Anda di halaman 1dari 9

Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap

Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin

JURNAL MAJORITY

Judul : Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap


Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin

Jenis Artikel : Artikel Penelitian

Penulis : 1. Ruthsuyata Siagian


2. Ratna Dewi Puspita Sari
3. Putu Ristyaning

Affiliasi : Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Korespondensi Penulis :
Nama : Ruthsuyata Siagian
Alamat Lengkap : Kampus Hijau Residen Blok D Nomor 2, Rajabasa, Bandar
Lampung
Telepon : 081291192411
Email : isuyata@yahoo.com

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin

[ARTIKEL PENELITIAN]

HUBUNGAN TINGKAT PARITAS DAN TINGKAT ANEMIA TERHADAP


KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PADA IBU BERSALIN

Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Latar Belakang: Angka paritas dan angka kejadian anemia di Indonesia masih tergolong cukup tinggi.
Paritas. Resiko terjadi perdarahan postpartum akan menjadi lebih besar pada ibu bersalin dengan
paritas tinggi dan anemia. Perdarahan postpartum merupakan satu dari tiga penyebab kematian ibu
terbanyak selain infeksi, preeklampsia dan perdarahan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang menggunakan rancangan
penelitian cross sectional dengan jumlah respoden ibu bersalin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung periode 1 Juli 2014-30 Juni 2015 sebanyak 220 orang.
Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 9,5% ibu bersalin dengan primiparitas, 54,5% ibu
bersalin dengan multiparitas, dan 35,9% ibu bersalin dengan grandemultiparitas. Ibu bersalin yang
mengalami anemia ringan, sedang dan berat secara berturut-turut terdapat 41,8%, 47,3% dan 10,9%.
Penelitian ini juga menunjukan bahwa 60% ibu bersalin tidak mengalami perdarahan postpartum
sedangkan 40% lainnya mengalami perdarahan postpartum. Uji statistik menunjukan nilai p-value =
0,001 untuk tingkat paritas dan tingkat anemia terhadap kejadian perdarahan postpartum.
Simpulan: Tingkat paritas dan kejadian perdarahan postpartum memiliki hubungan yang bermakna
(p>0,05). Tingkat anemia dan kejadian perdarahan postpartum juga memiliki hubungan yang
bermakna (p>0,05). [J Majority Unila 2017.]

Kata kunci: perdarahan postpartum, tingkat anemia, tingkat paritas.

Abstract
Background: Parity figures and anemia incidence in Indonesia is still quite high. Postpartum
hemorrhage risk will be bigger in high parity and maternal anemia. Postpartum hemorrhage is one of
three causes of the highest maternal mortality beside infection, preeclampsia and hemorrhage.
Method: This is analytic observational study with cross sectional design. The number of respondents
the maternal in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in the period 1 July 2014-30 June 2015
are 220 people.
Result: The result of this study showed that there are 9,5% maternal primiparity, 54,5% maternal
multiparity, and 35,9% maternal grand-multiparity. Percentage of maternal mother with mild anemia,
moderate anemia, and severe anemia are 41,8%, 47,3% and 10,9%. The result of this study showed
that 60% maternal mother not experienced postpartum hemorrhage and 40% maternal mother
experienced postpartum hemorrhage. Statictic showed p-value = 0,001 for the association of parity
level and anemia level with the maternal postpartum hemorrhage incidence.

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
Conclution: Parity level and postpartum hemorrhage incidence has meaningful association (p>0,05).
Anemia level and postpartum hemorrhage incidence has meaningful association (p>0,05).

Keywords: anemia level, parity level, postpartum hemorrhage.

Korespondensi: Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I isuyata@yahoo.com

Pendahuluan Faktor-faktor resiko atonia uteri pada


Angka kematian ibu (AKI) di dunia perdarahan postpartum yaitu preeklampsi,
menurun sebanyak 45% dari tahun 1990 paritas, anemia, obesitas, hidramnion,
sampai 2013. Sebagian besar negara tetap kelahiran kembar dan lain-lain 5,6. Sosa (2009)
tidak akan mencapai target Millenium menyatakan bahwa faktor resiko terjadinya
Development Goals (MDGs) dari 75% perdarahan postpartum salah satunya adalah
pengurangan AKI dari tahun 1990 sampai 2015 multipara7,8. Prevalensi grande-multiparitas
walaupun terdapat penurunan AKI dari tahun masih tergolong tinggi di negara berkembang
1990 sampai 2013. Hal ini disebabkan oleh sedangkan di negara maju grande-multiparitas
sepuluh negara yang mencapai 60% AKI jarang ditemukan9. Angka paritas di Indonesia
termasuk Indonesia1. masih tergolong cukup tinggi.
Berdasarkan data Survey Demografi dan Anemia sedang sampai berat juga
Kesehatan Indonesia (SDKI) selama periode memiliki hubungan yang bermakna dengan
tahun 1991 sampai 2007 AKI mengalami perdarahan postpartum10. Anemia berat dapat
penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 menurunkan kekuatan otot uterus atau
kelahiran hidup. Namun pada SDKI 2012 AKI menyebabkan ibu bersalin lebih rentan
kembali naik menjadi 359 per 100.000 terhadap penyakit-penyakit infeksi sehingga
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu anemia berat dapat menyebabkan perdarahan
terbesar tahun 2010 sampai 2013 terbanyak postpartum bahkan kematian11. Angka
adalah perdarahan diikuti oleh hipertensi, kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia
infeksi, abortus, partus lama dan lain-lain yaitu 46% tergolong cukup besar sehingga
seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, dikhawatirkan dapat meningkatkan angka
tuberkulosis atau penyakit lain yang diderita kejadian perdarahan postpartum. Hasil Riset
ibu 2,3,4. Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2010
Perdarahan postpartum adalah menunjukkan bahwa ibu hamil yang terkena
perdarahan atau hilangnya darah secara anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi
konstan sebanyak 500 mL atau lebih setelah anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung
selesainya kala 3 persalinan. Perdarahan adalah tertinggi di pulau Sumatera. Tingginya
postpartum disebabkan oleh atonia uteri, sisa jumlah anemia ibu hamil di Provinsi Lampung
plasenta, robekan jalan lahir, dan gangguan yaitu sebanyak 69,7%12. Dari latar belakang
koagulasi3. diatas, dilakukan penelitian tentang hubungan
tingkat paritas dan tingkat anemia terhadap

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
kejadian perdarahan postpartum pada ibu Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
bersalin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi periode 1 Juli 2014 sampai 30 Juni 2015 yaitu
Lampung Periode 1 Juli 2014-30 Juni 2015. sebanyak 803 orang. Jumlah sampel dari
perhitungan menurut Bagyono adalah
sejumlah 109 orang. Teknik pengambilan
Metode sampel yang digunakan metode consecutive
Jenis penelitian ini merupakan sampling, yaitu populasi dengan kriteria
penelitian observasional analitik dengan inklusi: pasien yang memiliki Hb <11g/dL pada
desain penelitian cross sectional dimana data trimester III di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
penelitian menggunakan data sekunder yaitu Provinsi Lampung periode 1 Juli 2014-30 Juni
melihat hasil rekam medis ibu bersalin di RSUD 2015, pasien bersalin di RSUD Dr. H. Abdul
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Moeloek Provinsi Lampung periode 1 Juli
periode 1 Juli 2014-30 Juni 2015. Dalam 2014-30 Juni 2015 yang memiliki data angka
penelitian ini yang menjadi variabel terikat paritas di rekam medisnya. Kriteria eksklusi
adalah kejadian perdarahan postpartum berupa rekam medik yang tidak lengkap.
sedangkan variabel bebasnya adalah tingkat Penelitian ini telah lolos etik dengan surat
anemia dan tingkat paritas. Populasi dalam keterangan persetujuan etik No.
penelitian ini adalah pasien bersalin di RSUD 68/UN26/8/DT/2016.

Hasil Dari hasil penelitian juga didapatkan


Hasil penelitian didapatkan dari 220 bahwa hampir separuh ibu bersalin yang
ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi menderita anemia. Didapatkan 92 orang
sebanyak 125 (56,8%) ibu bersalin dengan usia (41,8%) mengalami anemia ringan, 104 orang
17-35 tahun sedangkan 95 (43,2%) ibu bersalin (47,3%) mengalami anemia sedang, dan 24
berusia 36-50 tahun. Distribusi tingkat paritas orang (10,9%) mengalami anemia berat. Dari
ibu bersalin yaitu terdapat 21 orang (9,5%) 220 ibu bersalin, terdapat 132 orang (60%)
termasuk primiparitas, 120 orang (54,5%) yang tidak mengalami perdarahan postpartum
orang termasuk multiparitas dan 79 (35,9%) dan terdapat 88 orang (40%) yang mengalami
orang termasuk grande-multiparitas. Sehingga perdarahan postpartum. Tabel 1 distribusi
dapat disimpulkan lebih dari separuh ibu tingkat usia, tingkat paritas, tingkat anemia
bersalin memiliki angka paritas yang tinggi dan kejadian perdarahan postpartum terdapat
yaitu pada tingkat multiparitas (kelahiran 2-4 pada tabel berikut.
anak hidup).

Tabel 1. Distribusi tingkat usia, paritas, anemia dan kejadian perdarahan postpartum.
Variabel Jumlah (N) Persentase (%)
Tingkat usia 17-35 tahun 125 56,8
36-50 tahun 95 43,2
Tingkat paritas Primiparitas 21 9,6
Multiparitas 120 54,5
Primiparitas 79 35,9
Tingkat anemia Ringan 92 41,8
Sedang 104 47,3
Berat 24 10,9

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
Kejadian perdarahan Perdarahan postpartum 88 40
postpartum Tidak Perdarahan postpartum 132 60

Hasil analisis hubungan antara didapat 52 orang (23,64%) yang mengalami


tingkat paritas dengan kejadian postpartum perdarahan postpartum sedangkan 27 orang
diperoleh bahwa pada primiparitas terdapat 6 (12,28%) lainnya tidak mengalami perdarahan
orang (2,72%) yang mengalami perdarahan postpartum. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
postpartum sedangkan 15 orang (6,82%) value = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa
lainnya tidak mengalami perdarahan terdapat hubungan yang bermakna antara
postpartum. Begitu pula pada multiparitas tingkat paritas dngan kejadian perdarahan
didapat 30 orang (13,64%) yang mengalami postpartum. Tabel 2 tabulasi silang tingkat
perdarahan postpartum sedangkan 90 orang paritas dengan kejadian perdarahan
(40,9%) lainnya tidak mengalami perdarahan postpartum terdapat pada tabel tersebut.
postpartum dan pada grande-multiparitas

Tabel 2. Tabulasi Silang Tingkat Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum.


Tingkat paritas Tidak perdarahan postpartum Perdarahan postpartum p
N % N %
Primiparitas 15 6,82 6 6 0,001
Multiparitas 90 40,9 30 30
Grande-multiparitas 27 12,28 52 52
Total 132 60 88 40

Dari penelitian juga didapatkan bahwa orang (10%) yang mengalami perdarahan
pada anemia ringan terdapat 8 orang (3,64%) postpartum sedangkan 2 orang (0,91%)
yang mengalami perdarahan postpartum lainnya tidak mengalami perdarahan
sedangkan 84 orang (38,18%) lainnya tidak postpartum. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
mengalami perdarahan postpartum. Begitu value = 0,001 sehingga dapat dikatakan bahwa
pula pada anemia sedang didapat 58 orang terdapat hubungan yang bermakna antara
(26,36%) yang mengalami perdarahan tingkat anemia dengan kejadian perdarahan
postpartum sedangkan 46 orang (20,91%) postpartum. Tabel 3 tabulasi silang tingkat
lainnya tidak mengalami perdarahan anemia dengan kejadian perdarahan
postpartum dan pada anemia berat didapat 22 postpartum terdapat pada tabel tersebut.

Tabel 3. Tabulasi Silang Tingkat Anemia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum.


Tingkat anemia Tidak perdarahan postpartum Perdarahan postpartum p
N % N %
Anemia ringan 84 38,18 8 3,64 0,001
Anemia sedang 46 20,91 58 26,36
Anemia berat 2 0,91 22 10

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
Total 132 60 88 40

DISKUSI multiparitas beresiko dalam kejadian


Perdarahan postpartum adalah perdarahan postpartum dikarenakan oleh otot
kehilangan 500 mL darah pada persalinan uterus yang sering diregangkan sehingga
normal dan 1.000 mL darah pada persalinan dindingnya menipis dan kontraksinya menjadi
sectio caesaria (SC)13,14. Penyebab perdarahan lemah. Hal ini mengakibatkan kejadian
postpartum tersering adalah atonia uteri (50- perdarahan postpartum menjadi 4 kali lebih
60%) diikuti dengan retensio plasenta (16- besar pada multiparitas dimana insidennya
17%), sisa plasenta (23-24%), laserasi jalan adalah 2,7%8.
lahir (4-5%), dan gangguan koagulasi (0,5- Analisis data terhadap tingkat anemia
0,8%). Atonia uteri adalah keadaan lemahnya dan kejadian perdarahan postpartum juga
tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan mendapatkan hasil p-value = 0,001 yang
uterus tidak mampu menutup perdarahan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
terbuka dari tempat implantasi plasenta bermakna antara tingkat anemia dan kejadian
setelah bayi dan plasenta lahir3. Faktor perdarahan postpartum. Hasil analisis ini
predisposisi atonia uteri adalah sebagai sesuai dengan penelitian di Mulago Hospital,
berikut: regangan rahim berlebihan karena Labour Wards, Kampala, Uganda pada periode
kehamilan gemeli, polihidramnion, atau anak 15 November 2001 dan 30 November 2002
terlalu besar, kelelahan karena persalinan lama mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian di
atau persalinan kasep, kehamilan grande- Mulaho Hospital Labour Wards menyatakan
multipara, ibu dengan keadaan umum yang bahwa salah satu faktor resiko perdarahan
jelek, anemis, atau menderita penyakit postpartum ialah anemia6.
menahun, infeksi intrauterin (korioamnionitis) Hasil analisis ini juga mendukung
atau terdapat riwayat pernah atonia uteri penelitian di RSUD Haji Makasar, Indonesia
sebelumnya3. yang menyatakan bahwa anemia pada
Berdasarkan analisis data diperoleh kehamilan terutama anemia berat sangat
nilai p-value = 0,001 maka dapat disimpulkan membahayakan bagi jiwa ibu dan janin. Jika
bahwa terdapat hubungan yang bermakna ibu hamil kekurangan zat besi maka oksigen
antara tingkat paritas dan kejadian perdarahan yang beredar didalam darah utamanya ke
postpartum. Penelitian di Chhatrapati Shahuji uterus juga berkurang yang dapat
Maharaj Medical University (CSMMU), mempengaruhi kemampuan uterus
Lucknow pada periode Januari 2006- berkontraksi setelah persalinan yang dapat
Desember 2008 mendukung penelitian ini. memperbesar perdarahan postpartum8.
Penelitian di CSMMU menyimpulkan bahwa Penelitian di Alabama tahun 2013
wanita dengan paritas yang tinggi lebih banyak membuktikan bahwa 80% penyebab
menghadapi perdarahan akibat atonia uteri 15. perdarahan postpartum adalah atonia uteri.
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Penelitian ini juga menunjukan faktor-faktor
Umum Daerah Haji Makasar, Indonesia pada resiko atonia uteri pada perdarahan
145 ibu bersalin menyatakan bahwa

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
postpartum salah satunya adalah anemia pada otot uterus atau menyebabkan ibu bersalin
kehamilan5. lebih rentan terhadap penyakit infeksi
Penelitian di pulau Pemba, Zanzibar, sehingga anemia berat dapat menyebabkan
United Republic of Tanzania pada 13 April-28 perdarahan postpartum bahkan kematian11.
Juli 2004 menggambarkan bahwa anemia Gambar 1 menjelaskan bahwa tingkat paritas
sedang dan berat memiliki hubungan yang dan tingkat anemia mempegaruhi kejadian
bermakna dengan perdarahan postpartum 10. perdarahan postpartum
Anemia berat dapat menurunkan kekuatan
.
Kehamilan

Kebutuhan O2 ↑ Primiparitas, Multiparitas, Grande-


multiparitas

Produksi eritropoietin ↑

Volume plasma dan sel darah


merah ↑

Produksi volume plasma > sel


darah merah

Konsentrasi Hb ↓

Anemia pada kehamilan (Hb <11g


%)

Oksigen ketempat implantasi Over-distention uterus dan


plasenta dan miometrium ↓ kelemahan miometrium

Hipotonus dari miometrium

Kontraksi miometrium ↓

Atonia Uteri, Retensio Plasenta, Sisa Plasenta

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin

Perdarahan postpartum

Gambar 1. Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum8,10,11,16,17,18.

Simpulan delivery. Am J Obstet Gynecol


Terdapat hubungan yang bermakna 2013;209(1):1-12.
antara tingkat paritas dan tingkat anemia 6. Wandabwa J, Doyle P, Todd J,
terhadap kejadian perdarahan postpartum ibu Ononge S, Kiondo P. Risk factors for
bersalin dengan p-value = 0,001. sereve post partum haemorrhage in
Mulago hospital, Kampala, Uganda.
Daftar Pustaka East Efr Med J 2008;85(2):64-71.
7. Sosa CG, Althabe F, Belizan
1. WHO. Trends in Maternal JM, Buekens P. Risk factors for
mortality: 1990 to 2013. Geneva: postpartum hemorrhage in vaginal
World Health Organization; 2013. deliveries in a Latin-American
population. J Obstet Gynaecol
2. Kemenkes. Infodatin: Mother’s 2009;113(6):1313-9.
Day. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 8. Niswati, Ernawati, Suhartatik.
2014. Karakteristik multipara terhadap
kejadian haemoragic post partum
3. Karkata MK. Perdarahan (HPP) di RSUD Haji Makasar. Jurnal
pascapersalinan (PPP). Dalam: Ilmiah Kesehatan Diagnosis 2012;
Prawirohardjo S, penyunting. Ilmu 1(2):1-6.
kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina 9. Mgaya AH, Massawe SN,
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Kidanto ML, Mgaya HN. Grand
2013. hlm. 522-9. multiparity: is it still a risk in
pregnancy?. BMC Pregnancy and
4. Kramer MS, Berg C, Abenhaim Childbirth 2013; 13(1):241-2.
H, Dahhou M, Rouleau J, Mehrabadi A, 10. Kavle JA, Stoltzfus RJ, Witter F,
et al. Incidence, risk factors, and Tielsch M, Khalfan SS, Caulfield LE.
temporal trends in severe postpartum Association between anemia during
hemorrhage. Am J Obstet Gynecol pregnancy and blood loss at and after
2013;209(5):449-56. delivery among women with vaginal
5. Wetta LA, Szychowski JM, S birth in PembaIsland, Zanzibar,
Seals, Mancuso, JR Biggio, AT Tita. Tanzania. J Health Popul Nutr 2008;
Risk factor for uterine 26(2):232-40.
utery/postpartum hemorrhage
requiring treatment after vaginal

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......


Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning I Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin
11. Bergstrom S. Infection-related obstetric outcome in low resource
morbidities in the mother, fetus, and setting. J Obstet Gynaecol Res
neonate. J Nutr 2003;113(5):1656-60. 2011;13(8):1015-19.
12. Dinkes Provinsi Lampung. 16. Rush D. Nutrition and
Data kesehatan Provinsi Lampung maternal mortality in developing
2010. Lampung: Dinas Kesehatan world. Am J Clin Nutr 2000;72(1):212-
Provinsi Lampung; 2010. 40.
13. Joseph KS , Rouleau J, Kramer 17. Society of Obstetricians and
MS, Young DC, Liston RM, Baskett TF. Gynaecologists of Canada. Advances
Investigation of an increase in in Labour and Risk Management
postpartum haemorrhage in Canada. (ALARM) Course Manual. Edisi ke-9.
BJOG 2007;114(6):751-9. Ottawa, Ontario: Society of
14. American College of Obstetricians and Gynaecologists of
Obstetricians and Gynecologists. Canada; 2002.
Practice bulletin: clinical management 18. Cunningham FG, Leveno KJ,
guidelines of obsterician-gynecologists Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong
number 76: postpartum hemorrhage. CY. Obstetri williams. Edisi ke-23.
Obstet Gynecol 2006;108(4):1039-47. Jakarta: EGC; 2013. hlm. 795-839.
15. Agrawal S, Agrawal A, Das V.
Impact of grandmultiparity on

J MAJORITY | Volume ..... Nomor ....|Juli 2017|......

Anda mungkin juga menyukai