a. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses yang dinamis yang terorganisir dan
1) Data subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
a) Identitas pasien
Fraktur dapat diderita semua usia mulai dari bayi, anak-anak atau
2011).
b) Keluhan utama
Adanya keluhan nyeri tekan dan krepitasi (Muttaqin, 2012).
(Asmadi, 2008).
e) Pola aktivitas dan latihan
Keterbatasan gerak/kehilangan fungsi motorik pada bagian yang
2) Data objektif
Data objektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat
a) Pengkajian Fisik
(b) Suhu
Salah satu komplikasi fraktur adalah emboli lemak yang
(Muttaqin, 2012).
(b) Hidung
(d) Abdomen
Salah satu penatalaksanaan medis adalah dengan
2007).
(Wilkinson, 2007).
2007).
(e) Ekstremitas
Ekstermitas bawah
Inspeksi : Terlihat adanya deformitas yang jelas
2012).
Palpasi : Dapat terjadi parestesia (tidak ada
2002).
(4) Pemeriksaan penunjang
fraktur/trauma.
(b) CT (Computed Tomography) Scan / MRI (Magnetic
jaringan lunak.
(c) Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat
(hemokonsentrasi).
(d) Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai
pasca-bedah.
4. Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan ketidakmampuan
c. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ada empat hal yang harus diperhatikan
adalah :
Tabel 2.2 Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
2. Hambatan mobilitas Dalam waktu Klien dapat ikut serta 1) Kaji mobilitas yang ada dan observasi 1) Mengetahui tingkat kemampuan klien
fisik yang 3x24 jam, klien dalam program peningkatan kerusakan. Kaji secara dalam melakukan aktivitas.
2) Imobilisasi yang adekuat dapat
berhubungan dengan mampu latihan, tidak terjadi teratur fungsi motorik.
2) Atur posisi imobilisai pada kaki. mengurangi pergerakan fragmen tulang
ketidakmampuan melaksanakan kontraktur sendi,
3) Lakukan pemasangan gips spalk atau
yang menjadi unsure utama penyebab
melakukan aktifitas fisik klien menunjukkan
gips sirkular.
nyeri pada kaki.
pergerakan sekunder sesuai dengan tindakan untuk 4) Beri alat bantu tongkat.
3) Fiksasi tertutup dengan gips
5) Bantu klien melakukan latihan ROM,
akibat pemasangan kemampuannya. meningkatkan
mengurangi pergerakan fragmen tulang
perawatan diri sesuai toleransi.
gips sirkular. mobilitas.
sehingga dapat mengurangi respons
atau stimulus nyeri dan dapat
meningkatkan mobilisasi.
4) Alat bantu tongkat dapat membantu
klien dalam melakukan imobilisasi.
5) Klien diajar untuk melatih otot kaki
dan lutut. Jika gips dilepas, pembalut
krep dipasang dan klien diberi tahu
bahwa dia dapat meninggikan dan
melatih tungkai atau berjalan dengan
benar, namun dia tidak boleh
membiarkannya menggantung.
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi Dalam waktu Tidak ada tanda dan 1) Mandiri: 1) Mandiri:
a) Kaji faktor-faktor yang a) Faktor port de entrée fraktur cruris
berhubungan dengan 10x24 jam, resiko gejala infeksi,
memungkinkan terjadinya infeksi tertutup adalah luka pasca-bedah,
port de entree luka infeksi klien tidak pengangkatan jahitan
pasca-operasi terjadi. pasca-bedah ORIF yang masuk ke port de entree. sisi luka dari traksi tulang, setiap
b) Lakukan manajemen
dapat dilakukan pada sisi besi pada fiksasi eksterna.
keperawatan:
hari ke-10 Faktor-faktor ini harus dipantau
Lakukan perawatan luka
oleh perawat dan dilakukan
steril pada hari ke-2 pasca-
perawatan luka steril.
bedah ORIF atau apabila kasa b) Lakukan manajemen keperawatan:
terlihat kotor. Perawatan luka steril dilakukan
Lakukan perawatan luka
idealnya pada hari ke-2 dan
secara steril pada luka pasca- perawatan selanjutnya tidak
bedah ORIF dengan iodin setiap hari.
providum dan dibersihkan Teknik swabbing secara steril
dengan alkohol 70% dengan dapat membersihkan sisa
teknik swabbing dari arah nekrotik, debris dan dapat
dalam keluar mengurangi kontaminasi
Desinfeksi daerah
kuman.
pemasangan fiksasi eksterna Desinfeksi dengan iodine
dengan iodin providum dan providum dapat menghilangkan
dibilas dengan alkohol 70%. kuman pada sekitar logam yang
Tutup luka OREF dengan kasa
masuk ke kulit pada fiksasi
gulung. eksterna. Pembersihan iodine
Pantau kondisi luka. Apabila
kasa terlihat kotor atau ada providum dengan alkohol dapat
sisa perdarahan pasca-bedah, mengurangi dampak iritasi pada
segera lakukan ganti balutan. kulit sehingga dapat
Buat jendela pada gips
meningkatkan pertumbuhan
sirkular untuk memudahkan jaringan.
perawatan luka. Menghindari kontak dengan
c) Pantau atau batasi kunjungan.
udara luar.
d) Tinggikan asupan nutrisi tinggi
Kasa yang kotor akibat sisa
kalori dan tinggi protein.
perdarahan pasca-bedah
2) Kolaborasi:
Berikan antibiotik sesuai indikasi. merupakan stimulus yang dapat
meningkatkan resiko infeksi.
Jendela gips sirkular dibuat oleh
perawat agar memudahkan
pemantauan tanda infeksi,
memudahkan perawatan luka,
dan menghindari penekanan
pada luka akibat adanya gips
diatas luka.
c) Mengurangi resiko kontak infeksi
dari orang lain.
d) Meningkatkan imunitas tubuh
secara umum dan membantu
menurunkan resiko infeksi.
Kolaborasi:
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
4. Resiko tinggi trauma Dalam waktu Secara subjektif, klien 1) Mandiri: 1) Mandiri:
a) Kaji tingkat pengetahuan klien a) Sebagai data dasar untuk
berhubungan dengan 1x24 jam, klien mampu mengulang
tentang faktor yang beresiko melaksanakan intervensi sesuai
ketidakmampuan mengenal faktor kembali faktor-faktor
menyebabkan trauma pada fraktur dengan tingkat pengetahuan yang
menggerakkan yang yang menyebabkan
cruris tertutup. klien miliki.
tungkai bawah, meningkatkan trauma dan terlihat
b) Lakukan manajemen fiksasi b) Lakukan manajemen fiksasi:
penurunan kekuatan resiko trauma melaksanakan eksterna: Posisi yang ideal pada fiksasi
Atur posisi fiksasi
otot, dan atau cedera, baik kegiatan intervensi eksterna dapat menghindari
eksterna
ketidaktahuan cara cedera dini menghindari trauma. resiko trauma. Biasanya dengan
Anjurkan klien untuk tidak
mobilisasi yang maupun cedera meletakkan bantal kecil pada
menginjakkan kaki yang
adekuat. lanjut, dan klien lipat siku kaki dapat
masih terpasang OREF
kooperatif untuk Atur posisi telapak kaki meningkatkan rasa nyaman
ikut serta dalam fleksi 90 derajat klien.
menghindari Penyembuhan penyambungan
menghadap ke atas.
resiko trauma. Fiksasi eksterna jangan tulang agar dapat menahan
ditutup dengan selimut berat tubuh dapat mencapai 3
Beri penumpul pada bulan.
bagian logam yang tajam. Foot drop sering terjadi akibat
c) Lakukan dukungan psikologis siku kaki terlalu lama
2) Kolaborasi:
Pemberian antibiotik melakukan ekstensi. Pengaturan
posisi telapak kaki fleksi 90
derajat dapat menghindari
kontraktur sendi telapak kaki.
Ketidaktahuan akan adanya
fiksasi eksterna dapat
meningkatkan resiko cedera
Untuk mengurangi respons
cedera jaringan lunak pada sisi
yang sehat akibat tergores
bagian tajam tajam dari fiksasi
eksterna
c) Pengaturan posisi kadang
memberikan stimulus nyeri
sehingga klien sering malas untuk
melakukan fleksi telapak kaki.
2) Kolaborasi:
Antibiotik dapat menurunkan invasi
kuman yang dapat meningkatkan resiko
cedera jaringan lunak.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
5. Ansietas yang Dalam waktu 1x24 Klien terlihat rileks 1) Bantu klien mengekspresikan 1) Ansietas berkelanjutan
berhubungan dengan jam ansietas klien dan secara perasaan marah, kehilangan dan menimbulkan dampak serangan
rencana pembedahan, berkurang/hilang atau subjektif takut. jantung selanjutnya.
2) Kaji tanda verbal dan nonverbal 2) Reaksi verbal/non-verbal dapat
kondisi sakit, teradaptasi. menyatakan
ansietas, damping klien, dan menunjukkan agitasi, marah, dan
perubahan peran ansietas berkurang
lakukan tindakan jika gelisah.
keluarga, dan kondisi
3) Konfrontasi dapat meningkatkan
menunjukkan perilaku merusak.
status sosioekonomi.
3) Hindari konfrontasi. rasa marah, menurunkan kerja
4) Mulai melakukan tindakan
sama, dan mungkin memperlambat
untuk mengurangi ansietas.
penyembuhan.
Beri lingkungan yang yang 4) Mengurangi rangsangan eksternal
tenang dan suasana penuh yang tidak perlu.
5) Control sensasi klien (dalam
istirahat.
5) Tingkatkan control sensasi mengurangi ketakutan) dengan
klien. cara memberikan informasi tentang
6) Orientasikan klien terhadap
keadaan klien, menekankan pada
prosedur rutin dan aktivitas
penghargaan terhadap sumber
yang diharapkan.
koping (pertahanan diri) yang
7) Beri kesempatan kepada klien
positif, membantu latihan relaksasi
untuk mengungkapkan
dan teknik pengalihan, dan
ansietasnya.
8) Berikan privasi untuk klien dan memberikan respons balik yang
orang terdekat. positif.
6) Orientasi dapat mengurangi
ansietas.
7) Dapat menghilangkan ketegangan
terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.
8) Memberikan waktu untuk
mengekspresikan perasaan,
menghilangkan ansietas, dan
perilaku adaptasi. Adanya keluarga
dan teman yang dipilih klien untuk
melayani aktivitas dan pengalihan
(missal membaca) akan
mengurangi perasaan terisolasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
penanggung jawab
Umur : 15 th Umur : 48 th
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan dan terasa panas. Nyeri
dirasakan seperti tertusuk dan tebakar dengan skala nyeri 7. Nyeri terasa
terus menerus, menjalar diseluruh kaki kanan. Nyeri semakin terasa berat
kejadian kecelakaan pasien dalam keadaan sadar, tidak mual dan tidak
ruang Bougenvile kelas III pukul 10.00 WIB. Saat dilakukan pengkajian
pada tanggal 18 Juli 2013 jam 10.30 WIB, pasien mengatakan kaki
kanannya nyeri dan terasa panas. Nyeri dirasakan seperti tertusuk dan
diseluruh kaki kanan. Nyeri semakin terasa berat saat kaki mencoba
digerakkan.
3. Riwayat kesehatan
hingga patah tulang seperti sekarang. Sakit yang biasa diderita seperti flu,
HIV/AIDS.
Genogram
Gambar 3.1 Genogram Keluarga Sdr. R (15 tahun) dengan Pre Op Close
Fraktur Cruris
Keterangan :
: Perempuan meninggal
: Perempuan hidup
: Garis Keturunan
: Garis Perkawinan
: Penderita
Menurut Gordon
Pasien tahu bahwa kesehatan itu penting dan perlu dijaga. Jadi jika sedang
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
Selama di rumah
keluarganya.
yang diberikan.
Saat pengkajian : Pasien menanyakan kesembuhan sakitnya
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (Eye : 4 Motorik : 6 Verbal : 5)
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
N : 102 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 37,8 ºC
c. Pemeriksaan kepala sampai leher
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat
5) Mulut
gusi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
6) Leher
Inspeksi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembengkakan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaan vena
d. Pemeriksaan thoraks
1) Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, saat bernafas gerakan dinding dada
tambahan.
e. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Keadaan umum secara keseluruhan bersih, bentuk
parut.
Auskultasi : Bising usus 10x/ menit.
Perkusi : Suara tympani.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran pada
CRT< 3 detik.
2) Ekstremitas bawah
5 5
2 5
Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan
pemeriksaan Hematology pada Sdr. R (15 tahun) dengan Pre
hematology
Op Close Fraktur Cruris tanggal 18 juli 2013
Nama : Sdr. R Tanggal : 18-07-2013
Gambar 3.2 Pemeriksaan Rogten pada Sdr. R (15 tahun) dengan Pre
Op Close Fraktur Cruris tanggal 18 Juli 2013.
6. Terapi
Tabel 3.2 Terapi pada Sdr. R (15 tahun) dengan Pre Op Close Fraktur Cruris
tanggal 18 Juli 2013.
Nama : Sdr. R
No. RM : 13270937
Ketorolac 3 x 30 mg
Ranitidin 2 x 1 ampul
Tabel 3.3 Analisa Data pada Sdr. R (15 tahun) dengan Pre Op Close Fraktur
Cruris tanggal 18 Juli 2013
ANALISA DATA
Nama : Sdr. R
No. Reg : 13270937
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Sdr. R
1. 18-07-2013 Nyeri akut b/d Dalam waktu 1. Secara subjektif 1. Mandiri 1. Mandiri
a. Kaji skala nyeri a. Nyeri merupakan respons
kerusakan 1x24 jam, klien melaporkan
b. Pantau keluhan nyeri lokal, apakah
subjektif yang dapat dikaji dengan
neuromusku nyeri klien nyeri
disertai pembengkakan.
menggunakan skala nyeri.
lar. dapat berkurang/teradap c. Pertahankan imobilisasi pada
b. Deteksi dini untuk mengetahui
berkurang atau tasi. bagian yang sakit dengan tirah
tanda sindrom kompartemen.
2. Dapat
teradaptasi. baring, gips spalk. c. Mengurangi nyeri dan mencegah
mengindentifikasi d. Ajarkan dan motivasi penggunaan
kesalahan posisi tulang/tegangan
aktifitas yang manajemen nyeri seperti relaksasi
jaringan yang cedera.
meningkatkan/me progresif, latihan nafas dalam, d. Dapat menurunkan stimulus nyeri
nurunkan nyeri. imajinasi visual. dan meningkatkan kemampuan
3. Skala nyeri 0-1 e. Lakukan kompres dingin 24-48 jam
koping dalam manajemen nyeri.
4. Wajah rileks
pertama sesuai kebutuhan. e. Menurunkan edema atau
2. Kolaborasi
pembentukan hematom,
a. Berikan dan awasi analgesik yang
menurunkan sensasi nyeri.
yang diminum pasien terhadap
2. Kolaborasi
adanya efek samping. a. Menurunkan rasa nyeri.
2. 18-07-2013 Hambatan Dalam waktu 1. Klien dapat ikut 1. Kaji mobilitas yang ada dan 1. Mengetahui tingkat kemampuan
mobilitas fisik 3x24 jam, serta dalam observasi peningkatan kerusakan. klien dalam melaukan aktivitas.
2. Imoblisasi yang adekuat dapat
b/d klien mampu program latihan. Kaji secara teratur fungsi motorik.
imobilisasi. melakukan 2. Tidak terjadi 2. Atur imobilisasi pada kaki. mengurangi pergerakan fragmen
3. Lakukan pemasangan gips spalk
aktivitas fisik kontraktur sendi. tulang yangmenjadi unsur utama
3. Klien atau gips sirkular.
sesuai dengan penyebab nyeri.
4. Anjurkan klien untuk latihan
menunjukkan 3. Mengurangi pergerakan fragmen
kemampuan
rentang gerak aktif/pasif pada
tindakan untuk tulang sehingga dapat
nya.
ekstremitas yang sehat/sakit.
meningkatkan mengurangi respons atau
5. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik,
mobilisasi. stimulus nyeri dan dapat
okupasi.
meningkatkan mobilisasi.
4. Meningkatkan aliran darah ke
otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi,
mencegah kontraktur atau atrofi.
5. Membantu melatih kekuatan otot
pasien.
3. 18-07-2013 Gangguan Dalam waktu 1. Pasien a. Pantau pola tidur pasien dan catat 1. Untuk menentukan program
pola tidur b/d 1x24 jam, memperlihatkan hubungan faktor-faktor fisik yang akan dilakukan
ketidaknyama kebutuhan jumlah tidur seperti nyeri/ketidaknyamanan selanjutnya.
2. Pil tidur dapat mengganggu
nan fisik tidur klien yang normal. yang dapat mengganggu pola tidur
2. Perasaan segar kualitas tidur, menyebabkan
(misal suhu terpenuhi. pasien.
setelah b. Anjurkan pasien untuk tidak mengantuk sepanjang siang.
tubuh, nyeri)
3. Untuk menghindari salah satu
tidurterpenuhi menggunakan pil tidur yang dijual
penyebab dari gangguan tidur.
dengan cukup. bebas.
4. Lingkungan yang tenang dan
c. Ajarkan pasien untuk menghindari
Terbangun makanan dan minuman saat akan nyaman meningkatkan kualitas
diwaktu yang tidur yang dapat mengganggu tidur.
5. Aktifitas optimal akan
sesuai. tidur.
d. Hindari suara keras dan meningkatkan kualitas tidur
penggunaan lampu saat tidur yang baik.
6. Merangsang otot-otot yang
malam, ciptakan lingkungan yang
tegang menjadi lemas sehingga
tenang dan damai.
e. Bantu pasien untuk membatasi menjadi nyaman.
7. Membantu penyembuhan pola
tidur siang dan anjurkan untuk
tidur pasien yang kurang
melakukan aktivitas sesuai
maksimal.
kebutuhan.
f. Berikan/lakukan tindakan
kenyamanan seperti masase,
pengaturan posisi dan sentuhan
efektif.
g. Kolaborasi dengan dokter tentang
perlunya meninjau program
pengobatan jika berpengaruh pada
pola tidur.
4. 20-07-2013 Resiko Dalam waktu 1. Pola eliminasi a. Kumpulkan data dasar mengenai 1. Data dasar digunakan untuk
konstipasi b/d 3x24 jam klien (dalam rentan program defekasi, aktivitas, menentukan program
ketidakcuku mampu yang pengobatan dan pola kebiasaan selanjutnya.
2. Untuk mengetahui keadaan
pan aktivitas mengeluarkan diharapkan). pasien.
2. Feses lunak dan b. Pantau pola defekasi, melalui pasien saat defekasi.
fisik. feses secara berbentuk. frekuensi, konsistensi, bentuk, 3. Mungkin didapatkan auskultasi
3. Pengeluaran
efektif. volume dan warna. bising usus hipoaktif.
feses tanpa c. Observasi ada atau tidak adanya 4. Efek dari pemberian cairan dan
bantuan. bising usus dan distensi abdomen. serat untuk mencegah konstipasi.
d. Jelaskan efek cairan dan serat 5. Untuk emerangsang defekasi
dalam mencegah konstipasi. secara normal.
e. Anjurkan aktivitas yang optimal. 6. Untuk meningkatkan serat dan
f. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai
cairan dalam diet.
kebutuhan.
5. 20-07-2013 Ansietas b/d Dalam waktu Klien terlihat rileks 1. Bantu klien mengekspresikan 1. Agar pasien merasa lega dan
rencana 1x 24 jam dan secara subjektif marah, kehilangan dan takut. rileks.
2. Beri kesempatan pada klien untuk 2. Dapat menghilangkan
pembedahan, ansietas klien menyatakan ansietas
mengungkapkan ansietasnya ketegangan terhadap
kondisi sakit berkurang/ berkurang.
3. Mulai melakukan tindakan untuk
kekhawatiran yang tidak
hilang atau
mengurangi ansietas. Beri
diekspresikan .
teradaptasi.
lingkungan yang tenang dan 3. Mengurangi rangsangan
suasana yang penuh istirahat. eksternal yang tidak perlu.
4. Tingkatkan kontrol sensasi klien. 4. Kontrol sensasi klien (dalam
5. Orientasikan klien terhadap
mengurangi ketakutan) dengan
prosedur rutin dan aktivitas yang
cara memberikan informasi
diharapkan.
tentang keadaan klien,
6. Berikan privasi untuk klien dan
menekankan pada penghargaan
orang terdekat
terhadap sumber koping
(pertahanan diri) yang positif,
membantu latihan relaksasi dan
teknik pengalihan, dan
memberikan respons balik yang
positif.
5. Orientasi dapat mengurangi
ansietas
6. Adanya keluarga dan teman yang
dipilih klien untuk melayani
aktivitas dan pengalihan (misal
membaca) akan mengurangi
perasaan terisolasi.
PELAKSANAAN
Nama Pasien : Sdr. R
No. RM : 13270937
11.05
2. 19 Juli 07.50 1. Mengobservasi TTV
TD : 120/80 mmHg
2013
N : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 36,8 ºC
2. Memberikan injeksi Ceftriaxone 1
gr, Ketorolac 30 mg, Ranitidin 1
08.00
ampul (2 ml).
3. Melakukan pengkajian nyeri mulai
dari karakteristik hingga skala
09.00 Dx 1 nyeri. Didapatkan :
a. Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul
b. Skala nyeri 4
4. Memantau pola tidur pasien dan
mencatat apakah ada hubungan
dengan nyeri/ketidaknyamanan
09.05 Dx 3 yang dapat mengganggu pola tidur.
5. Mengatur posisi pasien semi fowler.
6. Mengajarkan dan memotivasi
pasien untuk latihan nafas dalam,
imajinasi visual untuk meredakan
nyeri.
09.10 7. Mengajarkan untuk latihan rentang
gerak aktif dan pasif (gerakan
09.12 Dx 1 fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi)
pada kaki yang sehat ataupun yang
sakit.
8. Menyarankan pasien untuk tidak
menggunakan pil tidur.
09.18 Dx 2
9. Menganjurkan untuk menghindari
minuman yang mengganggu tidur
seperti kopi.
10. Menganjurkan kepada keluarga
pasien untuk memberikan pijatan
09.25 Dx 3 pada pasien.
3. 20 Juli 07.30 1. Mengobservasi TTV
TD : 110/80 mmHg
2013
N : 89 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36,2 ºC
2. Memberikan injeksi Ketorolac 30
mg
07.45 Dx 1 3. Mengkaji skala nyeri. Didapatkan:
a. Pasien mengatkan nyeri
berkurang
08.30 Dx 1
b. Skala nyeri 2
4. Mengajarkan latihan rentang gerak
aktif dan pasif (gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi) pada
ekstemitas yang sehat ataupun yang
08.32 Dx 2 sakit.
5. Memantau pola defekasi melalui
bentuk, frekuensi, bentuk dan
warna.
6. Mengobservasi ada atau tidaknya
bising usus. Didapatkan bising usus
08.38 Dx 4
8x/ menit
7. Menganjurkan untuk makan
makanan yang berserat seperti buah
dan sayur. Menambah asupan
minum air ± 1000-1500 cc/ hari.
8. Memberi kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan ansietasnya.
9. Memberikan respon balik yang
positif dengan memberikan
informasi pasien tentang keadaan
pasien yang postif.
10. Menganjurkan pasien untuk
merilekskan diri dengan istirahat.
08.50 Dx 5
11. Menganjurkan pada keluarga pasien
untuk selalu memberika motivasi
akan kesembuhan pasien.
08.55 12. Memberikan makanan dengan diet
MB (nasi, sayur, lauk tempe dan
pisang).
09.00
11.30 Dx 4
09.10
EVALUASI
Nama Pasien : Sdr. R
No. RM : 13270937
No. Tanggal Diagnosa Jam Evaluasi TTD
1 18 Juli Nyeri akut 15.00 S : Pasien mengatakan nyeri dan
2013 berhubung panas seperti terbakar
an dengan O:
kerusakan a. Keadaan umum cukup
b. Kesadaran composmentis
neuromus
GCS : 15 (Eye : 4 Motorik : 6
kular
Verbal : 5)
c. Observasi TTV
T : 130/80 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 38,2 ºC
RR : 22 x/ menit
d. Wajah menyeringai
e. Skala nyeri 6
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan