Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalau dikatakan morfologi membicarakan masalah bentuk-bentuk dan pembentukan kata,


maka semua satuan bentuk sebelum menjadi kata, yakni morfem dengan segala bentuk dan
jenisnya perlu dibicarakan. Pembicaraan mengenai pembentukan kata akan melibatkan
pembicaraan mengenai komponen atau unsur pembentukan kata itu, yaitu morfem, baik morfem
dasar maupun morfem terikat dengan berbagai alat proses pembentukan kata, yaitu afiks dalam
proses afiksasi, pengulangan dalam proses pembentukan kata melalui proses reduplikasi,
penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui komposisi, dan sebagainya. Jadi, ujung
dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan makna sesuai keperluan dalam
satu tindak pertuturan.
Bila bentuk dan makna yang terbentuk dari satu proses morfologi sesuai dengan yang
diperlukan dalam pertuturan, maka bentuknya dapat dikatakan berterima. Akan tetapi, jika tidak
sesuai dengan yang diperlukan, maka bentuk itu dikatakan tidak berterima. Keberterimaan atau
ketidakberterimaan bentuk itu dapat juga karena alasan sosial. Namun, dalam kajian morfologi,
alasan sosial itu kita singkirkan dulu, yang kita perhatikan atau pedulikan adalah alasan
gramatikal semata.
Dengan ringkas dapatlah dikatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa
yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Dari berbagai batasan tentang morfologi
yang dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa morfologi
adalah bidang linguistik yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai morfofonemik. Morfofonemik
adalah proses perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam pembentukan kata akibat
pertemuan morfem dengan morfem lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian morfofonemik?


2. Apa kaidah morfofonemik?
3. Bagaimana proses dari morfefonemik dalam pembentukan kata?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui proses dan pengaruh morfofonemik dalam proses morfologis.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Morfofonemik

Morfofonemik adalah proses perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam


pembentukan kata akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Misalnya, kata membaca
terdiri dari dua morfem, yaitu morfem meng- dan morfem baca. Akibat pertemuan kedua
morfem itu, fonem /ng/ pada morfem meng- berubah, sehingga meng- menjadi mem-.Perubahan
fonem itu bergantung pada kondisi bentuk dasar (dasar kata) yang diikutinya.
Untuk mengetahui proses morfofonemik yang terjadi, perlu diungkap peristiwa
morfofonemik sebanyak-banyaknya. Dari peristiwa tersebut dapat dikelompokkan jenis
morfofonemik berdasarkan kesamaan prosesnya. Simpulan tersebut kemudian dapat dijadikan
kaidah pembentukan kata turunan yang benar. Jangan sampai menimbulkan kesalahan sampai
pada tataran makna. Jika terjadi kesalahan pada tataran makna, hal itu akan mengganggu
komunikasi yang berlangsung. Jika terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi, maka hilang
fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi.
Kajian morfofonemik tidak dibicarakan dalam tataran fonologi karena masalahnya baru
muncul dalam kajian morfologi. Ada berbagai macam pengertian mengenai istilah morfofonemik.
Ramlan (2001: 83) menyatakan morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang
timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Selanjutnya, Kridalaksana (2007:
183) mendefinisikan bahwa proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena
pertemuan morfem dengan morfem. Selain itu, Samsuri (1980: 201) menjelaskan morfofonemik
adalah studi tentang perubahan-perubahan pada fonem-fonem yang disebabkan oleh hubungan
dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya. Poedjosoedarmo (1979: 186)
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan morfofonemik ialah perubahan bentuk
fonemis sebuah morfem yang disebabkan oleh fonem yang ada di sekitarnya.

2.2 Kaidah Morfofonemik

Adapun kaidah morfofonemik bahasa Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ng → m / - b, p, f

→ n / - d, t, c, j, sy, z

→ ny / - s

→ Ø / - ng, m, n, ny, y, w, r, l

→ nge / #KVK#

→ ng / - a, i, u, ė, o, e, g, h, k, h, kh

2
Pada bagian belajar sebelumnya Anda telah mempelajari aturan-aturan tertentu mengenai
proses morfofonemik. Dalam bagian belajar ini Anda akan mempelajari kaidah-kaidah
morfofonemik dalam bahasa Indonesia. Kaidah-kaidah morfofonemik yang terpenting adalah:
kaidah morfofonemik morfem men-, kaidah morfofonemik morfem pen-, kaidah morfofonemik
morfem ber-, kaidah morfofonemik morfem per-, dan kaidah morfofonemik morfem ter-.

a. Kaidah Morfofonemik Morfem meng-

Kaidah I: meng- → mem-


Morfem meng- berubah menjadi mem- apabila diikuti bentuk dasar (dasar kata) yang
berawal dengan fonem /b, p, f/. Fonem /p/ hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang
berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya dan pada bentuk dasar yang
berprefiks per-.
Contoh:
meng- + bantah → membantah
meng- + bawa → membawa
meng- + fitnah → memfitnah
meng- + fokuskan → memfokuskan
meng- + pukul → memukul
meng- + putar → memutar
meng- + produksi → memproduksi
meng- + pertahankan → mempertahankan

Kaidah II: meng- → men-


Apabila morfem meng- diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /d, t, c, j, sy, z/
akan berubah menjadi men-. Fonem /t/ luluh, kecuali pada beberapa dasar kata yang berasal dari
kata asing dan pada bentuk dasar yang berafiks ter-, serta fonem /s/ yang berasal dari kata asing
yang masih mempertahankan keasingannya.
Contoh:
meng- + didik → mendidik
meng- + dasarkan → mendasarkan
meng- + sukseskan → mensukseskan
meng- + skor → menskor
meng- + support → mensupport
meng- + tulis → menulis
meng- + tumpuk → menumpuk
meng- + transkrif → mentranskrif
meng- + transfer → mentransfer
meng- + terlantarkan → menterlantarkan
meng- + terkejutkan → menterkejutkan

3
Kaidah III: meng- → meny-
Morfem meng- berubah menjadi meny-, apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem/s/. Fonem /s/ hilang, kecuali bentuk dasar yang berasal dari kata asing yang masih
mempertahankan keasingannya.
Contoh:
meng- + sodok → menyodok
meng- + sucikan → menyucikan

Kaidah IV: meng- → meng-


Morfem meng- berubah menjadi meng- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /a, i, u, ė, o, e, g, h, k, h, kh/. Fonem /k/ hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang
berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya.
Contoh:
meng- + gambar → menggambar
meng- + garami → menggarami
meng- + hakimi → menghakimi
meng- + hukum → menghukum
meng- + karang → mengarang
meng- + kirim → mengirim
meng- + konsentrasikan → mengkonsentrasikan
meng- + koordinasikan → mengkoordinasikan
meng-+ khayalkan → mengkhayalkan
meng- + khatamkan → mengkhatamkan
meng- + akui → mengakui
meng- + alami → mengalami
meng- + ikat → mengikat
meng- + ingkari → mengingkari
meng- + uap → menguap
meng- + ungkap → mengungkap
meng- + ekor → mengekor
meng- + emban → mengemban
meng- + operasi → mengoperasi
meng- + olah → mengolah

Kaidah V: meng- → me-


Fonem meng- berubah menjadi me-, apabila diikuti oleh bentuk dasar yang berawal
dengan fonem /ng, m, n, ny, y, w, r, l/
Contoh:
meng- + lupakan → melupakan
meng- + layani → melayani

4
meng- + rusak → merusak
meng- + runcing → meruncing
meng- + wajibkan → mewajibkan
meng- + wartakan → mewartakan
meng- + yakinkan → meyakinkan
meng- + nyanyi → menyanyi
meng- + matikan → mematikan
meng- + nasihati → menasihati
meng- + ngaung → mengaung

Kaidah VI: meng- → menge-


Morfem meng- berubah menjadi menge- apabila diikuti oleh bentuk dasar atau dasar kata
yang terdiri dari satu suku (#KVK#).
Contoh:
meng- + cat → mengecat
meng- + las → mengelas
meng- + bom → mengebom
meng- + pel → mengepel

b. Kaidah Morfofonemik Morfem peng-

Kaidah morfofonemik morfem peng- pada umumnya sama dengan kaidah morfofonemik
morfem afiks meng-.
Kaidah I: peng- → pem-
Morfem peng- berubah menjadi pem- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /b, p, f/. Dalam hal ini fonem /p/ hilang.
Contoh:
peng- + bual → pembual
peng- + buangan → pembuangan
peng- + bela → pembela
peng- + bicara → pembicara
peng- + bentuk → pembentuk
peng- + fotokopi → pemfotokopi
peng- + fitnah → pemfitnah
peng- + faraid → pemfaraid
peng- + pugar → pemugar(an)
peng- + puja → pemuja
peng- + pulang → pemulang(an)
peng- + pulung → pemulung
peng- + pukul → pemukul

5
Kaidah II: peng- → pen-
Morfem peng- berubah menjadi pen- apabila diikuti oleh bentuk dasar yang berawal
dengan fonem /d, t, c, j, sy, z/. Dalam proses ini fonem /t/ hilang, kecuali pada beberapa bentuk
dasar yang berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasinganny, dan fonem /s/ yang
terbatas pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari kata asing yang masih mempertahankan
keasingannya.
Contoh:
peng- + dusta → pendusta
peng- + dengar → pendengar
peng- + diam → pendiam
peng- + daki → pendaki
peng- + dakwa → pendakwa
peng- + suply → pensuply
peng- + support → pensupport
peng- + tusuk → penusuk
peng- + tabur → penabur
peng- + tebus → penebus
peng- + tadah → penadah
peng- + tambah → penambah
peng- + cukur → pencukur
peng- + cuci → pencuci
peng- + cabut → pencabut
peng- + jahit → penjahit
peng- + jaga → penjaga
peng- + jumlah → penjumlah

Kaidah III: peng- → peny-


Morfem peng- berubah menjadi peny- apabila diikuti bentuk dasar atau dasar kata yang
berawal dengan fonem /s/. Fonem /s/ hilang.
Contoh:
peng- + sadur → penyadur
peng- + sita → penyita
peng- + suluh → penyuluh

Kaidah IV: peng- → peng-


Morfem peng- berubah menjadi peng- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal fonem
/a, i, u, ė, o e , g, h, k, h, kh/. Dalam proses ini fonem /k/ hilang.
Contoh:
peng- + ganti → pengganti
peng- + gosok → penggosok

6
peng- + garap → penggarap
peng- + hibur → penghibur
peng- + hujan → penghujan
peng- + hemat → penghemat
peng- + kurang → pengurang
peng- + kuras → penguras
peng- + karang → pengarang
peng- + khusus → pengkhusus(an)
peng- + khianat → pengkhianat
peng- + asuh → pengasuh
peng- + aman → pengaman
peng- + ikut → pengikut
peng- + ubah → pengubah
peng- + usir → pengusir
peng- + ekor → pengekor
peng- + edar → pengedar
peng- + obral → pengobral
peng- + obat → pengobat

Kaidah V: peng- → pe-


Morfem peng- berubah menjadi pe- apabila diikuti oleh bentuk dasar yang berawal fonem
/ng, m, n, ny, y, w, r, l /
Contohnya:
peng- + lupa → pelupa
peng- + lipur → pelipur
peng- + latih → pelatih
peng- + lepas → pelepas
peng- + ramal → peramal
peng- + rusuh → perusuh
peng- + rusak → perusak
peng- + warna → pewarna
peng- + warta → pewarta
peng- + waris → pewaris
peng- + yakin → peyakin
peng- + nyanyi → penyanyi
peng- + ngeram → pengeram
peng- + ngiang → pengiang
peng- + nasehat → penasehat

7
Kaidah VI: peng- → penge-
Morfem peng- berubah menjadi penge- apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu
suku.
Contoh:
peng- + bor → pengebor
peng- + cat → pengecat
peng- + las → pengelas

c. Kaidah Morfofonemik Morfem ber-

Kaidah I: ber- → be-


Morfem ber- berubah menjadi be- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /r/, dan beberapa bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /∂r/.
Contoh:
ber- + runding → berunding
ber- + roda → beroda
ber- + riak → beriak
ber- + rantai → berantai
ber- + serta → beserta
ber- + derma → bederma
ber- + kerja → bekerja
ber- + ternak → beternak

Kaidah II: ber- → bel-


Morfem ber- menjadi bel- apabila diikuti oleh bentuk dasar ajar.
Contoh:
ber- + ajar → belajar

Kaidah III: ber- → ber-


Morfem ber- tetap merupakan morfem ber- apabila diikuti oleh bentuk dasar selain yang
tersebut pada kaidah I dan kaidah II di atas, yaitu bentuk dasar yang tidak berawal dengan fonem
/r/, bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir dengan /r/, dan bentuk dasar yang bukan
morfem ajar.
Contoh:
ber- + awal → berawal
ber- + iman → beriman
ber- + ekor → berekor
ber- + fantasi → berfantasi
ber- + khutbah → berkhutbah

8
d. Kaidah Morfofonemik Morfem per-

Kaidah I: per- → pe-


Morfem per- berubah menjadi pe- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /r/.
Contoh:
per- + rencana → perencana
per- + ringan → peringan
per- + rayakan → perayakan
per- + rendam → perendam
per- + rusak → perusak

Kaidah II: per- → pel–


Morfem per- berubah menjadi pel- apabila diikuti bentuk dasar ajar.
Contoh:
per- + ajar → pelajar

Kaidah III: per- → per-


Morfem per- tetap saja merupakan per-, apabila diikuti oleh bentuk dasar yang tidak
berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang bukan morfem ajar.
Contoh:
per- + lambat → perlambat
per- + teguh → perteguh
per- + kaya → perteguh
per- + indah → perindah
per- + mudah → permudah

e. Kaidah Morfofonemik Morfem ter-

Kaidah I: ter- → te-


Morfem ter- berubah menjadi te- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /r/, dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /∂r/.
Contoh:
ter- + rasa → terasa
ter- + perdaya → teperdaya
ter- + percik → tepercik

Kaidah II: ter- → ter-


Morfem ter- tetap saja merupakan morfem ter- apabila diikuti bentuk dasar yang tidak
berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir dengan fonem
/∂r/.

9
Contoh:
ter- + angkut → terangkut
ter- + bukti → terbukti
ter- + maju → termaju
ter- + desak → terdesak
ter- + lihat → terlihat
ter- + gusur → tergusur

2.3 Proses Morfofonemik

Morfofonemik sebagai proses berubah suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan
fonem awal kata yang bersangkutan (Arifin, 2007: 8). Ramlan (2001: 83) membagi perubahan
fonem dalam proses morfofonemik ini dalam tiga wujud, yaitu proses perubahan fonem, proses
penambahan fonem, dan proses hilangnya fonem.

a. Proses Perubahan Fonem

Proses perubahan fonem, misalnya, terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meng- dan
peng- dengan bentuk dasarnya. Fonem /ng/ pada kedua morfem itu berubah menjadi /m, n, ny,
ng/, hingga morfem meng- berubah menjadi mem-, men-, meny, dan meng-. Morfem peng-
berubah menjadi pem-, pen, peny, dan peng-. Perubahan-perubahan itu bergantung pada kondisi
bentuk dasar yang mengikutinya.
Fonem /ng/ pada morfem meng- dan peng- berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar
yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, b, f/.
Misalnya:
meng- + paksa : memaksa
meng- + periksa : memeriksa
meng- + pukul : memukul
meng- + potong : memotong
meng- + pugar : memugar
meng- + periksa : memeriksa
meng- + perkosa : memerkosa
meng- + pukul : memukul
meng- + pikir : memikir
meng- + bantu : membantu
meng- + buru : memburu
meng- + bangun : membangun
meng- + batik : membatik
peng- + bantu : pembantu
peng- + buru : pemburu
peng- + buat : pembuat

10
meng- + fitnah : memfitnah
meng- + fitrahkan : memfitrahkan
peng- + fitnah : pemfitnah
Fonem /ng/ pada meng- dan peng- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, sy, c, j/.
Misalkan:
meng- + tulis : menulis
meng- + duga : menduga
meng- + syukur : mensyukuri
peng- + tulis : penulis
peng- + datang : pendatang
peng- + suluh : penyuluh
meng- + cari : mencari
meng- + jadi : menjadi
peng- + cukur : pencukur
peng- + jual : penjual
Fonem /ng/ pada meng- dan peng- tetap menjadi /ng/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /k, h, a, i, u, e, o, e/ dan fonem tersebut menjadi luluh.
Misalkan:
meng- + kacau : mengacau
meng- + hisap : menghisap
meng- + acak : mengacak
meng- + ikat : mengikat
meng- + usap : mengusap
meng- + endap : mengendap
meng- + obral : mengobral
peng- + kacau : pengacau
peng- + hisap : penghisap
peng- + adu : pengadu
peng- + ikat : pengikat
peng- + urus : pengurus
peng- + emban : pengemban
peng- + omel : pengomel
Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan menjadi /l/ sebagai akibat
pertemuan morfem tersebut dengan bentuk dasarnya yang berupa leksem ajar, ialah sebagai
berikut.
ber- + ajar : belajar
per- + ajar : pelajar

11
Fonem /?/ pada morfem-morfem duduk /dudu?/, rusak /rusa?/, petik /peti?/, dan
sebagainya berubah menjadi /k/ sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan morfem
ke-an, peng-an, dan i.
Misalnya:
ke-an + duduk /dudu?/ : kedudukan
peng-an + duduk /dudu?/ : penduduk / pendudukan/
-i + duduk /dudu?/ : duduki /duduki/
Fonem /ng/ pada morfem meng- dan peng berubah menjadi /ny/ apabila bentuk dasar
berawalan dengan fonem /s/. Fonem /s/ tidak lesap khusus bagi beberapa bentuk dasar yang
berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya dan yang telah mengalami
proses morfologis.
Misalkan:
meng- + sukseskan : mensukseskan
peng- + support : pensupport
meng- + sapu : menyapu
peng- + sembelih : penyembelih

b. Proses Penambahan Fonem

Proses penambahan fonem terjadi akibat pertemuan meng- dan peng- dengan bentuk
dasar yang bersuku satu. Fonem tambahannya adalah /Ə/ sehingga meng- berubah
menjadi menge- dan peng menjadi penge-. Selain itu ada pula penambahan fonem apabila
morfem –an, ke-an, peng-an bertemu dengan bentuk dasarnya, terjadi penambahan fonem /?/
apabila bentuk dasar itu berakhir dengan vokal /a/, penambahan fonem /w/ apabila bentuk
dasarnya berakhir /u, o, aw/, dan penambahan fonem /y/ apabila bentuk dasar berakhir dengan /i,
ay/.
Proses penambahan fonem terjadi pada bentuk dasar (dasar kata) yang bersuku satu. Hal
ini terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meng- dan morfem peng- dengan bentuk dasar yang
terdiri dari satu suku. Fonem tambahannya adalah /Ə/ sehingga meng- berubah menjadi menge-
dan peng- berubah menjadi penge-.
Contoh:
meng- + las → mengelas
meng- + cat → mengecat
meng- + los → mengelos
meng- + lus → mengelus
meng- + bom → mengebom
meng- + pak → mengepak
peng- + cat → pengecat
peng- + las → pengelas
peng- + bor → pengebor

12
Jika diteliti dengan saksama, ternyata bahwa contoh-contoh di atas selain proses
penambahan fonem /Ə/. Selain penambahan fonem yang terjadi pada bentuk dasar yang bersuku
satu, terjadi juga penambahan fonem yang lain, yaitu penambahan fonem /?/ apabila morfem –
an, ke-an, peng-an bertemu dengan bentuk dasar yang berakhir dengan vokal /a/, penambahan
/w/ apabila bentuk dasar berakhir dengan /u, o, aw/, dan penambahan /y/ apabila bentuk dasar
berakhir dengan /i, ay/ (Ramlan, 1983: 84).
Contoh:
-an + hari → harian/hariyan
-an + lambai → lambay/lambaian/lambayyan
-an + terka → terkaan/terka?an
ke-an + lestari → kelestarian/kələstariyan
ke-an + pulau → pulaw →kepulauan/kəpulawwan

c. Proses Hilangnya Fonem

Dalam proses hilangnya fonem Anda dapat mengikuti uraian sebagai berikut.
1) Proses Hilangnya Fonem /ng/
Proses hilangnya fonem /ng/ akan terjadi apabila morfem-morfem meng- dan peng-
bertemu atau bergabung dengan bentuk dasar (dasar kata) yang berfonem awal /ng, m, n, ny, y, w,
r, l/.
Contoh:
meng- + lupakan → melupakan
meng- + lirik → lirik
meng- + lestarikan → melestarikan
meng- + lenggang → melenggang
meng- + langkah → melangkah
peng- + lompat → pelompat
peng- + lawak → pelawak
peng- + lupa → pelompat
peng- + lestari → pelestari
peng- + licin → pelicin
meng- + rampas → merampas
meng- + rampok → merampok
meng- + ramalkan → meramalkan
meng- + rusakkan → mersakan
meng- + rendahkan → merendahkan
peng- + rampok → perampok
peng- + ramal → peramal
peng- + ramah → peramal
peng- + rusuh → perusuh
peng- + riang → riang

13
meng- + yakinkan → meyakinkan
meng- + wakilkan → mewakilkan
meng- + wajibkan → mewajibkan
meng-+ warnai → mewarnai
meng- + wahyukan → mewahyukan
meng- + wakapkan → mewakapkan
peng- + waris → pewaris
peng- + warna → pewarna
peng- + wangi → pewangi
peng- + wawancara → pewawancara
meng- + nasihati → menasihati
meng- + naiki → menaiki
meng- + nyanyi → menyanyi
meng- + nganga → menganga
peng- + malas → pemalas
peng- + nasihat → penasihat
peng- + nyanyi → penyanyi
peng- + ngawur → pengawur

2) Proses Hilangnya Fonem /r/


Proses hilangnya fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- akibat pertemuan morfem-
morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku
pertamanya berakhir dengan/∂r/.
Contoh:
ber- + rencana → berencana
ber- + revolusi → berevolusi
ber- + ragam → beragam
ber- + rantai → berantai
ber- + rumah → berumah
per- + rintis → perintis
per- + raih → peraih
per- + rindu → perindu
per- + rasa → perasa
per- + ramping → peramping
ter- + rekam → terekam
ter- + rendah → terendah
ter- + rasa → terasa
ter- + raba → teraba
ter- + rombak → terombak
ber- + kerja → bekerja

14
ber- + terbang → beterbang (an)
ber- + serta → beserta
ber- + terjal → beterjal
ber- + ternak → beternak
per- + kerja → pekerja
per- + serta → peserta
per- + derma → pederma
ter- + pergok → tepergok
ter- + perdaya → teperdaya

