Hiv Aids Jurnal Global Eva Riyani
Hiv Aids Jurnal Global Eva Riyani
Oedojo Soedirham
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya e-mail:
oedojo@yahoo.com
ABSTRACT
HIV/AIDS epidemic today is not only a health issue but also in many aspects of human life. Its
spread and impact that felt by all levels of community cause the importance of consequences for human
security. The broad scale of the epidemic leads the United Nations Security Council to do historical
effort by adopting 1308 resolution that not only stated health issue in the first time, but also specifically
linked the spread of HIV/AIDS to nurture peace and global security. In the first part of the paper, it
discusses about what is human security because the concept is a basic of the paper. Further, it discusses
how HIV/AIDS can be considered as human security. At the end, it concluded with the recommendation
especially for policy makers and practical workers.
ABSTRAK
Epidemi HIV/AIDS saat ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Penyebaran dan dampak HIV/AIDS dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat menyebabkan pentingnya konsekuensi bagi keamanan manusia. Skala luas
epidemi membuat Dewan Keamanan PBB melakukan usaha sejarah dengan mengadopsi
resolusi 1308 yang tidak hanya masalah kesehatan lain dalam waktu yang pertama, tetapi juga
secara khusus terkait penyebaran HIV/AIDS untuk memelihara perdamaian dan keamanan
global. Pada bagian pertama dari artikel ini, membahas tentang maksud dari human security
karena konsepnya mendasar dalam artikel ini. Selanjutnya, membahas bagaimana HIV/AIDS
dapat dianggap sebagai keamanan manusia. Pada akhirnya, disimpulkan dengan rekomendasi
terutama bagi para pembuat kebijakan dan pekerja praktis.
1Dipresentasikan pada Pertemuan Nasional HIV/AIDS ke 3, tanggal 5 – 7 Februari 2007, Shangri-La Hotel,
Surabaya
Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Mei 2013: 25-35
Canada dan Jepang, sampai ke academic pertama adalah kenungkinan bagi semua
papers yang tentu saja tidak warga negara untuk hidup damai dan
mengherankan mengingat pula bahwa aman di dalam wilayah mereka sendiri.
hal ini merupakan konsep yang relatif Hal ini menyatakan secara tak langsung
baru. Dari berbagai definisi tersebut kapasitas negara dan warganya dalam
mungkin ada beberapa yang dapat upaya mencegah dan menyelesaikan
dipakai sebagai standar untuk konflik melalui jalan damai dan sarana
menentukan langkah lebih lanjut. yang tanpa kekerasan dan, sesudah
Definisi menurut PBB (United Nations) konflik selesai, kemampuan untuk secara
adalah bahwa: “Human security in its efektif melakukan usaha-usaha
broadest sense, embraces far more than rekonsiliasi. Elemen kedua adalah
the absence of violent conflict. It bahwa orang seharusnya menikmati
encompasses human rights, good semua hak dan kewajibannya tanpa
governance, access to education and diskriminasi. Hak-hak tersebut meliputi
health care and ensuring that each hak azasi manusia, politik, sosial,
individual has opportunities and choices ekonomi, dan budaya – yang menjadi
to fulfill his or her potential. Every step milik negara secara tak langsung.
