6.-Pengaruh Elevasi Pasang Terhadap Banjir Dan Rob - WAHYUDI
6.-Pengaruh Elevasi Pasang Terhadap Banjir Dan Rob - WAHYUDI
Wahyudi S.I. *)
Abstrak
Guna memperbaiki kondisi serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya permasalahan banjir /
genangan dan rob yang semakin kompleks di kawasan Kaligawe Semarang, maka diperlukan
pengkajian kembali terhadap elevasi pasang laut sebagai dasar penanganan banjir dan rob di
kawasan tersebut. Untuk mendapatkan informasi atau konsep penanganan yang tepat terhadap
permasalahan banjir dan kemacetan di kawasan Kaligawe, diperlukan keseriusan, kesiapan
kelembagaan, pendanaan dan rencana penanganan infrastruktur yang sistematis serta implementasi
secepatnya. Bagaimanakah kondisi elevasi kawasan Kaligawe terhadap elevasi pasang surut di laut ?
Bagaimanakah elevasi kawasan Kaligawe pada saat kondisi hujan lebat dan air laut pasang ?
Bagaimanakah simulasi matematik pada saat kondisi hujan lebat dan air laut pasang?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan elevasi kawasan Kaligawe terhadap elevasi
pasang surut dan membuat simulasi matematik pada saat kondisi hujan lebat dan pasang di
Kawasan Kaligawe. Metoda penelitian yang dilakukan adalah melakukan inventarisasi data sekunder
dengan melakukan studi literatur hingga melakukan pengikatan elevasi pasang surut di Pelabuhan
Tanjung Mas dan di kalii Tenggang, dan penyusunan model matematik fluktuasi air. Model
matematik elevasi air dibuat pada kondisi hujan dan tidak hujan. Pada kondisi tidak hujan elevasi
tanggul sepanjang Jalan Kaligawe sekarang masih dapat menampung dan pada kondisi hujan harian
> 80 mm dan laut pasang terjadi genangan di lingkungan Kaligawe, merupakan hasil dari penelitian
ini.
Abstract
Improvement of natural condition and anticipation of flood and the rise of the tide in the Kaligawe
region Semarang is an important thing to do and the analysa of the tide elevation is a starting point
to solve the problem in that region. To find out the right concept to tackle the problem of flood and
the rise of tide in the Kaligawe region needs a completely preparedness from the municipal
government, funding source,and the plan of infrastructure sistem.The information about the elevation
of Kaligawe region toward the tide elevation, the heavy rain condition and mathematic simulation of
the Kaligawe region on those two conditions are the basic data to determine the municipal policy in
solving the problem in that region..
The objective of this study is to determine the elevation of the Kaligawe region toward the tide and
formulate a mathematic simulation of the kaligawe region on the rise of tide and heavy rain
condition. The method we used in this study, is inventorying secondary data by literature study, tying
of the elevation of the tide in the Tanjung mas Port and Tenggang river, and formulating the
mathematic model of water fluctuation. The mathematic model of water elevation on rain and dry
condition showed that on dry condition, the elevation of the embankment along the Kaligawe street
was able to retain the water, but on the rain with > 80 mm of rainfall and the rise of the tide
condition will cause the flooded area and puddle.
27
Tingkat pengaruh... (Wahyudi)
sebagai kota perdagangan dan industri. Secara fisik o Memberikan input dan pedoman kebijakan
kota Semarang terdiri dari dua bagian yaitu kepada Pemerintah Kota Semarang dan
Semarang atas di sebelah selatan dengan elevasi di masyarakat dalam rangka membangun
atas ± 25,00 m’ dan Semarang bawah di sebelah lingkungan dan mengantisipasi banjir.
utara dengan elevasi di bawah ± 25,00 m’ terutama
daerah pantai dan kawasan Kaligawe dengan Banjir dan Banjir Genangan (Rob)
elevasi sekitar ± 1,00 m’. Banjir adalah bencana alam yang membuat
Kota Semarang dilalui jalur transportasi banyak penduduk menderita. Hampir setiap tahun
pantai utara (pantura) yang sangat vital dalam banjir melanda daerah-daerah yang letaknya di
perekonomian nasional. Kawasan Kaligawe sepanjang pantai utara pulau Jawa. Banjir dari
merupakan salah satu jalur utama pantura dan tinjauan ekologis merupakan peristiwa fisik yang
sekaligus pintu gerbang kota Semarang dari arah terjadi di dalam lingkungan hidup manusia dan
timur. Pada akhir Januari dan awal Februari yang mempengaruhi kehidupan manusia (Khadiyanto,
lalu, lalu lintas di jalur ini lumpuh karena 1988).
mengalami banjir / genangan dan rob. Hingga saat Banjir dapat terjadi karena hujan yang terus
ini, arus lalu lintas di kawasan ini juga selalu menerus dan saluran tidak dapat menampung air
mengalami ketersendatan terutama pada jam-jam sehingga meluap. Tetapi banjir dapat pula
sibuk. Di samping kemacetan lalu lintas, banjir juga disebabkan oleh pasang air laut yang masuk ke
menggenangi kawasan Kaligawe secara wilayah daratan, banjir genangan ini biasa disebut
keseluruhan sehingga mengakibatkan kerusakan dengan rob. Air laut masuk melalui sungai pada
infrastruktur, lingkungan industri, perkantoran, saat pasang dan selanjutnya mengalir ke
pendidikan, rumah sakit dan permukiman. pemukiman setelah melewati saluran drainase.
Kerugian yang diakibatkan dari adanya banjir / Rob adalah kejadian / fenomena alam
genangan rob semakin serius dan meningkat dari dimana air laut masuk ke wilayah daratan, pada
waktu ke waktu, sehingga mengakibatkan waktu permukaan air laut mengalami pasang.
kemacetan, kerusakan infrastruktur jalan, Intrusi air laut tersebut dapat melalui sungai,
lingkungan dan gangguan aktivitas ekonomi saluran drainase atau aliran bawah tanah.
berskala nasional. Rob dapat muncul karena dinamika alam
Guna memperbaiki kondisi tersebut serta atau karena kegiatan manusia. Dinamika alam yang
mengantisipasi kemungkinan terjadinya dapat menyebabkan rob adalah adanya perubahan
permasalahan banjir / genangan dan rob yang elevasi pasang surut air laut. Sedangkan yang
semakin kompleks di kawasan Kaligawe, maka diakibatkan oleh kegiatan manusia misalnya karena
diperlukan pengkajian kembali terhadap elevasi pemompaan air yang berlebihan, pengerukan alur
pasang laut sebagai dasar penanganan banjir dan pelayaran, reklamasi pantai dan lain-lain (Wahyudi
rob di kawasan tersebut. Untuk mendapatkan dkk, 2001).
informasi atau konsep penanganan yang tepat Adanya rob menimbulkan dampak yang
terhadap permasalahan banjir dan kemacetan di merugikan antara lain yaitu penurunan fungsi dan
kawasan Kaligawe, diperlukan keseriusan, kesiapan keindahan pada permukiman serta perkantoran,
kelembagaan, pendanaan dan rencana penanganan jalan tergenang dan cepat rusak, degradasi
infrastruktur yang sistematis serta implementasi lingkungan dan kesehatan serta lahan pertanian
secepatnya. menjadi tidak berfungsi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
Menentukan elevasi kawasan Kaligawe Pasang Surut
terhadap elevasi pasang surut Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut
Membuat simulasi matematik pada saat karena adanya gaya tarik benda-benda langit,
kondisi hujan lebat dan pasang di Kawasan terutama matahari dan bulan terhadap massa air
Kaligawe. laut di bumi. Elevasi muka air tertinggi (pasang)
Adapun manfaat yang diharapkan adalah : sangat penting di dalam menentukan elevasi
o Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi puncak bangunan dan fasilitasnya. (Ongkosongo
penentuan elevasi berbagai infrastruktur dkk, 1998)
yang akan dibangun di kawasan Kaligawe Tinggi pasang surut adalah amplitudo total
serta dapat dimanfaatkan sebagai awal dari dari variasi muka air antara air tertinggi (puncak
monitoring penurunan tanah. air pasang) dan air terendah (lembah air surut).
o Elevasi pasang laut dapat dimanfaatkan Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut
sebagai dasar dari penentuan rencana arus pasang surut, yang menyangkut massa air
pemasangan pintu pasang surut. dalam jumlah yang sangat besar. Arus pasang
terjadi pada waktu periode pasang dan arus surut
28
Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 27-34
terjadi pada arus surut. Titik balik adalah saat semakin hari semakin bertambah yang pada
dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus akhirnya mengakibatkan terjadinya limpasan
surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air permukaan (run-off) yang tinggi.
tertinggi dan muka air terendah. Pada saat
tersebut kecepatan arus adalah nol. (Ongkosongo Tinjauan Aspek Non -Teknis
dkk, 1998) Aspek-aspek sosial budaya yang perlu
Data pasang surut sangat diperlukan dalam ditinjau antara lain:
penentuan elevasi muka air rencana pintu. Kantor Pemahaman terhadap pentingnya
Jawatan Hydrografi di Jakarta setiap tahun drainase/saluran/kali/sungai.
mengeluarkan data pasang surut di beberapa lokasi Pemahaman terhadap adanya kepentingan
di Indonesia. Data-data pasang surut tersebut bersama/umum dalam lingkungan yang
dapat menunjukkan elevasi muka air laut yang lebih luas.
digunakan untuk perencanaan. Mananamkan rasa memiliki (sence of
belonging) dengan cara diikut-sertakan
Pengendalian Banjir berperan aktif dalam penanganan
Tinjauan Aspek Teknis pembangunan melalui jalur swadaya.
Rencana penanganan pengendalian banjir Meningkatkan rasa dan sifat peduli
harus ditinjau dari berbagai aspek, yang simultan terhadap lingkungan.
serta komprehensif. Hal ini mengingat sifat Sebagai sasaran dalam penelitian ini antara
permasalahan yang sangat kompleks. Untuk suatu lain pencegahan dan penanggulangan banjir, hal ini
daerah pengaliran kali/sungai agar dapat tercakup dalam Peraturan Pemerintah Republik
mewujudkan suatu rencana yang optimal serta Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang
dijadikan pedoman untuk semua pihak baik pelaku Pengendalian Pencemaran Air dinyatakan bahwa
maupun pengguna perlu didukung dan didasari yang dimaksud dengan istilah pengendalian dalam
oleh produk hukum (PERDA), namun demikian pengelolaan lingkungan hidup ialah upaya yang
keterbatasan dana dalam pembangunannya menjadi mencakup pencegahan dan atau penanggulangan
bahan pertimbangan. dan atau pemulihan.
Pengendalian banjir harus merupakan
Sungai tidakan yang menyeluruh dengan mengarah pada
Secara khusus penanganan banjir lokal perbaikan ekosistem melalui upaya pengendalian
yang terjadi di daerah pengaliran sungai/kali secara terpadu penyebab banjir yang dilakukan
Tenggang dan Kali Seringin masih mengacu kepada secara terus menurus dan berkesinambungan.
pola penataan sungai yang ada di Kota Semarang Upaya pengendalian banjir ditujukan
hal ini masih berkaitan dengan ketentuan- untuk menanggulangi dan meningkatkan
ketentuan antara lain : UU No. 11 Tahun 1974 keberadaam manusia termasuk tempat
tentang Pengairan, UU No. 22 Tahun 1982 tentang tinggal/lingkungan yang terancam serta disertai
Tata Pengaturan Air dan PP No. 35 Tahun 1991 bersama dengan disertai upaya peningkatan peran
tentang Sungai serta Permen PU No. 63/1993 serta dan tanggung manusianya.
tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat
Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Model Matematik
Sungai serta peraturan-peraturan daerah yang Model matematik digunakan untuk
berlaku di kota Semarang itu sendiri. membantu di dalam merumuskan suatu hasil
penelitian. Model matematik yang akan disusun
Sistem Drainase dalam penelitian ini adalah model matematik
Untuk penyusunan rencana pengendalian terhadap fluktuasi air.
bajir lokal dan pasang surut air laut pada daerah Model aliran air di muara sungai 2D akan
aliran Kali Tenggang dan Kali Seringin mengacu dimodelkan memakai beberapa persamaan
kepada konsep pengendalian wilayah timur yaitu penentu (governing equations) yang diadopsi dari
terletak di sebelah timur sungai Banjir Kanal Timur Persamaan Navier-Stokes untuk aliran turbulen
sampai Kali Babon. berikut ini (Dean dan Dalrymple, 1984):
29
Tingkat pengaruh... (Wahyudi)
membedakan daerah perairan dengan daratan dan tujuan menghindarkan model dari kemunkinan
poa aliran yang berlainan antara sisi hulu dan hilir kesalahan dissipasi, amplifikasi, dan
pintu air di bagian hulu sungai. Tampak juga pada ketidakkonsistenan hasil keluaran model. Untk itu
gambar bahwa di bagian hulu (upstream) muara K. model akan diji mengikuti kaidah numeris.
Pekalongan akan disimulasikan 2 pintu air yaitu Kalibrasi dilakukan untuk memperoleh kepastian
pintu air yaitu UpA dan pintu air UpB, sedang di bahwa model siap dioperasikan tanpa mengandung
bagian hilir muara (downstream) akan disimulasikan kesalahan (errors and bugs).
1 pintu air Ds. Daerah hitungan untuk keperluan Model matematik tersebut juga akan
tersebut terdiri dari 3 tipe. Daerah hitungan tipe 1 diverifikasi dahulu sebelum disimulasikan, guna
ditunjukkan dengan arsiran tegak dan mendatar, menjamin validitas hasil keluaran model. Verifikasi
sedang daerah hitungan tipe 2 ditunjukkan dengan model dilakukan dengan membandingkan hasil
arsiran miring. Dua daerah tersebut dibatasi oleh keluaran model yang telah dikalibrasi terhadap
pintu air Ds. Sedang daerah hitungan tipe 3 data hasil pengukuran di lapangan.
merupakan gabungan dari 2 tipe daerah hitungan Model matematik yang telah dikalibrasi
yang telah disebutkan, daerah hitungan ini terjadi dan diverifikasi lebih lanjut akan diinterprestasi
ketika pintu air Ds dibuka atau tidak ditutup untuk memperoleh berbagai kemungkinan
sepenuhnya. alternatif penerapannya di lapangan. Dalam hal ini,
Pada bagian hulu dan hilir daerah hitungan model akan diujikan pada kasus fluidisasi
dipakai kondisi batas dengan nilai yang berfluktuasi sedimentasi di muara Kali Pekalongan Kabupaten
(Derichlet type BC), baik pada lokasi pintu air Pekalongan Jawa Tengah.
UpA,dan pintu air UpB, maupun pada batas-batas
luar daerah muara yang berhubungan dengan
lautan. Dalam hal ini, untuk kondisi batas di hulu Metode Penelitian
akan diadopsi nilai-nilai elevasi muka air (stage
hidrograph) dan kecepatan aliran air dari hasil Metode Pengumpulan Data
pengukuran hidrometri sungai. Sedang di bagian Sumber data digunakan untuk
hilir daerah hitungan akan diadopsi elevasi dan mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi
kecepatan aliran air hasil pengukuran pasang surut. mengenai topik yang dibahas. Pada penelitian ini
Pada bagian tepi-tepi sungai diberi kondisi batas data yang diperlukan meliputi data primer dan data
dengan nilai-nilai di daerah batas tersebut sekunder.
merupakan fungsi dari nilai-nilai di daerah - Data Primer : survei, pengukuran
sekelilingnya (Newman type BC). dan investigasi
lapangan di kawasan
Diskretisasi Daerah Hitungan yang sering
Sebelum persamaan penentu dijalankan, mengalami banjir dan
daerah hitungan pada arah bidang xy dibagi-bagi rob.
menjadi beberapa bagian elemen bidang yang - Data Sekunder : peta wilayah genangan
relatif kecil (mesh) sesuai dengan teknik numerik banjir, peta kawasan
yang akan digunakan. Nilai-nilai pokok yang rawan banjir dan
dihasilkan dalam simulasi ditempatkan pada sudut- laporan tentang banjir
sudut pias (node) yang merupakan titik potong yang telah terjadi
antara garis-garis batas elemen bidang. Selanjutnya, sebelumnya.
nilai-nilai pada lokasi titik tertentu pada elemen
bidang akan dihitung berdasar pada teknik Tahapan Kegiatan
interpolasi non-linier dari nilai-nilai pada node di Penelitian dilakukan ini, terbagi menjadi
ujung-ujung elemen bidang bersangkutan. beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu :
Tampang melintang sungai juga a. Merumuskan permasalahan, maksud
dideskretisasi menjadi beberapa vertikal untuk dan tujuan penelitian
mengakomodasikan variabilitas kedalaman air b. Menentukan ruang lingkup dan metode
sungai, kemiringan dasar sungai, dan karakteristik pendekatan
material dasar sungai. c. Melakukan inventarisasi data sekunder
dengan melakukan studi literatur.
Kalibrasi, Veririkasi, dan Intepretasi d. Melakukan pengikatan elevasi pasang
Keluaran Model surut di Pelabuhan Tanjung Mas dengan
Model matematik aliran air di muara kawasan Kaligawe (sudah ada BM tetap
sungai yang telah disusun akan dikalibrasi dahulu berpondasi 100 meter di Pelabuhan
sebelum disimulasikan. Kalibrasi dilakukan dengan Tanjung Mas).
30
Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 27-34
e. Melakukan pengamatan terhadap permukaan air laut yang melandai dari utara ke
elevasi air di Kali Tenggang. selatan. Kondisi permukaan tanah ini akan
f. Menyusun model matematik fluktuasi berpengaruh terhadap pematusan air dan sistem
air. drainase yang diperlukan.
g. Membuat kesimpulan hasil penelitian Dari hasil pengukuran ini dapat diperoleh
dan rekomendasi. beberapa hal, antara lain :
Elevasi BM di Pelabuhan berdasar
Survey Topografi elevasi LWS
Adapun tujuan dari survei topografi Elevasi titik-titik pengamatan
adalah untuk memperoleh gambaran secara detail sebagai acuan elevasi peil scale
lokasi saluran drainase. Pengukuran topografi
meliputi pengukuran situasi pada lokasi penelitian
serta pengukuran memanjang dan melintang Lokasi
No Simbol Elevasi
saluran. Pengukuran waterpass (leveling), dilakukan 1 Pelabuhan C0 +
dengan : 2.830
Pengukuran leveling dilakukan pada 2 Pengapon C1 +
setiap patok kayu dan BM serta pada 1.325
tempat (bangunan) yang dianggap 3 Pos Polisi C2/BM.01 +
perlu. 2.086
Pengukuran dilakukan dengan kring 4 Jembatan C3 +
tertutup atau pergi pulang. Kalibanger 3.466
Peralatan yang digunakan adalah 5 Jembatan C4 +
Waterpass Ni-2, NAK-1, NAK-2 Banjir Kanal 4.376
atau peralatan lain setara, rambu Timur
ukur harus dilengkapi dengan nivo.
