengkapi dengan alat untuk mengukur kemiringan (clinometer).
Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Modul Alat Ukur.
b. Deklinasi Magnit
Deklinasi magnit (δ) di suatu tempat di muka bumi adalah sudut mendatar
antara arah Utara geografi (garis meridian geografi) dan arah Utara magnit (garis
meridian magnit) yang ditunjukan oleh ujung Utara jarum magnit pada saat
pengukuran (besar sudut yang dibentuk antara arah Utara geografi dan arah Utara
magnit) Lihat Gambar 1.4. Deklinasi magnit ini digunakan untuk mengoreksi
azimuth magnit menjadi azimuth geografi.

Kelompok V
Praktikum Ilmu Ukur Tambang 2014

*Sumber : sistem pembacaan azimuth theodolite

*Sumber : deklinasi antara arah utara geografi dan utara magnit

Gambar 2.9.
Deklinasi (δ) antara arah Utara geografi dan Utara magnit

Keterangan:
1. KUG adalah kutub Utara geografi
2. KUM adalah kutub Utara magnit
3. KSG adalah kutub Selatan geografi
4. KSM adalah kutub Selatan magnit
5.  adalah deklinasi magnit
6. B adalah arah Barat
7. T adalah arah Timur
Besarnya penyimpangan ini sangat bervariasi antara suatu tempat dengan
tempat lainnya dan antara waktu tertentu dan waktu lainnya, dan nilai deklinasi ini
tidak beraturan perubahannya. Untuk memudahkan pemakai, besaran deklinasi
tersebut disajikan oleh Direktorat Topografi Angkatan Darat dalam bentuk peta
deklinasi yang berlaku untuk lima tahun. Di dalam peta deklinasi magnit
dicantumkan koordinat geografisnya, deklinasi magnit digambarkan berupa garis
kontur, sedangkan perubahan tiap tahun digambarkan berupa garis kontur dengan
notasi berbeda. Deklinasi magnit ini digunakan pada pembuatan diagram arah
Utara peta.

Kelompok V

Anda mungkin juga menyukai