Anda di halaman 1dari 20

PERANCANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KOTA SEMARANG

(Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Modern)

Oleh : Denny Adhi Nugroho Sucipto1); Y. Dicky Ekaputra2). M. Maria Sudarwani3)


1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAK

Rumah sakit umum (RSU) di klasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja
dan fungsi rumah sakit yaitu, Rumah sakit kelas A,kelas B,kelas C dan kelas D. dari ke 4 kelas
tersebut dipilih rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas medis sekurang – kurangnya 11
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dalam rangka mencapai kemampuan pelayanan medis
pada rumah sakit kelas B ini, maka harus didukung sarana dan prasarana gedung rumah sakit
yang baik dan benar. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan teknis saran dan prasarana
untuk menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna yang secara standar menyangkut fisik
gedung dan ruangan,. Diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan pengelola pelayanan
kesehatan yang mempunyai kesamaan persepsi mengenai fasilitas rumah sakit

Kata kunci : Rumah sakit ibu dan anak, pendekatan arsitektur modern

- tata ruang dalam dan luar, struktur dan


I. PENDAHULUAN bahan bangunan.
1.1 Latar Belakang - Perlengkapan bangunan, yang meliputi
Perancangan ini dibuat sebagai tindak persyaratan fisik dan utilitas bangunan.
lanjut dari penyusunan Landasan Program Dasar pendekatan perencanaan dan
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur perancangan arsitektur ini di maksudkan
dengan judul Rumah Sakit Ibu dan Anak sebagai acuan yang dipakai untuk menyusun
Kota Semarang. perancangan ini berisikan landasan program perencanaan dan
garis besar pemikiran-pemikiran dan konsep perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
perancangan fisik dengan didasarkan Semarang. Dasar pendekatan tersebut adalah:
pedoman perancangan yang meliputi Tujuan 1. Pendekatan aspek fungsional
dan Sasaran Perancangan, Faktor Penentu 2. Pendekatan aspek teknis
Perancangan, Kegiatan dan Pelaku Kegiatan, 3. Pendekatan aspek kinerja
serta Dasar Filosofi. 4. Pendekatan aspek arsitektural
Berasarkan pedoman perancangan 5. Pendekatan aspek kontekstulal
dilakukan eksplorasi desain untuk Dari rumusan di atas diharapkan
memperoleh alternatif desain terbaik dan terwujud perancangan sebuah Rumah Sakit
konsepsi perancangan diuraikan dalam : Ibu dan Anak Kota Semarang yang mampu
- Perancangan tapak meliputi pencapaian memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan
dan sirkulasi. khusus untuk penyakit anak-anak dan
- Perancangan bangunan meliputi bentuk persalinan yang maksimal dan presentatif,
massa bangunan, penampilan bangunan,

1
sehingga mampu memberikan perkembangan 4. Batasan obyek judul adalah perencanaan
kota Semarang yang lebih baik. pembangunan kompleksrumah sakit
saja, tidak termasuk fasilitas sekolah dan
1.2 Maksud asrama perawat.
Menyediakan fasilitas standart untuk 5. Hal – hal diluar lingkup arsitektur
memudahkan pelayanan kesehatan upaya namun dianggap mendasar dan
peningkatan terus dilakukan yakni dalam menentukan perencanaan dan
usaha meningkatkan harapan hidup manusia perancangan akan dibahas dengan logika
yang diberikan di Rumah Sakit tersebut. dan asumsi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan perancangan Rumah Sakit Ibu II. TINJAUAN TEORI
dan Anak Kota Semarang adalah 2.1 Faktor Perancangan
perancangan penyediaan fasilitas pelayanan Faktor penentu perancangan ini
kesehatan yang presentatif dan akuratif berdasarkan pendekatan dan ketentuan
sebagai pelayanan kesehatan di bidang pra perencanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
dan pasca persalianan. Adapun sasaran yang Semarang. Pendekatan perencanaan dan
hendak dicapai adalah tersusunnya program perancangan ini merupakan pedoman untuk
ruang dan konsep dasar perancangan untuk mencapai landasan program perencanaan dan
Perencanaan Rumah sakit Ibu dan Anak di perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak di
Kota Semarang. Kota Semarang.
Adapun faktor penentu Perancangan
1.4 Batasan dan Anggapan dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Untuk memberikan arah, serta 1. Adanya potensi lokasi yang dapat
mencegah luasnya pembahasan, maka dikembangkan untuk memenuhi
ditetapkan suatu pembahasan dan anggapan kebutuhan fasilitas kesehatan di Kota
perencanaan sebagai berikut : Semarang.
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak ini hanya 2. Lokasi perancangan disesuaikan dengan
melayani pasien ibu dan Anak. kebijakan Pemerintah Kota Semarang
2. Tidak menyertakan perhitungan biaya, dalam perencanaan pembangunan.
karena perencanaan obyek judul bersifat 3. Pemilihan tapak untuk rumah sakit ibu
social / kemanusiaan. dan anak adalah pencapaian harus
3. Masalah struktur dan mekanikal mudah dan terletak didekat pemukiman
elektrikal hanya dibahas secara penduduk, dapat dilalui oleh kendaraan
mendasar dan lebih ditekankan pada roda 2 dan roda 4.
masalah desain arsitekturnya saja 4. Perancangan ini merupakan suatu sistem
agar Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota

2
Semarang yang dihasilkan dapat apotik, terapy, instalasi bedah dan
berfungsi sesuai dengan ketentuan dan sebagainya.
persyaratan yang ada. c. Kegiatan administrasi
5. Besaran ruang perancangan ini d. Kegiatan service/pelengkap meliputi
didasarkan pada studi literature, survey kegiatan laundry, mecanikal
lapangan, studi banding dan analisa dari elektrikal, dapur, musholla, cafetaria
unsur penentu, pelaku, kegiatan, ruang, dan sebagainya.
fasilitas, lokasi serta tapak yang
dibutuhkan. 2.3 Filosofi
Bangunan yang dirancang ini sesuai
2.2 Kegiatan Dan Pelaku Kegiatan dengan fungsinya sebagai bangunan rumah
Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku sakit ibu dan anak yang diperuntukkan untuk
kegiatan yang ada di Rumah Sakit khusus Ibu ibu dan anak yang terfokus pada bidang pra
dan anak yaitu sebagai berikut : dan pasca persalinan. Gaya yang ditampilkan
1. Pasien dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
Terdapat dua jenis pasien berobat jalan Semarang ini menyesuaikan kebutuhan para
(out patient) dan pasien rawat inap (in penggunanya yang bersifat dinamis. Pada
patient). perancangan ini digunakan pendekatan
2. Pengelola/karyawan. Arsitektur Modern yang mampu
Tenaga kerja dalam rumah sakit ibu dan menunjukkan karya baru yang tidak sesuai
anak ini di bedakan menjadi 4 macam dengan tradisi yang telah ada namun tetap
yaitu tenaga medis, tenaga medis mengutamakan kesederhanaan sehingga tidak
perawat, dan tenaga non medis. menimbulkan kerumitan dan kesulitan.
3. Pengunjung Bentuk desain dari elemen struktur :
Sedangkan untuk lingkup pelayanan  Geometris, massa bangunan merupakan
rumah sakit ibu dan anak adalah sebagai penggabungan bentuk-bentuk geometris
berikut: yang terlihat sangat luar biasa, tanpa
a. Pelayanan medis, meliputi kegiatan banyak detail.
poliklinik (out patient) dan rawat  Grid, Penggunaan sistem grid dalam
inap (in patient), UGD. Untuk struktur bangunannya, pola grid ini
piliklinik tidak dibatasi pada mengekspresikannya dengan hubungan
spesialisasi tertentu, tetapi untuk geometris yang sangat jelas.
rawat inap dibatasi untuk spesialisasi  Rotasi ditujukan untuk mendapatkan
pedtriatic dan obsygn. orientasi serta titik tangkap suatu
b. Pelayan penunjang medis adalah bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
kegiatan penunjang yang harus ada
yaitu radiology, laboratorium,

3
 Desain struktur sering mengeksport perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
tangga sebagai sitem sirkulasi yang Semarang adalah dasar pendekatan
dinamis melalui tangga dan juga perencanaan dan perancangan arsitektur.
menggunakan elamen ramp Dasar pendekatan tersebut adalah sebagai
 Open space digunakan sebagai simbol berikut:
perpindahan dari skala yang besar ke
skala yang lebi intim dan banyaknya 3.1 Pendekatan Aspek Fungsional
desain bukaan dan jalur- jalur Dasar pendekatan fungsional bertitik
pedestrian, pada site rencana berupa tolak pada pelaku aktivitas, jenis aktivitas,
plaza dan tempat parkir. proses aktivitas, jenis fasilitas, kapasitas dan
 Site as imperiatif digunakan untuk besaran ruang guna menciptakan wadah
kondisi site yang tidak layak dengan yang fungsional dan efektif untuk
menonjolkan kreatifitasnya. menampung semua kegiatan dan persyaratan
bangunan.
III. METODOLOGI
Dalam perancangan Rumah Sakit Ibu 3.1.1. Pendekatan Aspek Fisiologis
dan Anak di Kota Semarang diperlukan Pendekatan perancangan rumah sakit
landasan konseptual yang akan melandasi Ibu dan Anak dalam kaitannya sebagai
perancangan fisik bangunan. Adapun konsep bangunan penunjang kesehatan.
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
 Rumah Sakit Ibu dan Anak berpedoman 3.1.2. Pendekatan Aspek Psikologis
pada terapi modern yaitu tidak hanya Aspek psikologis menyangkut

mengandalkan pengobatan dari dokter, kejiwaan yang dipengaruhi oleh suasana,

perawatan dan perawat keluarga tetapi sirkulasi antar ruang, kebutuhan privasi,
juga terapi lingkungan yaitu membentuk skala dan proporsi, dan warna.
lingkungan fisik yang beberapa unit
rawat tinggal dengan suasana yang 3.1.3. Pendekatan Perilaku
nyaman, tenteram dan mudah Pendekatan perilaku rumah sakit ibu

berkomunikasi dengan pasien lain. Hal dan anak adalah perilaku anak dan perilaku

ini dimaksudkan agar beban psikologis ibu bersalin.

pasien dapat berkurang.


 Lingkup pelayanan meliputi pelayanan 3.1.4. Pendekatan Struktur Organisasi

medis, penunjang medis, administrasi Struktur organisasi rumah sakit ibu dan

dan servis. anak mempunyai 4 bagian penting yaitu:

Acuan yang dipakai untuk menyusun 1. Bagian pelayanan Medis (keperawatan,

landasan program perencanaan dan poliklinik, kamar-kamar pelayanan


medis).

4
2. Bagian pelayanan penunjang medis rumah sakit ibu dan anak, yaitu Kelompok
(apotik, laboratorium, radiology dan kegiatan pelayanan medis, kelompok
sebagainya). kegiatan penunjang medis, kelompok
3. Bagian humas dan umum (bagian servis kegiatan pengelola dan administrasi, serta
dan pelayanan terhadap pemakai jasa). kelompok kegiatan servis dan pelengkap.
4. Bagian personalia.
3.1.7. Pendekatan Hubungan Ruang
3.1.5. Pendekatan Pelaku Kegiatan Ditentukan untuk dapat memperoleh
Terbagi dalam 3 macam pelaku letak dan kedekatan antara ruang satu
kegiatan yaitu: dengan lainnya. Hubungan ruang ditentukan
1. Pasien berdasarkan organisasi ruang dan sirkulasi
a. Berdasarkan spesialisasi: anak-anak ruang pelaku kegiatan (pasien,
(Pediatric), Ibu bersalin (Obstretic), staff/karyawan dan pengunjung).
penderita penyakit kebidanan dan
kandungan (Ginekolog). 3.1.8. Pendekatan Kapasitas Dan
b. Berdasarkan kondisi yang diderita: Besaran Ruang
ringan, sedang, berat. Ditentukan untuk memperoleh
c. Berdasarkan status pasien : in kapasitas jumlah tempat tidur, penentuan
patient, out patient, emergency Kelas Ruang, personil. Besaran ruang
patient. ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang
2. Staf karyawan untuk kegiatan pelayanan medis, kegiatan
a. Tenaga medis yang memberikan penunjang medis, kegiatan pengelola dan
pelayanan medis dan pelayanan administrasi, serta kegiatan servis dan
penunjang medis. pelengkap.
b. Tenaga non medis, yaitu tenaga
administrasi, teknis ME, cleaning IV. HASIL PEMBAHASAN
service dan keamanan. 4.1 KONSEP ASPEK TEKNIS
3. Tamu / Pengunjung Aktivitas utama yang berlangsung
a. Tamu pasien, yang melakukan besuk dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah
pasien. aktivitas peningkatan (promotif),
b. Tamu pengelola, melakukan pencegahan (preventif), penyembuhan
kegiatan bersama pengelola rumah (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) ibu
sakit. dan anak, oleh karena itu perlu adanya suatu
pendekatan sistem struktur dan modul serta
3.1.6. Pendekatan Kelompok Kegiatan pemilihan bahan bangunan yang cocok
Dimaksudkan untuk mengelompok- untuk aktivitas tersebut.
kan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

5
1. Rencana Struktur, berkaitan dengan udara dengan baik, kamar atau
fungsi, massa dan estetika bangunan ruang harus dilengkapi dengan
yang akan diciptakan sebagai struktur penghawaan buatan /mekanis
tahan gempa, yaitu dengan penataan - Penggunaan ventilasi buatan
massa bangunan dengan denah relatif /mekanis harus disesuaikan
pendek dan dilatasi untuk denah dengan peruntukan ruangan
memanjang. d. Atap
2. Rencana Bahan Bangunan, Dalam - Atap harus kuat, tidak bocor, dan
pemilihan jenis bahan bangunan pada tidak menjadi tempat perindukan
bangunan rumah sakit perlu serangga, tikus, dan binatang
memperhatikan syarat-syarat sebagai penganggu lainnya.
berikut: - Atap yang lebih tinggi dari 10
a. Lantai meter harus dilengkapi penangkal
- Lantai harus terbuat dari bahan petir
yang kuat, kedap air, permukaan e. Langit-langit
rata, tidak licin, warna-terang, - Langit-langit harus kuat,
dan mudah dibersihkan. berwarna terang, dan mudah
- Lantai yang selalu kontak dengan dibersihkan
air harus mempunyai kemiringan - Langit-langit tingginya minimal
yang cukup ke arah saluran 3,00 meter dari lantai
pembuangan air limbah. - Kerangka langit-langit harus kuat
- Pertemuan lantai dengan dinding dan bila terbuat dari kayu harus
harus berbentuk konus/lengkung anti rayap
agar mudah dibersihkan. f. Konstruksi. Balkon, beranda dan
b. Dinding. Permukaan dinding harus talang harus sedemikian sehingga
kuat, rata, berwarna terang dan tidak terjadi genangan air.yang dapat
menggunakan cat yang tidak luntur menjadi tempat perindukan nyamuk
serta tidak menggunakan cat yang Aedes.
mengandung logam berat. g. Pintu harus kuat, cukup tinggi,
c. Ventilasi cukup lebar, dan dapat mencegah
- Ventilasi alamiah harus dapat masuknya serangga, tikus, dan
menjamin aliran udara di dalam binatang pengganggu lainnya.
kamar dengan baik.
- Luas ventilasi alamiah minimum 4.2 KONSEP ASPEK KINERJA
15% dari luas lantai. Rumah Sakit Ibu dan Anak memerlukan
- Bila ventilasi alamiah tidak dapat suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
menjamin adanya pergantian digunakan untuk menunjang tercapainya

