Anda di halaman 1dari 5

Wall Thickness Gauge

Alat Ukur Ketebalan

A. Pendahuluan

Alat Ukur Ketebalan (Wall Thickness) digunakan untuk mengetahui ketebalan material
yang diuji. Alat Ukur Ketebalan (Wall Thickness) ini merupakan salah satu jenis alat
Ultrasonic Tester (U.T) dimana berfungsi dapat menentukan kedalaman , letak dan besarnya
cacat pada material. Pada alat Ultrasonic Tester (U.T) jenis ini, menggunakan pantulan dari
gelombang ultrasonic dan data yang ditampilkan pada alat merupakan data digital berupa
angka ketebalan dari metari yang diuji. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang mekanik
seperti gelombang suara yang frekuensinya lebih besar dari 20 kHz. Gelombang ini dapat
dihasilkan dari probe yang berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik.
Sebaliknya probe juga dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Selama
perambatannya di dalam material, gelombang ini dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang
dilaluinya missal masa jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan dan sebagainya.
Sehingga gelombang ini dapat dipakai untuk mengetahui jenis bahan, tebal dan ada tidaknya
cacat di dalam bahan tersebut. Gelombang Ultrasonic dapat dipantulkan dan dibiaskan oleh
permukaan batas antara dua bahan yang berbeda. Berdasarkan sifat pantulan tersebut dapat
ditentukan tebal bahan, lokasi cacat serta ukuran cacat.
Alat Ukur Ketebalan (Wall Thickness) Ini dapat digunakan pada logam dan non-logam
dan pada setiap bahan keras. Banyak digunakan di hampir semua jenis industri, mengukur
ketebalan dan korosi bejana tekan, peralatan kimia, boiler, tangki penyimpanan minyak,
industri minyak, galangan kapal, pembangkit listrik, dan mesin manufaktur.

B. Prinsip Kerja

Alat ukur ketebalan ini terdiri dari transmitter, receiver gelombang ultrasonik dan up
counter Transmitter dilengkapi dengan transduser ultrasonik pemancar khusus medium padat
dan receiver sama dengan tranduser. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan rangkaian
transmitter menembus permukaan benda dan dipantulkan kembali ke rangkaian receiver.
Waktu tempuh menjalani gelombang ini diukur dengan menggunakan up-counter
menggunakan metoda time of flight. Alat ukur ketebalan ultrasonic digital menentukan
ketebalan bagian atau struktur secara akurat menghitung waktu yang dibutuhkan oleh
ultrasonik kecil yang dihasilkan oleh transduser (penyelidikan) untuk melewati ketebalan
material, tercermin dari permukaan yang berlawanan dan kembali ke transduser. Waktu yang
dibutuhkan oleh dorongan untuk melewati materi dan kembali dibagi dua dan dikalikan
dengan kecepatan USG dalam bahan tertentu.

Steel, air, dan minyak akan menimbulkan ultrasound sangat baik sekali, tetapi kehadiran
udara akan menimbulkan masalah. Udara adalah media penerus ultrasound yang jelek karena
kerapatan partikel cukup rendah yang akan menyulitkan meneruskan energy suara dari
partikel ke partikel. Karena alas an itu diantara transducer dan benda uji diberi minyak atau
gemuk.

Pemeriksaan tebal bahan atau adanya cacat dalam bahan dengan gelombang ultrasonic
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : teknik resonansi, teknik transmisi dan teknik gema.
Dari ketiga teknik tersebut, teknik gema kontak langsung paling sering digunakan terutama
pada pemeriksaan di lapangan.

b.1. Pantulan/Gema

Pada teknik ini, probe secara bergantian mengeluarkan dan menerima getaran.
Tebal bahan dan letak cacat ditentukan dari letak getaran/gema pada layar osiloskop,
sedangkan besarnya ditentukan dari simpangan tinggi getaran yang diterima kembali.

Gambar 1. Alat Wall Thickness Test

b.2. Probe
Dalam suatu probe dapat berisi suatu kristal yang disebut probe tunggal, tetapi dapat
pula berisi dua kristal yang identik (probe kembar). Bila bidang permukaan kristal sejajar
dengan bidang permukaan probe, maka disebut probe normal. Dalam probe normal
gelombang yang keluar dari probe adalah gelombang longitudinal dan arah tegak lurus
terhadap permukaan probe. Bila bidang permukaan tidak sejajar dengan probe maka
disebut probe sudut. Gelombang yang masuk ke benda uji adalah gelombang transversal
dan membentuk sudut tertentu terhadap garis normal permukaan probe.

b.3. Couplant
Tujuan utama dari couplant adalah untuk memberikan lintasan suara yang
tepat diantara transducer dan permukaan benda uji.
Couplant harus secara efektif membasahi atau secara total menghubungkan kedua
permukaan transducer dan benda uji.
 Couplant harus mengeluarkan semua udara dari permukaan, udara adalah
penghantar suara yang paling buruk.
 Couplant meratakan / memuluskan permukaan yang tidak mulus.
 Secara praktis, couplant harus mudah diaplikasikan dan mudah untuk
dibersihkan, tidak boleh merusak benda uji.
Minyak atau campuran air dengan glycerine ( 2:1 ) umum digunakan sebagai
couplant. Bahkan lem kertas dapat digunakan pada permukaan yang kasar atau
vertical. Couplant yang lebih kental seperti gemuk atau minyak kental dapat
digunakan pada permukaan kasar dan vertical. Couplant harus diaplikasikan
setipis mungkin, jika tidak akan bertindak sebagai pasak dan merubah arah
pancaran suara.
Gambar 2. Flowchart Cara Kerja Alat UT Wall Thickness

C. Cara Kerja

Cara Kerja Penggunaan alat ukur ketebalan material dengan menggunakan alat
ukur wall thickness yaitu :

1. Kondisi Permukaan / Surface Condition


 Kotoran halus dan kasar seperti lapisan karat, debu karat, korosi, kotoran debu dan
lapisan cat, yang mana kesemuanya akan menghalangi rambatan energi
gelombang dari tranduser ke material harus dibersihkan. Pembersihan dapat
menggunakan sikat kawat, kikir atau pengikis, gerinda, kertas ampelas, pilih mana
yang lebih sesuai.
 Untuk tujuan keakurasian, pengukuran ketebalan pada permukaan yang berlapis
cat harus didemonstasikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dilaksanakan.
 Pitting yang dalam dan banyak , permukaan yang kasar atau permukaan yang
mengalami korosi perlu digerinda halus dan rata agar probe dapat kontak dengan
baik pada permukaan benda uji.

2. Kalibrasi Alat
Setiap kali digunakan, alat ini harus dikalibrasi dengan bantuan blok kalibrasi, misal
blok kalibrasi V1, V2 stepwedge dan sebagainya.
Lakukan kalibrasi alat seperti yang dijelaskan dalam Sub Bab 4. Kalibrasi Alat.

3. Pemeriksaan / Scanning
 Kalau tidak diatur oleh spesifikasi lain, agar probe melekat dengan balk pada
permukaan benda uji maka dalam melakukan pemeriksaan probe diberi tekanan
yang cukup.
 Gunakan probe dengan frekuensi diatas 5 Mhz dan diameter 5mm atau kurang
untuk material yang relatif tipis dan bentuk permukaan yang tidak sejajar.
 Gunakan probe dengan frekuensi 5 Mhz atau kurang dan diameter 5mm atau
kurang untuk material yang lebih tebal dan bentuk permukaan yang tidak sejajar.
 Kalau tidak diatur oleh spesifikasi lain, dalam pemeriksaan pada pipa yang
memiliki diameter relatif kecil, potongan elemen dari transduser tegak lurus
terhadap sumbu pipa.
4. Pembacaan Dari Tampilan Pengukuran / Reading of Measurement Display.
Pembacaan hasil pengukuran pada layar tampilan dilakukan setelah angka tampilan
berada pada kondisi mendekati stabil.

D. Kalibrasi Alat
Langkah-langkah Kalibrasi Alat
d.1. Letakkan kuplan pada standarisasi blok yang memiliki range ketebalan sesuai dengan
spesifikasi probe serta benda uji yang akan diukur.
d.2. Letakkan probe pada bagian yang tertipis dan atur hingga muncul angka penunjukan
yang sesuai dengan ketebalan yang diukur.
d.3. Letakkan probe pada bagian yang lebih tebal dan atur hingga muncul angka
penunjukan yang sesuai dengan ketebalan yang diukur.
d.4. Letakkan probe secara bergantian pada bagian yang tipis dan yang lebih tebal. Selisih
pembacaan pada layar tidak boleh melebihi ± 10% ketebalan yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai