Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

GERAK ELEMEN FLUIDA, ALIRAN ROTASI DAN IROTASIONAL

2-1. Pengenalan Perbedaan Jenis-Jenis Gerak


Dalam terminologi matematika, gerak dari elemen fluida yang berjalan sepanjang alur
mereka sendiri sesuai dengan posisi dari tiap jenis gerak utama yang berbeda. Arti dalam
istilah fisika dari gerak ini yang diberikan pertama kali dengan pertimbangan masalah yang
sederhana dari elemen fluida dua demensi, dimana semua kecepatannya adalah paralel pada
sumbu OX dan hanya tergantung dari y ( seperti sebuah alur laminer antara dua pesawat
paralel).
Sesuai elemen bujur sangkar ABCD yang sangat kecil sekali dari area dx dy pada saat
waktu t dan elemen yang sama ketika waktu t + dt : A1B1C1D1 (Gambar 2-1 ).

Gambar 2-1 analisa dasar gerakan partikel fluida yang berbeda


Kecepatan dari A dan D adalah u, dan kecepatan dari B dan C adalah  + du = u + ( 
u/  y) dy karena AB = dy dan u dalam kasus ini adalah hanya berfungsi sebagai y saja.
Dalam hal ini sangat mungkin jika ABCD menjadi ke A1B1C1D1 dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
1. Sebuah gerak translasi yang diberi tanda A1 B2C2 D1 ; kecepatan translasinya adalah u.
2. Sebuah gerak rotasional yang berbelok diagonal berturut - turut A1C2 dan D1 B2 ke
A1C3 dan D1 B 3 ,
3. Sebuah deformasi yang di pindah dari C3 ke C1 dan B3 B1.
Jika dalam batas dt cenderung bernilai nol, C1C 2 cenderung bernilai nol. Jika sudut
C2C1C3 akan bernilai 45  ketika dx = dy. Karenanya :
C1C2 (u / y )dydt
C2C3  
2 2
Kecepatan dari rotasi anguler adalah :
dr d  segment  d C2C3 d C2C3
   
dt dt  radius  dt A2C2 dt dt 2dy
memperkenalkan nilai dari C2C3 telah diketahui sebelumnya, telah diketahui bahwa rata-
rata dari rotasi anguler adalah :
dr 1 u

dt 2 y

dengan cara yang sama, rata – rata dari deformasi akan di temukan dan akan sama dengan :

  C3C1  1 u
 
t  A1C3  2 y

dalam kasus – kasus yang umum, ada tiga konstituen utama dari partikel gerak dan deformasi
mereka adalah :
1. Komponen kecepatan V (u, v, w): translasi.
2. Jenis dari komponen kecepatan dalam arah mereka sendiri di sebut: dilatasi.
3. Jenis dari komponen kecepatan yang meninjau arah normal terhadap arah mereka sendiri:
rotasi dan deformasi angular.

2-2. Gerak Perpindahan ( Translasi )


Menurut partikel pada titik A (x,z,y) saat waktu t titiknya adalah sebuah sudut dari
sebuah elemen segi empat kecil, sisinya paralel pada tiga sumbu OX, OY, OZ perhatikan
(gambar 2-2). Ketika sebuah partikel berpindah-pindah kemudian sisi dari elemen segi empat
berjejer paralel pada sebuah sumbu, dan membentuk sebuah bentangan konstan, ini hanya
gerak perpindahan. Hal ini berarti tidak ada jarak yang bergantung dari komponen kecepatan.
Perpindahan dapat terjadi sepanjang garis lurus atau garis bengkok ( kurva ).

Gambar 2-2 gerak perpindahan (translatori)


Jika x, y, dan z adalah koordinat dari A saat waktu t. Kemudian x +  x, y +  y,
dan z +  z adalah koordinat pada saat waktu t +  t. Perpindahan gerak yang digambarkan
oleh persamaan sebagai berikut:
x =u t dx = u dt
 y=v t atau dy = v dt
 z =wt dz = w dt

Aliran dari partikel memanjang secara paralel dan lurus sepanjang garis arus dengan
kecepatan konstan ( jadi disebut arus seragam/uniform ) adalah hanya masalah perpindahan
gerak (fig 2-3).
Gambar 2-3 contoh gerak perpindahan : aliran uniform

2-3 Deformasi
Lebih mudah untuk menjelaskan jenis dari perpindahan dengan bantuan contoh. Dua
jenis dari deformasi di bedakan dalam :
2-3.1 Dilatasional atau Linear deformation
Dalam aliran yang memusat, kecepatan mempunyai sebuah kecenderungan untuk
menambah alur sepanjang partikel. Oleh karena itu, kecepatan dari tepi garis tegak lurus
terhadap vektor V (atau terhadap garis arus) yang tidak sama (gambar 2-4). Partikel menjadi
lebih panjang dan lebih kecil. Dalam hal ini dilatasional atau deformasi linear telah terlapisi
pada sebuah perpindahan yang telah disediakan oleh sudut di antara sisinya dan tidak boleh di
ubah.

Gambar 2-4 deformasi dilatasional partikel fluida dalam aliran konvergen

Velositas dari deformasi dilasional adalah per unit dari jangkauan :

(u / x ) dx u (v / y )dy v


 
dx x dy y
jumlah  u/  +  v/  y adalah total rata rata dari deformasi dilasional, rata-rata perubahan
per unit dari sebuah area. Area BCEB 1 dan D 1 C 1 ED harus sama dalam fluida
inkrompresibel. Perubahan mereka memberikan tekanan atau perluasan dalam hal ini adalah
kompresibel fluida.
Gambar 2-5 komponen dari deformasi dilatasional

2-3.2 Deformasi Anguler atau Tegangan Geser


Deformasi bersudut ( anguler ) mungkin digambarkan oleh sifat dari sebuah partikel
fluida berikut tanpa fungsi friksi sekitar sebuah tekukan. Dalam masalah yang sama arus
fluida di sekitar tekukan, melalaikan efek dari friksi, velotisitas punya sebuah kesempatan
untuk menjadi besar di dalam dari pada dari luar dari tekukan. Hukum V x R = konstan kira-
kira mungkin akan bekerja ketika V adalah velositas dan R adalah radius dari kurva dari alur.
Karenanya jika partikel A adalah sudut dari segitiga ABCD, pada sisi AB dari segitiga
berpindah lebih besar velositasnya dari pada sisi CD dan inilah deformasi sudut (deformation
angular-gambar 2-6). Deformasi angular ini cukup untuk bisa perbedaan dari velositas antara
AB dan CD.

Gambar 2-6 deformasi geser dalam lengkungan

Sekarang kita lihat, sebagai contoh dalam hal ini telah digambarkan dalam Gambar 2-
7, dimana velositas dari AB adalah u dan velositas dai CD adalah u +b du = u + (  u/  y)dy,
kemudian jarak antara Cd (DD 1 ) setelah waktu dt (  u/  y)dy dt . velositas angular adalah
(u / y ) dy u

dy y
catatan bahwa kontras untuk kasus deformasi dilational, derifasi dari u dengan y dan x adalah
di tahan disini. Derivasi dari velositas (  u/  y)dy tidak dapat tergantung pada waktu
tertentu.
Dengan cara yang sama BB’ (atau DD*) adalah sama pada (  v/  x)dx dt. Ketika dua
dari deformasi ini ada pada saat yang bersamaan jumlah dari kecepatan angular (  u+  y)+(
 v/  x) adalah rata dari derivatif angular.
Catatan bahwa  u/  y telah di pilih sama dengan  v/  x dalam gambar figur 2-7,
dan dan kedua sektor dari angel di buat oleh garis tepi dari elemen kotak yang cenderung
pada peralel utama pada identitas atau inisial posisi mereka selama pada deformasi angular.
Ketika ke dua sektor tidak menjadi paralel pada posisi yang sebenarnya mereka, maka gerak
di katakan irotasional.
Gambar 2-7 anguler atau deformasi geser

2-4 Rotasi
Walaupun gerak arus dapat bedakan dalam bentuk yang bermacam-macam menurut
beberapa tipe dari jenis mereka (seperti laminar atau turbulen, tak friksi atau viskositas
dengan atau tanpa friksi, steady atau tidak steady), satu yang paling penting divisi dari
hidrodinamik terdiri dari yang berhubungan dengan arus rotasional dan irotasional.
2-4. 1 Definisi dalam Matematika
Untuk gerak dua demensi, telah di tunjukan oleh velositas angular pada deformasi
adalah  u/  y dan  v/  x. Rotasi dari sebuah partikel sudah cukup untuk membedakan
komponen ini. Tentu saja, jika  u/y =  v/  , ada deformasi yang tanpa rotasi dan kedua
sektornya tidak berotasi (gambar 2-7). Tetapi jika  v/  y   v/  , kedua sektor
berkesempatan merubah arah, dan kedua-duanya rotasi dan angular deformasi, atau hanya
rotasi.(gambar 2-8).

Gambar 2-8 rotasi dan deformasi


Perbedaan (  u/  y) – (  v/  x) ditemukan dari rata – rata dari rotasi, oleh karena
itu sebuah gerak dua dimensi irotasional di tulis dalam rumus matematika dengan (  u/  y)
– (  v/  x) = 0 .
Sebuah gaya vortek, seperti yang telah perlihatkan dalam gambar 2-9, seperti kasus-
kasus yang lain di mana partikel berotasi tanpa deformasi. Sehingga kini dapat lebih
mengetahui seperti kasus khusus dalam hidrostatik dimana gaya sentrifugal di tambahkan
dengan gaya gravitasi, melainkan sebuah arus rotasional ideal.
Gambar 2-9 Gaya vortex (V = KR ), rotasi tanpa deformasi

2-4.2 Fungsi Kecepatan Potensial : Definisi


Konsep dari gerak irotasional sangat penting dalam hidrodinamik sehingga banyak
sekali arus ideal mendekati irotasional.
Kekayaan dari gerak irotasional menghasilkan analisa yang sederhana dan kuat, grafik
atau metode sederhana yang dapat digunakan solusi dari masalah hidrolik. Kebanyakan dari
metode ini dihasilkan dari keberadaan fungsi tertentu, kecepatan potensial.
Kecepatan potensial di gambarkan sebagai nilai tunggal fungsi dari  seperti bahwa
 = - (   /  y) dan i = (   /  y) (atau alternatifnya u= - (   /  y)). Jika fungsi u
dan v adalah berkelanjutan (continous), fungsi ini akan sangat memuaskan dengan kondisi
irotasional., dimana dua dimensi adalah (  u/  y) - (  u/  x) = 0. Ketika ungkapan untuk u
dan v adalah di gantikan ke dalam kondisi untuk irotasional hasilnya adalah :
 2  2
- =0
yx xy

sehingga pembeda dengan dua variabel bebas dari urutan dalam diferensiasi telah selesai.
Potensial velositas akan ditunjukan keberadaannya untuk gerak yang tiga dimensi yang bagus.
Nilai dari kecepatan adalah V dalam fungsi terminologi potensial kecepatan dari  adalah :
 
V = gradien  = i x  J y
Dimana I dan j adalah unit dari vektor sepanjang sumbu x dan y. magnitudo dari
velositas menjadi :
1/ 2
  
2
  
2

V       
 x   y  

2-4.3 Teori Remak pada arus irotasional


Ini berguna unuk mempelajari karakteristik dari sebuah arus irotasional. Untuk tujuan
ini, di berikan contoh sebelumnya dari sebuah arus tanpa friksi dalam sebuah lengkungan,
atau dari gerak vortek bebas yang di gambarkan dengan persamaan VR = K, yang telah di
analisa sebelumnya. (lihat gambar 2-10)
Gambar 2-10 masalah pergantian tempat yang sanat kecil dalam aliran irotasional
Sesuai dengan segi empat elemen fluida ABCD antara dua arus digambarkan dengan
jarak mereka dari R 1 dan R 2 sehingga R 1 = R 2 + dR. dR menjadi sangat kecil sekali.
Sesudah sebuah interval waktu dt, ABCD menjadi A 1 B 1 C 1 D 1 dan sisi dari AB
berotasi menjadi A 1 B 1 oleh cakupan yang sangat kecil r sehingga
BB1  Kdt
r  tan r  1
OB R 2 O1B
dan
AA1 Kdt
r  tan r  1 
O A R1O1 A

persamaan terakhir ini menjadi :


R O1 A
O A  O B  R2  R1
1 1

R1 O1B

atau O’B = RI dan O’A = R2. Ketika nilainya disubstitusikan kedalam persamaan untuk r
hasilnya adalah : r = ( K dt/ R1R2 ). Karena dR kecil, R2 ~ R1 dan persamaan dapat ditulis
sebagai r = ( K dt/ R12 ). Karena sin θ1 kecil, sin θ1 ≈ θ1. Dan θ1 = ( AA’/R1 ) = ( K dt/R12 ),
Karenanya r = θ1 .
Dalam aliran yang nyata, gerakan irotasional tidak dapat ditentukan dengan mengamati
deformasi partikel dalam gerak sepanjang alurnya karena sifat khusus ini merupakan lokal
yang utama.

2.5 Batas Parsial dari Kenyataan Irotasional.


2.5.1 Rotasi yang Disebabkan karena Gesekan : Teorema Kelvin.
2.5.1.1 Dalam kenyataan sangat penting untuk mengetahui kapan gerakan partikel fluida
dapat dianggap sebagai gerakan irotasional. Hanya jika anggapan irotasionalitas adalah nyata
perhitungan metode yang kuat didasarkan pada kecepatan potensial, pemetaan konformal,
metode relaksasi, aliran netto, analogi elektrik, dsb, menjadi aplikasi yang sangat berguna.
Konsep dari irotasionalitas secara matematika sangat penting [(∂u/∂y ) – ( ∂v/∂x ) = 0 ,
dalam gerakan dua dimensi]. Kesulitan muncul ketika seseorang mencoba menyusun
beberapa aturan parsial sederhana untuk menduga kebenaran dari asumsi ini. Tentu saja, rotasi
sering disebabkan oleh gaya-gaya viskositas, tetapi solusi rotasional juga berlaku untuk fluida
ideal, dan aliran irotasinal berlaku dalam viskositas fluida.
Sebagai contoh kita lihat sebuah bendungan, dimana arus velositas pada kenyataannya
bernilai nol dan dihubungkan dengan pipa. Pada awalnya fluida adalah irotasional, tetapi
tekanan viskos kadangkala menyebabkan arus menjadi rotasional pada saat memasuki pipa;
disinilah gaya friksi menyebabkan rotasi.
2-5.1.2 Sangat mudah untuk mengetahui tentang gerak apakah itu rotasional ataukah
irotasional dengan melihat dari efek friksi. Sebuah pemahaman fisika dapat di peroleh dengan
pemaparan berikut. Dekat garis batas, memanjang dimana partikel velositas adalah bernilai
nol. Partikel yang bersebelahan dengan alur punya perbedaan yang menyolok pada velositas,
karenanya sebuah garis menggabungkan dua partikel pada satu waktu pada alur yang sama
kemudian akan berotasi sedikit daripada garis yang menggabungkan dua partikel pada alur
yang berseberangan., menyebabkan sebuah perputaran dalam jaring rotasi (gambar 2-11).
Gambar 2-12 dan 2-13 menggambarkan beberapa yang mungkin di asumsikan sebagai gerak
irotasional yang diijinkan.

Gambar 2-1.1 variasi kecepatan dalam arah tegak lurus terhadap perbedaan aliran ke
dalam dalam arah gaya gesek dan menghasilkan putaran dalam gerak rotasiona

Gambar 2-12 contoh aliran rotasional dan irotasional


Gambar 2-13 contoh aliran rotasional dan irotasional
Pada umumnya, gerak dapat di asumsikan sebagai irotasional gradien kecepatan
sangat kecil (seperti dalam gelombang gravitasi berjangka), ketika garis arus memusat dengan
cepat, dan ketika distribusi kecepatan menggantung pada bentuk dari garis tepi bada bagian
yang kasar. Gerak irotasional berdekatan dengan garis tepi tapi menyimpang dengan garis
alur.
Sebuah gerak mungkin bisa disebut irotasional hanya jika garis batas sedikit penting
atau lumayan kecil. Gambar 2-14 menggambarkan wadah pada bendungan air dimana garis
tepi tepi bawah melebihi arus bawah. Pergerakan yang irotasional hanya terjadi pada dekat
bagian atas.

Gambar 2-14
2.5.2 solusi rotasi dalam fluida sempurna
Persamaan klasik Bernaulli tentang hidrolik dasar yang berguna hanya sepanjang garis
arus ketika gerak adalah rotasional tanpa gesekan (lihat bab 10). Satu contoh kasus dari
nondisipative (tanpa gesekan) gerak rotasional adalah teori dari Gestner tentang gelombang
gravitasi periodik.
Dalam teori ini aliran dalam partikel fluida digambarkan memutar. Partikel –
partikelnya juga ikut berotasi mengelilingi diri mereka sendiri dalam arah yang terbalik
(gambar 2-15). Hasilnya telah digambarkan dengan sebuah solusi alternatif dari persamaan
dasar dimana terminologi geseknya telah diabikan. Tetapi dimana terminologi rotasi inersia di
ambil dengan mengambil hasil dari penghitungan (lihat bab 17-1.4)

Gambar 2-15 alur dan rotasi partikel fluida dalam gelombang Gerstner
2.5.3 Solusi irotasional dalam fluida viskos
Seseorang juga menemukan gerak disipatif, dimana termasuk irotasional. Sebagai
contoh, gaya gesek punya peranan dominan sebagai pembasah dari gelombang gravitasi ke
dalam sebuah saringan dan mengalir kedalam sebuah medium yang mudah menyerap.
Walaupun dalam kasus ini hanya mengartikan kecepatan dengan menganggap jarak
dipertimbangkan. Sistem terbaru dari gerak rotasional yang rumit yang mengalir kedalam
medium yang mudah menyerap dipelajari sebagai sebuah gerak rata-rata yang berhubungan
dengan irotasional saat mencapai angka Renold (lihat bab 9). Dengan cara yang sama, aliran
turbulen berotasi dengan sangat kuat tetapi bukan berarti gerak berhubungan dengan waktu
mungkin lebih sering dianggap sebagai irotasional ( lihat bab 8).
Ini mungkin juga terjadi bahwa aliran adalah irotasional ketika jumlah dari semua
viskositas yang muncul dalam persamaan momentum sama dengan nol, meskipun tiap istilah
secara individu bukan nol. Jenis gerakan tertentu adalah disipatif dan irotasional.
Gerakan dari vortek bebas adalah sama apakah salah satu menurut fluida sempurna
atau viskos. Solusi unuk persamaan momentum untuk fluida sempurna ( VR = konstan )
membuat jumlah dari seluruh term viskositas dari persamaan momentum sama dengan nol.
2-5.4 Energi disipasi, deformasi geser dan rotasionalitas
Bukti bahwa gerakan adalah rotasional tidak perlu mengartikan bahwa ini adalah
disipatif. Sebuah gerakan adalah disipatif ketika ada deformasi linier dan atau anguler
tergabung dengan sebuah koefisien viskositas yang tidak diabaikan. Jadi irotasional vortek
bebas dapat menjadi disipatif.
Tentu saja, hal ini akan terlihat pada bagian 5-5.3.2 bahwa tegangan viskositas sesuai
dengan koefisien deformasi linier dan anguler yang disampaikan pada bab ini. Karenanya
tegangan viskositas tergantung pada keberadaan deformasi dan bukan rotasionalitas.

2.6 Ungkapan matematika untuk mendefinisikan gerakan partikel fluida.


2.6.1 Gerakan Dua Dimensi.
Mempertimbangkan elemen flida ABCD pada saat t ( gbr. 2-16). Komponen kecepatan
u dan v adalah fungsi dari x dan y yaitu du = ( ∂u/∂x ) + ( ∂u/∂y )dy dan dv = ( ∂u/∂x) dx + (
∂v/∂y )dy. Pada waktu t ruang koordinat A adalah x, y dan D adalah x + dx,y + dy.

Gambar 2-16 sistem koordinat dua dimensi


Koordinat A dan D pada saat t + dt diberikan pada persamaan 2-1
 x  u dt
A' 
 y  v dt
 x  dx   u  du  dt
D' 
 y  dy   v  dv  dt
  u u 
 x  dx  udt   dx  dy dt
  x y 
D' 
 y  dy  vdt   v dx  v dy dt
  x y 
 
Menambahkan dan mengurangkan ½ ( ∂v/∂x )dydt ke koordinat x dan ½ ( ∂u/∂x )dxdt
ke koordinat y menjadi bentuk koordinat D’ yang ditunjukkan pada persamaan 2-2. Arti fisika
dari term menjadi nyata dengan pertimbangan paragrap sebelumnya
 u 1  u v  1  v u 
 x  dx  u dt  dx dt     dy dt     dy dt
 x 2  y x  2  x y 
D' 
 y  dy  v dt  v dy dt  1  u  v  dx dt  1  v  u  dx dt

 y 2  y x  2  x y 

Oordinat translasi Dilatasi Laju Laju rotasi


inisial atau deformasi
deformasi anguler
linier
2.6.2 Gerakan Tiga Dimensi : Definisi dari Vorticity
Sama dengan masalah dua dimensional, Anguler
koordinat
atau dari titik D’( x + dx, y + dy,
Rotasi
deformasi
z + dz ) dari elemen fluida tiga dimensi setelah waktu eser
dt menjadi persamaan 2-3.
 u u u 
x  dx  u dt   dx  dy  dz  dt
 x y z 
 v v v 
y  dy  v dt   dx  dy  dz  dt
 x y z 
 w w w 
z  dz  w dt   dx  dy  dz  dt
 x y z 
menambahkan dan mengurangkan
1 v 1 w
dy dt dan dz dt
2 x 2 x
ke baris pertama ;
1 w 1 u
dz dt dan dx dt
2 y 2 y
ke baris kedua ; dan
1 u 1 v
dx dt dan dy dt
2 z 2 z
ke baris ketiga menghasilkan persamaan 2-4
u  1  v u  1  u w  1  u w  1  v u  
x  dx  u dt  dx dt     dy    dz    dz    dy  dt
x  2  x y  2  z x  2  z x  2  x y  

v  1  w v  1  v u  1  v u  1  w v  
y  dy  v dt  dy dt     dz    dx    dx    dz  dt
y  2  y z  2  x y  2  x y  2  y z  

w  1  u w  1  w v  1  w v  1  u w  
z  dz  w dt  dz dt      dx    dy    dy    dx dt
z  2  z x  2  y z  2  y z  2  z x  

koefisien deformasi geser akan dijelaskan sebagai :


1  w v  1  u w 
f     g   
2  y z  2  z x 
1  v u 
h   
2  x y 
koefisien rotasi akan dijelaskan sebagai :
1  w v  1  u w 
        
2  y z  2  z x 
1  v u 
    
2  x y 
koordinat dari titik D’ sekarang ditulis dalam persamaan 2-5, dalam hal ini 2ξ, 2η, 2ζ adalah
komponen vektor yang mencerminkan vortisiti fluida pada suatu titik.
x + dx + u dt + a dx dt + ( h dy + g dz ) dt + ( η dz - ζ dy ) dt
y + dy + v dt + b dy dt + ( f dz + h dx ) dt + ( ζ dx – ξ dz ) dt
z + dz + w dt + c dz dt + ( g dx + f dy ) dt + (ξ dy - η dx ) dt

Koordinat translasi Deformasi Deformasi rotasi


awal
Sebuah gerakan irotasional dilatasional anguler
tiga dimensi didefinisikan melalui ξ = 0, η = 0, dan ζ = 0; yaitu
w v u w v u
 ,  , 
y z z x x y
2.6.3 Fungsi Kecepatan Potensial Dalam Kasus Gerakan Tiga Dimensi.
Fungsi kecepatan potensial didefinisikan dalam tiga dimensi melalui
  
u v w
x y z
Ini mungkin dapat ditulis dalam bentuk vetor sebagai V = grad  .
Ketika nilai dari kecepatan potensial disubstitusikan dalam persamaan untuk gerak
irotasional, hasilnya adalah :

 2  2  2  2  2  2
  
zy yz xz zx xy yx
hal ini memperkuat definisi dari  karena  selalu sesuai dengan kondisi untuk aliran
irotasional. Dengan kata lain, keberadaan dari  menandakan bahwa aliran tersebut adalah
irotasional.
Persamaan diatas akan tetap dijaga, meskipun kecepatan potensial menjadi negatif,
jadi kecepatan potensial dapat juga didefinisikan oleh V = - grad  .
2.6.4 Analogi Stoke: Percobaan Shaw
Sebuah gerakan rotasi tiga dimensi merupakan gerakan irotasional dua dimensi ketika
rotasinya selalu pada pesawat yang sama. Sebagai contoh, lapisan tipis air yang mengalir pada
plat gelas horisontal yang ketebalan dari lapisannya sangat kecil dibandingkan dengan
dimensi lain, hanya mempunyai gerakan rotasional dalam pesawat vertikal ( Gbr 2-17 ). Jika
gerakannnya terlihat pada pesawat, gerakannya akan dianggap sebagai gerakan irotasional dua
dimensi.

Gambar 2-17 dalam aliran air tipis, rotasi ada hanya pada pesawat vertikal

Dalam kasus gambar 2-17, gerakan dalam arah vertikal XOZ dan YOZ adalah
rotasional ξ dan η ≠ 0, sedangkan gerakan dalam arah horizontal XOY adalah irotasional dan
ζ = ½ ( ∂u/∂y - ∂v/∂x ) = 0. ini mungkin dapat ditunjukkan bahwa kecepatan rata – rata yang
meninjau vertikal mempunyai kondisi yang sama dengan irotasionalitas.
Stream line dipandang dalam alat adalah sederhana ditunjukkan oleh suntikan celup.
Hasil yang sama diperoleh dari aliran diantara dua alta paralel vertikal. Metode ini sering
digunakan untuk mejelaskan bentuk aliran dua dimensi atau hampir gerakan dua dimensi.
Beberapa contoh antara lain : bentuk aliran disekitar sayap, pengaruh dari maukan pada
sungai yang dangkal dan lebar (gbr . 2-18).

Gambar 2-18 contoh studi berdasarkan pada analogi stoke.

Anda mungkin juga menyukai