Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Bahan bakar fosil merupakan sumberdaya alam yang mengandung
hidrokarbon seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Bahan bakar fosil
tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk
keberlangsungan hidup manusia dalam berbagai sektor. Seiring dengan
bertambahnya populasi dan peningkatan pembangunan mengakibatkan kebutuhan
akan energi terus meningkat, sementara sebagai sumberdaya alam yang tidak
terbarukan bahan bakar fosil menjadi semakin langka dan semakin mahal. Maka
diperlukan sumber energi alternatif untuk menggantikannya. Selain itu,
pemanfaatan bahan bakar fosil mempunyai efek negatif yakni pembakarannya
menghasilkan gas karbon dioksida yang dipercaya menyebabkan pemanasan
global.
Panas bumi merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sebagai sumber energi pembangkit
tenaga listrik, panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sumber energi fosil antara lain adalah ramah lingkungan, karena menghasilkan
Green House Gasses (GHG) lebih rendah. Keunggulan yang lainnya adalah bila
terkelola dengan baik, panas bumi bisa menjadi sumber energi yang terbarukan.
Potensi sumber daya panas bumi di Indonesia sangatlah besar. Diperkirakan
sebesar 40 % potensi panas bumi dunia (atau setara dengan 28.617 MWe) berada
di Indonesia, namun sejauh ini pemanfataannya sebagai pembangkit listrik masih
rendah, yaitu sebesar 1.341 MWe. Oleh karena itu, eksplorasi keberadaan potensi
panas bumi di Indonesia membutuhkan penanganan dengan metode yang tepat
agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Penggunaan ilmu geofisika dalam
eksplorasi tersebut tentu saja mutlak diperlukan.
Desa Banda Baru mempunyai potensi panas bumi, hal ini ditandai dengan
adanya manifestasi mata air panas yang muncul ke permukaan. Sistem panas bumi
di daerah panas bumi Banda Baru terbentuk karena adanya sisa panas dari dapur

1
2

magma yang berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda. Dari beberapa penelitian
menyebutkan bahwa struktur geologi pada daerah panas bumi Banda Baru terdiri
dari sesar mendatar berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut serta sesar
turun berarah baratdaya-timurlaut yang mengontrol kemunculan manifestasi mata
air panas Banda Baru.
Penerapan ilmu geofisika diantaranya pada eksplorasi minyak bumi,
mineral dan gas alam. Selain itu sering juga digunakan dalam pemantauan gunung
api, pemetaan struktur bawah permukaan, dan survei-survei pendahuluan pada
geofisika eksplorasi (Nugroho, 2012). Beberapa metode yang dapat digunakan
pada geofisika eksplorasi, diantaranya adalah metode gravitasi, metode magnetik,
metode geolistrik, metode elektromagnet, metode seismik dan metode radioaktif
(Telford, 1976).
Salah satu metode yang sering digunakan dalam survei eksplorasi panas
bumi adalah metode magnetik. Keunggulan metode magnetik adalah proses
pengambilan data, pengolahan, dan interpretasi yang lebih sederhana dibanding
metode geofisika yang lain, namun ambiguitas yang masih tinggi merupakan
kelemahan metode ini. Dalam eksplorasi panas bumi, metode magnetik sering
diaplikasikan sebagai survei awal untuk menentukan keberadaan zona
demagnetisasi (zona reservoir) serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi
struktur patahan.

I.2. Perumusan Masalah


Perlu diadakannya pemodelan bawah permukaan daerah panas bumi Banda
Baru, dimana hasil dari pemodelan tersebut diharapkan dapat memberi gambaran
keberadaan zona demagnetisasi sebagai reservoir serta struktur patahan sebagai
pengontrol adanya manifestasi mata air panas Banda Baru.

I.3. Batasan Masalah


Untuk mengidentifikasi zona demagnetisasi serta struktur patahan pada
daerah penelitian, digunakan 163 titik data magnetik. Pada proses pengolahan
data, pemisahan anomali regional-lokal dilakukan dengan metode kontinuasi.
3

Penentuan struktur patahan digunakan metode Second Vertical Derivative.


Pembuatan model sistem panas bumi dilakukan dengan perhitungan talwani 2,5D.

I.4. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Identifikasi zona demagnetisasi sebagai indikasi zona panas yang dapat
diinterpretasikan sebagai reservoir,
2. Identifikasi struktur geologi berupa patahan yang mengontrol adanya
manifestasi panas bumi berupa mata air panas,
3. Pembuatan model sistem panas bumi daerah penelitian.

I.5. Daerah Penelitian


Secara administratif daerah penyelidikan panas bumi Banda Baru berada di
Desa Banda Baru, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi
Maluku. Secara geografis lokasi penelitian terletak pada koordinat 3°16’0” - 3°26’
51,6” LS dan 129°34’3,8”- 129°25’ 50,25” BT. Daerah penelitian meliputi luas
area seluas 16 km x 8 km.

Gambar 1.1. Daerah penelitian panasbumi Banda Baru (Tim Survei Terpadu Banda
Baru, 2011)

Anda mungkin juga menyukai