PERSEMAIAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Salah satu kegiatan dalam budidaya tanaman secara hidroponik
yaitu persemaian. Tujuannya yaitu untuk menyiapkan tanaman menjadi
siap ditanam secara hidroponik. Persemaian ditunjang dari perakaran
yang mendukung agar bisa ditanam dengan teknik hidroponik.
Persemaian yang ditanam di media tanah sering kali harus kita bersihkan
dulu sebelum ditanam di media hidroponik, khususnya penanaman
hidroponik non substrat. Pencucian perakaran diadakan agar bersih dari
tanah atau kotoran yang melekat. Perakaran yang rusak atau hilang sering
kali terjadi selama masa pencucian.
Budidaya sayuran secara hidroponik, sangatlah penting untuk
menggunaan bibit yang berkualitas. Bibit merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam panen. Bibit yang berkualitas adalah bibit yang
memiliki vigor yang tinggi, yaitu kemampuan bibit untuk tumbuh dan
berkembang secara normal pada kondisi yang sub optimum atau tumbuh
dan berkembang maksimal pada kondisi optimum. Perubahan panjang
gelombang cahaya yang masuk ke rumah kaca akibat atap kaca,
berpengaruh menciptakan temperatur yang cukup tinggi di dalam ruang
temperatur yang tinggi (ekstrim) dengan kelembaban relatif yang rendah
pada waktu siang. Hal tersebut menjadi kendala untuk menciptakan
kondisi yang optimum untuk pembibitan di rumah kaca. Salah satu upaya
untuk mengurangi kondisi ekstrim dengan memberikan naungan
(paranet) dan membasahi lantai secara periodik pada siang hari. Oleh
karena itu sangatlah penting untuk mengetahui cara persemaian yang
baik dan benar agar didapatkan bibit yang unggul.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Tekonologi Hidroponik acaraPersemaian
adalah sebagai berikut.
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk membuat bibit
sayuran daun yang siap untuk dipindah tanam ke dalam sistem
hidroponik
b. Menghasilkan bibit yang berkualitas sehingga tidak mengganggu
budidaya tanaman.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Hidroponik acara Persemaian dilakukan
pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2017. Bertempat di Rumah Kaca B,
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke
lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah
kuat (siap ditanam). Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai
sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan
penanaman di lapangan. Penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan
juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila
dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan, serta
pengawasannya mudah (Anggia 2012).
Media persemaian bisa menggunakan pasir halus yang telah
disterilisasi. Penyemaian dilakukan pada wadah pembibitan dengan media
tanam pasir. Media tanam yang sudah siap siap ditaburkan benih, selanjutnya
ditutup kembali dengan pasir. Pindahkan ke media tumbuh setelah berumur 1
minggu setelah tabur kecambah. (Mas’ud 2013).
Persemaian dapat menggunkan media berupa pasir halus, arang sekam
ataurockwool.Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan
harganyamurah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di
dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan
serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa (Agus 2012).
Pembibitan sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya
mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup optimal.Penyemaian sistem
hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi
campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata
dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji
tanaman dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi
supaya kondisi tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media
tanam mulai kelihatan kering.Buka penutup setelah biji berubah menjadi
kecambah. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit
telah tumbuh minimal 2 lembar daun (Indah 2012).
Biji dipilih yang berukuran besar, padat dengan warna mengkilap
atau biji yang sempurna (biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil,
tidak kempes, tidak rusak oleh hama dan tidak luka). Biji kemudian
dimasukan ke dalam air. Biji yang tenggelam yang ditanam untuk bibit,
sedangkan yang hampa dibuang. Biji buah yang mempunyai kulit
pembungkus keras seperti pada biji mangga, maka kulit pembungkusnya
harus disayat dan dibuang untuk memudahkan pertumbuhan akar.Setelah
dibersihkan biji diberi perlakuan fungisida. Caranya biji-biji yang sudah
bersih tadi dicelup dalam larutan Insektisida dan fungisida dan direndam ZPT
(Atonik 0,1 %) selama 30-60 menit. Fungsi bahan-bahan tersebut di atas
adalah untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah serangan hama serta
penyakit saat biji disemaikan (Nurwardani 2015).
Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis
(daya kecambah dan vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang
yang lebih cepat dan seragam.Pemilihan benih untuk mendapatkan benih yang
bernas dapat menggunakan larutan air garam atau abu (pada benih padi).
Tujuan perendaman ini adalah untuk mendapatkan benih yang bernas,
menekan atau menghilangkan inokulum penyakit yang terbawa pada benih
karena air garam atau abu berfungsi antiseptik (Arif 2012).
C. Metodologi Praktikum
1. Alat
a. Bak sterofoam/tray pembibitan
b. Ember
c. Rockwool
d. Penutup tray/ bak sterofoam
a. Sprayer
2. Bahan
a. Benih kailan
b. Air
c. Larutan nutrisi
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan media dengan cara memotong rockwoll menjadi kotak-
kotak kecil
b. Menyiapkan tray/bak sterofoam pembibitan
c. Menaruh media kedalam tray/bak pembibitan
d. Merendam rockwool dalam air
e. Menaburkan benih kailan disetiap kotakan secara perlahan-lahan
masing-masing secukupnya
f. Menutup lubang perlahan-lahan dengan media dan memastikan benih
tertutup media
g. Pada hari ketiga menyingkirkan tray dan memindahkan tray
pembibitan pada tempat memperoleh paparan matahari pagi
h. Bila telah tumbuh kecambah normal, dilakukan pemeliharaan rutin
dengan menyiramnya setiap hari menggunakan larutan nutrisi dengan
kepekatan rendah.
D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Data Rekapan Komposisi Media untuk Penyemaian
Jenis Bahan
Hari ke... pindah
Kelompok Substrat/ komposisi
tanam
Substrat
1 Arang sekam 14
2 Arang sekam 14
3 Arang sekam 14
4 Arang sekam 14
5 Arang sekam 14
6 Arang sekam 14
7 Arang sekam 14
8 Arang sekam 14
9 Arang sekam 14
10 Arang sekam 14
11 Arang sekam 14
12 Arang sekam 14
13 Arang sekam 14
14 Arang sekam 14
15 Arang sekam 14
16 Arang sekam 14
17 Arang sekam 14
18 Rockwool 14
19 Rockwool 14
20 Rockwool 14
21 Rockwool 14
22 Rockwool 14
23 Rockwool 14
24 Arang sekam 14
25 Arang sekam 14
26 Arang sekam 14
27 14
28 Rockwool 14
29 Arang sekam 14
30 Arang sekam 14
31 Arang sekam 14
32 Arang sekam 14
Sumber: Data Rekapan
Tabel 2.2 Dokumentasi Persemaian