Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa ,karena atas karunia dan rahmatNya ,kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDIDIKAN
SEBAGAI SOSIALISASI DAN PEMBARUAN DI
MASYARAKAT” dengan tepat waktu. Makalah ini kami
rangkum sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipelajari
dan dipahami.

Makalah ini kami kerjakan dalam rangka untuk


memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
‘Pengantar Pendidikan’ .

Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari


kesempurnaan ,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca ,demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari,sehingga pembaca dapat
memahami pembahasan yang ada didalamnya.

Selasa,13 Desember 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses memanusiakan


manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta perkembangan
zaman. Di samping itu pengertian pendidikan menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS, yakni:

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara”.

Masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya


dari generasi ke generasii selanjutnya secara dinamis
sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat,
melalui pendidikan dan interaksi sosial. Dengan
demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi.

Dibawah ini penulis akan memaparkan


mengenai apa itu masyarakat, pendidikan dan
lingkungan sosial, pendidikan dan kebudayaan,
pendidikan dan perubahan sosial dan pendidikan sebagai
daya pengubah dan pembaharuan masyarakat. Seperti
yang akan penulis paparkan di bawah ini. Hidup
dalammasyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan
orang-orang disekitar dan demikian mengalami pengaruh
dan mempengaruhi orang lain.

Beberapa pengertian yang diberikan oleh


beberapa pakar sosiologi mengenai masyarakat antara
lain:

- Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan


selalu berubah. (Mac Iver dan Page)
- Masyarakat adalah kesatuan hidup mahluk-mahluk
manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat
tertentu. (Koentjaraningrat)
- Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan. (Selo Soemardjan dan
Soelaiman)2

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah


suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok
yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan,
norma-norma yang dapat menghasilkan suatu
kebudayaan.

Dalam pengertian ini pendidikan dimulai dengan


interaksi pertama individu itu dengan anggota
masyarakat lainnya. Dalam masyarakat primitif tidak ada
pendidikan formal yang tersendiri. Setiap anak harus
belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai
sejumlah kekuatan yang dibutuhkan pada saatnya tanpa
adanya guru tertentu yang bertanggung jawab atas
kelakuannya. Juga dalam masyarakat yang maju
kebanyakan kebiasaan dan pola kelakuan yang pokok
dalam kebudayaan dipelajari melalui proses pendidikan
atau sosialisasi informal. Bahasa, kebiasaan makan, dan
kepribadian fundamental sebagian besar diperoleh
melalui pendidikan tak formal.

B.Rumusan Masalah
1. apa yang di maksud pendidikan sebagai sosialisasi dan
pembaruan di masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan sebagai sosialisasi dan pembaruan di


masyarakat

a.pendidikan sebagai sosialisasi

Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar


mengikuti pola perilaku generasi sebelumnya tidak melalui
lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada
masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan
mengikuti atau melibatkan diri dalam aktivitas orang-orang
yang telah lebih dewasa. Anak-anak mengamati apa yang
mereka lakukan, kemudian menirunya dan anak-anak belajar
dengan berbuat atau melakukan sesuatu sebagaimana
dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa. Untuk
keperluan tersebut anak-anak belajar bahasa atau simbol-
simbol yang berlaku pada generasi tua, menyesuai kan diri
dengan nilai-nilai yang berlaku, mengikuti pandangannya
dan memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu yang
semuanya diperoleh lewat budaya masyarakatnya. Di dalam
situasi seperti itu semua orang dewasa adalah guru, tempat di
mana anak-anak meniru, mengikuti dan berbuat seperti apa
yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih dewasa. Mulai
dari permulaan, anak-anak telah dibiasakan berbuat
sebagaimana dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Hal itu
merupakan bagian dari perjuangan hidupnya. Segala sesuatu
yang dipelajari adalah berguna dan berefek langsung bagi
kehidupannya sehari-hari. Hal ini semua bisa terjadi oleh
karena budaya yang berlaku di dalam masyarakat, di mana
anak menjadi anggotanya, adalah bersifat stabil, tidak
berubah dan waktu ke waktu, dan statis.

Dengan semakin majunya masyarakat, pola budaya menjadi


lebih kompleks dan memiliki diferensiasi antara kelompok
masyarakat yang satu dengan yang lain, antara yang dianut
oleh individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan
perkataan lain masyarakat tersebut telah mengalami
perubahan-perubahan sosial. Ketentuan-ketentuan untuk
berubah ini sebagaimana telah disinggung di halaman-
halaman situs web ini sebelumnya, mengakibatkan terjadinya
setiap transmisi budaya dan satu generasi ke generasi
berikutnya selalu menjumpai permasalahan-permasalahan. Di
dalam suatu masyarakat sekolah telah melembaga demikian
kuat, maka sekolah menjadi sangat diperlukan bagi upaya
menciptakan/melahirkan nilai-nilai budaya baru (cultural
reproduction).
b.Tahap Tahap sosialisasi
Tahap-Tahap Proses Sosialisasi
1) Tahap Persiapan (Prepatory Stage)
Tahap persiapan adalah tahap dialami sejak
manusia dilahirkan artinya seseorang
anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
sosialnya, dan memperoleh pemahaman tentang
diri sendiri. Pada tahap ini, anak-anak mulai melakukan
kegiatan meniru meski tidak sempurna.
2) Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap meniru adalah tahap meniru ditandai
dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada
tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri
dan siapa orang tuanya, saudaranya, dan sebagainya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan
seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu
dari anaknya.
3) Tahap Persiapan Bertindak (Game Stage)
Tahap persiapan adalah peniruan yang dilakukan
sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh
kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama.
4) Tahap Peneriman Norma Kolektif (Generalized
Stage/Other)
Tahap penerimaan adalah tahap dimana seseorang
telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada masyarakat secara laus.. Dengan kata lain,
dia dapat bertenggang rasa, tidak hanya dengan orang
yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan
masyarakat secara luas.

c.fungsi Sosialisasi
Adapun fungsi sosialisasi dalam pembentukan peran
dan status sosial adalah sebagai berikut.
1) Mampu mempelajari dan menghayati norma-norma
yang ada dalam kelompok tempat ia tinggal.
2) Dapat mengenal masyarakat lebih luas.
3) Mengetahui peran-peran yang dimiliki masing-masing
anggota masyarakat.
4) Dapat mengembangkan kemampuan sesuai peran dan
status sosialnya.

B.Pendidikan sebagai Pembaruan Masyarakat


Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang
besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk
masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak diharapkan
memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang
masyarakat yang lebih indah daripada yang sudah-sudah.
Sekolah dapat merekonstruksi atau mengubah dan
membentuk kembali masyarakat baru. Apakah harapan itu
akan terpenuhi? Dapat dipertanyakan. Pihak yang berkuasa di
suatu negara pada umumnya menggunakan sekolah untuk
mempertahankan dasar-dasar masyarakat yang ada.
Perubahan yang asasi tak akan terjadi tanpa persetujuan
pihak yang berkuasa dan masyarakat.

Sekolah tak dapat melepaskan diri dari masyarakat


tempat ia berada dan dari kontrol pihak yang berkuasa.
Sekolah hanya dapat mengikuti perkembangan dan
perubahan masyarakat dan tak mungkin mempelopori atau
mendahuluinya. Jadi tidak ada harapan sekolah dapat
membangun masyarakat baru lepas dari proses perubahan
sosial yang berlangsung dalam masyarakat itu.

Belajar dari pengalaman berbagai dunia, tentu saja


sekolah dapat digunakan oleh yang berkuasa untuk
mengadakan perubahan- perubahan radikal yang diinginkan
oleh pihak yang berkuasa itu, seperti Hitler di Jerman, Partai
Komunis di Uni Soviet, Jepang di daerah jajahannya dan
sebagainya. Sistem pendidikan adalah alat yang ampuh untuk
mengindoktrinasi generasi muda agar menciptakan suatu
masyarakat menurut keinginan mereka yang mengontrolnya.
Perubahan kekuasaan dalam suatu negara, misalnya oleh
golongan yang menganut ideologi lain akan memanfaatkan
sekolah sebagai alat untuk membangun masyarakat baru
menurut ideologi mereka.

Dalam dunia yang dinamis ini tanpa terkecuali setiap


masyarakat akan mengalami perubahan menuju
pembaharuan. Tidak turut berubah dan mengikuti pertukaran
jaman akan membahayakan eksistensi masyarakat itu. Tiap
pemerintahan akan berusaha mengadakan perubahan yang
diinginkan demi kesejahteraan rakyatnya dan keselamatan
bangsa dan negaranya. Dalam hal itu diusahakan adanya
keseimbangan antara dinamika dengan stabilitas. Perubahan-
perubahan itu antara lain tercermin dalam perubahan dan
pembaharuan kurikulum dan sistem pendidikan. Peralihan
dari jaman ke jaman memerlukan berbagai perubahan
kurikulum sesuai dengan filsafat bangsa dan paradigma
dominan yang dianut. Jadi, dengan kata lain, perubahan
menuju pembaharuan dalam pendidikan sangat kebijakan
yang diambil oleh negara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan
dan perubahan kelakuan anak didik. Hal ini dapat terjadi
karena lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi
kepribadian peserta didik itu sendiri. Selain itu hal yang
juga dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik
adalah kebudayaan. Dari kebudayaan dapat timbul
berbagai pengaruh terutama dalam segi sosial.
- Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan,
meneruskan atau menstransmisi kebudayaan
- Hubungan pendidikan dengan perubahan punya
keterkaitan karena dengan adanya perubahan dalam
pendidikan itu berarti bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan mengalami
peningkatan. Akan tetapi tidak selamanya perubahan itu
akan diterima begitu saja.
- Lembaga pendidikan tidak akan bebas dari kontrol
eksternal termasuk : sumber kontrol, tujuan dan alat
kontrol.

B. Saran

Semoga dengan makalah ini kita sebagai calon


pendidik nantinya dapat mengambil inti sari dari
pembahasan diatas, agar kita dapat memaknai hal-hal
yang dapat mempengaruhi pendidikan. Agar nantinya
kita dapat mengantisipasi hal-hal yang nantinya bisa
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Ary H Gunawan. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka


Cipta. 2010

S. Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara. 1995

http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan
_Materi_Perubahan_Sosial_Budaya

Sidi Gazalba, Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi &


Sosiografi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976)

Gordon Marshall, A Dictionary of Sociology, (New


York: Oxford University Press, 1998).

Dalam:http://mbahduan.blogspot.com/2012/04/makalah-
terbentuknya masyarakat_01.html, diakses, 19 Juni
2012.

Dalam:http://mbahduan.blogspot.com/2012/04/makalah-
proses-terbentuknya masyarakat.html

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar


Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya 1987

Abdullah Syukri Zarkasy, M.A, Gontor dan


Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Rajawali Press,
Jakarta 2005
MAKALAH
HAKIKAT PENDIDIKAN

Di Susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar


Pendidikan yang di bimbing oleh Primadya
Anantyarta,S.Si.,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 1

1 .YOVINA NIA ANGGELISA NPM: 2161000220060


2 . EKA TRIA HUTAMA NPM:2161000220055
3. LUSIA SANTIANA MBERE NPM:2161000220081
4. EMERISIANA DADA TANGGU NPM: 2161000220058
5 .ALFIANUS PANCE NPM:2161000220056

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN

IKIP BUDI UTOMO MALANG

2016

Anda mungkin juga menyukai