Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan oleh karena transfer energi dari sumber panas ataupun suhu
dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,radiasi dan friksi.
Keparahan dari cedera tergantung dari jumlah energi yang diserap oleh kulit.
Energi yang diserap akan ditentukan oleh intensitas dari sumber panas atau
agen perusak lainnya, lama paparan dari sumber energi dan tingkat isolasi atau
perlindungan dari pakaian yang menutupi bagian tubuh yang terpapar.
Semakin banyak energi yang diserap oleh kulit maka semakin besar juga
tingkat gangguan selular yang akan terjadi. Jenis luka dapat beraneka ragam
dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena
luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka
tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan
jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat
yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar
dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya
kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (imbalance elektrolit)
dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka
bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis
yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).1

Peristiwa kecelakaan luka bakar bisa terjadi setiap saat di berbagai tempat dan
pada umumnya adalah disebabkan oleh faktor kelalaian. Api sebagai salah satu
faktor penyebab utama kecelakaan luka bakar yang sering disebut sebagai
sahabat manusia dalam sekejap bisa berubah menjadi sumber malapetaka.
Demikian pula halnya listrik, bahan-bahan kimia, minyak tanah, bensin, gas,
dan beberapa unsur lainnya yang begitu dekat dan akrab dengan aktivitas
keseharian manusia, tanpa disadari sekaligus juga merupakan musuh yang
harus selalu diwaspadai.2

2. Anatomi kulit

1
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya
sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai
6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada
kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.
Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal
dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.2

Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutis
(subkutan).4

Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :

a) Stratum korneum (lapisan tanduk)

Adalah lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis
sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk)

b) Stratum lusidum

Merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah


menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

c) Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Merupakan 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir


kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki
lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

d) Stratum spinosum (stratum malphigi)

Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari
beberapa lapis sel berbentuk pologonal dengan besar berbeda-beda
karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung

2
banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat
letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Dinatara sel
terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembetan
membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara
sel juga terdapat sel langerhans.

e) Stratum basale

Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertical pada perbatasan


dermo-epidermal. Berbaris seperti pagar (palisade). Mengadakan
mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari 2 jenis sel :

1) Sel berbentuk klumnar dengan protoplasma basofilik inti


lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain dengan
jembatan antar sel.

2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan


sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap
dan mengandung butiran pigmen (melanosomes).

Gambar 1. Anatomi kulit

Fungsi dari epidermis adalah sebagai proteksi barier, organisasi sel, sintesis
vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit)
dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

3
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan
yaitu lapisan papiler yang tipis mengandung jaringan ikat longgar, dan lapisan
retikuler yang tebal terdiri dari jaringan ikat padat.1,4

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan


bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai
dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan
serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya
dan tampak mempunyai banyak keriput.Dermis mempunyai banyak jaringan
pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu
folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit
tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi dermis
adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,
menahan shearing forces dan respon inflamasi.1,4

Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-
beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi subkutis adalah
melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh
dan mechanical shock absorber.1,3,4

Vaskularisasi kulit dilakukan oleh arteri yang memberi nutrisi pada kulit
membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan
selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan
pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah
tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.1,4

3. Etiologi Luka Bakar


4
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia.
Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh
derajat panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit. Tipe luka
bakar: 1,3,4

Luka Bakar Termal (Thermal Burns)

Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas, jilatan api ketubuh,
kobaran api di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-
objek panas lainnya (misalnya plastic logam panas, dll.)

Luka Bakar Kimia (Chemical Burns)

Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang
biasadigunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan
pembersih yangsering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.

Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)

Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan.
Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi
paling rendah, dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama padapembuluh
darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke
distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak
dengan sumber arus maupun lingkungan sekitar.

Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure)

Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber


radioaktif. Tipe ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk
keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar
sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi.

4. Patofisiologi Luka Bakar

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panas langsung atau
radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 44°C tanpa
kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap

5
derajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur
yang kurang tahan terhadap konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam
hal ini bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada
luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir
menyeluruh, penimbunan jaringan masif di intersisiel menyebabkan kondisi
hipovolemik. Volume cairan intravaskuler mengalami defisit, timbul
ketidakmampuan menyelenggarakan proses transportasi oksigen ke
jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok.1,3

Tingkat keparahan cedera dan konsekuensinya ke penderita tergantung pada


kedalaman dan ukuran keseluruhan atau luas permukaan luka bakar.
Kedalaman cedera akan menentukan konsekuensi lokal dari cedera dan ukuran
akan mempengaruhi konsekuensi sistemik. Kedalaman luka bakar mungkin
dijelaskan dalam berbagai cara, tetapi pembagian kategorisasi kedalam luka
bakar superfisial, luka bakar sebagian (sampai kebagian dermis) dan luka
bakar yang dalam (hingga kelapisan subkutan) dapat membantu untuk
mendeskripsikan tentang keparahan luka bakar.1,3

Pada paparan suhu yang tinggi dalam waktu yang sangat singkat atau paparan
dalam waktu lama namun dengan suhu sedikit diatas batas toleransi tubuh,
maka hal ini akan menghasilkan kerusakan hanya pada permukaan kulit saja.
Kerusakan ini akan membangkitkan respons peradangan pada jaringan
dibawahnya yang menghasilkan rasa nyeri, pembengkakan dan hyperemia
(trias inflamasi). Lapisan permukaan sel dapat terlepas dan meninggalkan
lapisan dibawahnya pada epidermis yang terpapar. Lapisan basal akan tetap
utuh dan lapisan epidermis akan meregenerasi ketebalan normal dengan
corneum lapisan luar yang baru. Proses ini akan berlangsung selama 7 - 10
hari. Luka bakar seperti ini dideskripsikan sebagai luka bakar superfisialis.1,3

Jika cedera pada lapisan yang lebih dalam, bagian luar epitelium dan lapisan
dermis dibawahnya akan rusak. Respon peradangan akan menjadi lebih besar
dengan adanya pelebaran kapiler, hilangnya integritas dinding kapiler, yang
mengarah ke kebocoran plasma yang berlebihan dari intravaskular ke ruang

6
interstisial di daerah luka bakar. Plasma ini terdiri dari air dan elektrolit seperti
kalium dan natrium tetapi dapat juga mengandung protein. Konsekuensi dan
gambar klinis akan tergantung pada seberapa dalam cedera meluas ke
dermisngkin akan terlepas dari dermis dan terjadi pengumpulan cairan
sebagai akibat dari respons. Jika sel yang mati dekat dengan celah dermal-
epidermal junction, lapisan tipis dari sel-sel mati mu peradangan. Hal ini
menghasilkan permukaan blister. Di bawah lapisan blister adalah lapisan
dermal masih hidup Sel epidermis ini dapat segera bertambah banyak dan
bermigrasi untuk mereformasi sebuah lapisan konfluen yang akan secara
bertahap menebal untuk menghasilkan sebuah baru tetapi sedikit lebih tipis
dan sedikit lebih halus epidermis . Bila proses ini tidak diikuti dengan infeksi,
maka penyembuhan luka akan berlangsung selama 10 hari sampai dengan 6
minggu, tergantung kedalaman luka pada dermis dan luas dari area yang
cedera. Luka bakar ini dideskripsikan sebagai luka bakar sebagian.1

Pada luka bakar yang lebih dalam lagi, terjadi kerusakan sel hingga lapisan
subkutan. Jika kerusakan dan kematian sel meluas dan lebih dalam bahkan
melebihi lapisan dermis, semua lapisan kulit hilang. Organ-organ kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. Saat
jaringan yang rusak ini telah melalui proses penyembuhan dan
mengering,maka akan terbentuk suatu jaringan kasar tebal disebut eschar. Jika
dibiarkan, eschar ini secara bertahap berpisah. Epitelium pada tepi luka bakar
ini akan berpindah dengan pelan ke dalam luka dalam upaya untuk
menghasilkan penutupan luka. Hasil dari proses penyembuhan pada luka
bakar dalam ini adalah adanya lapisan jaringan parut kotor dan kontraktur.1

Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di atas.
Pada bagian pinggir sering kali terjadi luka bakar superfisial, sementara pada
pusatnya, pada tempat terjadinya kontak, timbul parsial atau full thickness
burn. Penentuan derajat luka bakar yang terbaru ialah tidak dengan "20 persen
luka bakar derajat 3", tetapi "estimasi/perkiraan 20 persen luka bakar
campuran superficial dan full thickness burn".1,3

7
5. Pembagian zona kerusakan

Terdapat pembagian zona kerusakan yaitu:1

Zona Koagulasi

Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber panas


dan terjadi kematian selular.

Zona Stasis

Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit,leukosit


sehingga terjadi gangguan perfusi, diikuti perubahan permabilitas kapiler dan
respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsungselama 12-24 jam pasca cidera,
dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zona Hiperemia

Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan
reaksi seluler.

6. Penatalaksanaan

Prehospital

Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk
mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena
tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop),
dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung
basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya.
Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera
basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan
bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah
pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam
keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang
terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar
biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin,
aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.1,2,3,4,5
8
Hospital

Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya
harus dicek primary survey seperti:

1. Airway (jalan nafas pasien)

2. Breathing (nafas)

3. Circulation (sirkulasi)

4. Disabilitas dan status neurologis

5. Exposure (lingkungan)

Pada airway, maka yang dilakukan adalah memastikan jalan nafas pasien tidak
terganggu. Pastikan tidak ada benda-benda asing yang terdapat pada rongga
mulut pasien.bila ada, maka sesegera mungkin dikeluarkan. Pada pasien yang
tidak sadar, dilakukan chin lift dan jaw thrust untuk melapangkan jalan nafas.
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
endotracheal tube. Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah
riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang
terbakar, dan sputum yang hitam.1,2,3

Pada breathing, dilakukan pemeriksaan nafas pasien. Walaupun jalan nafas


sudah bersih dan paten, pernafasan masih mungkin belum adekuat. Untuk
menilai kecukupan bernapas dan ventilasi , periksa pergerakan dada sat
bernafas. Jika fasilitas tersedia, berikan oksigen tambahan menggunakan
masker wajah . Jika ada tanda-tanda dari obstruksi pernapasan atau tidak
memadai , ventilasi awal melalui masker harus diberikan dan segera lakukan
persiapan untuk pemasangan endotracheal intubation dan ventilator .
Keterlambatan dalam intubation sangat memungkinkan untuk terjadinya
edema pharyngeal sehingga mengharuskan dilakukannya tracheostomy atau
cricothyroidotomy.1,2,3

Inhalasi uap panas dan asap dapat menyebabkan peradangan dan obstruksi
pada jalan nafas yang menyebabkan terganggunya ventilasi. Asap juga dapat

9
mengiritasi paru-paru sehingga dapat mengganggu proses pertukaran gas.
Gejala yang terpenting yang harus diperhatikan adalah hipoksia termasuk
peningkatan frekuensi dan perubahan pada pola pernafasan, terutama
pernafasan yang lambar memburuk. Sianosis adalah gejala hipoksia yang
lanjut pada penderita trauma. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain
yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax,
hematothorax, dan fraktur costae.1,2,3

Pada sirkulasinya, periksa keadaan sistem peredaran darah . luka bakar


menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Periksa
denyut nadi dan tekanan darah. Jika nadi lemah atau tekanan darah yang
rendah , cairan langsung resusitasi harus dimulai. Manajemen cairan pada
pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter. Rumusan dari
Formula Baxter adalah Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar.
Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam
berikutnya.1,2,3

Pada disabilitas, tingkatkan dan rekam tingkat kesadaran , yang mungkin akan
terpengaruh oleh cedera otak langsung atau hasil dari hipoksia sekunder untuk
komplikasi pernafasan. Motade sederhana untuk mendeskripsikan kesadaran
adalah:

a) Alert (sadar)

b) Merespon rangsangan suara

c) Merespon rangsangan nyeri

d) Tidak merespon segala rangsangan

Sedangkan untuk lingkungan sekitar pasien, maka yang harus dilakukan


adalah melepas semua pakaian yang digunakan untuk mempermudah
penanganan. Bersihkan semua benda asing yang mungkin menempel pada
tubuh pasien.1,2,3

Secondary Survey

10
Setelah mendapatkan penatalaksanaan primary survey yang bertujuan untuk
menangani keadaan yang mengancam nyawa, penilaian yang
berkesinambungan harus digali.1,5

Riwayat

Beberapa riwayat penting yang harus ditanyakan yaitu :

 A – allergies
 M – medication
 P – past illnesses
 L – last meal
 E – events/environment ( lingkungan yang berkaitan dengan terjadinya
injuri, misalnya : paparan panas, agen penyebab, pertolongan pertama
yang diberikan, dan jenis pakaan yang digunakan pada saat itu).

Pemeriksaan fisik

Pada kasus luka bakar, sangat diperlukan pemeriksaan yang menyeluruh


untuk mengetahui seberapa luas luka bakar dan untuk mendeteksi adanya
penyakit atau trauma yang terkait.4,5

Kepala dan Leher

Pertama-tama yang harus dinilai yaitu tanda umum dari injuri. Setelah
itu periksa luka bakar pada kornea, eksplorasi apakah terdapat indikasi
injuri inhalasi (luka bakar atau melepuh pada hidung dan mulut,
rambut hidung yang terbakar, melepuh atau edema pada lidah, faring,
atau mulut). Periksa secara hati-hati untuk mengetahui apakah terdapat
cervical spine injury.4,5

Dada

Dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada region dada, menlai adanya


luka bakar dan melihat apakah terdapat gangguan respirasi atau tidak.
Lihat adanya fraktur pada rib, dengarkan suara nafas dan tanda-tanda
indikasi injuri inhalasi pada saluran nafas bawah.4,5

Abdomen

11
Periksa apakah terdapat tanda intra-abdominal injuries jika luka bakar
berasosiasi dengan trauma. Nilai apakah luka bakar pada abdomen
merestriksi respirasi atau tidak.4

Perineum

Periksa apakah terdapat luka bakar pada perineal dan atau jejas yang
lainnya.

Ekstrimitas

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi injuri jaringan lunak dan tulang.


Nilai apakah luka bakar bersifat dalam atau superfisial. Luka bakar
akan diikuti oleh konstriksi oleh karena terjadi penyusutan kulit.
Kemudian proses edema akan mengikuti luka bakar, konstriksi ini akan
menyebabkan kerusakan aliran darah vena dari ekstrimitas, dan akan
mengakibatkan pembengkakan ataupun dapat menyebabkan
berhentinya pengisian ke aliran darah arteri. Hal ini akan berujumg
pada iskemia jaringan dan nekrosis.gangguan perfusi pada ekstrimitas
ini akan diikuti oleh rasa nyeri dan parestesia, lalu berkembang
menjadi mati rasa, denyut nadi melemah, dan paralisis. Apabila aliran
darah balik vena dari ekstrimitas mengalami sumbatan, haruslah
dilakukan escharotomy atau pemisahan jaringan yang terbakar untuk
mengembalikan sirkulasi pada keadaan yang adekuat.1,4,5

7. Penilaian Luka Bakar

Derajat keparahan luka bakar ditentukan oleh luas dan dalamnya luka bakar
tersebut.4

Penilaian Terhadap Luasnya Luka Bakar

Luas luka bakar dideskripsikan oleh TBSA (percentage of total body surface
area). Pada dewasa, hal ini dapat dikalkulasikan secara kasar dengan
menggunakan ‘rule of nine’ (gambar.1). setiap lengan dianggap setara dengan

12
9% dari luas area tubuh, kepala 9%, badan bagian depan dan belakang
masing-masing 18%, masing-masing kaki sama dengan 18%. Hal ini
merupakan penilaian yang akurat dan sederhana. Estimasi dari luka bakar
yang kecil dan ireguler ditunjukkan dengan menggunakan ukuran dari telapak
tangan, dimana diperkirakan ukurannya sekitar 1% dari luas area tubuh.
Penggunaan Lund & Browder body charts dirasa lebih akurat untuk menilai
luasnya luka bakar oleh karena menggunakan table persentase ekstrimitas,
batang tubuh, dan kepala yang tela disesuaikan dengan usia.

Gambar 2. Rule of nine4

Penilaian Terhadap Kedalaman Luka Bakar

Saat ini belum didapatkan alat pengukuran yang akurat untuk mengukur
kedalaman suatu luka bakar, sehingga para klinisi harus menilainya
menggunakan gambaran klinis yang ada. Kedalaman luka bakar

13
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : superficial, partial-thickness or full-
thickness.4

a) Gambaran Klinis Luka Bakar Superfisial

Kerusakannya terbatas hanya pada epidermis saja, luka bakar seperti


ini dapat diakibatkan oleh sinar matahari atau oleh karena kebakaran
minor. Dapat diidentifikasi secara klinis dengan :

 Eritema, dimana dapat menjadi hilang dengan tekanan

 Sensitive terhadap sentuhan

 Tidak terdapat bula

b) Gambaran Klinis Luka Bakar Partial-thickness

Kerusakan meliputi seluruh bagian epidermis dan sebagian dermis,


karakteristiknya :

 Dijumpai bula yang menandakan keterlibatan lapisan dermis


superficial

 Permukaannya lembab

 Terdapat capillary return pada luka bakar superficial, partial-


thickness tetapi tidak dijumpai pada luka bakar full-thickness

 Terdapat rasa nyeri karena ujung saraf sensoris teriritasi

 Warna kulit bervariasi dari merah muda pucat hingga merah darah

 Terjadi perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum

c) Gambaran Klinis Luka Bakar Full-thickness

Kematian komplit yang meliputi epidermis dan seluruh dermis,


karakteristiknya :

 Kulit berwarna pucat (putih sampai dengan abu)

 Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal


sebagai eskar

14
 Hilang sensasi dan tidak dijumpai rasa nyeri oleh karena rusaknya
ujung-ujung saraf sensoris

 Tidak terdapat perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum

8. Terapi Definitif luka bakar

Setelah kita mengetahui masalah klinis yang ditimbulkan, rencana terapi yang
bisa dirumuskan antara lain resusitasi cairan, manajemen nyeri dan
penanganan dari luka-luka bakar tersebut.4,5

Resusitasi Cairan

Resusitasi cairan adalah penanganan primer penting pada pasien luka bakar.
Luka bakar pada orang dewasa yang TBSA lebih dari 10-15% dan pada anak-
anak TBSA lebih besar dari 10% memerlukan cairan resusitasi untuk
menghindari komplikasi hipovolemia sistemik. Ada sejumlah formula
resusitasi yang telah dikembangkan sebagai panduan untuk menilai volume
cairan yang diperlukan untuk menjaga output jantung yang cukup selama fase
awal pasca terbakar (pertama 48 jam). Tidak ada rumus resusitasi yang telah
terbukti meyakinkan memiliki manfaat kelangsungan hidup. Rumus yang
umum digunakan adalah:

Dewasa: 3-4 mL Hartmans solusi / kg berat badan / % luka bakar.4

Anak: Seperti di atas + cairan pemeliharaan sesuai berat badan menggunakan


glukosa 4% pada seperempat atau seperlima normal saline.4

Volume cairan ini dimulai dari saat luka bakar terjadi. Setengah dari volume
yang dihitung diberikan 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam
berikutnya. Cairan harus diberikan melalui kanul didaerah perifer, sebaiknya
dimasukkan melalui jaringan yang tidak mengalami luka bakar. Akses vena
sentral sangat membantu dalam penanganan luka bakar yang besar.4

15
Monitoring resusitasi cairan yang cukup

Volume cairan yang sebenarnya dibutuhkan untuk resusitasi yang adekuat


pada luka bakar mungkin berbeda dari yang dihitung karena ketidakakuratan
dari penilaian luka bakar itu sendiri dan kemungkinan adanya cedera inhalasi,
yang akan menyebabkan respon inflamasi generalisasi yang lebih besar.
Pemakaian Rumus sesuai panduan umum atau pada awal resusitasi harus
diubah sesuai dengan respon klinis yang terjadi. Metode yang paling mudah
dan paling dapat diandalkan untuk menilai kecukupan resusitasi cairan adalah
dengan cara pemantauan urin output. Dengan demikian, untuk luka bakar
lebih dari 15% harus dilakukan pemasangan urin kateter dan aliran urin harus
0.5-1 mL /kg per jam (dewasa) dan 1,0-2 ml /kg per jam pada anak-anak (<30
kg). Volume urin yang lebih besar dari ini harus dihindari, karena resusitasi
yang berlebihan akan menyebabkan edema jaringan yang tidak perlu dan
kemungkinan edema paru. Urin yang berwarna Merah atau coklat
menunjukkan adanya hemoglobin atau mioglobin, yang menunjukan adanya
kemungkinan cedera otot. Hal ini biasanya diikuti oleh elektrocution atau
adanya kompartemen sindrom. Terjadi Haemochromogens jika terkonsentrasi,
dapat menjadi simpanan di proksimal tubulus ginjal, menyebabkan gagal
ginjal akut. Jika terjadi haemochromogens, urin output harus dipertahankan
pada level yang lebih tinggi, yaitu 1-2 ml / kg pada orang dewasa sampai
kencing hilang. Manitol atau frusemid mungkin menjadi pilihan untuk
mempertahankan urin output yang adekuat.1,4,5

Kontrol nyeri

Seperti pada semua nyeri pada trauma mayor, kontrol yang terbaik dicapai
awalnya dengan dosis tambahan narkotika intravena, yang diikuti dengan
infus kontinu atau analgesia adalah tepat.4

Pengelolaan luka bakar

Pengelolaan luka bakar ditentukan dari penilaian klinis kedalaman luka bakar
dan patofisiologi dari luka bakar.

Perawatan luka bakar dangkal

16
Oklusif non-adherent dressing diterapkan untuk luka. Meninggikan anggota
badan yang terbakar akan dapat meminimalkan terjadinya edema. Luka
tersebut harus ditangani dalam 7-10 hari

Pengobatan luka bakar partial-thickness

Bula luka bakar dan kulit-kulit dengan sensasi yang utuh harus sembuh secara
spontan dalam 10-14 hari. Pengenalan yang efektif terhadap agen antiseptik
topikal telah menjadi salah satu hal utama dalam penatalaksanaan luka bakar.
Saat ini belum terdapat agen yang secara efektif bisa menghancurkan semua
bakteri dan jamur, akan tetapi digunakan silversulphadiazine.
Silversulphadiazine merupakan kombinasi perak nitrat 1% dengan senyawa
organic sulfadiazin sulfonamide yang dikatakan dapat mencakup hampir
seluruh spektrum. Krim ini bersifat mendinginkan, menyejukkan memiliki
kemungkinan minimal terhadap sensitivitas kontak atau toksisitas sistemik.
Permukaan krim ini sangat efektif sebagai agen antibakteri, dan harus
diaplikasikan pada luka bakar sesegera mungkin.4,5

Perawatan luka bakar dermal dan full-thickness

Luka bakar yang meluas ke dalam sampai dermis akan memerlukan waktu
yang sangat lama untuk sembuh spontan. Penyembuhan luka berhubungan
dengan jaringan parut dan deformitas sehingga diperlukan eksisi pembedahan
dan grafting untuk mendapatkan hasil kosmetik yang lebih baik. Luka bakar
full-thickness secara absolute memerlukan eksisi dan grafting untuk mencapai
penyembuhan luka. Operasi semacam itu idealnya dilakukan sesegera
mungkin untuk meminimalkan risiko infeksi dan mempercepat pemulihan
pasien secara penuh. Teknik pembedahan yang dilakukan meliputi
penghilangan jaringan yang terbakar dan mentransplantasi kulit dari jaringan
yang sehat untuk menutupi area yang terbuka tadi. Untuk luka bakar partial-
thickness, dilakukan teknik eksisi tangensial, di mana lapisan tipis dari luka
bakar dihilangkan hingga tercapai lapisan bebas pendarahan. Untuk luka bakar
yang dalam dan full-thickness dilakukan eksisi fasia. Kulit donor dapat
diambil dari berbagai bagian tubuh pasien. Kulit pada bagian paha lebih sering
digunakan, tetapi pada luka bakar yang sangat luas, semua bagian kulit yang

17
tidak terbakar kecuali bagian wajah dapat digunakan. Kulit donor harus
mengandung sel-sel epitel basal agar dapat menghasilkan lapisan epidermis
baru. Lokasi donor akan sembuh karena terjadi migrasi yang cepat dari
keratinosit yang tersisa dan lokasi donor tersebut dapat diambil lagi ketika
kulitnya sudah sembuh. Ini mungkin hanya dalam 7-10 hari, tergantung pada
ketebalan dari kulit yang diambil dan tekstur kulit dari lokasi donor tersebut.
Untuk mencegah darah dan cairan terakumulasi di bawah graft, kulit donor
biasanya masuk melalui mesin meshing yang menghasilkan beberapa celah di
graft. Tergantung dari panjang celah, kulit yang dapat diperluas, yang
memungkinkan area yang lebih besar untuk ditutupi. Teknik ini berguna pada
luka bakar yang luas dimana lokasi donor terbatas. 4,5

Bedah Plastik

Jika penatalaksanaan luka dilakukan secara tepat, sebagian besar pasien akan
merasa puas atas penyembuhan primer dari lukanya. Pasien dengan derajat
luka bakar yang berat akan dapat mengalami kerusakan tendon, terutama pada
dorsum manus, sekitar siku kaki, sehimgga dalam hal ini tidak tepat jika
dilakukan teknik split-thickness grafting. Sehingga indikasi pada keadaan ini
yaitu vascularised skin flap. Teknik bedah rekonstruksi juga diperlukan untuk
mengatasi kontraktur dan deformitas, khususnya pada leher depan dan lipatan
axial. Kontraktur dan deformitas yang minimal didapatkan jika penutupan
luka dilakukan sedini mungkin dan dilakukan teknik stretching aktif dan
splinting yang tepat.4,5

18

Anda mungkin juga menyukai