suatu tempat. Identitas kawasan bisa terlihat dari bahan apakah yang
dipakai, pola yang terdapat, warna serta apa yang dilakukan masyarakat
Perasaan terhadap suatu tempat atau sense of place dapat dirasakan oleh
setiap individu yang memasuki sebuah ruang atau tempat yang memiliki
wilayah atau teritori yang memiliki ciri khas tersebut biasanya melalui
linier. Akses yang melalui ruang atau tempat tersebut bisa berupa jalan.
III - 1
Dalam mempertegas sequence tersebut kejelasan batasan wilayah menjadi
sebuah titik penting disini sebagai sebuah titik orientasi dan titik referensi
dalam memasuki sebuah wilayah. Wujud dari titik dari batasan tersebut
1. Gerbang
atau biasa di sebut sebagai entrance. Entrance the act or point of entering,
a place for entering. Simon and Schuster, Webster New World Dictionary.
2. Entrance
daerah masuk menuju ke suatu area. Namun kehadiran gerbang tidak selalu
bagian dari entrance karena definisi gerbang lebih luas daripada definisi
III - 2
entrance. Dimana entrance adalah tempat untuk memasuki sesuatu
saat kita melewati sesuatu belum tentu kita memasukinya. Sedangkan pada
saat kita memasuki sesuatu kita sudah pasti melewatinya. Hal ini
bila didefinisikan lebih lanjut bisa jadi memasuki maupun keluar. Sedangkan
3. Pintu
mempunyai sumbu atau alur untuk membuka atau menutup menuju suatu
bangunan maupun ruangan. Dilihat dari segi struktur, gerbang bisa jadi
solid atau dapat bergerak namun gerbang tidak harus selalu bisa membuka
atau menutup. Sedangkan door adalah struktur yang dapat bergerak seperti
dapat diayunkan, mempunyai poros, atau bisa digeser pada alurnya dan
III - 3
“gateway is an opening in a wall, fence or enclosure, a frame or arch in
Didalam sebuah kota terdapat identifiable unit mulai dari lingkup terkecil
identitas yang paling jelas adalah pada waktu orang melewati gerbang
ambang pintu yang menciptakan unit itu. Setiap bagian dari sebuah kota
daerah mereka, akan diperkuat dan diperjelas jika jalan masuk menuju
melewati batas daerah. Jika daerah yang menembus batas ini tidak ditandai
maka orang tidak akan merasa sedang melewati sebuah batasan. Dan pada
dasarnya daerah yang menembus batas ini hanya dapat ditandai dengan
dibuat sebagai elemen solid, dapat dilihat dari setiap sudut kedatangan,
III - 4
bangunan, membuat jembatan atau perbedaan level yang jelas, dan diatas
Eksplorasi tipe gerbang dapat ditentukan dengan form dan teritori yang
of space. Gerbang itu sendiri terbagi menjadi 2 tipe yakni territorial gates
dan not territorial gates. Territorial gates itu sendiri ada dua yakni
Tabel III.1
Tabel jenis-jenis gerbang.
Sumber: The Structure of Ordinary
mempunyai hubungan antara ruang publik dan privat. Pengertian inside dan
outside dalam gated space yaitu inside adalah bila dilindungi oleh ‘atap’,
III - 5
Gambar III.1 Gambar III.2 Gambar III.3
Gerbang pada rumah di Gerbang desa di China Town gate di Italia
Amsterdam South Sumber: The Structure of Sumber: The Structure of
Sumber: The Structure of Ordinary Ordinary
Ordinary
B. Pemahaman Teritori
Teritori menurut Leon Pastalan adalah ruang batasan yang dibuat oleh
Dalam hal ini gerbang merupakan salah satu bentuk pengidentifikasian dari
III - 6
bangsa.
Contoh yang paling mudah dari teritori primerini adalah rumah dan
kantor.
3. Teritori publik dimana setiap orang memiliki hak yang sama dalam
Kontrol terhadap teritori ini akan lebih sulit karena merupakan area
publik dan bisa digunakan oleh setiap orang. Contoh dari teritori
III - 7
Hubungan gerbang dan jenis teritori ini adalah untuk melihat seberapa jauh
maupun publik. Untuk melihat hal tersebutperlu juga diketahui tujuan dari
1. Keamanan
2. Identitas
need to know who one isand what role one plays in society ”.Identitas
adalah untuk menunjukkan siapa yang mempunyai teritori tersebut dan apa
III - 8
3. Stimulation
4. Frame of reference
teritorinya itu.
III - 9
3.1.2 Landasan Teori Penataan
1. HAMID SHIRVANI
dua atau lebih pusat-pusat kegiatan umum yang ada di kota, antara
III - 10
Gambar III.4
Activity Support sebagai kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau
lebih pusat-pusat kegiatan umum di kota
Hakim, 1997).
