Makalah Akl Fix
Makalah Akl Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam perkembangan usaha perusahaan dapat beroperasi bukan hanya
didalam lingkungan suatu kota, akan tetapi dapat beroperasi ke luar kota, ke luar
daerah ataupun ke luar negeri. Pada umumnya sebagai titik tolak perkembangan
suatu usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran.
Pada saat meluasnya daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah
bagi pimpinan perusahaan. Akan tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan
berbagai cara yang paling efektif dan ekonomis antara lain mengangkat pedagang
keliling atau petugas bagian penjualan yang langsung mendatangi para langganan,
penggunaan katalogus dengan pengiriman pesanan perpos dengan sistem
konsinyasi dan lain-lain.
Terkadang, cara tersebut tidak sesuai harapan pimpinan berhubung sangat
besarnya perkembangan daerah pemasaran. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat
dibentuk pusat-pusat penjualan didalam daerah tertentu yang merupakan sarana
untuk mencapai tujuan pemasaran. Pusat-pusat yang dibentuk dapat berupa agen
atau cabang yang mempunyai fungsi pembelian ataupun penjualan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perbedaan karakteristik agen dengan cabang?
2. Bagaimana hubungan kantor pusat dan agen?
3. Bagaimana hubungan kantor pusat dan cabang?
4. Bagaimana sistem akuntansi untuk operasi kantor cabang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui apa saja perbedaan karakteristik agen dengan
cabang.
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan kantor pusat dan agen.
3. Untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan kantor pusat dan cabang.
1
4. Untuk dapat mengetahui bagaimana sistem akuntansi untuk operasi
kantor cabang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berfungsi sebagai unti usaha yang
berdisi sendiri.
2. Agen tidak memiliki persediaan 2. Kantor cabang mengadakan
untuk barang-barang yang akan persediaan (stock) untuk barang-
dijual akan tetapi hanya berupa barang dagangannya yang pada
monster (contoh/sampel) – barang umumnya sebgaian besar dikirim
yang dijual akan dikirim langsung dari kantor Pusatnya. Namun
oleh kantor Pusat kepada langganan demikian sampai dengan batas-
yang bersangkutan. batas tertentukantor cabang juga
membeli sendiri barang-barang
dagangannya.
3. Persetujuan terhadap syarat-syarat 3. Kator cabang memberikan
penjualan terletak sepenuhnya pada persetujuan tentang syarat-syarat
kantor pusat. Administrasi terhadap penjualan, menyelanggarakan
piutang yang timbul dari penualan administrasi piutang yang timbul
dan pengumpulan piutang yang dari penjualan tersebut mengurus
bersangkutan diselenggarakan oleh pengumpulan piutang yang
kantor pusat. bersangkutan.
4. Modal kerja untuk biaya-biaya 4. Kantor cabang mengelola uang
operasi agen diberikan oleh kantor tunai dari hasil penjualan
pusat. Agen tidak mengurus uang pengumpulan piutangnnya dan
tunai (kas) selain modal kerja yang melaksanakan transaksi-transaksi
diberikan. pembayaran atas inisiatip sendiri.
4
untuk dijual. Contoh barang yang akan ditawarkan dan mungkin juga akan
diiklankan itu diberi oleh kantor pusat.
5
D. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
Sifat dan jenis usaha operasi dari kantor cabang, biasanya berada dibawah
pengelolaan seseorang maajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada
top manajemen kantor pusat. Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang
volume aktivitas dan asil usaha cabang kepada kantor pusatnya, karena data
demikian penting untuk analisa dan pengamblan keputusan.
Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit yang berdiri sendiri,
tetapi tetap di kontrol oleh kantor pusat. Kebijaksanaan umum dan standart
pelaksanaan yang biasanya berlaku bagi dunia usaha, juga dilaksaakan terhadap
cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat. Garis besar bekerjanya suatu
cabang dan sebagai berikut :
1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan
maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi
kebutuhan permintaan barang barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh
kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara
ekonomis.
3. Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha usaha untuk
mendapatkan pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barnag atua
menyerahkan barnag dan jasa langsung kepada pelanggan, membuat faktur
penjualan, menagih atau mengumpulkan piutang dan menyimpan uangnya
didalam rekening bank sendiri.
6
kemudian dikirim ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal dan buku
besarnya (berupa tembusan).
Apabila terjadi laba (rugi) dari aktivitas dari kantor cabang maka akan
ditentukan secara terpisah dari kantor pusat. Sistem ini lebih hemat karena
dilakukan secara terpusat.
2. Sistem Desentralisasi
Sistem ini melakukan pencatatan tersendiri pada setiap cabang,
melakukan buku jurnal, buku besar, dan buku pembantu yang dianggap perlu.
Pembukuan kantor cabang sama saja dengan pembukuan badan usaha, tetapi
kantor cabang tidak memiliki rekening modal melainkan “R/K – Kantor
Pusat” merupakan modal bagi kantor cabang dan dilain pihak merupakan
penanaman atau investasi modal oleh kantor pusat di cabang yang
bersangkutan. Rekening ini merupakan rekening proforma. Biasanya susunan
dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap kantor cabang
mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang dipakai pada
kantor pusatnya.
7
dan biaya terhadap modal yang ditanamkan, akan dikumpulkan selama satu
periode melalui ikhtisiar perhitungan laba rugi.
1. Modifikasi Teknik Pencatatan
Agar laporan keuangan lebih informatif, maka hendaknya terdapat
pemisahan dalam pencatatan penanaman modal pada kantor pusat maupun
kantor cabang. Pemisahan tersebut, antara lain:
a. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara.
b. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen.
Kedua perbedaan tersebut tidak mengubah sifat rekening timbal balik
antara rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat.
8
PIutang Kepada antar kantor pusat dan Cabang yang ada didalam neraca
individual kantor pusat maupun Cabang.
2. Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan
rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual dan kantor dan
cabangnya sesuai kelompok masing masing.
Penyusunan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman Barang
dari kantor Pusat” dengan “pengiriman Barang Ke Kantor cabang “
berikut biaya biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh transaksi
tersebut sebagai akibat dari system pencatatan desentralisasi.
2. Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha,
rekening biaya dan rugi diluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar
usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual kantor pusat dan
cabang.
9
b. Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit
rekening “Kantor Pusat”.
c. Debit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan kredit
rekening “Kantor Cabang”.
d. Kredit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan debit
rekening “Kantor Cabang”.
10
a. Kantor pusat Rp 7.500.000,00.
b. Kantor agen Rp 3.000.000,00.
9. Persediaan sampel tinggal Rp 30.00.000,00.
3 Mencatat pembelian
Persd. Barang Dagangan Rp400.000.000 -
Utang Dagang - Rp400.000.000
4 Mencatat penjualan
Piutang Dagang Rp700.000.000 -
Penjualan - Rp700.000.000
Mencatat Beban Pokok Penjualan
Beban Pokok Penjualan Rp460.000.000 -
Persd. Barang Dagangan - Rp460.000.000
11
Utang Dagang Rp200.000.000 -
Kas - Rp200.000.000
12
Modal kerja - Kantor Agen Rp10.000.000 -
Kas - Rp10.000.000
3 Mencatat pembelian
Persd. Barangg Dagangan Rp400.000.000 -
Utang Dagang - Rp400.000.000
4 Mencatat penjualan
Piutang Dagang Rp700.000.000 -
Penjualan Kantor Pusat - Rp500.000.000
Penjualan Kantor Agen - Rp200.000.000
Mencatat Beban Pokok Penjualan
Beban Pokok Penjualan - K. Pusat Rp300.000.000 -
Beban Pokok Penjualan - K. Agen Rp160.000.000 -
Persd. Barang Dagangan - Rp460.000.000
13
Biaya Adm & Umum - K. Pusat Rp16.000.000 -
Biaya Adm & Umum - K. Agen Rp3.000.000 -
Kas - Rp71.000.000
14
I. CONTOH KASUS PENCATATAN KANTOR CABANG DAN
KANTOR PUSAT
Pada awal tahun 2005 PT TIKI Indonesia membuka sebuah kantor cabang di
kota Palu. Transaksi yang terjadi pada kantor pusat dan kantor cabang palu
selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:
1. Kantor pusat TIKI mengirimkan kas sebesar Rp250.000.000 untuk
pembukaan kantor cabang TIKI Palu.
2. Kantor cabang membeli sebuah gedung untuk tempat operasi perusahaan
seharga Rp150.000.000
3. Pembelian 2 unit komputer seharga Rp8.000.000 @Rp4.000.000 untuk
kantor cabang
4. Pengiriman 1 buah timbangan besar dari kantor pusat ke kantor cabang
Palu senilai Rp 250.000
5. Pembelian aktiva berupa 2 unit motor senilai Rp24.000.000
@Rp12.000.000, dan 1 unit mobil pick up (second) seharga Rp60.000.000
6. Penerimaan dari layanan pengiriman customer kantor cabang palu adalah
dari pengiriman paket parsel dengan volume rata-rata pengiriman adalah
3200kg/tahun sebesar Rp112.000.000 dan dari pengiriman paket dokumen
dengan rata-rata pengiriman adalah 1000dokumen/ tahun sebesar
Rp20.000.000
7. Beban yag dikeluarkan Kantor Cabang antara lain:
a. Pengadaan seragam untuk kantor cabang sebesar Rp500.000.
b. Pemasangan jaringan internet kantor cabang dengan paket unlimited dan
biaya terkait selama setahun adalah Rp2.100.000.
c. Pengeluaran kas untuk beban iklan Rp900.000.
d. Pembayaran beban administrasi untuk kantor cabang palu sebesar
Rp3.500.000.
e. Beban gaji selama setahun untuk 2 orang pegawai kantor cabang adalah
sebesar Rp48.000.000 dan 2 orang kurir adalah sebesar Rp24.000.000.
f. Beban lain-lain sebesar Rp13.000.000
8. Mengirim uang ke Kantor Pusat Rp 10.000.000
15
9. Penutupan buku
Transaksi tersebut akan dicatat oleh kantor cabang dan kantor pusat sebagai
berikut:
No Keterangan Debit Kredit
1 Untuk mencatat pembukuan Kantor Cabang Palu
Kas Rp250.000.000 -
R/K-Kantor Pusat - Rp250.000.000
Untuk mencatat pengiriman 1 buah timbangan besar dari Pusat ke Kantor Cabang
4 Palu
Untuk mencatat pembukuan Kantor
Cabang Palu
Timbangan Rp250.000 -
R/K-Kantor Pusat - Rp250.000
Untuk mencatat pembukuan Kantor
Pusat
R/K-Kantor Cabang Rp250.000 -
16
Timbangan - Rp250.000
Untuk mencatat pembelian 2 unit motor senilai dan 1 unit mobil pick up (second)
5 oleh
Kantor Cabang Palu
Kendaraan - Kantor Cabang Palu Rp84.000.000 -
Kas - Rp84.000.000
17
Untuk mencatat pembukuan Kantor Cabang Palu
Kas Rp10.000.000 -
R/K-Kantor Cabang - Rp10.000.000
9 Penutupan buku
*Pemindahan saldo rekening pendapatan ke Ikhtsar L/R oleh Kantor Cabang
Palu
Pendapatan Rp132.000.000 -
Ikhtisar L/R - Rp132.000.000
*Pemindahan saldo rekening beban ke Ikhtisar L/R oleh Kantor Cabang Palu
Ikhtisar L/R Rp92.000.000 -
Beban Seragam Kantor - Rp500.000
Beban Internet - Rp2.100.000
Beban Iklan - Rp900.000
Beban Administrasi - Rp3.500.000
Beban Gaji - Rp72.000.000
Beban lain-lain - Rp13.000.000
*Pengakuan laba atas operasi Kantor Cabang Palu oleh Kantor Pusat
R/K-Kantor Cabang Rp40.000.000 -
Ikhtisar L/R Kantor Cabang - Rp40.000.000
*Pemindahan saldo laba operasi cabang ke Ikhtisar L/R oleh Kantor Pusat
Ikhtisar L/R Kantor Cabang Rp40.000.000 -
Ikhtisar L/R - Rp40.000.000
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kantor cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu
mereka tidak terpisah dari induknya. Laporan keuangan cabang digunakan hanya
Sebuah cabang mungkin mendapatkan barang dagangan dari kantor pusat atau
mungkin sebagian dibeli dari langganan luar. Penerimaan kas oleh kantor cabang
biasanya sering disimpan pada bank dalam rekening koran kantor pusat dan biaya-
biaya dibayarkan dengan sistem dana tetap yang disediakan oleh kantor pusat.
Penggunaan sistem dana tetap ini memberikan pengendalian yang kuat bagi
kantor pusat atas penerimaan dan pengeluaran kantor cabang. Akan tetapi, dalam
prakteknya untuk cabang yang besar dibolehkan untuk memiliki rekening bank
tersendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA
20