Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGROBISNIS

Buah Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)

Disusun Oleh :
Lely Susilawati 10060314009
Rina Rusinur 10060314010
Dhella Anggina 10060314014
Syamsul Rizal 10060314065
Muhamad Rizal 10060314066
Tanggal Penyerahan Makalah : 4 Januari 2018

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2018 M / 1439 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNYA
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah
yang kami buat ini berjudul “Bahan-Bahan Produk Kapsul Impor”.
Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen dan Kewirausahaan yang dibimbing Bapak Anan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi
dan atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

Bandung, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II ISI ......................................................................................................... 3

BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin;
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen
POM,1995).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang
kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini
akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan
menyelubungi bagian badan kapsul. (Ansel, 2005).
Kapsul merupakan salah satu bentuk sediaan obat. Farmasi industri
untuk dapat memproduksi dan menjaga ketersediaan obat di Indonesia
memerlukan bahan baku obat maupun kemasan. Namun untuk menjaga hal
tersebut Indonesia belum mampu menyediakan bahan baku sendiri, hampir
semua bahan baku diperoleh dengan cara impor.
Isu pokok bahan baku obat di Indonesia sejak dahulu kala belum
berubah. Sudah sering dibahas dan dibicarakan, misalnya, sejak Dr. Harjanto
Dhanutirto menjadi Menteri Negara Hortikultura sampai saat ini, dengan
kecenderungan menimpakan kesalahan kepada manajemen pemerintahan
Indonesia (ISFI, 1997; Kardono, 2004; Sparinga 2010). Isu pokok tersebut
antara lain, lebih dari 96% impor bahan baku obat Indonesia; sebagian yang
diproduksi di Indonesia di bawah lisensi teknologi luar negeri menggunakan
bahan baku intermediate impor juga belum bisa bersaing, pembinaan industri
kimia hulu (Kementrian Perindustrian) dan hilir (Kementrian Kesehatan) belum
ada pada penguasaan teknologi yang mendorong keterkaitannya dalam klaster
industri, lemahnya kelembagaan, sumber daya, jejaring ilmu pengetahuan dan

1
teknologi (iptek) untuk memperkuat inovasi, dana riset terbatas, dan regulasi
belum kondusif (Sparinga, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, rumusan masalah yang
dapat kami susun adalah bagaimana perkembangan industri farmasi dapat kita
kaji dalam hal pemenuhan bahan baku obat ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan
mengkaji perkembangan industri farmasi dalam hal pemenuhan bahan baku
obat dan mengurangi impor.

1.4 Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penyusun dan umumnya bagi pembaca tentang perkembangan industry farmasi
dalam pemenuhan bahan baku obat terutama sediaan kapsul.

2
BAB II
ISI

I. Data Impor Bahan Obat Tradisional Bulan Oktober Tahun 2017


Beberapa bahan kapsul yang diimpor berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik)
pada bulan Oktober tahun 2017.

Berat Bersih (Kg) Nilai (US$)


No. HS Komoditi Bulan Bulan
Kumulatif Kumulatif
Oktober Oktober
Gelatin capsule for
1 9602001000 4226 61040 107663 1384018
pharmaceutical product
Empty capsules of a kind
2 39269092 suitable for 1154 40037 18048 468319
pharmaceutical use
3 29054400 Dglucitol (Sorbitol) 378290 3875573 361944 3146496
Other polyhydric
4 29054900 alcohols, other than HS 86274 640964 392911 2559003
2905.41.00 - 2905.45.00
5 29054500 Glycerol 349377 3755288 351530 4156345
6 34042000 Poliethylene glycol 463953 3718587 895007 7685506
7 28330000 Titanium oxides 484280 4778147 1602491 13967589
8 42 Fixed Vegetable oil/fats 1934391 14124788 2684233 18179368
9 597 Mineral Oils 11734144 113109043 38169903 427289994

3
BAB III
KESIMPULAN

Untuk saat ini, hampir semua komponen produksi diimpor. Beberapa usaha
untuk mengganti dengan komponen lokal belum berhasil. Seperti sering dibahas oleh
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, komponen impor obat di Indonesia masih sangat
tinggi, meliputi 90% dari bahan yang digunakan (bahan aktif dan bahan pendukung),
dan 50% dari bahan pengemas. Produksi domestik untuk bahan aktif obat (bahan baku
obat) masih sangat kecil dan belum berarti. Meskipun Indonesia mampu
memproduksinya, sampai saat ini kebanyakan masih belum bisa bersaing dengan
produk impor.
Di Indonesia, diperlukan sistem inovasi obat untuk mewujudkan kemandirian
bahan baku obat, perlu ditentukan sumber daya lokal yang berpotensi untuk
pengembangan bahan baku obat dan eksipien di Indonesia; pengembangan bahan baku
obat di Indonesia tidak bisa dilepas dari commercial battle field untuk kemandiriannya,
karena adanya proteksi yang kuat dari negar-negara penghasil bahan baku obat.
Salah satu usulan bagi industri farmasi adalah untuk menyisihkan dana
penelitian bersama, dikumpulkan dan dikelola oleh mereka sendiri atau suatu lembaga
netral yang didukung oleh pemerintah untuk tujuan tersebut. Di bidang farmasi dan
bioteknologi kesehatan, dana bersama tersebut bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan kapabilitas dan kompetensi penelitian dan pengembangan bahan baku
obat dengan kemitraan global. Strategi dan kehati-hatian dalam kemitraan global ini
perlu kajian dan studi yang mendalam, sehingga benar-benar lebih menguntungkan
Indonesia di masa depan.
Dengan demikian, untuk pengembangan bahan baku obat memperoleh
kemajuan yang berarti, sehingga obat-obat esensial menjadi terjangkau bagi seluruh
masyarakat, dan pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik. Langkah-
langkah penguatan sistem inovasi nasional obat yang berbasis bahan baku lokal antara
lain: dirumuskannya kebijakan untuk kemandirian/kemampuan nasional dalam

4
produksi bahan baku obat, ditetapkannya jenis bahan baku obat dan eksipien,
ditetapkannya langkah-langkah yang dilakukan dalam waktu tertentu dan kementrian,
institusi dan aktor yang terlibat serta sumber daya dan dana, disatukannya roadmap
industri kimia, industri farmasi, riset dan teknologi di semua kementrian yang terlibat,
didorongnya investasi ke arah indusrti kimia hulu untuk pengembangan bahan baku
obat secara bertahap, adanya insentif riset dan penguatan jejaring iptek untuk
pengembangan bahan baku obat, adanya insentif pajak, kepabeanan dan bantuan teknis
bagi industri yang mengembangkan bahan baku obat, dan adanya kebijakan penguatan
kelembagaan, sumber daya dan jaringan dalam pengembangan obat baru.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (2005). Pharmaceutical Calculations: the pharmacist’s handbook,


Lippicontt William and Wilkins, Philadelpia.
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri . (2017). Foreign Trade Statistical Buletin
Import. Badan Pusat Statistik, Indonesia.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Strategi Pengembangan Bahan Baku Obat
Indonesia, Naskah Akademis Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, disampaikan
kepada Menteri Negara Hortikultura dan Obat, 1997.
Kardono, L.B.S. 2004. Developing Drugs and Pharmaceuticals Small and Medium
Scale Enterprises: An Indonesian Case Study, 2nd International symposium on
Current Trend on Drug Discovery Research, Lucknow, India, 17--20 February,
2004.
Sparinga, R. Pengembangan Bahan Baku Obat di Indonesia, Disampaikan pada
Workshop Pengembangan Bahan Baku Obat Berbasis Sumber Daya Lokal,
Jakarta, 21 April 2010.

Anda mungkin juga menyukai