Ipi 16691
Ipi 16691
ABSTRAK
Penelitian tentang biodiversitas alga telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis
keanekaragaman alga makro di Taman Wisata Alam Batuputih Sulawesi Utara. Penelitian
dilaksanakan di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung dari bulan Januari sampai dengan
Desember 2009. Pada lokasi penelitian dibuat 5 garis transek dengan jarak antara satu transek
dengan transek berikutnya adalah 50 m. Setiap transek diambil 5 plot dengan ukuran 1 m x 1 m.
Penempatan plot adalah 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, dan 50 m dari garis pantai. Dengan demikian
total plot penelitian sebanyak 50 plot. Pada setiap plot dihitung jumlah spesies alga yang
ditemukan serta luas penutupannya, serta jumlah individu/koloni. Identifikasi jenis dilakukan di
lapangan dengan menggunakan buku-buku identifikasi alga dan dilakukan konfirmasi di
laboratorium. Hasil penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Batuputih pada 50 plot
ditemukan 411 individu alga makro dengan 18 spesies yang berasal dari 3 divisi yakni
Rhodophyta, Chlorophyta dan Phaeophyta. Dalam Divisi Rhodophyta dan Chlorophyta terdapat 7
spesies dengan 6 famili yang ditemukan, lebih banyak dibandingkan dengan Divisi Phaeophyta
yang hanya ditemukan 4 spesies dengan 3 famili.
Kata kunci: alga, biodiversitas, Taman Wisata Alam Batuputih
ABSTRACT
A research about algae diversity has been conducted to analysis macro-algae biodiversity at
Batuputih Tourism Park, Bitung City, North Sulawesi from January to December 2009. At the
above location, 5 line transects were made and the distance between previous and next transect
was 50 m. In each transect, 5 plots were formed as representation to the the location. Plot size was
1 m x 1 m placed at 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, and 50 m from zero point. Therefore, the total of
plot in this research was 50 plots. In all plots, algae species richness, its covering and total of
individuals/colony. Species identification was done in the field by using some algae identification
manuals and confirmation was done at laboratory. Results of the research showed that: there were
411 individuals of algae in 50 plots at Batuputih Tourism Park. All individuals were classified
into 18 species that included in 3 divisions, those were Rhodophyta, Chlorophyta and Phaeophyta.
In the Division Rhodophyta and Chlorophyta, there were 7 species within 6 families, more than
Division Phaeophyta that only consisted of 4 species within 3 families.
Keywords: algae, biodiversity, Batuputih tourism park
tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau dan juga ketersediaan sumberdaya alam
ekosistem gejala alam; serta formasi geologi hayati ini dapat dimanfaatkan oleh manusia.
yang menarik; b) mempunyai luas yang Oleh karena itu maka infomasi-informasi
cukup untuk menjamin kelestarian. Potensi yang memadai mengenai sumberdaya alam
dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi laut itu sendiri dan perairan sekitarnya sangat
pariwisata dan rekreasi alam; dan c) kondisi diperlukan (Aslan, 1990).
lingkungan di sekitarnya mendukung upaya Daerah Taman Wisata Alam
pengembangan pariwisata alam. Batuputih dahulunya adalah wilayah Cagar
Alga merupakan salah satu Alam Gunung Tangkoko Batuangus.
sumberdaya alam hayati laut yang bernilai Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
ekonomis dan memiliki peranan ekologis Pertanian No. 1049 tanggal 24 Desember
sebagai produsen yang tinggi dalam rantai 1981 kawasan seluas 615 Ha, ditunjuk
makanan dan tempat pemijahan biota-biota sebagai Taman Wisata Alam Batuputih, yang
laut (Bold and Wyne, 1985). Studi alga laut diperuntukkan bagi pengembangan Wisata
di Indonesia pernah dilakukan oleh Rumpius Alam. Taman wisata Alam Batuputih secara
pada tahun 1750 di perairan Ambon. geografis terletak antara 125°3’-125°15’ BT
Pengkajian secara intensif dilaksanakan pada dan 1°30’-1°34’ LU. Sedangkan secara
ekspedisi “Siboga” pada tahun 1899-1900 administratif Pemerintahan, kawasan ini
oleh Weber-Van Bosse di perairan bagian termasuk Kecamatan Ranowulu Kota Bitung
Indonesia. Ekspedisi ini berhasil Provinsi Sulawesi Utara. Secara umum
mendeskripsikan 782 spesies alga makro di kawasan Taman Wisata Alam Batuputih
antaranya 196 Chlorophyta, 134 Phaeophyta berada pada ketinggian antara 0-200 m dpl
dan 452 Rhodophyta (Anggadiredja et al., dengan topogarafi landai, datar dan sedikit
2009). berbukit-bukit ke arah yang berbatasan
Alga makro memiliki manfaat yang dengan areal Cagar Alam Tangkoko
sangat banyak yang digunakan dalam bidang Batuangus. Areal yang datar berada di daerah
industri, makanan, obat-obatan dan energi. pantai yang meliputi areal 40% dari luas
Sehingga permintaan untuk komoditi alga kawasan (Anonim, 2009). Perairan Taman
makro semakin meningkat. Untuk memenuhi Wisata Alam Batuputih Kecamatan
keperluan tersebut tidak hanya bergantung Ranowulu merupakan perairan yang
pada potensi produksi alam saja, tetapi dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
masyarakat harus melakukan budidaya alga tempat rekreasi, wisata dan mencari nafkah
makro, sehingga spesies-spesies alga makro lewat pekerjaan sebagai nelayan. Aktivitas-
tersebut perlu diketahui potensi dan aktivitas tersebut cenderung mempengaruhi
pengembangan produksinya sesuai dengan keanekaragaman alga makro sehingga sangat
yang diperlukan, untuk itu pelatihan perlu dianalisis keanekaragaman dan
mengenal spesies-spesies alga laut Indonesia dideskripsikan untuk menghindari terjadi
perlu dilakukan terutama di kalangan kerusakan habitat, yang pada akhirnya akan
pendidikan dan perguruan tinggi, sehingga mempengaruhi keberadan alga makro di
tentunya dapat membantu pengembangan perairan tersebut.
ilmu dan pendidikan (Sulistijo, 2009).
Penelitian tentang Alga Makro di
Sulawesi Utara sudah pernah dilakukan di METODOLOGI PENELITIAN
beberapa tempat diantaranya perairan Pulau
Lembeh, Selat Lembeh, dan Likupang Barat. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian-penelitian sebelumnya ini lebih
menekankan pada inventarisasi dan deskripsi Penelitian dilaksanakan di Taman
morfologi dari alga makro. Namun penelitian Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung dari
alga makro di perairan Taman Wisata Alam bulan Januari sampai dengan Oktober 2009.
Batuputih, Kelurahan Batuputih Kecamatan Koordinat lokasi adalah N 1o33,846’ dan E
Ranowulu, belum pernah dilakukan. 125o10,340’.
Khususnya mengenai keragaman, deskripsi
morfologi ataupun inventarisasi alga makro.
Padahal lokasi ini memiliki potensi perairan
yang tinggi karena luas arealnya relatif besar,
Langoy, Saroyo, Dapas, Katili dan Hamsir: Deskripsi Alga Makro ……….. 221
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA