Anda di halaman 1dari 9

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


FISIOTERAPI DADA DI BANGSAL BOUGENVILLE
RSUD WATES KULON PROGO

Disusun Oleh :
1. Asri Lestari (3217022)
2. Ayu Amalia (3217023)
3. Catur Aris Kurniawan (3217026)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta


Telp (0274) 4342000
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


FISIOTERAPI DADA DI BANGSAL BOUGENVILLE
RSUD WATES KULON PROGO

Di setujui pada
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Miftafu Darussalam, M.Kep, Ns, Sp.Kep.MB) (Rohmi Wijaya, S.Kep., Ns)


Pokok Bahasan : PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
Sub Pokok Bahasan : Perawatan PPOK (Fisioterapi Dada)
Hari/ tanggal : Rabu/ 15 November 2017
Waktu : 1x30 menit
Tempat : Bangsal Bougenville
Sasaran : Klien dan Keluarga

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, selama 30 menit diharapkan Ny. S dan
keluarganya dapat memahami serta mampu mempraktikkan cara fisioterapi dada.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan PPOK, selama 30 menit
diharapkan pasien dan keluarganya mampu menjelaskan :
a. Definisi Fisioterapi dada.
b. Tujuan dari fisioterapi dada.
c. Dapat mempraktekkan cara melakukan fisioterapi dada.
B. Materi
Materi pendidikan kesehatan yang dijelaskan yaitu :
a. Definisi Fisioterapi dada.
b. Tujuan dari fisioterapi dada.
c. Langkah fisioterapi dada.
C. Metode
Metode yang digunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media
Media yang digunakan yaitu leaflet, handuk, kantung plastik, & tissue.
E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan
4. Melakukan kontrak waktu
2 Pelaksanaan 1. Memberikan penjelasan 1. Menyimak 20 menit
tentang Definisi & tujuan 2. Bertanya
fisioterapi dada. 3. memperhatikan
2. Mendemonstrasikan cara
melakukan fisioterapi dada.
3. Memberikan kesempatan
klien untuk bertanya
4. Menjawab pertanyaan klien
3 Penutup 1. mengevaluasi dengan 1. menjawab 5 menit
memberikan keluarga pertanyaan
mendemonstrasikan ulang 2. mendengarkan
cara fisioterapi dada 3. menjawab salam
2. menyimpulkan
3. menutup salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. SAP sudah dipersiapkan
b. Mempersiapkan materi, leaflet, dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta pendidikan kesehatan sudah sesuai dengan kriteria (sasaran)
b. Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal (tempat dan waktu)
c. Tersedianya media
d. Penyuluh melakukan kegiatan sesuai dengan perannya
e. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. Klien dan keluarga dapat menjelaskan definisi fisioterapi dada
b. Klien dan keluarga dapat menjelaskan tujuan fisioterapi dada
c. Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang cara fisioterapi dada.

G. Materi : terlampir
FISIOTERAPI DADA

A. Definisi Fisioterapi Dada


Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif
menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit
paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat
ventilasi mekanik.
Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas
perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk yang
efektif (Brunner & Suddarth, 2012). Tujuan untuk membuang sekresi bronkial,
memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan.

B. Tujuan Fisioterapi Dada


Tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah:
1. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
2. Membantu membersihkan sekret dari bronkus
3. Untuk mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
4. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
5. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup
6. Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan.

Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada
penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan
neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti
fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung,
status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti
infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan
kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.
C. Prosedur/Cara Melakukan Fisioterapi Dada
1. Perkusi
a. Persiapan Alat :
1) Handuk (jika perlu)
2) Tempat sputum
3) Tisue
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan tindakan,
cuci tangan.
2) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian tipis untuk
mencegah iritasi kulit dan kemerahan akibat kontak langsung.
3) Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
4) Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
5) Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat
untuk menepuk dada.
6) Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit.
7) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
8) Cuci tangan

2. Vibrasi
a. Persiapan Alat: sama seperti pada perkusi.
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan tindakan,
cuci tangan.
2) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan
didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel
bersama dan ekstensi. Cara lain tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
3) Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
4) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan serta siku lalu
getarkan, gerakkan ke arah bawah.Perhatikan agar gerakan dihasilkan dari otot-
otot bahu.Hentikan gerakan jika klien inspirasi.
5) Vibrasi selama 3 - 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
6) Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan sekresi ke tempat
sputum.
7) Cuci tangan

3. Postural Drainase
a. Persiapan Alat:
1) Bantal ( 2 atau 3 buah)
2) Tisue
3) Segelas Air hangat
4) Sputum Pot
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien,jelaskan prosedur dan alasan tindakan, cuci
tangan.
2) Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pada pengkajian semua
bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada. Agar efektif, tindakan harus
dibuat individual untuk mengatasi spesifik dari paru yang tersumbat.
3) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Bantu
klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien untuk mengatur
postur, posisi lengan dan kaki yang tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga
dan kenyamanan. Posisi khusus dipilih untuk mendrainase setiap area yang
tersumbat.
4) Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap area memerlukan waktu. Anak-anak,
prosedur ini cukup 3-5 menit.
5) Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada
atau gerakan iga di atas area yang didrainase.Memberikan dorongan mekanik
yang bertujuan memobilisasi sekresi pada jalan napas.
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung
sekresi yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien tidak bisa batuk, harus
dilakukan pengisapan. Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalan napas
harus dikeluarkan melalui batuk atau pengisapan sebelu klien dibaringkan pada
posisi drainase selanjutnya.Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan
membungkuk ke depan.
7) Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah kelelahan
dan membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
8) Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu ekspetorasi sekresi.
9) Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit. Drainase postural
digunakan hanya untuk mengalirkan area yang tersumbat dan berdasarkan pada
pengkajian individual.
10) Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau mengganti
program drainase.
11) Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme.

REFERENSI

Brunner & Suddart (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta : EGC
Kusyati Eni, dkk (2006). Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Kepeawatan Dasar.
Jakarta : EGC
Pearce. C & Evelyn (2008). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : EGC
Perry, Peterson & Potter (2005). Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi 5.
Jakarta : EGC
Potter & Patricia A (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai