Anda di halaman 1dari 44

TUGAS PATOLOGI

ANATOMI

KELOMPOK V
ANGGOTA
KELOMPOK 5
1. YEMIMA ORISTA FAA 115 003
2. TESSA WULANDARI FAA 115 012
3. APRILOIS PERDANA FAA 115 038
4. KADEK DIAH.P.K WARDANA FAA 115 049
5. MIKHAEL JEVON DANDAN FAA 115 050
1. NEFROPATI
MEMBRANOSA
DEFINISI
• Penyakityang progresif pelan, paling sering
pada usia 30-60 thn.

Etiologi :
• pada sekitar 85% kasus, disebabkan oleh
autoantibodi yang mempunyai reaksi silang
dengan antigen.
• Sisanya secara sekunder oleh penyakit lain:
infeksi, tumor ganas, SLE, pajanan terhadap
garam anorganik, obat-obatan (kaptoptil)
Gambaran mikroskopis Nefropati
membranosa
•Gambaran utama nefropati membranosa
adalah penebalan difus dinding kapiler
•Penebalan ini sebagian disebabkan oleh
endapan subepitel, yang melekat pada
GBM dan terpisah satu sama lain oleh
tonjolan matriks GBM berukuran kecil
mirip duri (spike) yang terbentuk sebagai
reaksi terhadap endapan tsb (pola spike
and dome)
PATOGENESIS NEFROFATI MEMBRANOSA
• Nefrofati membranosa adalah salah satu tipe
glomerulonefritis kompleks imun yg kronik yg diinduksi
oleh antibodi yg menyebabkan reaksi in situ thdp
antigen glomerulus endogen atau yg tertanam. Antigen
podosit endogen, reseptor fosfolipase A2. , adalah antigen
yg paling sering dikenal oleh autoantibodi penyebab.
• Model eksperimental nefrofati membranosa adalah
nefritis Heymann, yg diinduksi pada hewan dgn imunisasi
protein brush border tubulus ginjal yg juga terdapat pd
podosit. Antibodi yg diproduksi bereaksi dgn antigen yg
terletak di dinding kapiler glomerulus, mengakibatkan
endapan granuler (pembentukan kompkeks imun in
situ) dan proteinuria tanpa inflamasi berat.
• Aspek penyakit yg mjd pernyataan adalah
bagaimana kompleks antigen-antibodi dpt
menyebabkan kerusakan kapiler pd keadaan tanpa
sel-sel radang.
• Jawaban yg mungkin adalah melalui aktivasi
komplemen yg biasanya trdpt pd lesi-lesi nefrofati
membranosa. Suatu hipotesis menyatakan bahwa
aktivasi komplemen mengakibatkan perakitan
kompleks serangan membran ( membrane attack
complex ) C5b-C9, yg merusak sel mesangial dan
podosit secara langsung, disertai rangkaian
peristiwa yg menyebabkan kehilangan integritas
penapis celah dan proteinuria.
PERJALANAN PENYAKIT
•Gambaran sindrom nefrotik full-blown
•Tanpa penyakit yang mendahului
•Derajat proteinuria rendah pada beberapa
individu
•Proteinuria bersifat nonselektif
•Seringkali bersifat indolen
•Sekitar 40% mengalami penyakit
progresif
TATALAKSANA
2. GLOMERULONEFRITIS
MEMBRANOPROLIFERATIF DAN
PENYAKIT ENDAPAN PADAT
• MPGN bermanifestasi secara histologis sebagai
perubahan pada GBM dan mesangium dan
melalui proliferasi sel glomerulus.
• 5-10% kasus sindrom nefrotik idiopatik pada
anak-anak dan org dewasa.
• Penderita tampil hanya dgn hematuria atau
proteinuria di luar / di antara rentang non-
nefrotik
• Penderita lain menunjukan kombinasi
gambararan nefrotik dan nefritik.
•Dua tipe utama MPGN ( I dan II ),
namun saat ini dikenal sbg entitas yg
berbeda yg disebub MPGN tipe I dan
penyakit endapan padat ( dense deposit
disease ) ( sebelumnya MPGN tipe II )
•MPGN tipe I sekitar 80% kasus
Glomerulonefritis membranoproliferatif dan
penyakit endapan padat
• Gambaran hiperlobulasi yang menonjol dan
menunjukkan proliferasi sel mesangial,
penebalan membran basal, disertai sebukan
leukosit.
• Pada tipe 1 ditemukan endapan subendotel
• Pada tipe 2 sekarang disebut penyakit endapan
padat ( dense deposit disease ). Endapan yang
khas intramembran ditemukan.
• Pada kedua tipe , interposisi mesangial
memberikan gambaran membran basal yang
terpisah ketika dilihat pada mikroskop cahaya
PATOGENESIS MPGN tipe I
• MPGN tipe I dpt disebabkan oleh kompleks
imun yg beredar, mirip dgn serum sickness
kronik, atau disebabkan oleh antigen yg
tertanam dan diikuti oleh pembentukan
kompleks imun in situ .
• MPGN tipe I juga tjd berkaitan dgn
antigenemia hepatitis b dan c , SLE, saluran
pengalih aliran ( shunt ) atrioventrikel yg
terinfeksi dan infeksi ekstrarenal disertai
antigenemia persisten atau episodik.
PATOGENESIS dense deposi disease
Patogenesis dense deposi disease lebih tdk jelas .
Abnormalitas mendasar pada dense deposit disease,
merupakan aktivasi komplemen yg berlebihan.
MUTASI PD GEN YG
FAKTOR NEFROTIK MENYANDI PROTEIN
C3

FAKTOR H
C3 CONVERASE

PEMECAHAN C3 YG AKTIVASI JALUR AKTIVASI


TAK TERKENDALI ALTERNATIF KOMPLEMEN YG
KOMPLEMEN BERLEBIHAN
PERJALANAN PEYAKIT

•Manifestasi klinis utama adalah sindrom


nefrotik
•Dapat berawal sbg nefritis akut atau
proteinuria ringan
•Prognosis MPGN tipe I umumnya buruk
•Umumnya menjadi gagal ginjal stadium akhir
•Dapat terjadi bersamaan dengan kelainan lain
3. GLOMERULONEFRITIS
AKUT PASCA INFEKSI
• Merupakan salah satu kelainan glomerulus yg
sering terjadi, disebabkan oleh : pengendapan
kompleks imun pada glomerulus yg
mengakibatkan proliferasi sel glomerulus dan
kerusakan thdp sel glomerulus, serta sebukan
leukosit terutama neutrofil.
• Antigen dpt scr endogen dan eksogen.
• Pola eksogen terlihat pd GN jenis pasca
streprokokus , infeksi pneumokokus dan
stafilokokus tertentu, demikian pula pada penyakit
virus spt patotitis epidemika, varisela, cacar air, dan
hepatitis B dan C. Sdgkan antigen endogen
contohnya pd SLE.
• KasusGN jenis Pasca streptokokus klasik
ditemukan pd anak-anak 1-4 minggu setelah
sembuh dr infeksi streptokokus grup A. Hanya
galur streptokokus Beta Hemilitik yg
nefrotogenik memicu penyakit glomerulus.
Patogenesis Glomerulonefritis akut
pasca infeksi
• Merupakan penyakit kompleks imun, disertai jejas
jaringan yg terutama disebabkan oleh aktivasi
komplemen melalui jalur klasik. Perangai khas
penyakit kompleks imun seperti
hipokomplementemia dan endapan yg bersifat
glanuler dari IgG dan komplemen pd GBM dpt
ditemukan. Antigen spesifik yg berperan termasuk
eksotoksin B dari streptokokus dan GAPDH dari
streptokokus. Keduanya mengaktivasi jalur
komplemen alternatif, dan memiliki afinitas
terhadap protein glomerulus dan plasmin.
Glomerulonefritis akut pasca infeksi
• Pembesaran difus dan hiperselular glomerulus
karena leukosit intrakapiler dan proliferasi sel-
sel intrinsik (mesangial dan endotelial)
• Pembengkakan sel endotel dan adanya sel
inflamasi menghalangi lumina kapiler
• Sedikit infiltrasi leukosit dan monema nukleus
di interstitium
• Tubulus mengandung sel darah merah
PERJALANAN PENYAKIT
• Awitan penyakit ginjal cenderung mendadak, ditandai
malaise agak demam, mual, dan sindrom nefritik.
• Oliguria, azotemia, dan hipertensi ringan-sedang.
• Hematuria makroskopik menunjukan urin keruh
kecoklatan
• Titer antibody anti-streptolisin O pada serum
meningkat pada kasus pasca-streptokokus
• Beberapa anak mengalami GN progresif cepat akibat
jejas disertai pembentukan kresens atau penyakit ginjal
kronik
• 15-50% pasien mengalami penyakit ginjal stadium
akhir
4. NEFROPATI IG-A
DEFINISI
Merupakan salah satu penyebab paling
lazim dari hematuria mikroskopik atau
makroskopik rekuren dan merupakan
penyakit glomerulus paling lazim yang
ditemukan melalui biopsi ginjal
Etiologi & faktor resiko
•Anak-anak dan dewasa muda
•Berawal sebagai episode hematuria
makroskopik 1-2 hari dari infeksi saluran
napas bagian atas yang non-spesifik
Peningkatan
Cacat mukosa produksi subtipe Abnormalitas
usus IgA1 di sumsum glikolisis IgA1
tulang

Penyakit hati :
Cacat Pengendapan IgA ->
Genetik
pembersihan jejas glomerulus
proses IgA

Proliferasi sel Glomelular


mesangial sklerosis

Patogenesis
Gambaran Histopatologis
•Glomerulus dapat normal atau menunjukan
pelebaran mesangial dan peradangan
•Gambaran khas : terdapat pegendapan di
mesangium
•Mikroskop elektrolit : endapan padat elektron
pada mesangium
•Endapan dapat meluas ke area subendotel
pada dinding pembuluh darah kapiler di
sekitarnya(sebagian kasus)
PERJALANAN PENYAKIT
•Hematuria makroskopik pasca infeksi
saluran nafas, saluran cerna atau saluran
kemih
•30-40% hanya mengalami hematuria
mikroskopik dengan atau tanpa
proteinuria
•5-10% mengalami sindrom nefrotik yang
khas
5. NEFRITIS HEREDITER
DEFINISI

•Sekelompok penyakit glomerulus


yang disebabkan oleh mutasi pada
gen yang menyandi protein-protein
GBM

•Etiologi : Mutasi gen


PATOGENESIS
GBM tersusun sebagian besar oleh
kolagen tipe IV yang terdiri atas
heterotrimer kolagen tipe IV a3, a4, dan
a5. bentuk kolagen tipe IV ini penting
untuk fungsi normal lensa, kokhlea, dan
glomerulus. Mutasi salah satu dari rantai a
mengakibatkan cacat dalam perakitan
heterotrimer dan akibatnya timbul
simptom penyakit dari sindrom Alport
HISTOPATOLOGI
•Kelainan baru terlihat saat terjadi sklerosis
sekunder
•Pada ginjal, sel-sel intersisium menunjukkan
gambaran sitoplasma berbuih
•Gambaran khas : fibrosis intersisium
•Mikroskop elektron : membran basal
glomerulus tipis
•Tahap lanjut : penebalan atau penipisan serta
terbelahnya GBM dengan sangat nyata
PERJALANAN PENYAKIT
• Penyakit heterogen, terkait kromosom X-
linked, mutase gen yang menyandi kolagen
tipe IV alpha-5
• Pria > Wanita
• Hematuria makroskopik atau mikroskopik
disertai proteinuria
• Gagal ginjal pada usia 20-50 tahun
6. GLOMERULONEFRITIS
KRESENTIK PAUSI-IMUN
DEFINISI
Tidak ditemukannya antibody anti-GBM
atau endapan kompleks imun yang
signifikan yang dapat dideteksi dengan
pemerksaan imunoflourosensi dan
mikroskop electron.
Gambaran Mikroskopis
• Nekrosis disertai ruptur relung pembuluh
kapiler ( yang tanda panah )
• Destruksi struktur glomerulus normal
• Massa berbentuk bulan sabit (kresen/crescent)
didekatnya yang tersusun oleh sel-sel
proliferatif dan leukosit mengisi rongga urin
• Distribusi segmental GN nekrotikans dan
kresentik merupakan gambaran khas GN
kresentik yang berhubungan dengan ANCA
(antineutrophil cytoplasmic antibody)
PERJANAN PENYAKIT
• Sangat mirip dengan sindrom nefritik, kecuali
terjadinya oliguria dan azotemia
• Proteinuria kadang-kadang mendekati derajat
nefrotik
• Sebagian pasien mengalami anuria
DAFTAR PUSTAKA

Aster KA. Buku Ajar Patologi


Robbins. Edisi 9. Singapore, Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai