Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

I. Tujuan Percobaan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami metode identifikasi karbohidrat.

II. Teori Dasar


Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di
alam. Karbohidrat sering pula disebut sakar, terbentuk pada proses fotosintesis
sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan CO2, hidrogen,
oksigen dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari
menjadi energi kimiawi dan biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber
energi utama bagi energi metabolism untuk organisme hidup. Karbohidrat yang
juga merupakan komponen dari unsur-unsur struktur sel dan merupakan bagian
dari asam nukleat. Karbohidrat dengan demikian mempunyai macam kegunaan
finansial. Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton dan turunannya. Karbohidrat dapat dibagi dalam 3 kelompok,
yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Purwo, 1993: 32).
Molekul karbohidrat terdiri atas atom karbon,hidrogen, dan oksigen.
Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada
molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6.
Sedangkan rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa
jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1.
Sedangkan pada sukrosa 22:11 atau 2:1. Dengan demikian dapat disimpulkan
adanya air dalam karbohidrat. Karena hal inilah maka dipakai kata karbohidrat
yang berasal dari kata karbon dan “hidrat” atau air. Kalaupun pada kenyataannya
senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap
digunakan disamping nama lain, yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang
memiliki rumus empiris seperti karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya
C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida. Sedangkan formaldehida
mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO. Dengan demikian senyawa
karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling
penting adalah rumus strukturnya. Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam
tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Energi yang terkandung dalam
karbohidrat pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat tidak hanya
sebagai amilum atau pati saja, tetapi terdapat pula sebagai gula. Misalnya dalam
buah-buahan, dalam madu lebah. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom
karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan
perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Karbohidrat adalah komponen dalam
makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi organisme hidup.
Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan karbohidrat dalam bentuk
amilum dan selulosa. Disamping dalam tumbuhan, dalam tubuh hewan dan
manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber energi yaitu glikogen.
Adapun hasil akhir dari proses pencernaan karbohidrat adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa, manosa, serta monosakarida lainnya (Poedjiadi, 1994: 10 dan 247).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan,
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
yaitu karbohidrat yang hanya terdiri dari satu atau dua unit gula sederhana di
dalam satu molekul. Sedangkan Karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua
unit gula sederhana di dalam satu molekul. Karbohidrat kompleks biasanya dapat
ditemukan dalam roti, sayuran, dan sereal. Contoh makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks termasuk bayam, ubi jalar, brokoli, buncis, zucchini, lentil,
susu skim, biji-bijian dan banyak tanaman polongan dan sayuran lainnya.
Karbohidrat kompleks memiliki nilai gizi yang lebih tinggi daripada karbohidrat
sederhana. Mungkin agak membingungkan untuk membedakan karbohidrat
sederhana dan kompleks karena fakta bahwa karbohidrat kompleks pun
mengandung unsur tertentu yang sederhana. Namun demikian, membedakan
keduanya seharusnya tidak menjadi masalah karena struktur kimianya sangat
berbeda, dan karena itu, mereka dapat dibedakan oleh sifat gizi mereka.
Berdasarkan jumlah molekulnya karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
 Monosakarida
Monosakarida atau yang sering disebut gula sederhana merupakan satuan
karbohidrat sederhana dan tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil. Akan tetapi, monosakarida dapat diikat secara bersama-bersama
untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainnya dan akhirnya polimer.Dimer-
dimer inilah yang biasanya disebut disakarida .Monosakarida terdiri atas 3-6 atom
C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. (Ralf-Joan Fessenden,1989, 318).
 Disakarida
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan
monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari
satu satuan ke suatu OH satuan lain (Ralf-Joan Fessenden,1989, 348).
 Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida
yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida.
Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya.
Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa
polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam.
Oligosakarida yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk
disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa. (Ralf-Joan Fessenden)
 Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung
banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida.
Hidrolisis lengkap akan mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida.
Polisakarida memenuhi tiga unsur penting dalam sistem kehidupan,yaitu sebagai
bahan bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat spesifik (Ralf-Joan
Fessenden,1989, 352).

Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya ( Almatsier,2010) :


1. Sumber energi : Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energy
bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energy bagi penduduk
di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energy di dalam jaringan lemak.
2. Pemberi rasamanis pada makanan: karbohidrat member rasa manis pada
makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai
rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut.
Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling
manis.
3. Penghemat protein: bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila
karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai
zat pembangun.
4. Pengatur metabolism lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam-beta-hidroxy-butirat.
5. Membantu pengeluaran feses: karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa
dalam serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa
dan pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

III. Alat & Bahan

Alat :

- Rak Tabung
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Beaker Glass

Bahan :

- Reagen Molisch - Selulosa


- Reagen Benedict - Iodium
- Reagen Barfoed - Air
- Reagen Seliwanoff - Laktosa
- Pati - NaOH
- Glukosa - Fruktosa
- Sukrosa - Galaktosa
- Maltosa - Glukosa
- Arabinosa - HCl pekat
- Fruktosa - Asam Sulfat

IV. Prosedur
A. Uji Molisch
Ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch kedalam 1 ml larutan glukosa,
dikocok perlahan. Lalu ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui
dinding dalam tabung yang dimiringkan. Terjadinya warna pada bidang
batas antara kedua lapisan cairan menunjukkan reaksi positif. Percobaan
dilakukan pula pada larutan sukrosa, maltosa, arabinosa, 1% amilum, dan
kapas yang disuspensikan dalam air.
B. Uji Benedict
Ditambahkan 3 tetes larutan sukrosa pada tabung reaksi yang berisi 2 ml
reagen benedict. Lalu disimpan dalam penangas air mendidih selama 3
menit. Kemudian dibiarkan dingin dan perubahan warna yang terjadi
diperhatikan. Percobaan dilakukan pula pada larutan fruktosa, laktosa,
galaktosa, dan glukosa.
C. Uji Barfoed
Ditambahkan 1 ml larutan fruktosa pada tabung reaksi yang berisi 1 ml
reagen barfoed. Lalu disimpan diatas penangas air mendidih selama 1
menit dan dibiarkan dingin. Perubahan warna yang terjadi diperhatikan.
Percobaan dilakukan pula pada larutan sukrosa, laktosa, glukosa, dan
galaktosa.
D. Uji Seliwanoff
Ditambahkan 3 tetes fruktosa kedalam 3 ml pereaksi seliwanoff,
perubahan warna yang terjadi diperhatikan. Percobaan dilakukanpula pada
larutan sukrosa.
E. Uji Pati-Iodium
Ditambahkan 3 ml larutan 1% kedalam 3 tabung reaksi. Pada tabung 1
ditambahkan 2 tetes air, pada tabung 2 ditambahkan 2 tetes 6 N HCl, pada
tabung 3 ditambahkan 2 tetes 6 N NaOH. Kemudian ditambahkan 1 tetes
0,01 M larutan iodium pada tiap tabung reaksi. Pada tabung 4 dimasukkan
larutan glukosa dan iodium. Semua tabung dipanaskan dan diperhatikan
perubahan warna yang terjadi.

V. Hasil Pengamatan

Nama Pengujian Pengujian Hasil Pengamatan Gambar


Uji Molisch Glukosa Terbentuk cincin
berwarna ungu, pada
bagian bawah larutan
berwarna coklat, pada
bagian atas larutan
berwarna kuning
pucat.
Sukrosa Terbentuk cincin
berwarna ungu, pada
bagian bawah larutan
berwarna ungu, pada
bagian atas larutan
berwarna putih keruh.

Maltosa Terbentuk cincin


berwarna ungu, pada
bagian bawah larutan
berwarna ungu, pada
bagian atas larutan
berwarna putih keruh.

Arabinosa Terbentuk cincin


berwarna ungu, pada
bagian bawah larutan
berwarna abu, pada
bagian atas larutan
berwarna putih keruh.

Larutan Terbentuk cincin


1% berwarna ungu, pada
amilum bagian bawah larutan
berwarna ungu, pada
bagian atas larutan
berwarna putih keruh.

Kapas Terbentuk cincin


dalam air berwarna ungu, pada
bagian bawah larutan
berwarna coklat, pada
bagian atas larutan
berwarna putih keruh.
Uji Benedict Sukrosa Larutan dan endapan
berwarna hijau lama
kelamaan menjadi
orange.
Fruktosa Larutan dan endapan
berwarna hijau lama
kelamaan menjadi
orange.

Laktosa Larutan dan endapan


berwarna hijau.

Galaktosa Larutan dan endapan


berwarna hijau.

Glukosa Larutan dan endapan


berwarna hijau.

Uji Barfoed Fruktosa Larutan berwarna


merah.
Sukrosa Larutan berwarna
merah.

Laktosa Larutan tetap


berwarna biru.

Glukosa Larutan tetap


berwarna biru.

Galaktosa Larutan tetap


berwarna biru.

Uji Seliwanoff Fruktosa Larutan berwarna


merah tua.
Sukrosa Larutan berwarna
merah tua.

Uji Pati-Iodium Tabung 1 Sebelum dipanaskan


berwarna ungu,
setelah dipanaskan
menjadi bening
kembali.