Sebelum dan sesudah melakukan 6 Perlintasan C5 +
pengukuran, alat yang dipakai harus Rel Kereta 1.670
dicek. Api
Pengukuran jarak dilakukan secara 7 Depan C6 +
opyis dan mengunakan pita ukur. Gudang 1.791
Salah penutup beda tinggi 10 D 8 Kampus C7 +
mm, D = total jarak dalam km. Unissula 1.964
Hasil penanganan pembangunan yang 9 Gudang BP C8 +
sporadis (local case) berupa pengurugan di Adiyana 2.027
kawasan-kawasan perumahan, pabrik/industri 10 Jl. Padi Raya C9 +
bervariasi cenderung tidak sesuai dengan 1.927
perencanaan dimensi kali atau drainase yang 11 Kali Sringin C10 +
semestinya. 2.403
Masih sangat perlu peningkatan 12 Abutment C11 +
perawatan, baik Kali tenggang maupun Kali Jembatan 2.695
Seringin terutama pada bagian-bagian yang belum Kali
terbangun (tidak permanen). Terlebih lagi pada Tenggang
drainase-drainase (berfungsi sebagai saluran 13 Bawah TP 28 +
pembawa) pada kawasan pemukiman, kawasan jembatan tol 1.757
pabrik/industri serta kawasan lainnya. Pentingnya 14 Jembatan BM DTK +
pemahaman drainase kota (Kali Tenggang dan Kali Banjir Kanal 139 4.378,5
Seringin) perlu lebih ditingkatkan kepada Timur
masyarakat disepanjang atau yang berada pada
kawasan/ daerah pengaliran. Tabel 1 Hasil Pengukuran Topografi
31
Tingkat pengaruh... (Wahyudi)
1.6
1.0 5 Tahun
0.6 25 Tahun
0.0
dari rata-rata ketiga metode tiap periode ulang Hidrograf Satuan Metode Snyder Aleksejev
tertentu misalnya untuk Q5th debit yang dipakai Gambar 1 Rating Curve
Kali Panjang Wetan
32
Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 27-34
Unissula Genuk
140
Elevasi Tanggul sekitar Unissula & Genuk
120
Kedudukan tanggul
20
Misal di sekitar jembatan K. Tenggang 178,3 Gambar 3 Hasil Fluktuasi elevasi air di beberapa
kemudian tanggul di depan Unissula 129,2 cm titik Kali Tenggang saat kemarau
serta di sekitar jembatan Genuk indah 131 cm.
Dimana elevasi pasang maksimum 120 cm. Namun Berdasar gambar diatas dapat diterjemahkan
karena beberapa lingkungan ada di bawah elevasi sebagai berikut:
tersebut, maka masih dapat tergenang melalui - pada elevasi air laut 95 cm mulai ada
jaringan drainase yang ada. gerakan aliran ke arah darat dan
mencapai puncaknya pada pasang
Hasil Pengamatan elevasi air maksimum
Pengamatan dilakukan di Pelabuhan Tanjung - pada elevasi di bawah 85 cm arah aliran
Mas Semarang dan beberapa titik di alur sungai ke laut, semakin rendah elevasi air laut
Kali Tenggang ke arah Genuk. Berikut uraian titik- tidak mempengaruhi aliran Kali
titik tersebut: Tenggang.
- Untuk elevasi pasang surut laut - Air belum melimpas di tanggul yang
dilakukan pengamatan dengan bekerja sekarang ada, namun beberapa
sama dengan Badan Meteorologi dan lingkungan pemukiman sudah limpas
Geofisika perwakilan Pelabuhan saat pasang mulai 100 m.
Tanjung Mas.
- Titik pengamatan pertama elevasi Kali Elevasi Air saat Banjir
Tenggang ada di sekitar Jembatan Box
33
Tingkat pengaruh... (Wahyudi)
34