III - 11
Gambar III.5
Ruang Terbuka Kota (urban open space) berupa jalan-jalan, muka air
(waterfronts), ruang yang tinggi dan semua ruang komunal
3) Linkage System
antara fungsi kegiatan yang satu dengan fungsi kegiatan yang lain;
Gambar III.6
Pedestrian Way yang dilengkapi elemen pendukung seperti tempat duduk,
lampu penerangan, bak bunga dan sebagainya
III - 12
4) Building Form and Massing
dan didasarkan pada skala, ruang kota dan massa kota yang
Gambar III.7
Building form and massing menyangkut aspek penampilan dan aspek
konfigurasi sebagai pembentuk dan pengarah pola-pola kegiatan kota
III - 13
pesan tertentu, sehingga masyarakat dapat mengenali kawasan/kota
dengan mudah. Lebih jauh lagi, tanda (sign) berbentuk khusus juga
Gambar III.8
Signage berfungsi sebagai media informasi sehingga masyarakat dapat
mengenali kawasan/kota dengan mudah
III - 14
sedemikian rupa sehingga mempertahankan nilai kulturalnya (Piagam
dilestarikan, mencakup:
2. KEVIN LYNCH
1) Paths
III - 15
pejalan kaki, kanal, rel kereta api dan lain sebagainya. Paths akan
akan menentukan bentuk, pola dan struktur fisik suatu kota. Konsep
paths:
magnet;
2) Landmark
dari segi struktur fisiknya dan bukan dari segi fungsinya. Landmark
suatu kota/kawasan/lingkungan.
III - 16
3) Node
yang lebih ditekankan pada bentuk kegiatan atau aktivitas rutin yang
area tersebut.
III - 17
4) Edge
suatu kontinuitas. Edges bisa berupa dinding, pantai, hutan kota dan
lain-lain.
5) District
III - 18
utama, kepentingan dan peranannya di dalam suatu kota. Namun,
sosial-budaya .
3. KENZO TANGE
perkantoran dan bisnis yang dihubungkan dengan jalan raya dan jalur
kereta api.
yang diinginkan, antara lain ruang luar yang dibentuk oleh pertemuan
as-as utama.
III - 19
4. YOSHINOBU ASHIHARA
bergerak (dimanis).
luar.
III - 20
tidaknya harus dapat memutus pandangan mata manusia atau dengan
5. BENTLEY
Bentley (1985) menyatakan bahwa ruang kota yang baik adalah ruang
berikut:
a. Permeability (permeabilitas)
III - 21
Gambar III.10
Permeabilitas dalam Kawasan
b. Variety (ragam)
III - 22
Gambar III.11
Ragam Fungsi dalam Kawasan
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
Gambar III.12
Penciptaan Magnet Kawasan untuk Menarik Pergerakan
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
c. Legibility (kejelasan)
Legibility mencakup dua hal, yaitu bentukan fisik (physical form) dan
dan district.
III - 23
Gambar III.13
Elemen-Elemen untuk Memperkuat Legibilitas Kawasan
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
(enclosure).
Gambar III.14
Contoh Penataan yang Memperkuat Path
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
III - 24
2) Memperkuat node, diperkuat kejelasannya tergantung dari dua
Gambar III.15
Bentuk-Bentuk Node yang diperkuat oleh Ruang Terbuka
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
tempat tertentu.
d. Robustness (kekuatan),
III - 25
oleh keterkaitan tata guna lahan, massa bangunan, wajah bangunan,
Gambar III.16
Konfigurasi Bangunan Memperlihatkan Akses, Lebar dan Ketinggian
Bangunan
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
outdoor.
Gambar III.17
Ruang Aktif antara Bangunan dan Jalur Pejalan Kaki
(Sumber: Urban Design Qualities Handbook, CABE, Oxford University)
III - 26
3) Ruang jalan mengakomodasi kepentingan penggunanya dengan
adil.
setempat.
Kualitas visual yang baik menunjang kejelasan pola dan tata ruang
memenuhi kriteria:
kawasan.
III - 27
pejalan kaki secara visual (Calthorpe: 1993). Penggunaan arcade,
f. Richness (kekayaan)
1<D/H<2.
III - 28
g. Personalisation
perubahan individual.
biotik;
budaya
III - 29
3.2. METODOLOGI
III - 30
untuk memperoleh data adalah wawancara kepada aparat institusi yang
berperan dalam pengembangan wilayah setempat. Pengumpulan data juga
dilengkapi dengan pengamatan visual lokasi studi dan survei sekunder
untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pengembangan kegiatan pengembangan wilayah terutama yang
berhubungan dengan batasan wilayah Kecamatan di Kabupaten Tulang
Bawang.
C. Metode Analisis
Adapun analisis yang dilakukan antara lain adalah :
1. Dengan melihat keterhubungan jalur-jalur jalan penghubung antar
kecamatan yang memungkinkan untuk terbangunnya sebuah batas
kecamatan yang berwujud gerbang batas wilayah antar kecamatan.
2. Mengidentifikasi karakter dan kelebihan masing-masing kecamatan
sebagai dasar bentuk khas pada masing-masing gerbang yang akan
di bangun.
D. Rekomendasi Studi
Hasil perumusan dan penentuan karakter pada masing-masing kecamatan,
menjadi bentuk tambahan dari bentuk dasar Gerbang batas wilayah yang
akan di rencanakan.
III - 31