Tabung 2 Sebelum dipanaskan


berwarna ungu,
setelah dipanaskan
menjadi bening
kembali.

Tabung 3 Larutan tetap bening.

Glukosa Larutan berwarna


kuning pucat.
VI. Pembahasan
Pada pengujian karbohidrat dengan menggunakan uji molish, pertama-tama
karbohidrat yang akan diuji yaitu glukosa (monosakarida), sukrosa (oligosakarida)
, maltose, arabinosa,pati dan kapas (selulosa), masing-masing ditambahkan
pereaksi molisch, yaitu α-naftol dalam alkohol. α-naftol merupakan indikator
warna pada uji ini. kemudian larutan tersebut ditambahkan asam sulfat pekat yang
akan mendehidrasi senyawa karbohidrat menjadi senyawa hidroksi metil furfural
(pada Dehidrasi heksosa) atau menjadi senyawa fulfural (pada dehidrasi pentosa).
Yang kemudian senyawa fulfural tersebut akan berkondensasi dengan α-naftol
dalam pereaksi molish yang akan menghasilkan cincin merah ungu yang
kemudian dijadikan indikasi bahwa reaksi positif pada uji ini. Setelah uji molish
dilakukan ternyata reaksi positif pada semua karbohidrat yang diuji. Uji ini
bertujuan untuk adanya gugus karbohidrat sehingga menurut teori uji ini akan
memberikan hasil positif untuk semua jenis karbohidrat baik mono-, di-, dan
polisakarida.
Uji benedict bertujuan untuk menunjukan adanya gugus karbonil pada
karbohidrat, uji ini dilakukan pada karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki
gugus aldehid atau keton bebas). Pada uji benedict ini didasarkan pada reduksi
Cu2+ yang berwarna biru menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas
dalam suasana alkalis memebentuk Cu2O yang berwarna merah bata, yang
dijadikan indikasi reaksi positif pada uji ini. Pada pengujian fruktosa terjadi
perubahan warna menjadi hijau dan lama kelamaan berubah menjadi merah. Oleh
karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki
gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict. Pada pengujian sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi
Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang
terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung
gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat
pereduksi. Namun berdasarkan pengujian sukrosa menimbulkan hasil yang positif
, kemungkinan terjadi kesalahan atau bahan tersebut terkontaminasi, karena
setelah dilakukan pengujian berulang mendapatkan hasil yang sama. Sedangkan
pada pengujian laktosa, galaktosa dan glukosa menimbulkan hasil yang positif ,
karena ketiga karbohidrat tersebut termasuk ke dalam gula pereduksi.
Uji barfoed ini bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan
disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh
monosakarida. Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan
direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Disakarida (sukrosa dan
laktosa) sebenarnya dapat bereaksi. Dimana disakarida tersebut akan dapat
dihidrolisis sehingga bereaksi positif tetapi hal tersebut hanya dapat terjadi dengan
pemanasan yang lebih lama. Jika disakarida tersebut lebih lama pemanasannya,
maka kedua larutan disakarida tersebut juga akan dapat bereaksi. Dengan kata
lain, untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung
berapa lama pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan semua bahan tidak
bereaksi secara bersamaan. Artinya hal ini disebabkan karena monosakarida dapat
mereduksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakrida. Hal ini yang kemudian
menunjukkan bahwa pereaksi barfoed digunakan untuk membedakan antara
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Dimana yang cepat mereduksi atau
bereaksi adalah monosakarida. Sementara yang membutuhkan waktu lama dalam
pemanasannya sampai bisa bereaksi adalah disakarida. Pada saat pengujian
fruktosa lebih cepat terjadi perubahan warna karena termasuk kedalam
monosakarida dan lebih cepat tereduksi.Sedangkan pada sukrosa perubahan
warna lebih lama. Pada pengujian laktosa, glukosa dan galaktosa tidak terjadi
perubahan warna,sebetulnya bisa bereaksi tapi membutuhkan waktu yang lama
dalam proses pemanasannya.
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang
mengandung gugus keton, seperti fruktosa. Pengujian dilakukan pada fruktosa dan
sukrosa. Ketika larutan ditambahkan larutan seliwanoff, terjadi perubahan warna
dari tidak berwarna menjadi kuning pucat . Kemudian ketika dipanaskan, yang
terjadi perubahan warna menjadi merah bata yang menunjukan bahwa sempel
termasuk ketosa dan peristiwa monosakarida ketosa menjadi fufural lebih cepat
dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami trasformasi menjadi
ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan
resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua. Pada pengujian sukrosa
terjadi perubahan warna , menimbulkan hasil yang positif karena sukrosa
terbentuk dari 2 unit monosakarida yaitu D-glukosa dan D-fruktosa. Sehingga dari
dua pengujian tersebut sukrosa sulit dibedakan dari fruktosa karena warna yang
dihasilkan sama.
Uji iodium merupakan salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan
untuk menentukan polisakarida. Prinsip pada percobaan ini yaitu untuk
mengetahui kandungan polisakarida seperti adanya dekstrin, amilum atau pati dan
glikogen pada bahan makanan yang diujikan. Amilum atau pati pada iodium
menghasilkan warna biru dekstrin menghasilkan warna merah ungu, glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium menghasilkan warna
merah coklat atau hitam. Semakin pekat perubahan warna pada bahan makanan
yang diujikan, semakin besar kandungan polisakarida yang terkandung
didalamnya. Pada uji iodium, hanya patilah yang menunjukan reaksi positif bila
direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan warna biru
tua pada komplek tersebut. Dari hasil percobaan, sebagian besar zat uji
menunjukan perubahan warna menjadi ungu dan hitam, yang artinya sebagian
besar dari sembilan bahan makanan memiliki kandungan polisakarida. ada uji ini,
suatu senyawa atau larutan dikatakan mengandung pati jika menunjukan reaksi
positif jika berwarna kuning, keunguan, dan keruh apabila ditambahkan dengan
iodium. Waktu pemanasan mempengaruhi hasil akhir dalam percobaan, artinya
semakin lama dipanaskan maka semakin terurai pula zat yang terkandung dalam
larutan pati tersebut. Perubahan warna pada percobaan ini disebabkan karena
terjadi pemecahan molekul karbohidrat dari yang kompleks menjadi lebih
sederhana (polisakarida menjadi monosakarida). Sehingga, dapat dikatakan pada
uji pemanasan pati ini seluruh zat yang diujikan mengandung polisakarida
maupun disakarida yang terurai menjadi monosakarida, yaitu zat uji yang pada
awalnya berwarna ungu (setelah ditetesi iodium dan sebelum dipanaskan) tidak
berwarna.

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai alkali kaustik soda.


Penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada
pengujian larutan amilum dan iodium‚ NaOH menghalangi terjadinya reaksi
antara amilum dengan iodium. Hal ini disebabkan karena iod bereaksi dengan
basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab
NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iodium
membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga pada uji dengan penambahan
NaOH tidak terjadi perubahan pada larutan amilum .

Penambahan HCl pada pengujian karbohidrat memiliki memiliki fungsi


yang sama dengan pereaksi lainnya seperti, HSO4. Keduanya berfungsi untuk
menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida penyusunnya. Amilum yang
telah ditambah dengan asam klorida ketika diuji dengan larutan iodium,
menunjukkan hasil yang negatif, maka dapat disimpulkan bahwa amilum telah
terhidrolisis dengan sempurna .

VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan , dapat disimpulkan:
- Uji molisch dapat digunakan untuk pengujian semua golongan
karbohidrat.
- Uji benedict digunakan untuk pengujian gula pereduksi dan menimbulkan
hasil yang positif pada fruktosa.
- Uji barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
- Uji seliwanoff digunakan untuk membedakan karbohidrat ketosa dan
aldosa.
- Uji pati-iodium digunakan untuk mengetahui pembentukan senyawa
kompleks pati-iodium yang dipengaruhi oleh pH asam.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier.S.2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
Fessenden, Ralf & Joan Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga jilid
2. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Purwo, Arbianto. 1993. Biokimia Konsep-konsep Dasar. Bandung: Kimia
Farma-ITB.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“WHEY PROTEIN”

Disusun Oleh :

Rina Rusinur 10060314010


Indriani Maulidda 10060314012
Naftalie Carolina S. 10060314013
Dhella Anggina 10040314014
Karlina Pransiska 10060314017

Kelompok 3A

Asisten : Ilham Kholikul, S.Farm

Tanggal Praktikum : 29 Maret 2016

Tanggal Pegumpulan Laporan : 5 April 2016

LABORATORIUM TERPADU UNIT B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2016
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“PEMURNIAN PROTEIN”

Disusun Oleh :

Rina Rusinur 10060314010


Indriani Maulidda 10060314012
Naftalie Carolina S. 10060314013
Dhella Anggina 10040314014
Karlina Pransiska 10060314017

Kelompok 3A

Asisten : Ilham Kholikul, S.Farm

Tanggal Praktikum : 29 Maret 2016

Tanggal Pegumpulan Laporan : 5 April 2016

LABORATORIUM TERPADU UNIT B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2016

Anda mungkin juga menyukai