Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

INTERPRETASI DATA KLINIK

DISUSUN OLEH:
SAIPUL MAULANA (G 701 15 020)

FARMASI KLINIK
KELAS B

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
Tugas!

1. Metabolisme hem -> Macam tes bilirubin, urobilin dan urobilinogen, bagaimana
metabolismenya?

- Cari nilai normal, reaksinya dan pembentukan warnanya

- Metode kerjanya untuk ketiganya?

2. Reaksi dari masing-masing metode uji reduksi benedict, uji Gerhard, uji rothera,
pemanasan dengan asam asetat, reaksi asam sulfosalisilat!

3. Metode asam sulfosalisilat -> Intepretasi klinik?

4. Metode kerja uji dipstick?

Jawaban

1. a. Bilirubin

Zat yang duji : Darah & Urin

Nilai normal

Dewasa/Lanjut Usia/Anak-anak :

Bilirubin total : 0.3-1.0 mg/dL or 5.1-17 μmol/L (SI units)

Bilirubin tidak langsung : 0.2-0.8 mg/dL or 3.4-12.0 μmol/L (SI units)

Bilirubin langsung : 0.1-0.3 mg/dL or 1.7-5.1 μmol/L (SI units)

Bayi baru lahir :

Bilirubin total : 1.0-12.0 mg/dL or 17.1-205 μmol/L (SI units)

Nilai kritis

Bilirubin total : Dewasa: >12 mg/dL

Bayi baru lahir: >15 mg/dL


Metabolisme :

Empedu merupakan zat yang diproduksi dihati dengan penyusun utamanya


yaitu garam empedu, fosfolipid, kolesterol, bikarbonat, air, dan bilirubin.
Metabolisme bilirubin diawali pada saat perombakan sel darah merah pada
sistem retikuloendotelial. Sel darah merah yang dirombak dimana bagian
Hemoglobinnya terbagi menjadi molekul heme dan globin. Heme selanjutnya
dikatabolisis menjadi biliverdin, yang kemudian diubah menjadi bilirubin.
Bentuk bilirubin yang terbentuk ini disebut dengan bilirubin tidak terkonjugasi
(bilirubin tidak langsung). Didalam hati, bilirubin tidak langsung kemudian
berkonjugasi dengan glukoronida, yang akan membentuk bilirubin terkonjugasi
(bilirubin langsung). Bilirubin yang terkonjugasi kemudian diekskresikan dari sel
hati dan menuju saluran intrahepatik yaitu saluran hepatik, saluran empedu, dan
usus. (Pagana, 2015)

Menurut (Daniels, 2003), Metode kerja pengujian bilirubin yaitu :

a. Darah

1. Diberi label pada tabung spesimen, dan dipastikan pasien telah bersedia
untuk dilakukan pengujian bilirubin

2. Diambil sebanyak 1 ml sampel darah untuk bayi dan anak; 5-7 ml untuk
dewasa.

3. Jangan guncangkan tabung sampel, adanya guncangan dapat menyebabkan


hemolisis

4. Kirim sampel tabung kelaboratorium untuk ditindak lanjuti dan wadahnya


terlindung dari cahaya, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang
akurat.

b. Urin

1. Diberi label pada wadah urin steril, dan dipastikan pasien telah bersedia
untuk dilakukan pengujian bilirubin

2. Diambil sekitar 20 mL sampel urin

3. Disimpan specimen ditempat yang dingin. Temperatur tinggi dapat


berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh.
4. Dikirim specimen kelaboratorium untuk ditindak lanjuti.

Reaksi pembentukan warna dari bilirubin yaitu bilirubin bereaksi dengan


Diazohzed Sulphananilic Acid membentuk zat warna Azo Merah. (Haribi et all,
2009)

b. Urobilin

Zat yang duji : Urin

Parameter fungsional : Disfungsi hati

Nilai normal : 0.3–1 Ehrlich units

Nilai kritis : >1 Ehrlich units pada sampel yang berumur 2 jam

(Wilbur, 1913)

Metabolisme :

Bilirubin disekresiskan dari hati menjadi empedu. Didalam usus halus, bilirubin
direduksi oleh flora normal usus dan diubah menjadi urobilinogen dan urobilin.
Jumlah maksimum urobilinogen dan urobilin direabsorpsi dan berada pada
sirkulasi dengan darah dan sangat sedikit diekskresikan mlelaui urin.

Metode kerja pengujian urobilinogen yaitu :

1. Diambil sampelurin sebanyak 5 mL dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

2. Ditambahkan 1 mL reagen Ehrlich's Aldehid.

3. Diamati perubahan warna setelah 3-5 menit

Reaksi pembentukan warnanya yaitu perubahan warna menjadi merah apabila


hasilnya positif (Verma, 1999).
c. Urobilinogen

Zat yang duji : Urin

Parameter fungsional : sistem hepatobiliari tubuh

Nilai normal : 0.3–1 Ehrlich units

Nilai kritis : >1 Ehrlich units pada sampel yang berumur 2 jam

Metabolisme :

Urobilinogen merupakan tes yang bertujuan untuk mengevaluasi adanya


substansi asing yang terbentuk dan kompleks pada keadaan fisiologis. Bilirubin
dibentuk dari pemecahan hemoglobin. Enzim bakteri bertindak bekerja pada
bilirubin untuk membuat urobilinogen yang terdapat pada usus halus. Beberapa
urobilinogen tertinggal diusus dan diekskresikan bersama feses dan beberapa
diantaranya memasuki pembuluh darah, dimana akan berdampak pada kerusakan
hati. Hanya urbolinogen dengan jumlah yang kecil yang dapat masuk ke ginjal
dan diekskresikan melalui urin. Tidak seperti bilirubin, urobilinogen secara
normal ditemukan di dalam urin. Urobilinogen biasanya bening. Kadar
urobilinogen meningkat didalam urin apabila terdapat penyakit yang dapat
menyebabkan peningkatan perombakan darah dan pada penyakit hati.
Ketidakadanya urobilinogen mungkin mengindikasikan adanya gangguang pada
saluran empedu.

Metode kerja pengujian urobilinogen yaitu :

1.Diberi label pada wadah urin steril, dan dipastikan pasien telah bersedia untuk
dilakukan pengujian urobilinogen

2. Didapatkan sampel urin pada pasien (Catatan : waktu terbaik memperoleh


sampel urin adalah pada pukul 1 dan 4 PM), hal ini untuk menjamin hasil
yang akurat dan waktu ini merupakan waktu ekskresi urin tertinggi.

3. Disimpan sampel urin ditempat yang dingin. Suhu tinggi dapat mempengaruhi
hasil.

4. Lindungi sampel dari cahaya. Cahaya dapat merusak urobilinogen.

5. Dikirim urobilinogen kelaboratorium untuk ditindaklanjuti.


Reaksi pembentukan warnanya yaitu perubahan warna menjadi merah muda
apabila hasilnya positif.

2. a. Reaksi uji reduksi benedict

Uji benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila
urin diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda
adanya kelainan yang disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji
benedict harus urin 24 jam.

b. Reaksi uji Gerhard

Pemeriksaan ini spesifik untuk mendeteksi sejumlah besar asetoasetat. Tes ini
juga dapat mendeteksi salisilat pada urin.
c. Reaksi uji rothera

Pemeriksaan ini sensitif untuk keton pada urin. Tes ini merupakan metode
nitroprussid yang asli. Prinsip pada pemeriksaan ini adalah larutan alkali bereaksi
dengan badan keton akan membentuk warna ungu.
d. Reaksi uji pemanasan dengan asam asetat

Prinsip metode ini yaitu protein mengalami denaturasi & koagulasi akibat
mengalami pengasaman dan pemanasan, dengan hasil positif berupa adanya
endapan putih dan kekeruhan yang menunjukkan adanya protein. Tingkat
kekeruhan menunjukkan jumlah protein didalam urin yang proporsional (Free,
1957).

e. Reaksi uji Asam sulfosalisilat

Prinsip metode ini yaitu reagen SSA (Sulfosalicylic Acid) dengan konsentrasi
3% ditambahkan sedikit atau setara dengan sampel volume urin yang digunakan.
Reaksi pengasaman menyebabkan protein dalam sampel urin mengendap dalam
berbagai tingkat yaitu sedikit, 1+, 2+, 3+ dan 4+ bergantung pada kekeruhan.

3. Prinsip metode ini yaitu reagen SSA (Sulfosalicylic Acid) dengan konsentrasi 3%
ditambahkan sedikit atau setara dengan sampel volume urin yang digunakan.
Reaksi pengasaman menyebabkan protein dalam sampel urin mengendap dalam
berbagai tingkat yaitu sedikit, 1+, 2+, 3+ dan 4+ bergantung pada kekeruhan.
Prosedur metode ini yaitu :

a. Dituang sejumlah minimal ½ - 1 mL sampel urin kedalam wadah kaca atau


tabung reaksi.

b. Ditambahkan reagen SSA 3% pada tabung reaksi yang berisi urin.

c. Dikocok tabung reaksi dengan cepat dan hati-hati, kemudian ditentukan tingkat
kekeruhannya.

Menurut (Strasinger, 2008), tingkat kekeruhan urin berdasarkan kisaran proteinnya


yaitu :

a. Negatif = Protein <6 (bening)

b. Sedikit (Trace) = Protein 6-30 (sedikit keruh)

c. +1 = Protein 30-100 (keruh tanpa adanya pengendapan)

d. +2 = Protein 100-200 (keruh, mengendap, tanpa adanya flokulasi)

e. +3 = Protein 200-400 (keruh, mengendap, terdapat flokulasi)

f. +4 = Protein >400

4. Menurut (Chernecky, 2012) Prosedur Metode dipstick yaitu :

a. Diambil sampel urin acak sebanyak 20 ml dalam wadah plastik yang bersih

b. Dimasukkan segera strip reagen kedalam spesimen urin dan gunakan tepi wadah
untuk membersihkan kelebihan urin
c. Pegang strip urin secara horizontal dan cocokkan dengan warna yang terdapat
pada wadah strip, selanjutnya tunggu selama 45-60 detik untuk menyesuaikan
warna.

d. Ketika waktu penyesuaian warna telah selesai, bandingkan warna pada strip
reagen untuk mengukur urobillinogen.

Daftar Pustaka

Chernecky.C.C., 2012, Laboratory Test and Diagnostic Procedures, Elsevier,


United States of America.

Daniels.R., 2003, Manual of Laboratory and Diagnostic Test, Delmar CENGAGE


Learning, United States of America.

Free. A.H., 1957, Studies with a New Colorimetric Test for Proteinuria, The
Division of Biological Chemistry, Miami.

Haribi. R., 2008, Media dan Reagen untuk Laboratorium Mikrobiologi,


Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Pagana.K.D., 2015, Diagnostic & Laboratory Test Reference 12th edition,


Elsevier, United States of America.

Strasinger.S.K., 2014, Urinalysis and Body Fluids, Davis Company, Philadelphia.

Verma.M.S., 2004, Practical Physiology and Pathology, B. Jain Publishers, New


Delhi.

Wilbur.R.L., 1913, UROBILIN: ITS CLINICAL SIGNIFICANCE, Jamanetwork,


San Francisco.

http://gmcsurat.edu.in/data/pages/biochemistry/blog/?p=186
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

https://www.bioscience.pk/topics/pathology/clinical-pathology/item/822-tests-for-
detection-of-ketones-in-urine (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

http://www.edubio.info/2014/04/uji-benedict.html
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42497/Chapter%20II.pdf;js
essionid=747454248A6DA9B55B936C6A3BC76942?sequence=4
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rj
a&uact=8&ved=0ahUKEwixkfyWrezWAhVKN48KHfeTD6kQFggnMAA
&url=http%3A%2F%2Fwww.austincc.edu%2Fmlt%2Fua%2FUrineProteinS
ulfosalicylicAcidPrecipitationTest.pdf&usg=AOvVaw2Xa_rXY-
m9PbEZge6K-gE2
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

https://2012books.lardbucket.org/books/introduction-to-chemistry-general-
organic-and-biological/s19-05-properties-of-monosaccharides.html
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

www.austincc.edu/mlt/ua/UrineProteinSulfosalicylicAcidPrecipitationTest.pdf
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai