PENDAHULUAN
patologi, seperti obstruksi, radang dan pertumbuhan tumor, terjadi di luar rongga
peritoneum parietal belakang. Gejala dan tanda jarang disertai tanda rangsang
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan
zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukan batu pada
kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh
dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak
pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit
batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan
diabetes mellitus (DM) akan meningkat di seluruh dunia pada millennium ketiga
ini, termasuk negara di Asia Tenggara, diantaranya Indonesia. Sebagian besar dari
penyakit ini adalah DM tipe 2. Sekitar 40% dari pasien DM terdapat keterlibatan
ginjal, sehingga dapat dipahami bahwa masalah penyakit ginjal diabetic (PGD)
juga akan mengalami peningkatan di era awal abad 21 ini. Pada decade ini juga, di
banyak negara maju PGD tercatat sebagai komponen terbanyak dari pasien baru
2
yang menjalani terapi pengganti ginjal, keadaan yang sama sudah mulai juga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
saluran kemih pada seseorang. Faktor itu meliputi faktor intrinsik, yanitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu
2. Umur: penyakit ini yang paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
kemih.
banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life. (Purnomo, 2012)
urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan
infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, striktura dan buli-
berada dalam keadaan metastable (tetap larut) dalam urine jika tidak ada
bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya
cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu
saluran kemih. Untuk itu, agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih
5
(membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada
agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat
dalam urine, konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang
bertindak sebagai inti batu. Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas
batu kalsim, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat,
berasal dari batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat (batu infeksi),
batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun pathogenesis
kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Data
(Purnomo, 2012)
Batu yang sering terbentuk dalam urine yang bersifat asam terdiri dari
kalsium oksalat, kristal asam urat, atau sistin. Sekitar dua per tiga dari semua
pada tubulus ginjal yang herediter; gangguan ini melibatkan asam amino
alami yang paling sukar larut. Kelebihan ekskresi sistin (sistinuria) dalam
rendah garam dapat mengurangi ekskresi sistin sebesar 40%. (Price dan
Wilson, 2006).
terjadi peningkatan asam urat yang sebanding sebagai akibat proses degradasi
asam urat dalam tubulus ginjal dan interstisial serta mencegah obstruksi yang
sebelum tidur ketika urine cenderung menjadi lebih asam. Beberapa jenis
makanan yang membantu alkalinisasi urine adalah susu, sayuran, dan buah-
buahan (kecuali buah plum kering, buah plum segar, dan cranberry). (Price
Batu yang sering terbentuk dalam urine yang basa terdiri dari kalsium
fosfat atau magnesium fosfat atau magnesium ammonium fosfat (batu tripel
fosfat atau struvit). Kalsium fosfat atau oksalat sering ditemukan pada batu
tripel fosfat. Batu tripel fosfat sering dihubungkan dengan infeksi saluran
kemih, terutama disebabkan oleh organisme yang dapat memecah urea. Batu-
ini sering disebut sebagai batu “staghorn” (tanduk rusa) karena bentuknya,
dan batu ini harus diangkat melalui operasi. Sebanyak 90% dari semua batu
mobilisasi garam kalsium dari tulang. Daging, roti, makanan berprotein, jus
cranberry, plum kering dan plum segar cenderung membentuk urine asam
untuk mengasamkan urine pada kasus infeksi saluran kemih yang menetap.
Faktor yang terpenting untuk mencegah semua batu tanpa memandang zat
menghasilkan urine sebanyak 2,5 sampai 3 liter per hari. (Price dan Wilson,
2006).
8
Pada pasien DM, berbagai gangguan pada ginjal dapat terjadi, seperti
sebagai penyakit ginjal non diabetik pada pasien diabetes. Akan tetapi yang
tahun 1936, berupa glomerulosklerosis yang noduler dan difus. (Lubis, 2010)
baik tipe 1 maupun tipe 2. Bila jumlah protein/albumin di dalam urin masih
sangat rendah sehingga sulit dideteksi dengan metode pemeriksaan urin yang
biasa, akan tetapi sudah >30 mg/24 jam ataupun >20 ug/menit, disebut juga
berikut.
a. Tahap I
Pada tahap ini LFG meningkat sampai 40% diatas normal yang disertai
biasanya normal. Tahap ini masih reversible dan berlangsung 0-5 tahun
glukosa darah yang ketat biasanya kelainan fugnsi maupun struktur ginjal
b. Tahap II
c. Tahap III
tekanan sudah sudah ada yang mulai meningkat. Keadaan ini dapat
10
d. Tahap IV
darah sering meningkat serta LFG yang sudah menurun di bawah normal.
Ini terjadi setelah 15-20 tahun diabetes tegak. Penyulit diabetes lain
e. Tahap V
Ini adalah tahap gagal ginjal, saat LFG sudah sedemikian rendah
MELITUS
Penyakit yang kadang tanpa gejala ini harus dipertimbangkan karena infark
miokard dengan gejala tidak khas sering menjadi penyebab utama kematian
diketahui. Bukti mutakhir menunjukkan hasil yang baik pada pasien dalam
pembedahan darurat, harus segera diatasi. Pasien diabetes yang gula darahnya
keadaan normal mendapat insulin tetap diberi insulin, dan glukosa prabedah
Pasien yang menjalani operasi mayor harus diberi satu setengah dari
dosis insulin pagi mereka dan dekstrosa 5% intravena dengan dosis 100-125
scale atau infus insulin yang berpandu pada pengukuran kadar glukosa darah
berkala (setiap 4-6 jam). Pompa insulin subkutan harus dimatikan pada pagi
hari pembedahan. Pengendalian glukosa darah pada pasien kritis seperti ini
MELITUS
jika tidak ditangani, hal ini akan mengakibatkan ketoasidosis dan jika
kebutuhan akan insulin pun bertambah. Pasien diabetes mellitus harus diberi
kesempatan dioperasi lebih dulu untuk mengurangi efek puasa dan ketosis.
13
2009)
darah dan EKG. Terapi terdiri atas infus insulin dan memperbaiki keadaan
E. TATALAKSANA
penyakit batu atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan. Hal ini
diperlukan bila batu menyebabkan gangguan pada saluran air kemih. Bila
batu ternyata tidak memberi gangguan fungsi ginjal, batu tersebut tidak perlu
diangkat, apalagi misalnya pada batu ureter diharapkan batu dapat keluar
14
sendiri. Penangannya dapat berupa terapi medis dan simptomatik atau dengan
bahan pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau dengan tindakan yang
Selain itu, terutama untuk batu ureter yang dapat diharapkan keluar dengan
batu. Batu ureter ini ialah batu yang tidak mengganggu saluran kemih,
termasuk ginjal dan ukurannya kurang dari setengah sentimeter. Jenis batu
yang dapat dilarutkan adalah dari jenis batu asam urat. (Jong, 2009)
gelombang kejut, atau bila cara nonbedah tidak berhasil. Batu ginjal yang
terletak di kaliks selain oleh indikasi umum, perlu diperlukan tindak bedah
yang tidak gampang karena batu biasanya tersembungi di dalam kaliks. Batu
menyebabkan nyeri yang hebat. Pada umumnya batu pelvis terlebih lagi yang
nephrolithiasis.
Ureter
BAB III
REFLEKSI KASUS
I. IDENTITAS
II. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Anamnesis terpimpin :
Pasien baru masuk dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dirasakan sejak
+2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya nyeri dirasakan
dialami saat buang air kecil dan kadang hilang timbul saat beraktivitas, tetapi
belakangan nyeri dirasakan terus menerus. Riwayat demam tidak ada, mual
dan muntah tidak ada. Buang air kecil warna merah seperti air cucian daging,
Riwayat Diabetes Melitus Type II (+), diketahui sejak + 5 tahun yang lalu,
Tanda Vital :
Conjunctiva anemis - / -
Sclera ikterik - / -
Thorax
Paru-Paru
Jantung
Abdomen
dextra
Ekstremitas
IV. RESUME
N: 88 x/menit. Nyeri tekan abdomen (+) kuadran lumbal dextra dan inguinal
V. DIAGNOSA AWAL
Darah rutin
HCT 35,2 %
Urinalisis
Protein (+3)
Leukosit (+3)
Eritrosit (+3)
HbsAg : negatif
21
Ultrasonografi
Kesan:
- Cystitis
CT Scan Abdomen
22
Kesan:
II
VIII. PENATALAKSANAAN
- Tramadol tablet 5 mg 3 x 1
- Metformin tablet 5 mg 3 x 1
IX. PROGNOSIS
Dubia
23
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien wanita berumur 63 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan dysuria, hematuria serta intermitensi urin yang dialami sejak 2 bulan yang
lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus yang baru diketahui sejak
5 tahun yang lalu, dan rutin mengkonsumsi obat oral metformin 3x1 tablet. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 130/70 mmHg, nyeri tekan abdomen
sebesar 53,2 mg/dL dan peningkatan kadar creatinine sebesar 1,29 mg/dL. Hasil
staghorn ginjal kanan dengan hydronesphrosis ringan ginjal kanan, serta beberapa
kalsifikasi mesenterial.
Pada pasien ini ditemukan pula batu staghorn pada ren dextra, yang
biasanya terjadi akibat infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh organisme
pembentukan batu staghorn pada pasien ini, diduga akibat penyakit ginjal diabetik
yang dialaminya. Gangguan fungsi filtrasi ginjal akibat kerusakan pada struktur
24
menyebabkan urin stasis, akibatnya bakteri dapat berkembang biak dan memicu
BAB IV
KESIMPULAN
sebagai berikut.
2. Penanganan batu saluran kemih dapat berupa terapi medis dan simptomatik
atau dengan bahan pelarut. Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat
litotripsor, alat gelombang kejut, atau bila cara nonbedah tidak berhasil.
meliputi penilaian komplikasi kronik diabetes dan status kadar gula terakhir
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, HR. 2010. “Penyakit Ginjal Diabetik” dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Masquelet, AC. 2005. An Antlas of Surgical Anatomy. Taylor & Francis Group,
United Kingdom.