3) Proses Hilangnya Fonem /k, p, t, s/


Proses hilangnya fonem-fonem /k, p, t, s/ akibat pertemuan antara morfem meng- dan
morfem peng- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem /k, p, t, s/.
Contoh:
meng- + kosong → mengosongkan
meng- + kontrol → mengontrol
meng- + karang → mengarang
meng- + katrol → mengatrol
meng- + kipas → mengipas
peng- + kait → pengait
peng- + kuat → penguat
peng- + kukus → pengukus
peng- + kacau → pengacau
peng- + pakai → memakai
peng- + paksa → memaksa
meng- + pudar → memudar
meng- + perintah → memerintah
meng- + pinta → meminta
peng- + potret → pemotret
peng- + pasang → pemasang
peng- + putih → pemutih
peng- + putar → pemutar
peng- + pukul → pemukul
meng- + tulis → menulis
meng- + tolak → menolak
meng- + topang → menolak
meng- + tendang → menendang
meng- + turun → menurun
peng- + tusuk → penusuk
peng- + tabuh → penusuk

15
peng- + toreh → penoreh
peng- + teliti → peneliti
peng- + tisik → penisik
meng- + suap → menyuap
meng- + sekap → menyekap
meng- + sandra → menyandra
meng- + segel → menyegel
meng- + susul → menyusul
peng- + sindir → penyindir
peng- + sandra → penyandra
peng- + sulap → penyulap
peng- + sulam → penyulam
peng- + sumbang → penyumbang
Bila meng- bertemu dengan bentuk dasar (bentuk) kompleks yang berfonem awal /p/ dan
/t/ tidak hilang karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks.
Contoh:
meng- + peragakan → memperagakan
meng- + persatukan → mempersatukan
meng- + tertawakan → mentertawakan
Demikian pula meng- dan peng- bila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal fonem
/k, t, s/ yang berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya, fonem /k, t, s/ itu
tidak hilang.
Contohnya:
mengkondisikan
pentafsirkan
mentabulasikan
menskor
mensurvey
penterjemah
pensuply

16
BAB III PENUTUP

Simpulan

Peristiwa morfofonemik pada dasarnya adalah proses berubahnya sebuah fonem dalam
pembentukan kata yang terjadi karena proses morfologis. Morfofonemik mengkaji tentang bunyi
gabungan yang membentuk realisasi morfem dalam kombinasi morfem. Realisasinya
menimbulkan variasi morfem. Perubahan bunyi yang terjadi ketika morfem terikat bergabung
dengan morfem bebas mengikuti kaidah tertentu. Ramlan (2001: 83) membagi perubahan fonem
dalam proses morfofonemik ini dalam tiga wujud, yaitu proses perubahan fonem, proses
penambahan fonem, dan proses penghilangan fonem.
Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat
pertemuan morfem dengan morfem lain (Ramlan, 1983: 73). Morfofonemik adalah proses
perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam pembentukan kata akibat pertemuan morfem
dengan morfem lain. Misalnya, kata membaca terdiri dari dua morfem, yaitu morfem meng- dan
morfem baca. Akibat pertemuan kedua morfem itu, fonem /ng/ pada morfem meng- berubah,
sehingga meN- menjadi mem-. Perubahan fonem itu bergantung pada kondisi bentuk dasar (dasar
kata) yang diikutinya. Perubahan fonem dalam bahasa Indonesia meliputi perubahan fonem /N/
dan perubahan fonem /r/.
Proses perubahan fonem, yaitu proses yang terjadi akibat pertemuan morfem meng-
dan peng- dengan bentuk dasarnya. Fonem /ng/ pada kedua morfem itu berubah menjadi /m, n,
ň, ŋ/ sehingga morfem meng- berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng-, serta peng-
berubah menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-.

17
DAFTAR PUSTAKA

Darwis, Muhammad. 2012. Morfologi Bahasa Indonesia Bidang Verba.Makassar: CV Menara


Intan.

Bagawanabiyasa. 2016. Proses Morfofonemik Dan Morfologis.


https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/09/13/proses-morfofonemik-dan-morfologis/
(diakses pada tanggal 17 November 2017)

Linguistikid. 2016. Proses Morfofonemik Dalam Bahasa Indonesia.


http://linguistikid.com/proses-morfofonemik-bahasa-indonesia/ (diakses pada tanggal 21
November 2017)

18

Anda mungkin juga menyukai