PENDAHULUAN
Rongga sendi merupakan rongga yang steril berisi cairan sinovial dan
bahan selular termasuk sel darah putih. Transient sinovitis merupakan penyakit
yang bersifat sementara dan hilang tanpa pengobatan banyak. Hal yang paling
sering terjadi pada anak-anak, khususnya anak laki-laki, dan merupakan
peradangan pada pinggul pada sinovium , atau bagian dari lapisan pinggul itu.
Gejala transient synovitis biasanya pincang satu sisi. Ada mungkin atau
mungkin tidak ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penyakit. Biasanya
ada beberapa rasa sakit, dan satu gejala ketika kondisi ini terjadi pada bayi
menangis yang tampaknya memiliki penyebab tidak. Kadang-kadang nyeri ini
tidak hanya terjadi di sendi pinggul dan mungkin juga terjadi di lutut, pangkal
paha dan paha.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
Transient synovitis adalah penyebab tersering nyeri akut pada pinggul
dan pincang yang menyerang anak umur 2 sampai 12 tahun. Rata rata umur yaitu
5 hingga 6 tahun, dan hingga 3% dari anak mengalami episode beberapa kali
dalam hidupnya. Dari survey di Belanda dari 0 hingga 14 tahun ditemukan angka
insidensi dari penyakit pinggul nontraumatik akut adalah 148,1 per 100.000 orang
per tahun dan untuk transient synovitis 76,2 per 100.000 orang per tahun.
Transient synovitis jarang sekali ditemukan pada orang dewasa. Penyakit ini lebih
sering menyerang di musim gugur dan dingin. Penyakit ini dua kali lebih sering
menyerang anak laki laki dibandingkan perempuan dan lebih jarang ditemukan
pada anak kulit hitam. Jarang sekali ditemukan bilateral. Episode berulang terjadi
pada 4% hingga 17% dari anak anak. Mereka yang memiliki episode berulang
biasanya memiliki bagian jinak, walaupun pada 10% bisa menunjukkan ciri ciri
kondisi inflamasi kronik.
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti transient synovitis ini tidak diketahui. Dalam beberapa
kasus, mungkin berkembang setelah infeksi virus baru-baru ini (seperti infeksi
pernafasan dingin atau atas). Dalam sejumlah kecil anak-anak, trauma pinggul
yang diikuti oleh sinovitis transien.
Ada banyak perdebatan tentang kemungkinan adanya hubungan antara
sinovitis transien dan kondisi lain yang disebut Legg-Calve-penyakit Perthes.
Pada penyakit Perthes, suplai darah ke pusat pertumbuhan pinggul (ibukota
femoralis epiphysis) terganggu, menyebabkan tulang di daerah ini untuk mati.
Pasokan darah akhirnya kembali, dan menyembuhkan tulang.
Pada pasien yang menggunakan sendi buatan / prosthetic joint dapat juga
terjadi septic arthritis, yang berdasarkan waktunya dibagi menjadi tiga jenis
infeksi yaitu: 1. early, infeksi terjadi pada awal, 3 bulan sejak implantasi,
biasanya disebabkan ol eh S aureus. 2. delayed, terjadi 3-24 bulan sejak
implantasi, kuman tersering coagulase-negative Staphylococcus aureus dan gram
negatif. Kedua jenis ini didapat dari kuman di kamar operasi. 3. late, terjadi
sekunder dari penyebaran hematogen dari berbagai jenis kuman
D. PATOFISIOLOGI
Biopsi pada transient synovitis menunjukkan inflamasi nonspesifik dan
hipertrofi dari sinovial membran. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan
adanya efusi yang menyebabkan pembengkakan dari kapsul sendi anterior. Cairan
sinovial memiliki proteoglikan yang meningkat.
Pada septic arthritis organisme dapat masuk ke dalam sendi melalui direct
inoculation, melalui penyebaran dari jaringan periartikular atau melalui aliran
darah yang merupakan rute infeksi tersering Sendi normal mempunyai
komponen protektif untuk mencegah terjadinya proses infeksi, yaitu: sel sinovial
memiliki kemampuan untuk memfagositik dan cairan sinovial memiliki
kemampuan bakterisidal. Pada penyakit rheumatoid arthritis dan SLE terjadi
penurunan fungsi imun tersebut.
Bakteri dapat masuk kedalam ruang sendi melalui beberapa cara yaitu,
masuk melalui proses operasi daerah sendi, melalui tindakan aspirasi sendi,
penyuntikan kortikosteroid atau melalui trauma lainnya. Bakteri yang berhasil
masuk kedalam rongga sendi dalam beberapa jam menimbulkan reaksi inflamasi
pada membran sinovial berupa hiperplasi dan proliferasi dan terjadi pelepasan
faktor-faktor inflamasi seperti cytokines dan proteases yang menyebabkan
degradasi dari kartilago sendi.
Pada infeksi Karena N. Gonorrhoeae terjadi influks dari sel-sel darah putih
ke dalam sendi yang hanya menyebabkan kerusakan sendi yang minimal
dibandingkan dengan S aureus Kerusakan yang terus terjadi menyebabkan erosi
kartilago pada lateral margins dari sendi, kemudian dapat terjadi efusi yang cukup
banyak yang kemudian menyebabkan gangguan pada aliran pembuluh darah dan
menyebabkan aseptik nekrosis tulang. Proses kerusakan ini dapat terjadi dalam 3
hari awal pada pasien yang mengalami infeksi sendi tanpa pengobatan
Infeksi virus dapat terjadi melalui cara invasi langsung (rubella) atau
melalui produk antigen antibodi kompleks contohnya pada infeksi virus hepatitis
B, parvorvirus B19 dan lymphocytic choriomeningitis viruses. Selain itu septic
arthritis dapat juga terjadi oleh karena proses ditempat lain, paling sering di
gastrointestinal, dengan kuman-kuman tersering yaitu: Salmonella enteritidis,
Salmonella typhimurium, Yersinia enterocolitica, Campylobacter jejuni,
Clostridium difficile, Shigella sonnei, Entamoeba histolytica, Cryptosporidium.
Tersering kedua adalah infeksi pada genitourinaria adalah Chlamydia trachomatis
E. MANIFESTASI KLINIK
Anak Anda mungkin ingin menjaga pinggul dan kaki dalam posisi istirahat
fleksi (tertekuk), rotasi eksternal (berpaling ke luar), dan penculikan (jauh dari
kaki yang lain). Posisi ini membuka kapsul sendi membantu mengurangi rasa
sakit dengan mengambil tekanan dari struktur jaringan lunak
nyeri (75%), demam ( 40-60%), dan keterbatasan gerak sendi, gejala ini
dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu, demam biasanya tidak
tinggi. Gejala yang paling utama adalah nyeri pada sendi, yang harus dievaluasi
pada nyeri sendi adalah seberapa akut nyeri terdebut terjadi, ataukah nyeri
tersebut merupakan superimposed chronic pain, adakah riwayat trauma ataukah
riwayat operasi sebelumya, apakah nyeri tersebut monoartikular ataukah
poliartikular.
Selain itu harus digali riwayat rheumatoid arthritis, riwayat suntikan pada
daerah sendi, riwayat diare Adakah gejala-gejala ekstra artikuler atau adakah
riwayat penggunaan obat terlarang intravena atau riwayat kateterisasi pembuluh
darah. Adakah riwayat penyakit–penyakit kelamin, adakah penyakit penyakit lain
yang menyebabkan penurunan system imun seperti penyakit liver, diabetes
mellitus limfoma, penggunaan obat obat imunosupresive
Gejala klinis septic arthritis pada infeksi non gonokokal gejala timbul
mendadak dengan terjadinya pembengkakan sendi, teraba hangat dan sangat nyeri,
paling sering terjadi pada sendi lutut ( 50% kasus ), sedangkan pada anak-anak
paling sering terjadi pada sendi pinggul, sendi pinggul biasanya dalam posisi
fleksi dan eksternal rotasi dan sangat nyeri bila digerakkan. Kurang lebih 10-20 %
terjadi infeksi poliartikular, biasanya 2 atau 3 sendi. Poliartikular septik arthtritis
biasanya terjadi pada pasien dengan reumatoid arthritis, pasien dengan infeksi
jaringan lunak atau pada pasien dengan sepsis berat.
Pemeriksaan fisik
Sendi paling sering terkena adalah sendi lutut (50%), hip (20%), shoulder
(8%) ankle (7%), and wrists (7%). elbow, interphalangeal, sternoclavicular, dan
sacroiliac masing-masing kurang lebih 1- 4 %. Eritema dan odema ( 90%),
teraba hangat dan kaku, infeksi sendi biasanya menyebabkan efusi pada sendi
yang mengkibatkan keterbatasan gerakan aktif maupun pasif.
Laboratorium
Pada kasus non gonokokal hasil kultur pada cairan sinovial 90% positif,
namun pada pengecatan gram hanya memberikan hasil positif 50 %, kebanyakan
infeksi sendi terjadi efusi cairan sendi yang purulen, dengan jumlah leukosit 50-
150 x 10 9 /L terutama sel PMN, kadar glukosa menurun, kadar asam laktat dan
laktat dehidrogenase meningkat, namun tidak spesifik untuk septic arthtritis. Pada
kasus Gonokokal hasil kultur hanya positif 50%, pengecatan gram positif 25 %.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos sendi sangat terbatas dalam menilai infeksi sendi
Gambaran yang paling sering adalah Periarticular soft tissue
swelling
o Pemeriksaan radiologis lebih banyak bermanfaat untuk
menyingkirkan adanya osteomielitis atau periartikular osteomielitis
sebagai akibat dari infeksi sendi tersebut
o Penumpukan calsium pyrophosphat dapat dideteksi dengan foto ini
F. TATALAKSANA
Penatalaksanaan transient synovitis dengan istirahat dan obat
antiinflamasi adalah teknik pengobatan utama. Tidak apa-apa jika anak Anda terus
kaki ternyata. Setiap posisi yang nyaman akan membantu proses penyembuhan.
Anak biasanya sudah membatasi berapa banyak berat badan diletakkan pada kaki
itu. Jika tidak, setiap upaya harus dilakukan untuk menghindari menahan beban.
Kegiatan fisik yang kuat seperti berlari, melompat, dan berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga harus dihindari selama fase akut. Dokter Anda akan
memberitahu Anda jika kruk diperlukan untuk membantu batas berat-bearing
melalui kaki itu. Jika kruk disarankan, mereka hanya akan diperlukan untuk
beberapa minggu.
Surgical drainage diindikasikan apabila satu atau lebih kriteria dibawah ini :
BAB III.
KESIMPULAN
Septik artritis dapat terjadi melalui invasi langsung pada rongga sendi oleh
berbagai mikroorganisme termasuk bakteri, virus, mycobacteria dan jamur.
Reaktif artritis terjadi suatu proses inflamasi steril pada sendi oleh karena suatu
proses infeksi ditempat lain dari tubuh. Penyebab tersering adalah bakteri. 2,4,7,8
1. Demam
DAFTAR PUSTAKA