(362015712269)
Farmakoterapi
Nomor 1 :
Dari studi kasus yang ada dapat dikatakan bahwasannya pasien menderita penyakit ulkus
duodenum. Gejala yang khas pada penderita ulkus duodenum adalah peningkatan asam lambung
pada keadaan basal dan meningkatnya asam lambung pada stimulasi atau lamanya peningkatan
asam setelah makan. Selain itu terlihat peningkatan motilitas di samping efek pepsin dan asam
empedu yang bersifat toksik pada mukosa duodenum. Pasien memiliki keluhan nyeri epigastrium
meskipun diobati dengan antacid dan inhibitor pompa proton (PPI) disertai dengan tes organism
serupa campylobacter (CLO) positif sehingga artinya pasien positif terinfeksi HP, terapinya
adalah:
Nomor 3:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien dinyatakan bahwa pasien mengalami
gastroenteritis atau diare akut. Pendekatan pasien dewasa dengan diare akut:
Nomor 3:
Pengobatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang telah dipaparkan adalah
dengan pemberian kodein fosfat dengan dosis 15-60 mg 3 kali sehari. Digunakannya pengobatan
ini karena dapat menghambatpropulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini
cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%.
Nomor 4:
Pilihan terapi yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah dengan memberikan
Metronidazol secara oral. Karena setelah sampel feses dikumpulkan dan pemeriksaan
mikroskopik, biakan dansensivitas mengungkapkan adanya toksin Clostridium difficile. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami diare yang disebabkan oleh toksin dari bakteri
Clostridium difficile. Maka pasien dapat diberikan obat Metronidazol dengan dosis 250-500 mg
4 kali sehari selama 7-14 hari secara oral atau IV