in this direction is also a step towards Elemen ketiga adalah inklusi sosial – atau
reducing poverty, achieving economic mempunyai akses yang sama terhadap
growth and preventing conflict. pembuatan proses kebijakan politik,
Freedom from want, freedom from fear, sosial, dan ekonomi, dan juga
and the freedom of future generation to mendapatkan keuntungan yang sama dari
inherit a healthy natural environment – aspek-aspek tersebut. Elemen keempat
these are the interrelated building blocks adalah penegakan hukum dan
of human – and therefore national – independensi system peradilan. Masing-
security.” (Annan, 2000). Sementara itu masing individu di masyarakat
Sadako Ogata sebagai mantan pejabat di seharusnya mempunyai hak-hak dan
UNHCR (United Nations High kewajiban yang sama dan menjadi
Commissioner on Refugees) mengatakan subyek pada aturan-aturan yang sama
bahwa ada beberapa elemen kunci yang
(Ogata, 1998). Selanjutnya dikatakan
menyusun human security. Elemen
Oedojo S., HIV/AIDS sebagai Isu Human Security. 27
oleh Ogata bahwa: “Threats to human orang yang terbunuh oleh pemerintah
security are varied – political and mereka sendiri ketimbang oleh tentara
military, but also social, economic and asing. Semua pendukung human security
environmental. A wide array of factors setuju bahwa tujuan utama adalah untuk
contribute to making people feel melindungi individu. Tetapi konsensus
insecure, from the laying of landmines dirinci atas dari ancaman apa yang
and proliferation of small arms, to seharusnya individu dilindungi. Para
transactional threats such as drugs pendukung konsep yang „sempit‟ dari
trafficking, to the spread of HIV. …” human security, yang menyokong the
(Ogata, 1999). Definisi dari United Human Security Report, berfokus pada
Nations Development Programme ancaman kekerasan terhadap individu,
(UNDP) mempunyai esensi yang sama di sementara mengakui bahwa
mana: “Human security can be said to ancamanancaman tersebut dengan
have two main aspects. It means, first, kuatnya dihubungkan dengan
safety from such chronic threats as kemiskinan, kurangnya kapasitas negara
hunger, disease and repression. And dan berbagai macam ketimpangan
second, it means protection from sudden sosioekonomi dan politik. Para
and hurtful disruptions in the patterns of pendukung konsep yang „luas‟ dari
daily life – whether in homes, in jobs or human security disebutkan dalam UN
in communities. Such threats can exist at Development
all levels of national income and Programme‟s 1994, Human
development. The list of threats of human Development Report, dan the
security is long, but most can be Commission on Human Security’s
considered under several main 2003Rreport, Human Security Now,
categories: economic security, food mengusulkan bahwa agenda ancaman
security, health security, environmental seharusnya diperluas dengan meliputi
security, personal security, community kelaparan, penyakit dan bencana alam
security, and political security” (UNDP, karena hal tersebut membunuh jauh lebih
1994). banyak orang dibanding kombinasi
perang, genosida dan terorisme.
Konsep human security sekarang
Meskipun masih merupakan hal yang
sudah dipakai secara luas untuk
diperdebatkan dalam masyarakat riset,
menjelaskan ancaman yang saling
kedua pendekatan terhadap human
berkaitan yang rumit yang dihubungkan security adalah saling mengisi ketimbang
dengan perang saudara, genosida, dan saling berlawanan (The Human Security
displacement of populations. Perbedaan Report, 2005) Menurut Wikipedia
antara human security dan national konsep ini tumbuh dari pendekatan
security adalah penting. Sementara multidisiplin sesudah Perang Dingin
national security berfokus pada (Cold War) melibatkan sejumlah
pertahanan negara dari serangan lapangan penelitian, meliputi studi
eksternal, human security adalah tentang pembangunan, hubungan internasional,
perlindungan individu dan masyarakat studi stratejik, dan hak-hak manusia.
dari setiap bentuk pelanggaran politik. Sementara para tradisionalis berfokus
Human security dan national security pada pertahanan suatu negara bangsa,
sebaiknya – dan seringkali - saling individu adalah unit analisis dalam studi
memperkuat. Tetapi negara aman belum human security. Hal tersebut sekarang
tentu rakyatnya aman pula. Melindungi seringkali diajarkan di
warganya dari serangan asing merupakan universitasuniversitas sebagai bagian
kondisi yang diperlukan bagi keamanan dari hubungan internasional, globalisasi,
individu, tetapi belum cukup. Memang, atau studi hak-hak manusia.
selama 100 tahun jauh lebih banyak The United Nations
Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Mei 2013: 25-35
Bahkan dalam kasus H5N1, Cina telah HIV/AIDS dan human security. Yang
dicurigai menyembunyikan kasus flu pertama adalah ancaman terhadap
burung di beberapa propinsi selama pembangunan sosio-ekonomi dan yang
berbulanbulan di tahun 2005. lain adalah ancaman terhadap kehidupan
manusia. Terdapat buktibukti yang luas
Proyek Sonagachi yang mengatakan bahwa HIV/AIDS telah
Di Calcutta, India, Proyek membuat tidak stabil semua tingkatan
Sonagachi, disebut oleh UNAIDS dan sektor masyarakat – berkisar dari
sebagai model "best-practice" yang rumah tangga ke pekerjaan, ke system
diterapkan untuk perempuan dan lakilaki kesehatan, ke pertanian, pertambangan,
dalam prostitusi, telah mencapai lebih transportasi, dsb. Pada tingkat ekonomi
dari 30.000 orang bekerja dalam sektor makro efek sangat penting, dengan
seks komersial dengan risiko HIV/AIDS, konsekuensi berat yang dirasakan pada
terutama melalui pelayanan jemput bola ekonomi tingkat nasional dan dengan
berdasarkan kelompok sebaya. kesejahteraan umum penduduk, termasuk
Proyek ini menunjukkan kekuatan efek balik pada umur harapan hidup dan
kolektif dari organisasi yang berbeda dan
angka melek huruf. Suatu bangsa dapat
pemerintah. Dimulai oleh the All India
mengalami penurunan 1% dari GDP
Institute of Hygiene and Public Health
setiap tahunnya jika 20% dari populasi
(AIIH&PH) pada tahun 1992 sebagai the
STD/HIV Intervention Programme dewasa terinfeksi HIV. Dalam wilayah
(SHIP), dalam konsultasi dengan the tertentu, HIV/AIDS membunuh orang
National AIDS Control Organization secara massif. Dengan 35% dari populasi
(NACO) of India, Menteri Kesehatan dan dewasa terinfeksi di Botswana dan 25%
Kesejahteraan Keluarga Bengal Barat, di Swaziland dan Zimbabwe, tidaklah
dan WHO. Donor berikutnya adalah mengherankan bahwa beberapa
NORAD, DfID, dan pemimpin dunia menyatakan bahwa
HORIZONS/USAID. Juga termasuk epidemi HIV sebagai bencana nasional
dua organisasi non-pemerintah sebagai sekaligus ancaman terhadap keamanan
mitra, the Health and Eco-Defence global.
Society dan the Human Development and Di Indonesia sendiri kasus
Research Institute. HIV/AIDS semakin hari dilaporkan
Sejalan dengan prinsip-prinsip semakin bertambah kasusnya. Dari
human security, pendekatan proyek ini Ponorogo diberitakan bahwa di antara 33
berdasar pada kebutuhan individu, yang orang yang diduga terinfeksi HIV/AIDS,
kemudian dilayani secara spesifik. Para sebanyak 12 orang positif sebagai
peer-educator Proyek Sonagachi pengidap AIDS dan mereka dari
membantu menghentikan penyebaran kalangan usia muda. Dua hal yang
HIV/AIDS di antara perempuan dan laki- menjadi penyebab terinfeksi virus
laki dalam prostitusi melalui strategi tersebut yakni pergaulan bebas dan
yang dimaksudkan untuk emndapatkan penggunaan jarum suntik narkoba
kepercayaan dari mereka, mengurangi (Kompas, 2007a). Sementara itu oleh
isolasi sosial mereka, meningkatkan KPA Kabupaten Malang dilaporkan
partisipasi sosial mereka, dan bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS
menghadapi stigma dan diskriminasi. selama tiga tahun terakhir meningkat
tajam. Sejak tahun 2005 hingga tahun
HIV/AIDS dan HUMAN SECURITY 2006 meningkat 200 persen, dari 27
Dengan cara bagaimana orang menjadi 97 orang. Dari Kabupaten
HIV/AIDS merupakan isu dari human Malang dilaporkan bahwa saat ini
security? terdapat 119 orang pengidap HIV/AIDS,
Ada dua dimensi pokok untuk 51 orang di antaranya dari Gondanglegi.
Tingginya jumlah pengidap HIV/AIDS
Oedojo S., HIV/AIDS sebagai Isu Human Security. 33
masyarakat luas. Selama konflik, angka dapat dikutip di sini: "requests the
tersebut jauh lebih tinggi lagi. Interaksi Secretary-General to provide to Member
antara ketiga kelompok tersebut perlu States training, guidelines and materials
ditekankan. Yang pertama, tentara on the protection, rights and the
direkrut dari remaja ketika mereka aktif particular needs of women, as well as the
secara seksual. Kedua, karena importance of involving women in all
kerentanan sosial dan ekonomi mereka, peacekeeping and peacebuilding
gadis remaja adalah yang lebih terpapar measures, invites Member States to
terhadap pemaksaan seksual, khususnya incorporate these elements as well as
dalam situasi konflik. Di beberapa HIV/AIDS awareness training into their
negara, satu di antara empat yang berusia national training programmes for
antara 15 dan 19 hidup dengan HIV, military and civilian police personnel in
dibandingkan dengan 1 dari 25 anak laki- preparation for deployment, and further
laki pada kelompok umur yang sama.
requests the Secretary-General to ensure
Pemahaman korelasi antara tentara,
that civilian personnel of peacekeeping
remaja dan wanita adalah penting dalam
operations receive similar training."
berurusan dengan pandemi ini dengan
cara yang komprehensif dan realistik. 3. Terapi Komplementer Terapi
komplementer (Kompas, 2007e) bagi
pengidap HIV dianjurkan untuk
REKOMENDASI membantu pengobatan modern yang
1. Pemberdayaan Perempuan menggunakan obat antiretroviral atau
Di banyak negara yang paling terkena ARV. Terapi komplementer tidak untuk
HIV/AIDS adalah perempuan yang membunuh virus HIV, melainkan untuk
merupakan mayoritas yang terinfeksi. meningkatkan daya tahan hidup mereka
Hanya adIn satu cara untuk mengobati yang mengidap HIV sehingga tetap
situasi ini. Apakah dalam lingkup sehat dan produktif terutama sebelum
pembangunan atau lingkup berada pada fase AIDS. Terapi
kemanusiaan, pentingnya komplementer diberikan dengan cara,
pemberdayaan perempuan dan anakanak antara lain, akupresure, olah napas,
perempuan pada setiap tingkatan perlu meditasi, dan mengatur pola makan
ditekankan. Jika upaya nyata dibuat dengan mengkonsumsi makanan sehat.
dalam arah ini, hal ini akan mengurangi Olah napas ini sangat penting bagi
kerentanan dan paparan terhadap mereka dengan HIV/AIDS karena
HIV/AIDS. Misalnya dengan (1) terkait dengan CD4. CD4 adalah salah
penyediaan akses yang sama terhadap satu bagian dari antibodi yang
properti, pendidikan, pekerjaan, mempunyai fungsi ganda, yakni
kesempatan ekonomi dan (2) dengan memberi “komando” kepada
perlindungan hak-hak reproduktif dan organorgan tubuh untuk melawan virus
seksual perempuan. yang
2. Penguatan Komitmen masuk sekaligus sebagai jalur “tempur.”
Internasional Resolusi 1308 CD4 ini akan meningkat kalau kita
Dewan Keamanan PBB telah membuka melakukan latihan meditasi atau olah
jalan untuk pengujian HIV/AIDS napas.
sebagai isu keamanan,
terutama dalam operasi DAFTAR PUSTAKA
penjagaan perdamaian. Annan, Kofi. 2000. Secretary-General
Perempuan perlu diintegrasikan Salutes International
dalam upaya-upaya ini. Workshop on
Dewan Keamanan PBB juga telah Human
mengadopsi resolusi 1044 pada dampak Security in Mongolia.
konflik bersenjata pada perempuan yang Two-Day Session in
Oedojo S., HIV/AIDS sebagai Isu Human Security. 35
Ogata, Sadako