Var
Cantalupensis) TERHADAP KADAR ASAM URAT
PENDERITA HIPERURISEMIA DI UPT
PELAYANAN SOSIAL LANJUT
USIA JEMBER
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Sains Terapan (S.ST)
Di Program Studi Gizi KlinikJurusan Kesehatan
oleh:
Alis Oktaviar Kartika Siwi
NIM G42120854
JURUSAN KESEHATAN
2016
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Tim Penguji:
Ketua
Sekretaris, Anggota,
Menyetujui,
Ketua Jurusan Kesehatan
ii
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan berkah ilmu dan petunjuk yang besar
untuk menyelesaikan tugas akhir
2. Ayah (Asmad) dan Ibu (Basuki Musyawaroh) tercinta, yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, membimbingku, memberikan
semangat, motivasiserta tiada henti memberikan dukungan doanya kepadaku.
Untuk adikku Frandinata Yansen Aditya terimakasih atas dukungan dan
cintanya, Kakek dan Nenek yang selalu memberikan bantuan dan doa disetiap
perjalanan hidupku, Kakak ku Jinani Firdausiah yang aku cintai yang telah
memberikan dukungan seutuhnya, serta keluarga besarku yang telah
memberikan doa dan dukungannya setiap waktu.
3. Jufri Zakaria yang selalu memberi dukungan, cinta, dan kasih sayangnya
hingga akhir perjuanganku menulis skripsi.
4. Sahabatku yang kucintai Dian Pratiwi, Siti Wardatus Soleha, Nailul
Hanindiyah, Fitria Ulfiani, Fahmadia Jihan, Dwi Puji Febrina, dan teman
seperjuangan Layla Mettasari tanpa dukungan kalian skripsiku tidak akan
selesai.
5. Teman – teman GKL 2012 terimakasih atas dukungan, semangat serta
kebersamaan kalian selama ini.
iii
MOTTO
Sesungguhnya Allah sekali – kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada
pada diri mereka sendiri,... (Qs. An-Anfaal 8:53)
Tidak ada hidup yang bersih dari hambatan, mengatasi hambatan itulah yang
membuat kita disebut berhasil,.. (Mario Teguh)
iv
SURAT PERNYATAAN
NIM : G42120854
v
Effect the Provision of Sari Cantaloupe (Cucumis melo L. Var Cantalupensis) of
the Uric Acid Patients Hiperurisemia at UPT of Elderly
Social Services Jember
ABSTRACT
vi
Efek Pemberian Sari Blewah (Cucumis melo L. Var Cantalupensis) Terhadap
Kadar Asam Urat Penderita Hiperurisemia Di UPT Pelayanan Sosial LanjutUsia
Jember
ABSTRAK
vii
RINGKASAN
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh
berbagai penderitaan akibat berbagai macam penyakit yang disertai dengan proses
penuaan. Namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu
bersifat alamiah atau fisiologis. Penurunan tersebut diakibatkan karena
berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh. Pada umumnya tanda proses
menua mulai terlihat sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada
usia sekitar 60 tahun. Hiperurisemia adalah suatu kondisi dimana terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi
yang meningkat atau pengeluaran melalui ginjal yang menurun serta dapat
disebabkan oleh peningkatan asupan makanan kaya akan purin. Cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi tingginya asam urat yaitu dengan terapi farmakologi
dan non farmakologi. Namun, pemberian obat-obatan farmakologi dalam jangka
panjang memiliki efek samping yang dapat menyebabkan mual, muntah, diare dan
lain-lain. Sehingga saat ini masyarakat banyak yang memanfaatkan produk alami
(back to nature) sebagai obat untuk mengatasi penyakit. Blewah merupakan
bahan makanan dengan sumber air, vitamin C, kalium, dan provitamin A. blewah
juga dapat dikatakan sebagai sumber air karena kandungan air >90%. Blewah
dikatakan sumber vitamin C karena dengan mengkonsumsi 100 g buah blewah
telah dapat mencukupi setengah dari kebutuhan vitamin C seseorang dalam satu
viii
hari. Sementara itu, blewah juga disebut sebagai sumber kalium dan provitamin
A karena komposisi kalium dan beta karoten (vitamin A) dalam 100 g blewah
cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek konsumsi sari
blewah(Cucumis melo L. Var Cantalupensis)terhadap kadar asam urat pada
penderita Hiperurisemia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Metodepenelitian
menggunakan rancangan Quasi Experimental dengan desain Pretest-Posttestwith
Control Group. Responden dalam penelitian ini menggunakan 40 responden yang
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 responden kelompok perlakuan dan 20
responden kelompok kontrol. Kelompok perlakuan berjumlah 20 orang diberikan
Sari blewah dengan dosis 812 ml per hari dan 20 kelompok kontrol tanpa
diberikan jus jambu biji merah.
Hasil penelitian selama 14 hari menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kadar asam urat responden sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok kontrol dengan P value = 0,866 (P value > 0,05).
Sedangkan Uji Wilcoxon pada kelompok perlakuan menunjukkan terdapat
perbedaan kadar asam urat responden sebelum dan sesudah perlakuan dengan
nilai P value = 0,001 (P value< 0,05). Hasil analisa menggunakan uji Mann
Whitneymenunjukkan adanya perbedaan kadar asam urat pada kelompok kontrol
dan perlakuan sebelum perlakuan dengan nilai P value = 0,008 (P value < 0,05)
dan hasil analisa menggunakan uji Mann Whitneyjuga menunjukkan terdapat
perbedaan kadar asam urat pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
sesudah perlakuan dengan nilai P value = 0,035 (P value< 0,05).
Penurunan kadar asam urat responden pada kelompok perlakuan disebabkan
karena responden mengkonsumsi sari blewah selama 14 hari. hal itu disebabkan
karena kandungan vitamin C yang terkandung dalam sari blewah dapat
menurunkan kadar asam urat. Vitamin C memiliki sifat urikosurik, yang bisa
menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus ginjal sehingga kecepatan kerja
ginjal mengeluarkan asam urat melalui urin akan meningkat dan kadar asam urat
dalam darah akan menurun.
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam pelaksanaan dan penyusunan Skripsi
yang berjudul “Efek Pemberian Sari blewah (Cucumis melo L.var Cantalupensis)
Terhadap Kadar Asam Urat Penderita Hiperurisemia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Jember” dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan panghargaan dan terima kasih kepada :
1. Ir. NanangDwi Wahyono, MM selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Sustin Farlinda, S.Kom., MT selakuKetuaJurusanKesehatan.
3. Ir. Rindiani, MP selaku Ketua Program Studi Gizi Klinik
4. Ir. Heri Warsito, MP selaku dosen pembimbing utama
5. dr. Arinda Lironika S., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Anggota.
6. Agustina Endah W, S.Sos., M.Kes. selaku Dosen Penguji Tugas Akhir.
7. Dosen dan staf pengajar Program Studi Gizi Klinik Politeknik Negeri Jember
yang turut membantu dan memberi dorongan dalam penyusunan Skripsi ini.
8. Orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan doa dan motivasi baik
secara moril maupun materiil.
9. Teman-teman Program Studi Gizi Klinik angkatan 2012 dan kepada semua
pihak yang telah membantu memberikan dukungan dalam pelaksanaan dan
penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan Skripsi ini.
Jember, 26 Oktober 2016
Penulis
x
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
xi
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ................................................................................................................ iv
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
PRAKATA ..............................................................................................................x
PERNYATAAN.................................................................................................... xi
xii
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 6
xiii
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................28
4.3.1 Kadar Asam Urat Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Kontrol ..... 42
xiv
4.3.2 Kadar Asam Urat Responden Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok
Perlakuan ....................................................................................................... 45
4.3.3 Kadar Asam Urat Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
Sebelum dan Sesudah Perlakuan. .................................................................. 49
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Makanan yang Mengandung Purin (Apriyanti, 2013) ............... 10
Tabel 2.2 Kandungan Gizi per 100 g Blewah (Cucumis melo L. var
Cantalupensis) ...................................................................................................... 20
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 29
Tabel 4.1 Disribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
............................................................................................................................... 37
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Lama Menderita .................................................................................................... 39
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pre-Test Ditinjau dari Jenis
Kelamin Responden .............................................................................................. 40
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Post-Test Ditinjau dari Jenis
Kelamin Responden .............................................................................................. 41
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Metabolisme asam urat normal pada manusia (Murray et al, 2009).
............................................................................................................................... 12
Gambar 2. 2 Blewah .............................................................................................. 20
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 26
Gambar43.1 Diagram Alir Pembuatan Sari Blewah .............................................. 35
Gambar54.1 Kadar Asam Urat Responden Kelompok Kontrol ............................. 43
Gambar64.2 Kadar Asam Urat Responden Kelompok Perlakuan ......................... 45
Gambar74.3. Kadar Asam Urat Responden Kelompok Kontrol dan Perlakuan .... 49
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Hiperurisemia adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat atau
pengeluaran melalui ginjal yang menurun serta dapat disebabkan oleh
peningkatan asupan makanan kaya akan purin (Widodo, 2009). Pada lansia
dengan hiperurisemia menimbulkan masalah fisik sehari-hari : seperti gangguan
aktifitas, gangguan pola tidur, gangguan rasa nyeri, dan sebagainya sehingga
pemeliharaan kesehatan lansia dengan hiperurismia harus ditingkatkan agar tidak
mengancam jiwa penderitanya dan menimbulkan ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh penyakit asam urat dalam darah (Bandiyah, 2009).
dislipidemia yang membuat individu tersebut memiliki resiko lebih besar untuk
terserang penyakit artritis gout (Sylvia, 2006).
Terapi yang dapat menurunkan kadar asam urat diantaranya terapi medik
dan diit rendah purin. Selain itu terdapat senyawa-senyawa yang telah terbukti
klinis dapat menurunkan kadar asam urat (Sustrani, dkk,. 2007). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, dkk. (2013), menyebutkan bahwa
mineral dapat menurunkan kadar asam urat. Penelitian lainnya menyebutkan
bahwa vitamin C dapat menurunkan asam urat, dengan cara mengikat asam urat
itu sendiri. Buah yang diketahui mengandung vitamin C adalah jambu biji, jeruk,
melon, pisang, sirsak termasuk blewah.
Blewah dengan nama latin (Cucumis melo L. Var Cantalupensis)
merupakan buah yang mudah dijumpai, dengan harga yang terjangkau serta
mudah digunakan. Selain itu, buah blewah juga dapat digunakan sebagai
penyembuh berbagai penyakit terutama menurunkan kadar asam urat, karena
didalam buah blewah terdapat kandungan vitamin C (Anggraini, dkk. 2013).
Vitamin C dapat membantu dan meningkatkan suatu proses ekskresi pembuangan
asam urat melalui urin. Adanya kemampuan tersebut kadar asam urat dalam tubuh
dapat berkurang (Sutanto, 2013).
Blewah merupakan bahan makanan dengan sumber air, vitamin C, kalium,
dan provitamin A. kandungan vitamin C dalam 100 gram buah blewah sebesar 37
mg. Blewah juga dapat dikatakan sebagai sumber air karena kandungan air >90%.
Blewah dikatakan sumber vitamin C karena dengan mengkonsumsi 100 g buah
blewah telah dapat mencukupi setengah dari kebutuhan vitamin C seseorang
dalam satu hari. Sementara itu, blewah juga disebut sebagai sumber kalium dan
provitamin A karena komposisi kalium dan beta karoten (vitamin A) dalam 100 g
blewah cukup tinggi (Sunarjono, 2012).
4
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
a. Manfaat Untuk Peneliti
Sebagai sarana untuk belajar, menambah wawasan dan mengaplikasikan pada
lingkungan sekitar
b. Manfaat Untuk Masyarakat
Menambah wawasan, informasi dan pengetahuan masyarakat untuk
menggunakan bahan makanan lain selain obat sebagai penurun kadar asam
urat.
c. Manfaat Untuk UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember
5
b. Vitamin C Intake and the Risk of Gout in Men( Xiang Gao, dkk, 2008)
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Xiang Gao, dkk (2008) bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara asupan vitamin C dengan asam urat serum.
Dalam penelitian yang diikuti oleh 1.387 pria selama 2 bulan diketahui bahwa
vitamin C dapat menurunkan risiko penyakit asam urat.Pria dengan asupan
vitamin C 500 mg per hari dapat menurunkan asam urat serum ketingkat yang
6
7
lebih rendah yaitu sekitar 0,5 mg/dL dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
tidak mengalami perubahan. Penurunan asam urat serum kemungkinan
disebabkan karena vitamin C memodulasi konsentrasi asam urat serum melalui
efek urikosuriknya. Vitamin C dan asam urat diserap melalui transportasi
pertukaran anion di tubulus proksimal. Peningkatan konsentrasi vitamin C dalam
filtrat kompetitif dapat menghambat reabsorpsi asam urat. Pengertian terbaru
tentang mekanisme molekuler dari ginjal transportasi asam urat menunjukkan
bahwa efek urikosurik dapat melalui cis-penghambat URAT1 (asam urat
transporter, kunci utama dari urikosurik khas), Na+-tergantung anion
contransporter (misalnya SLC5A8 / A12) atau keduanya dalam tubulus proksimal.
Selanjutnya, asupan vitamin lebih besar dapat meningkatkan fungsi ginjal dan
meningkatkan laju filtrasi glomerulus, menyediakan mekanisme potensial lain
untuk efek urikosurikdari asupan vitamin C. Penelitian pada manusia dan hewan
telah menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dapat meningkatkan aliran
plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus serta melemahkan peningkatan tekanan
arteri. Antioksidan yang dimiliki vitamin C bisa mengurangi stres oksidatif dan
peradangan, dan dapat menurunkan sintesis asam urat ( Xiang Gao, dkk, 2008).
c. Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Pada Penderita Gout Artritis Pria Usia 46-50 Tahun
Pengobatan non-farmakologi juga tidak kalah penting. Misalnya
mengunakan “buah sirsakuntuk menurunkan kadar asam urat”. Di Jombang
penderita penyakit sendi yang salah satunyadiakibatkan oleh tinginya kadar asam
urat mencapai 15.143 orang pada Januari - Oktober 2013.Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan menggunakanmetode pre
test and post test nonequivalent control group. Populasi seluruh penderita
goutartritis pria usia 46-50 tahun sebanyak 152 orang di wilayah kerja puskesmas
Peterongan.Pemilihan sampel secara Proportional cluster random Sampling
sebanyak 30 orang terdiri 16kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol.
Analisa mengunakan uji wilcoxon sign rank testdan uji mann whitney dengan
nilai signifikan α= 0,05. Hasil analisa pengaruh pada kelompokperlakuan
8
didapatkan nilai Z = -3,486 dan ρ = 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh jus
sirsakterhadap penurunan kadar asam urat, Sedangkan hasil analisa perbedaan
pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai Z = -3,1 dan ρ =
0,02 < 0,05, jadi kelompokperlakuan mengalami penurunan 93%, kelompok
kontrol mengalami penurunan 28,6%. Dapatdisimpulkan H1 diterima yang
artinya ada perbedaan penurunan kadar asam urat pada kelompokperlakuan dan
kelompok kontrol. Diharapkan keluarga untuk selalu memberikan terapialternatif
agar penderita tidak selalu tergantung pada obat-obat farmakologi yang jangka
panjang banyak menimbulkan efek samping yang cukup berat.
2.2.1 Definisi
Lansia merupakan perubahan yang wajar dalam usia lanjut untuk proses
berfikir, mengingat serta dalam proses menangkap ataupun merespon
sesuatusudah mulai mengalami penurunan secara berkala. Proses menua secara
individu menyebabkan beberapa masalah baik masalah secara fisik, biologis,
mental ataupun sosial ekonominya. Hal tersebut dapat dilihat berkaitan dengan
masalah kesehatan yang yang paling banyak dialami adalah penyakit tidak
menular salah satunya penyakit kronis, penyakit kronis yang paling banyak
menyerang lanjut usia ialah asam urat (Diantri dan Chandra, 2013).
2) Usia lanjut dini (senescen) adalah kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60 – 64 tahun).
3) Lansia yang beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
yaitu usia diatas 65 tahun.
2.3 Purin
Makanan Purin
(mg/100 gram)
Kopi ,Cokelat 2300
Limpa 773
domba/kambing
Hati sapi 554
Ikan Barden 480
Jamur kuping 448
Limpa sapi 444
Daun melinjo 366
Paru-paru sapi 339
Kangkung ,bayam 290
Ginjal sapi 269
Jantung sapi 256
Hati ayam 243
Jantung domba 241
/kambing
Ikan teri 239
Udang 234
11
Makanan Purin
(mg/100 gram)
Biji melinjo 222
Daging kuda 200
Kedelai dan kacang 190
Dada ayam dengan 175
kulit
Daging ayam 169
Daging angsa 165
Lidah sapi 160
160
setiap tubuh manusia sebagai hasil dari suatu proses metabolisme sel yang
berfungsi untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari (Kanbara, 2010).
Hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat didalam darah merupakan
suatu penyakit gangguan kinetik asam urat atau kelebihan kadar asam urat
didalam darah melebihi batas normal. Asam urat dapat terjadi apabila
menkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin. Apabila pola konsumsi
pangan tidak diubah, maka kadar asam urat didalam darah yang melebihi batas
normal akan menyebabkan penumpukkan dalam bentuk kristal asam urat. Jika
kristal tersebut berada dalam cairan sendi maka akan menyebabkan penyakit gout
(Misnadiarly, 2007). Batasan penderita hiperurisemia pada laki-laki dan
perempuan tidak sama.
Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin yang terdapat pada
metabolisme dalam (genetik) dan berasal dari luar tubuh (sumber makanan)
(Kanbara, 2010). Alur metabolisme purin asam urat normal dalam tubuh manusia
dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.
Purin Adenosin
1
Adenin Inosin
2
Hipoxantin
3
Xantin
3
AsamUrat Ginjal
Urin
Gambar 2. 1. Metabolisme asam urat normal pada manusia (Murray et al, 2009).
13
Keterangan:
2 : Phosporylase
3 : Xantin oksidase
Menurut (ViaHealth 2007), penentuan kadar asam urat dapat diukur dengan
menggunakan berbagai pemeriksaan, yaitu sebagai berikut:
a. Kristal MSUM ( Monosodium Urat Monohidrat )
Diagnosisasam urat pasti dapat ditegakkan berdasarkan ditemukannya
kristal MSUM pada cairan sendi. Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah
mikroskop. Tujuannya untuk melihat adanya kristal urat atau monosodium urat
(kristal MSU) dalam cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang
terjadi perlu dilakukan kultur cairan sendi.
b. Kadar Asam Urat dalam darah (serum)
Seseorang dikatakan menderita asam urat jika pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 7 mg/dl untuk pria dan 6
mg/dl untuk wanita. Pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat
terbatas, hal ini disebabkan pada artritis gout seringkali kadarnya ditemukan
dalam batas normal. Oleh karena itu, sebaiknya kadar asam urat darah
diperiksa pada waktu penderita sehat, yakni tidak dalam serangan.
c. Ekskresi Asam Urat per 24 jam
Kadar asam urat dalam urin lebih dari 750-1.000 mg/24 jam dengandiet
biasa dapat menentukan kadar asam urat. Penentuan jumlah kadar asam urat di
urin selama 24 jam penting untuk pengobatan. Selama 3 -5 hari sebelum
pemeriksaan dilakukan penderita tidak boleh makan makanan yang mengadung
purin dan alkohol.
d. Pemeriksaan LED (Laju Endapan Darah), CRP (C-Reactive Protein),ureum,
kreatinin, CCT (Creatinin Clearence Test ).
2.5 Hiperurisemia
2.5.1 Definisi
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari
7,0 mg/dL pada laki-laki dan lebih dari 5,7 mg/dL pada perempuan (Soeroso dan
Algristian, 2011). Hiperurisemia merupakan hasil dari interaksi multifaktor antara
jenis kelamin, usia, genetik, dan faktor lingkungan. Kondisi seperti konsumsi
alkohol, besitas, hipertensi, dislipidemia, hiperglikemia, diabetes millitus, litiasis,
15
gagal ginjal, dan penggunaan obat-obatan seperti diuretik, siklosporin, dan aspirin
dosis rendah berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat berkembang
menjadi penyakit seperti gout, penyakit kardiovaskular, dan sindrom metabolik
lainnya (Liu et al, 2011).
c. Obesitas
Obesitas memiliki peran dalam terjadinya hiperurisemia. Pada seseorang yang
mengalami obesitas, akan terjadi penumpukan yang akhirnya akan
menyebabkan peningkatan produksi asam urat dan penurunan ekskresi asam
urat (Lee et al, 2013).
d. DM (Diabetes Melitus)
Diabetes melitus merupakan penyakit tahunan yang diakibatkan oleh kadar
gula dalam darah melebihi batas ambang atau normal dan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak maupun protein yang disebabkan oleh
defisiensi hormon insulin secara relatif maupun absolut. Sehingga apabila
dibiarkan sampai tidak terkendali akan mengakibatkan komplikasi penyakit
lain dalam selang waktu lama seperti meningkatnya kadar asam urat dalam
darah (Robins, 2005).
1) Allopurinol
Berbagai obat sintesis dalam pengobatan asam urat telah banyak beredar,
namun masih terdapat kekuragan berupa efek samping yang merugikan. Salah
satu obat pilihan dalam pengobatan asam urat adalah allopurinol. Allopurinol
digunakan untuk mengobati asam urat sejak bertahun-tahun yang lalu. Tetapi
reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pengobatan selama beberapa
bulan atau tahun (Mo et al., 2007).
2) Urikosurik
Golongan obat ini dapat bekerja dengan menghambat reabsorpsi asam urat di
tubuli ginjal. Obat ini meliputi probenesid yang memiliki toksisitas kecil,
diberikan dalam dosis 1-3 gram sehari, disesuaikan dengan kadar asam urat
serum. Selain itu sulfinpirazon diberikan dengan dosis 200-400 mg sehari.
Efek samping yang terjadi akibat kedua obat tersebut adalah gangguan pada
saluran pencernaan dan juga terdapat insifisiensi ginjal (Junaidi, 2012).
b. Non Farmakologi
1) Tanaman Herbal (Jahe Merah)
Menurut (WHO) diperkirakan 80% penduduk dunia masih menggunakan
pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman
obat yang sudah lama dikenal yaitu jahe merah (Gholib, 2011). Kandungan-
kandungan kimia yang terdapat pada jahe merah (zingiber officinale Rosc)
bermanfaat untuk kesehatan tubuh, dan berfungsi sebagai obat asma, batuk,
sakit perut, masuk angin, mual, muntah, dapat menambah nafsu makan dan
meningkatkan stamina, serta membantu menetralisir tumpukan sisa asam urat
(Wijayakusuma, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2011)
mengenai ekstrak etanol jahe merah (zingiber officinale Rosc) terhadap
penurunan kadar asam urat pada tikus jantan putih selama 14 hari
disimpulkan bahwa jahe merah dapat menurunkan kadar asam urat dengan
mencari dosis tepat hiperurisemia.
2) Terapi Konsumsi buah dan sayur
Buah-buahan adalah menu yang paling baik bagi penderita asam urat. Buah
merupakan sumber nutrisi mikro yang rendah purin dan sodium, sehingga
19
2.6.1 Definisi
Blewah merupakan bahan makanan dengan sumber air, vitamin C, kalium,
dan provitamin A. blewah juga dapat dikatakan sebagai sumber air karena
kandungan air >90%. Blewah dikatakan sumber vitamin C karena dengan
mengkonsumsi 100 g buah blewah telah dapat mencukupi setengah dari
kebutuhan vitamin C seseorang dalam satu hari. Sementara itu, blewah juga
disebut sebagai sumber kalium dan provitamin A karena komposisi kalium dan
beta karoten (vitamin A) dalam 100 g blewah cukup tinggi (Sunarjono, 2012).
2.6.2 Taksonomi
Blewah merupakan tanaman semusim (annual) yang masih satu saudara
dekat dari famili Curcubitaceae. Tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut :
Golongan (division) : Spermatophyte
Subdivision SD: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
20
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis, cucurbita
Spesies : cucurbita melo
Keluarga (famili) Cucurbitaceae (waluh - waluhan) meliputi 760 spesies
dari 100 genus (genera). Genus yang yang penting, diantaranya Luffa, Citrulus,
Cucumis, dan Cucurbita. Blewah atau semangka belanda ini termasuk dalam
spesies Cuxurbita melo (Sunarjono, dkk,. 2012).
Bentuk blewah hampir sama dengan melon jenis cantaloupe atau dikenal
dengan nama latin Cucumis melo L. var Cantalupensis mempunyai ukuran buah
besar, kulit luar yang tipis, daging buah tebal dan berwarna hijau kekuningan serta
aroma yang sedap atau harum. Perbedaan pada melon dan blewah terlihat pada
bentuk, kulit buah dan tingkat kemanisannya. Bentuk kulit buah melon sangat
keras dan dapat terlihat sedikit lebih tebal sedangkan bentuk buah blewah sangat
tipis dan hampir tidak terlihat (Prajnata, 1999).
Gambar 2. 2 Blewah
Kalsium (mg) 9
Besi (mg) 0,21
Magnesium (mg) 12
Fosfor (mg) 15
Kalium (mg) 267
Natrium (mg) 16
Seng (mg) 0,18
Tembaga (mg) 0,04
Mangan (mg) 0,04
Selenium (mg) 0,4
Vitamin C (mg) 36,7
Thiamin (mg) 0,04
Riboflavin (mg) 0,02
Niasin (mg) 0,73
Vitamin B6 (mg) 0,07
Folat (mg) 21
Beta karoten (µg) 2.029
Vitamin E (mg) 0,05
Vitamin K (µg) 2,5
Sumber : Sunarjono, 2012
makro adalah suatu mineral yang dapat menyusun hampir 1% kg Berat Badan
manusia serta diperlukan dengan jumlah lebih dari 1000 mg per hari, sedangkan
pengertian mineral mikro adalah mineral yang digunakan dengan jumlah sedikit
yaitu kurang dari 100 mg per hari serta dapat menyusun kurang lebih dari 0,01%
kg berat badan. Kategori yang masuk dalam mineral makro yaitu kalsium (Ca),
fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium
(Na). Sedangkan kategori dalam mineral mikro terdiri dari kromium (Cr),
tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I), besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si), dan
seng (Zn).
Suplemen makanan merupakan produk pangan yang digunakan sebagai
bahan pelengkap makanan yang mengandung satu atau lebih dalam bahan
makanan. Produk tersebut dapat berupa mineral, vitamin atau bahan yang berasal
dari tumbuhan, asam amino maupun bahan untuk meningkatkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG), atau konsentrat, ekstrak maupun kombinasi dari
beberapa jenis tumbuhan ataupun asam amino (Wuri, 2007).
Manfaat suplemen makanan secara umum adalah sebagai pencegah
terjadinya penurunan kualitas nutrisi tubuh, suplemen makanan dapat mencegah
penurunan kualitas gaya hidup, untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen
utama nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, lemak, asam lemak
esensial, protein, asam amino, air, vitamin, mineral, enzim, antioksidan,
karotenoid, flafonoid, alkaloid serta fitoestrogen. Membantu mengembalikan
vitalitas tubuh untuk memperbaiki gizi akibat pola makan tidak teratur dan tidak
sehat (VitaHealth, 2006).
Fungsi utama suplemen adalah digunakan sebagai pelengkap kekurangan
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga agar aktivitas sehari-hari
stamina tubuh tetap terjaga. Fungsi suplemen juga sebagai pelengkap suplemen
makanan namun bukan digunakan sebagai makanan pengganti atau disebut
dengan substitusi. Menkonsumsi bahan pangan alami secara langsung lebih baik
dibandingkan dengan menkonsumsi suplemen makanan karena harga bahan
pangan alami lebih terjangkau dan lebih aman dikonsumsi (Soeharto,).
23
asam urat melalui ginjal meningkat dan kadar asam urat dalam darah akan
menurun (Price dan Wilson, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Xiang Gao, dkk (2008) menunjukkan bahwa
konsumsi suplemen vitamin C sebanyak 500 mg perhari selama 2 bulan dapat
menurunkan kadar asam urat serum sebesar 0,5 mg/dL dibandingkan kadar asam
urat serum pada kelompok kontrol yang tidak mengelami penurunan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Moreno dan timnya (2003) menunjukkan hasil
bahwa asupan vitamin C sebesar 250 mg per hari dapat menurunkan kadar asam
urat darah. Vitamin C efektif untuk membantu ekskresi asam urat. Vitamin C
merupakan urikorsurik alami yang dapat melarutkan dan merangsang
pembuangan atau ekskresi asam urat melalui urin. Sehingga, keseimbangan asam
urat urat dapat dikendalikan. Pemberian vitamin C dalam jumlah yang tinggi yaitu
>250 mg per hari berpengaruh dalam penurunan resiko gout dan mengurangi
tingkat asam urat serum secara signifikan (Lingga, 2012).
Overdosis vitamin C (>1000 mg/hari) dapat menimbulkan efek toksik yang
serius, yaitu batu ginjal, hiperoksaluria, diare yang berlangsung terus menerus
(severe diarrhea), serta iritasi mukosa saluran cerna. Untuk mengatasinya harus
banyak minum air putih agar vitamin C yang dikonsumsi segera dilarutkan oleh
air dan diekskresikan melalui urine, keringat, dan feses (Fernandes, 2006). Efek
samping penggunaan vitamin C sebelum makan adalah rasa nyeri pada
epigastrium (Goodman & Gilman, 2006).
26
Hiperurisemia
Lansia
Hiperurisemia
Faktor yang mempengaruhi
Hiperurisemia
Umur
Jenis Kelamin
Kadar Asam Urat
Obesitas
Diabetes Mellitus (DM)
Keterangan
Diteliti
Tidak diteliti
Kontrol 03 04
Keterangan :
01 : Pengukuran kadar asam urat sebelum konsumsi sari blewah
X : Jenis perlakuan dalam penelitian ini yaitu konsumsi sari blewah
02 : Pengukuran kadar asam urat sesudah konsumsi sari blewah
03 : Pengukuran kadar asam urat awal (kontrol tanpa perlakuan)
04 Pengukuran kadar asam urat akhir (kontrol tanpa pelakuan)
28
29
= 139.1,962.0,5.0,5
0,05(139 – 1) + 1,96.0,5.0,5
= 133,4956
7,39
= 18,064 = 18 sampel
Penambahan subjek yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya drop
out saat penelitian sebesar 10% dari jumlah subjek dan ditentukan dengan
menggunakan rumus berdasarkan Sastroasmoro dan Ismail, (2010) yaitu:
18
𝑛=
(1 − f)
18
𝑛=
(1 − 0,1)
𝑛 = 20
Keterangan :
n = besar subjek setelah dikoreksi
f = perkiraan proporsi drop out
Sehingga besar subjek yang telah ditambahkan rumus drop out 10% ialah 20
subjek. Penelitian ini menggunakan dua kelompok konsumsi sari blewah dan
kelompok kontrol yang besar jumlah sampelnya adalah :
20 x 2 = 40 lansia
Jumlah subjek yang digunakan masing-masing adalah 20 lansia kelompok
perlakuan (mengkonsumsisari blewah) dan 20 lansia kelompok kontrol (tidak
mengkonsumsisari blewah).
31
a. Tahap Awal
1) Peneliti mengurus izin pengambilan data dan izin melakukan penelitian
pada institusi Program Studi Gizi Klinik- Politeknik Negeri Jember untuk
melakukan penelitian di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Jember.
2) Setelah disetujui oleh institusi, peneliti datang mengajukan dan memohon
ijin penelitian ke bagian pengelola Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Jember untuk melakukan penelitian.
3) Peneliti mengirim surat pada UPT Layanan sosial Surabaya melalui kantor
pos terdekat. Dan surat tembusan dari institusi Program Studi Gizi Klinik-
Politeknik Negeri Jemberuntuk melakukan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada para Lanjut
Usia dan membuat perjanjian yang tinggal di Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Lanjut Usia Jember.
2) Peneliti menentukan karakteristik responden berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi. Peneliti juga melakukan pengecekan kadar asam urat pada
lansia menggunakan Nesco Multy check. Data yang terkumpul digunakan
untuk menentukan responden. Pengukuran kadar asam urat penderita
hiperurisemia akan dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah diberikan sari blewah (Cucumis melo L. var Cantalupensis). Cara
menggunakan Nesco Multy check yaitu:
a) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, lalu
tunggu hingga kering.
b) Nyalakan Nesco Multy check dengan memasukan code key slot pada
alat dan masukan uric acid test strips dalam lubang/tempat yang ada
pada Nesco Multy check.
c) Tusuk ujung jari yang sudah dibersihkan dengan menggunakan lanset,
kemudian darah yang keluar dari ujung jari dimasukkan kedalam test
strips sampai tanda batas.
33
d) Tunggu hasil kadar asam urat beberapa saat pada monitor Nesco Multy
Check ( Harry,2012).
3) Setelah mendapatkan responden sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian
peneliti menjelaskan prosedur penelitian kepada responden mulai dari
tahap persiapan sampai tahap akhir yang akan dilakukan responden (Lihat
Lampiran 4.).
4) Peneliti meminta persetujuan kepada responden dengan menandatangani
lembar informed concent (Lihat Lampiran 5.).
5) Peneliti kemudian membagi responden menjadi dua kelompok yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang masing-masing kelompok
terdiri dari 20 responden.
6) Pemberian sari blewah diberikan sebesar 812 ml yang dikonsumsi 3 kali
sehari, masing-masing sebesar 270 ml.
Sari blewah adalah minuman jernih, tidak difermentasi, diperoleh dari
hasil penghancuran atau penghalusan buah blewah yang matang dan masih
segar. Pada umumnya sari blewah tampak keruh dan akibat penghancuran dan
penyaringan serta tidak menggunakan bahan lain seperti gula (Yulita, A.
2013).
Dosis sari blewah yang efektif menurunkan asam urat Tikus adalah
dosis ke 3 sebesar 13 ml atau 14,5 g/200g/hari.
Kandungan vitamin C sari blewah adalah 37 mg/100 gr.
Konversi dosis tikus dengan manusia adalah sebesar 56,0 gr/70 gr BB
(Terdapat pada Lampiran 6).
1). Dosis vitamin C pada tikus (Mencit)
Dosis vitamin C sari blewah x Dosis efektif pada tikus
37 𝑚𝑔
= 100 𝑔𝑟 𝑥 14,5 𝑔𝑟
= 5,365 mg
2). Jumlah blewah untuk memenuhi dosis tikus adalah 5,365 gr
3). Konversi dosis vitamin C tikus ke manusia
Terdapat cara yang tepat untuk menentukan dosis menurut
Harmita, dkk, (2008) adalah dengan cara perkalian antara Dosis
hewan coba (tikus) x konversi dosis manusia = 5,365x 56,0 =
300,44 mg
Jadi berdasarkan konversi dosis kandungan vitamin C yang
dibutuhkan untuk menurunkan kadar asam urat pada manusia
adalah 300,5 mg per hari.
d) Jumlah dosis intervensi
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡 (𝑚𝑔)
=
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑠𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑙𝑒𝑤𝑎ℎ (𝑚𝑔) 𝑝𝑒𝑟 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
300,44 𝑚𝑔
= 812 gr sari blewah
37 𝑚𝑔/100 𝑔𝑟
Buah Blewah
Pencucian
Pengupasan Kulit
Buah
Pemotongan Buah
Penghancuran
(Dengan Blender)
Penyaringan
Sari Blewah
8) Pada hari terakhir penelitian, dilakukan pemeriksaan kadar asam urat pada
20 responden kelompok perlakuan dan 20 kelompok kontrol
c. Tahap Penyelesaian
Semua data yang telah didapat dari hasil penelitian sebelum dan sesudah
pemberian sari blewah dianalisis dan ditentukan hasilnya
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Lansia degan diagnosis
medis asam urat dengan memperhatikan identitas subjek (nama dan umur).
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita asam urat
yang melebihi batas normal atau biasa disebut hiperurisemia tanpa komplikasi.
Sebanyak 40 responden yang kemuadian dibahi menjadi 2 (dua) bagian yaitu 20
responden dengan kelompok kontrol dan 20 responden dengan kelompok
perlakuan. Kelompok kontrol yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kelompok tanpa mengkonsumsi sari blewah sedangkan kelompok perlakuannya
adalah responden dengan mengkonsumsi sari blewah.
Jenis Kelamin
Usia Laki-laki Perempuan Total
N % N % N %
a. Lanjut Usia (60-74 tahun) 20 50 13 32,5 33 82,5
b. Lanjut Usia Tua (75-90 tahun) 4 10 3 7,5 7 17,5
Total 24 60 16 40 40 100
37
38
Secara teori penyakit asam urat sering menyerang para lansia dan jarang
didapati pada orang yang berusia dibawah 60 tahun dengan usia rata-rata paling
banyak terjadi pada usia 65-74 tahun, dan semakin sering terjadi dengan
bertambahnya usia (saag, dkk, 2006). Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel
karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran
fisik, timbulnya berbagai macam penyakit seperti peningkatan kadar asam urat
yang dapat menimbulkan terjadinya penyakit seperti batu ginjal dan gout(Ferry
Efendi, Makhfudli, 2009).
Peningkatan kadar asam urat sering dialami pada pria yang berusia diatas 40
tahun, sedangkan pada wanita yaitu pada masa setelah menopause, yaitu pada
rentang usia 60-80 tahun.Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang
dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan
progesteron dari indung telur yang umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
Kekurangan estrogen pada wanita menopause secara signifikan menyumbang
kejadian asam urat. Saat memasuki masa menopause, risiko asam urat naik dua
kali lipat karena berkurangnya bahkan tidak adanya lagi hormon estrogen dalam
tubuh wanita menopause yang berarti tidak ada yang membantu pembuangan
asam urat melalui urine (Wibowo dkk, 2010). Menurut Tiro (2010).Hormon
esterogen berfungsi dalam membantu pengeluaran asam urat melalui urin.
39
Jenis Kelamin
Lama Menderita Laki-laki Perempuan Total
N % N % N %
a. < 1 Tahun 13 32,5 6 15 19 47,5
b. > 1 Tahun 11 27,5 10 25 21 52,5
Total 24 60 16 40 40 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa lama menderita asam urat >1
tahun terdapat banyak pada responden laki-laki (60%) dibandingkan dengan
responden perempuan (40%) (Lihat Lampiran 7). Hal ini dikarenakan jenis
kelamin dan lama menderita mempengaruhi kadar asam urat responden sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Aminah (2012) bahwa semakin lama
menderita asam urat maka semakin rentan terhadap penyakit atau dalam
menurunkan kadar asam urat.
Dalam keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat
saat pubertas. Sedangkan pada perempuan kadar asam urat tidak meningkat
sampai saat setelah menopause, kadar asam urat pada keadaan normal akan sama
meningkat seperti pada laki-laki (Sylvia, 2006). Elisabeth dalam penelitiannya
menemukan bahwa kadar asam urat serum wanita meningkat dari usia 50 sampai
59 tahun dan seterusnya, peningkatan tersebut diperpanjang sampai dengan
kategori usia tertinggi 70 tahun. Selain penurunan kadar esterogen, penurunan
berbagai fungsi organ pada usia lanjut juga menyebabkan proses metabolisme
asam urat mengalami gangguan. Inilah yang menyebabkan kadar asam urat
meningkat seiring bertambahnya usia (Hak, dkk, 2008).
40
Berdasarkan Tabel 4.3 kadar asam urat responden ditinjau dari jenis kelamin
dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu pada responden perempuan dapat dikatakan
rendah apabila kadar asam urat <2,6 mg/dL, kategori normal yaitu 2,6 – 6
mmg/dL dan >6 mg/dL tinggi. Sedangkan pada responden laki – laki kadar asam
urat <3,5mg/dL dikategorikan sebagai rendah, normal berada diantara 3,5 – 7
mg/dL dan kategori tinggi apabila kadar asam urat >7 mg/dL.
Distribusi frekuensi kadar asam urat pre-test ditinjau dari jenis kelamin
responden. Kadar asam urat respondn seluruhnya 40 dengan kategori tinggi Rata –
rata kadar asam urat responden keseluruhan dari responden lebih banyak laki-laki
dengan rata-rata 8,10 mg/dL atau (60%) sedangkan pada perempuan rata – rata
kadar asam urat 6,95 atau (40%).
Hiperurisemia lebih banyak terjadi pada laki – laki dibandingkan dengan
perempuan. Dalam keadaan normal kadar asam urat laki – laki meningkat sejak
pubertas sedangkan pada perempuan setelah menopause karena estrogen
membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause,
kadar asam urat meningkat seperti pada laki –laki (Sylvia, 2006). Menurut
Wilson (2006), apabila penyakit gout menyerang wanita, maka pada umumnya
41
wanita yang menderita adalah wanita yang sudah menopause. Pada wanita yang
belum menopouse, memiliki kadar hormon esterogen yang cukup tinggi. Pada
wanita, kadar asam urat dalam darah tidak meningkat sampai setelah menopouse
karena esterogen membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal.
Setelah menopause kadar asam urat meningkat seperti pada pria.
asam urat normal pada laki-laki dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal
pada perempuan lebih rendah dibandingkan kadar asam urat normal laki-laki.
Menurut Muhammad (2010), kadar normal asam urat dalam darah pada laki
– laki antara 3,5 – 7,0 mg/dL sedangkan pada wanita antara 2,6 – 6,0 mg/dL.
Kadar asam urat normal pada wanita lebih rendah daripada laki-laki, karena
wanita mempunyai hormon estrogen. Wanita umumnya mengalami peningkatan
asam urat pada saat menopause karena berhubungan dengan penurunan produksi
hormon esterogen (Lingga, 2012).
4.3.1 Kadar Asam Urat Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Kontrol
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar asam urat
responden pre-test dan post-test pada kelompok kontrol menggunakan uji
Wilcoxon(Lampiran 10).
9
7.9 8.1 8
8
6.9
7 6.6
Kadar Asam Urat (mg/dL)
6
5
4 Pre-Test Post-Test
3
2
2
1
0
Laki-Laki Perempuan
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa rata – rata kadar asam urat
responden pada kelompok kontrol laki-laki pre-test yaitu 7,9 mg/dL dan post-test
meningkat menjadi 8,1 mg/dL. Sedangkan pada perempuan kelompok kontrol
pre-test 6,6 mg/dL dan 6,9 mg/dL post-test. Sehingga diketahui rata-rata kadar
asam urat kelompok kontrol laki- laki mengalami kenaikan sebanyak 0,2 mg/dL.
(Lampiran 8) Hasil analisis pada kelompok kontrol yaitu tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kadar asam urat pre-test dan post-testpada kelompok
kontroldengan p value = 0,866 (p value> 0,05) (Lampiran 10).
9 8.2
8 7.3
6.9
7 6.6
Kadar Asam Urat (mg/dL)
6
5
4
3
2 1.2
1
0
Laki-laki Perempuan
Pre-Test Post-Test
yang dibuang atau dieksresi melalui ginjal bersama urine. Bagi penderita
hiperurisemia kekurangan air menyebabkan sekresi asam urat berlebih menjadi
terganggu sehingga menumpuk di tangan, kaki dan beberapa jaringan tubuh. Hal
ini tidak akan terjadi jika tubuh memiliki kemampuan untuk menyekresi dengan
baik (Lingga, 2012).
4.3.3 Kadar Asam Urat Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
Sebelum dan Sesudah Perlakuan.
8 7.9
7.8
7.6
7.6
7.4
Kadar Asam Urat (mg/dL)
7.4
7.2
7
6.8
6.8
6.6
6.4
6.2
Pre-Test Post-Test
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat kelompok kontrol dan
kelompok perlakuansesudah perlakuan dengan P value = 0,035 ( P value < 0,05).
Perbedaan kadar asam urat sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan sesudah perlakuan disebabkan karena pada kelompok kontrol
responden tidak mengkonsumsi sari blewah sedangkan pada kelompok perlakuan
responden mengkonsumsi sari blewah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Elyana (2015) yang menyatakan bahwa sari blewah berpotensi
menurunkan kadar asam urat darah pada tikus yang diinduksi otak kambing.
Penurunan kadar asam urat darah pada tikus hiperurisemia yang diberi sari blewah
disebabkan oleh kandungan vitamin C yang terdapat dalam buah blewah. Buah
blewah mengandung vitamin C yang bersifat urikosurik.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tidak terdapat perbedaan kadar asam urat responden pada kelompok kontrol
pre-test dan post-testdi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jember. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar asam urat responden
laki-laki sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol yaitu sebelum
7,9 mg/dL dan sesudah 8,1 mg/dL dan perempuan sebelum 6,6 mg/dL, 6,9
mg/dL sesudah dengan nilai p value = 0,866 (p value > 0,05).
2. Terdapat perbedaan kadar asam urat reponden pada kelompok perlakuan pre-
test dan post-test di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jember. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar asam urat responden
laki-laki sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol yaitu sebelum
8,2 mg/dL dan sesudah 6,6 mg/dL dan perempuan sebelum 7,3 mg/dL, 6,6
mg/dL sesudah p value = 0,001 (p value < 0,05) .
3. Terdapat perbedaan kadar asam urat pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sebelum perlakuan dengan nilai p value 0,008 (p value < 0,05).
4. Terdapat perbedaan kadar asam urat pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sesudah perlakuan dengan nilai p value 0,035 (p value< 0,05).
5. Ada efek pemberian sari blewah terhadap penurunan kadar asam urat
responden dengan rata-rata penurunan kadar asam yaitu dari 7,9 mg/dL hingga
6,8 mg/dL dengan dosis 812 ml sari blewah setiap hari.
51
52
5.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan beberapa variasi
dosis sari blewahuntuk mengetahui dosis minimum dan maksimum sari blewah
yang dapat menurunkan kadar asam urat. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan usia sampel yang berbeda dan lokasi penelitian yang berbeda.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang manfaat sari blewah
sebagai obat herbal untuk menurunkan kadar asam urat
3. Bagi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember
Diharapkan instansi terkait yaitu Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Jember menambahkan sari blewah pada menu makan lansia dan
banyak konsumsi air putih untuk meningkatkan kesehatan lansia dan menjaga
kadar asam urat lansia agar tetap normal.
4. Bagi Politeknik Negeri Jember (GKL)
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian menggunakan blewah dengan
segmen yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Edisi 25. Jakarta; PT Gramedia Pustaka
Utama.
Anggraini, Devina Ingrid, et al,. 2013. Mineral Buah Naga (Hylocereus Undatus
(Haw.) Britt. & Rose) Sebagai Penurun Asam urat [Jurnal Ilmiah
Kesehatan]. Semarang : Sekolah Tinggi Farmasi.
Diantri dan Chandra. 2013. “Journal Of Nutrition College” Vol 2. Hlm 44-49
Junaidi, I. 2012. Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia.
53
54
Khomsan, A. 2005. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan 2. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Leksonowati. 2011. Hidup sehat dan panjang umur dengan terapi jus.
Yogyakarta:Araska.
Murray, dkk. 2009. Biokimia Harper. Terjemahan dari Harper Biochemistry oleh
Andy Hartono. Jakarta: EGC.
Oktavian, Elyana, Putri B. 2014. Efek Pemberian Sari Blewah (Cucumis Melo L.
Var Cantalupensis) Terhadap Kadar Asam Urat Tikus Galur Wistar
(Rattus Norvegicus) Yang Diberikan Diit Tinggi Purin. Skripsi. Politeknik
Negeri Jember.
Prihatmo, P. 2011. Terapi Jus untuk Rematik dan Asam Urat. Cetakan V. Jakarta:
Puspa Swara
Saputri. 2011. Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Air Akar Tanaman Akar
Kucing (Acalypha indica Linn) Dengan Ekstrak Etanol 70% Rimpang
Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc) Terhadap Penurunan Kadar Asam
Urat Tikus Putih Jantan. Skripsi. Depok:Program Studi Farmasi.
Saraswati, sylvia. 2009. Diet Sehat Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi,
dan Stroke. Yogyakarta. A+Plus Books.
Widodo, A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 edisi 5. Jakarta: Pusat
Pernerbitan FKUI.
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Petunjuk Pengisian :
1. Mohon kesediaan Saudara untuk menjawab pertanyaan yang ada.
2. Mohon menjawab pertanyaan dengan jujur.
Karakteristik Responden:
1. Nama :
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin :
4. Lama Menderita Asam Urat :
58
Keterangan : * = Centang
59
Keterangan : * = Centang
** = Habis/Tidak Habis
60
Lampiran 4.PSP
1. Saya yang bernama Alis Oktaviar Kartika Siwi, mahasiswa Program Studi
Gizi Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember dengan ini saya
meminta bantuan Anda untuk berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian
yang berjudul, ”Efek Pemberian Sari Blewah (Cucumis Melo L. Var
Cantalupensis) Terhadap Kadar Asam Urat Pendeita Hiperurisemia Di Upt
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember”.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari
blewah terhadap kadar asam urat penderita Hiperurisemia sehingga dapat
dijadikan sebagai alternative obat herbal bagi para lansia yang menderita
asam urat. Penelitian ini akan berlangsung selama 14 hari dan subjek
penelitian yang terlibat dalam penelitian yaitu lansia yang ada di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember yang akan diambil dengan cara
purposive sampling.
3. Prosedur pengambilan data penelitian dengan cara peneliti menanyakan
langsung tentang karakteristik lansia (nama, umur, dan lama menderita asam
urat). Penelitian juga akan melakukan pengukuran kadar asam urat darah pada
masing-masing subjek untuk mendapatkan responden yang sesuai dengan
criteria inklusi. Setelah itu, peneliti akan memberikan Sari Blewah selama 14
hari pada responden. Sari Blewah dikonsumsi 2 jam setelah makan agar
kandungan zat gizi pada Sari Blewah dapat diserap sempurna oleh tubuh.
4. Apabila Anda tidak menyetujui cara ini maka Anda boleh tidak mengikuti
penelitian ini sama sekali tanpa dikenakan sanksi apapun. Nama dan jati diri
Anda akan tetap dirahasiakan.
61
Jember,........................ 2016
Peneliti Responden
Jenis Kelamin
Usia
1. Kelompok Kontrol
Kode Responden Jenis Kelamin Usia (th) Lama Menderita Asam Urat
2. Kelompok Perlakuan
Kode Responden Jenis Kelamin Usia (th) Lama Menderita Asam Urat
a) Kelompok Kontrol
No Kelompok Kadar Asam Kadar Asam Penurunan
Urat Sebelum Urat Sesudah
1 Responden Perempuan 6.2 6.9 -0,6
b) Kelompok Perlakuan
No Kelompok Kadar Asam Kadar Asam Penurunan
Urat Sebelum Urat Sesudah
1 Responden Perempuan 8.3 7.7 0.6
DATA SEBELUM
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Kelompok 1 .211 20 .002 .759 20 .000
Kelompok 2 .169 20 .066 .911 20 .001
a. Lilliefors Significance Correction
DATA SESUDAH
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Kelompok 1 .255 20 .138 .761 20 .106
Kelompok 2 .163 20 .172 .882 20 .083
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
69
UJI WILCOXON
a) KELOMPOK KONTROL
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Sebelum 20 7.365 1.2249 6.1 11.7
Sesudah 20 7.620 1.1674 6.0 11.8
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -.035a
Asymp. Sig. (2-tailed) .866
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
b) KELOMPOK PERLAKUAN
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Sebelum 20 7.885 1.0703 6.2 10.1
Sesudah 20 6.825 .7840 6.0 8.7
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -3.925a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
70
UJI MANN-WHITNEY
a) SEBELUM PERLAKUAN
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 102.500
Wilcoxon W 312.500
Z -2.642
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .007a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
b) SESUDAH PERLAKUAN
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 122.000
Wilcoxon W 332.000
Z -2.113
Asymp. Sig. (2-tailed) .035
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .035a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
71
Biodata Peneliti