DISUSUN OLEH:
SAIPUL MAULANA (G 701 15 020)
FARMASI KLINIK
KELAS B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
Tugas!
1. Metabolisme hem -> Macam tes bilirubin, urobilin dan urobilinogen, bagaimana
metabolismenya?
2. Reaksi dari masing-masing metode uji reduksi benedict, uji Gerhard, uji rothera,
pemanasan dengan asam asetat, reaksi asam sulfosalisilat!
Jawaban
1. a. Bilirubin
Nilai normal
Dewasa/Lanjut Usia/Anak-anak :
Nilai kritis
a. Darah
1. Diberi label pada tabung spesimen, dan dipastikan pasien telah bersedia
untuk dilakukan pengujian bilirubin
2. Diambil sebanyak 1 ml sampel darah untuk bayi dan anak; 5-7 ml untuk
dewasa.
b. Urin
1. Diberi label pada wadah urin steril, dan dipastikan pasien telah bersedia
untuk dilakukan pengujian bilirubin
b. Urobilin
Nilai kritis : >1 Ehrlich units pada sampel yang berumur 2 jam
(Wilbur, 1913)
Metabolisme :
Bilirubin disekresiskan dari hati menjadi empedu. Didalam usus halus, bilirubin
direduksi oleh flora normal usus dan diubah menjadi urobilinogen dan urobilin.
Jumlah maksimum urobilinogen dan urobilin direabsorpsi dan berada pada
sirkulasi dengan darah dan sangat sedikit diekskresikan mlelaui urin.
Nilai kritis : >1 Ehrlich units pada sampel yang berumur 2 jam
Metabolisme :
1.Diberi label pada wadah urin steril, dan dipastikan pasien telah bersedia untuk
dilakukan pengujian urobilinogen
3. Disimpan sampel urin ditempat yang dingin. Suhu tinggi dapat mempengaruhi
hasil.
Uji benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila
urin diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda
adanya kelainan yang disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji
benedict harus urin 24 jam.
Pemeriksaan ini spesifik untuk mendeteksi sejumlah besar asetoasetat. Tes ini
juga dapat mendeteksi salisilat pada urin.
c. Reaksi uji rothera
Pemeriksaan ini sensitif untuk keton pada urin. Tes ini merupakan metode
nitroprussid yang asli. Prinsip pada pemeriksaan ini adalah larutan alkali bereaksi
dengan badan keton akan membentuk warna ungu.
d. Reaksi uji pemanasan dengan asam asetat
Prinsip metode ini yaitu protein mengalami denaturasi & koagulasi akibat
mengalami pengasaman dan pemanasan, dengan hasil positif berupa adanya
endapan putih dan kekeruhan yang menunjukkan adanya protein. Tingkat
kekeruhan menunjukkan jumlah protein didalam urin yang proporsional (Free,
1957).
Prinsip metode ini yaitu reagen SSA (Sulfosalicylic Acid) dengan konsentrasi
3% ditambahkan sedikit atau setara dengan sampel volume urin yang digunakan.
Reaksi pengasaman menyebabkan protein dalam sampel urin mengendap dalam
berbagai tingkat yaitu sedikit, 1+, 2+, 3+ dan 4+ bergantung pada kekeruhan.
3. Prinsip metode ini yaitu reagen SSA (Sulfosalicylic Acid) dengan konsentrasi 3%
ditambahkan sedikit atau setara dengan sampel volume urin yang digunakan.
Reaksi pengasaman menyebabkan protein dalam sampel urin mengendap dalam
berbagai tingkat yaitu sedikit, 1+, 2+, 3+ dan 4+ bergantung pada kekeruhan.
Prosedur metode ini yaitu :
c. Dikocok tabung reaksi dengan cepat dan hati-hati, kemudian ditentukan tingkat
kekeruhannya.
f. +4 = Protein >400
a. Diambil sampel urin acak sebanyak 20 ml dalam wadah plastik yang bersih
b. Dimasukkan segera strip reagen kedalam spesimen urin dan gunakan tepi wadah
untuk membersihkan kelebihan urin
c. Pegang strip urin secara horizontal dan cocokkan dengan warna yang terdapat
pada wadah strip, selanjutnya tunggu selama 45-60 detik untuk menyesuaikan
warna.
d. Ketika waktu penyesuaian warna telah selesai, bandingkan warna pada strip
reagen untuk mengukur urobillinogen.
Daftar Pustaka
Free. A.H., 1957, Studies with a New Colorimetric Test for Proteinuria, The
Division of Biological Chemistry, Miami.
http://gmcsurat.edu.in/data/pages/biochemistry/blog/?p=186
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
https://www.bioscience.pk/topics/pathology/clinical-pathology/item/822-tests-for-
detection-of-ketones-in-urine (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
http://www.edubio.info/2014/04/uji-benedict.html
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42497/Chapter%20II.pdf;js
essionid=747454248A6DA9B55B936C6A3BC76942?sequence=4
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rj
a&uact=8&ved=0ahUKEwixkfyWrezWAhVKN48KHfeTD6kQFggnMAA
&url=http%3A%2F%2Fwww.austincc.edu%2Fmlt%2Fua%2FUrineProteinS
ulfosalicylicAcidPrecipitationTest.pdf&usg=AOvVaw2Xa_rXY-
m9PbEZge6K-gE2
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
https://2012books.lardbucket.org/books/introduction-to-chemistry-general-
organic-and-biological/s19-05-properties-of-monosaccharides.html
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
www.austincc.edu/mlt/ua/UrineProteinSulfosalicylicAcidPrecipitationTest.pdf
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)