6
unsur-unsur kenyamanan, keselamatan, ketinggian minimal 1,4 m. Jalan masuk
kemudahan, komunikasi dan mobilitas terpisah dengan jalan keluar. Pemisahan
dalam bangunan. Oleh karena itu perlu kamar operasi yang terdiri dari jajaran
pendekatan sistem utilitas bangunan. daerah bebas, daerah semi steril dan
daerah steril. Ukuran kamar minimal
4.2.1. Rencana Persyaratan Ruang 6x6 m2 dan tinggi 3m, 2 kamar operasi
Rencana persyaratan ruang meliputi harus dilayani 1 ruang scrub up.
persyaratan fisik, penghawaan, pencahayaan Maksimalisasi penerangan buatan,
serta akustik ruang. karena beberapa ruang- penghawaan harus konstan.
ruang yang ada merupakan ruang yang tidak  Ruang bersalin, membentuk satu
diperbolehkan dan berbahaya untuk umum. kesatuan tertutup, kedap suara,
pendekatan ruang hanya dilakukan pada penerangan buatan dengan jedela mati,
ruang-ruang tertentu yang memerlukan suhu ruangan antara 24-260C.
persyaratan khusus yaitu:  Ruang diagnostic, dibedakan ruang
 Ruang perawatan, harus memper- diagnostic non infasif (ruang perawatan
hatikan sirkulasi kemudahaan biasa, dekat radiologi, laboratorium dan
pemeriksaan, kedekatan hubungan administrasi) dan diagnostic infasif
ruang, fasilitas sanitasi, jauh dari (perlu sterilisasi, sehingga dekat dengan
kebisingan, minimalisasi pencahayaan ruang bedah)
alami, penghawaan alami dan buatan.  Ruang rehablitasi, indoor maupun
 Rawat jalan, memperhatikan outdoor, pencahayaan alami.
pengaturan akses yang luas,  Ruang radiology, menghindari
memberikan kesan menerima, dekat persilangan dengan pasien dan petugas,
apotik, instalasi radiology, laboratorium dinding lebih tebal dan dilapisi timah
dan administrasi, pencahayaan alami hitam. Ketinggian langit-langit 3,1-4 m,
dan buatan, peletakan penghawaan ruang tertutup, penghawaan konstan,
buatan secara sentral. penerangan buatan.
 Ruang bedah/operasi, jauh dari  Ruang laboratorium, adanya ruang
kebisingan, dekat pusat sterilisasi, dekat ganti, locker, penghawaan buatan,
ruang dokter, blok unit dibuat pencahayaan alami yang cukup dan
memanjang untuk kemudahan manuver, penerangan buatan, pipa pembuangan
tersedia spoelhock. Alur peralatan tahan terhadap asam.
terpisah dari pintu masuk-keluar pasien  Ruang farmasi dan cssd, kedap suara,
dan dokter, Pintu kamar harus tertutup, jauh dari keramaian, material harus
lantai ditutupi vinyl rat dan terasso. tahan asam, adanya ruang steril,
Pertemuan diding harus melengkung, penghawaan harus sama dengan
semua stop kontak terpasang di laboratorium, penerangan cukup, warna

7
langit-langit dapat memberikan  Sistem penghawaan / pengkodisian
pantulan cahaya 80-90%, dinding atas udara, menggunkan penghawaan
50-60%, dinding bawah 15-20% dan buatan, kecuali koridor luar dan bagian-
lantai 15-30%.. bagian tertentu.
 Ruang administrasi, ruang direksi  Jaringan penerangan / pencahayaan,
terpisah oleh partisi dengan ruang staf, dalam bangunan menggunakan
penggunaan penghawaan sentral, penerangan buatan,
pencahayaan kombinasi antara alami  Sistem komunikasi, menggunakan
dengan buatan. telekomunikasi ekstern dan intern.
 Jaringan air kotor, menggunakan
4.2.2 Rencana Sirkulasi saluran langsung ke riol kota untuk
Perancangan rumah sakit untuk kegitan yang menghasilkan limbah non
hubungan sirkulasi dilakukan secara medis. Instalasi Pengolahan Air Limbah
horizontal. Sirkulasi dan komunikasi yang (IPAL) untuk sampah medis,
dilakukan di dalam rumah sakit harus menggunkan sistem Waste Oxidation
secepat mungkin dengan meminimalkan Ditch Treatment System (kolam
gangguan yang terjadi. oksidasi limbah).
Sirkulasi Ruang Luar, perlu adanya  Pengelolaan linen
pembedaan terhadap sirkulasi ambulan,  Pengelolaan sampah, pemisahan
sirkulasi pengunjung, sirkulasi pengelola, sampah medis dan non medis untuk
sirkulasi servis dan perawatan, pada pintu kemudian di incenerator.
masuk utama, pintu masuk UGD, serta pintu.  Jaringan pemeliharaan gedung
masuk untuk bagian servis dan pengelola.  Jaringan gas dan oksigen
Sirkulasi Dalam Bangunan,  Kebisingan
hendaknya menggunakan Sirkulasi Vertikal  Jaringan penangkal petir
dengan tangga dan lift. Sirkulasi horizontal
dengan koridor dan pintu. 4.3 RENCANA ASPEK
ARSITEKTURAL
4.2.3. Rencana Utilitas 4.3.1. Rencana Arsitektural
 Sistem jaringan listrik, menggunakan Sebagai wadah aktivitas regional
tenaga listrik utama dari PLN, dan nasional, maka aspek arsitektural
candangan dari standby emergency bangunan yang akan ditampilkan Rumah
power / genset. Sakit Ibu dan Anak adalah mencerminkan
 Sistem jaringan air bersih, kemajuan teknologi namun tetap
menggunakan jaringan air bersih dari memperhatikan masalah kontekstual. Ada 3
PDAM dan sumur artetis. Penyaluran faktor penentu dalam pembangunan Rumah
dengan cara Down Feed Distribution. Sakit Ibu dan Anak ini:

8
patung, dinding, lantai dan unsur pelembutan
4.3.2. Rencana Massa Bangunan berupa tanah dan tumbuhan, serta penegasan
Tipe massa bangunan yang dipilih alur sirkulasi.
adalah tipe blok dengan tetap memberikan
suatu kenyamanan, ketenangan sehingga 4.4 KONSEP LOKASI DAN TAPAK
membantu memberi pengharapan, motivasi Digunakan untuk menghitung
dan semangat hidup dari pasien. kebutuhan tapak dan pendekatan lokasi
tapak yang tepat untuk Rumah Sakit Ibu dan
4.3.3. Rencana Tata Ruang Luar Anak di Kota Semarang. Faktor yang
Penataan lansekap rumah sakit Ibu menentukan pendekatan lokasi adalah
dan anak mempertimbangkan suasana dan Kesesuaian Kebijakan Tata Guna Lahan
kenyamanan yang mampu memberikan Pemerintah Kota Semarang, Tingkat
ketenangan dengan menggunakan element Aksesibilitas, Fasilitas Pendukung dan
unsur perkerasan berupa aspal /paving block, Jaringan Utilitas kota.

No Jenis fasilitas Kapasitas Besaran luas (m2)


1 Instalasi rawat jalan 1 unit 869,18
2 Instalasi rawat inap 1 unit 4391,855
3 Instalasi Gawat Darurat 1 unit 368
4 Instalasi ICU,NICU,PICU 1 unit 407,55
5 Instalasi Bersalin 1 unit 261,95
6 Instalasi Bedah setral 1 unit 613,275
7 Instalasi penunjang medis 1 unit 803,875
8 Kegiatan pengelola 1 unit 1056,6
9 Kegiatan penunjang 1 unit 286,92
10 Kegiatan servis 1 unit 125,602
11 Parkir 1 unit 4360
Jumlah luas 13544,807
sirkulasi 20% 3386,20175
Jumlah total luas 16931,00875

4.5 LOKASI DAN TAPAK RSIA YANG Barat : Tanah kosong


DIPILIH DI KOTA SEMARANG Peraturan bangunan setempat di tapak jalan
Berdasarkan hasil analisa dan penilaian Setiabudi. Tembalang Semarang adalah
tapak, maka tapak bangunan Rumah Sakit Ibu sebagai berikut :
dan Anak adalah tapak, jalan Setiabudi Luas lahan : 12.412m2
tembalang, Semarang dengan batas batas GSB jalan Bukit Semarang Baru : 8 m
sebagai berikut : KDB : 60 %
Batas – batas wilayah KLB : 1,2
Utara : Kantor Samsat Tinggi maksimal lantai : 8 lantai
Timur : Jl. Setiabudi
Selatan : Sekolahan Semesta

9
KONSEP PERANCANGAN

10
1. Gambar Site Plan

11
2. Gambar Denah Basement

3. Gambar Denah Lantai 1

12
4. Gambar Denah lantai 2

5. Denah Gambar Lantai 3

13
6. Denah Gambar Lantai 4

7. Tampak Depan

14
8. Tampak Belakang

9. Tampak Samping Kiri

15
10. Tampak Samping Kanan

11. Tampak Atas

16
12. Potongan A- A

13. Potongan B – B

17
14. 3D Exterior

15. 3D EXTERIOR

18
16. 3D ENTERIOR

17. MAKET 1

19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya Rumah
Sakit Ibu dan Anak di Kota Semarang
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai
sehingga dapat mendukung perkembangan Kota
Semarang kearah yang lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
340/Men.Kes/Per/III/2010 Tentang
Klasifikasi kelas perawatan
Undang – undang No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Undang – undang No.44 Tahun 2009 Rumah
Sakit

20

Anda mungkin juga menyukai