Anmal Miko 23
Anmal Miko 23
Tidak ada hubungan antara ras dan jenis kelamin pada kasus ini, tapi pada beberapa
sumber menyatakan lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Penderita
limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko keganasan sekitar 4% dibandingkan
dengan penderita limfadenopati usia <40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya
sekitar 0,4%. Adapun faktor risiko terjadinya keluhan yang dialami Tn. M salah
satunya adalah paparan lingkungan dan pekerjaan, dimana beberapa pekerjaan yang
sering dihubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan
pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan serbuk gergaji, herbisida dan pelarut
organik.
Semua hasil pemeriksaan fisik kepala dan thoraks normal serta JVP dalam batas
normal (tidak ditemukan kelainan). Dalam pemeriksaan spesifik ditemukan kelainan
berupa benjolan pada leher kanan : ukuran 5x4x4 cm, nyeri (-), mobile dan benjolan
pada leher kiri : Ukuran 3x4x3 cm, nyeri (-), mobile.
Mekanisme:
Pada penyakit ini terjadi perkembangan dan pembelahan sel yang abnormal pada
limfosit khuusnya limfosit B. Rangsangan antigen yang sesuai akan membuat sel
limfosit B menjadi bentuk aktif dan berproliferasi. Limfosit B aktif menjadi
imunoblas yang kemudian berubahn menjadi sel plasma, kemudian membentuk
immunoglobulin. Pada kasus limfoma terjadi perubahan morfologi dari sitoplasma
yang awalnya sedikit atau kecil menjadi bersitoplasma banyak atau luas pada sel
plasma. Pembelahan berlngsung cepat dan terus menerus tanpa disertai kematian sel
yang seharusnya sudah terprogram membuat jumlah sel lebih banyak dari seharusnya
sehingga memberikan manifestasi adanya nodul atau tonjolan pada permukaan kulit.
Grup kelenjar limfe nodus mayor terletak sepanjang sisi anterior dan posterior leher
dan pada sisi bawah dari maxilla. Jika kelenjar limfe membesar, kita dapat melihat
bullneck dibawah kulit, terutama jika pembesarannya asimetris.
Lakukan inspeksi pada leher untuk mencari adanya asimetris, denyutan yang tidak
lazim, tumor, atau keterbatasan gerak. Dengan cara melakukan ekstensi dan deviasi
kesamping secara sederhana pada leher, regangan musculus Sternokleidomastoideus
akan memperlihatkan batas antara trigonum anterior dan posterior. Pembesaran
kelenjar tiroid atau getah bening atau kelainan struktur pembuluh darah dapat segera
terlihat dengan nyata. (13)
Ketika anda melakukan palpasi, carilah tulang hioid, tulang rawan tiroid, kelenjar
tiroid, musculus Sternokleidomastoideus, processus mastoideus, tulang rawan krikoid
dan arteri Karotis. Palpasi kelenjar getah bening dengan mempergunakan ujung jari
untuk melakukan tekanan ringan. Fiksasi kepala penderita dapat dicapai dengan
penempatan satu tangan anda di belakang oksiput, sementara tangan anda yang lain
melakukan palpasi. Dengan jari-jari anda yang melakukan palpasi, lakukan gerakan -
gerakan lambat, hati-hati dan halus, mengeser atau berputar. Mula-mula lakukan
pemeriksaan di trigonum anterior, kemudian di trigonum posterior dan akhirnya di
submental.
Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan posisi pemeriksa berdiri dibelakang pasien
dan meraba dengan kedua belah tangan seluruh daerah leher dari atas ke bawah. Bila
terdapat pembesaran kelenjar limfe, tentukan ukuran, bentuk konsistensi, perlekatan
dengan jaringan sekitarnya.