2TS12564 PDF
2TS12564 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
memiliki faktor resiko yang cukup besar terhadap pengaruh gempa. Untuk itu
(Schueller, 1989)
1 Unsur Linear yang berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya
kepada faktor fungsi, terkait dengan kebutuhan budaya, sosial, ekonomi dan
teknologi
2. Kondisi tanah
5
6
penurunan mutu dan akibat pengaruh cuaca). Untuk itu diperlukan susunan
gradasi butiran yang baik. Nilai kuat tekan beton yang dicapai ditentukan
adalah :
1. Kualitas semen,
dan 1 % bagi beton yang tidak diekspos (Nawy, 1985) Dalam buku
Mulyono (2003)
7
ada berbagai macam aspek yang harus diperhatikan, antara lain adalah
fungsi komponen struktur, misalnya mutu bahan untuk pelat lantai tidak
dicantumkan persyaratan rasio air semen dan kuat tekan karateristik beton
2.2.2 Pembebanan
yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup, beban gempa, dan
beban angin.
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung
dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
(PPI, 1983)
beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih tekanan udara (PPI, 1983)
dalam gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan
tanah akibat gempa itu, maka yang diartikan dengan gempa disini ialah
gaya-gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat
tanah, yaitu tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak, apabila untuk
akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun, yang
10
pelelehan pertama R adalah rasio beban gempa rencana dan beban gempa
wilayah gempa dari posisi gedung yang direncanakan serta jenis struktur
Tidak hanya wilayah gempa tetapi jenis struktur yang digunakan juga
percepatan gravitasi dan T adalah waktur getar alami struktur gedung yang
gempa,tanah dapat dibagi menjadi, tanah lunak, sedang dan keras (SNI-03-1726-
2002).
2.3. Pelat
hidup maupun beban mati ke kerangka pendukung vertikal dari suatu sistem
struktur. Elemen-elemen tersebut dapat dibuat sehingga bekerja dalam satu arah
Pelat lantai menerima beban yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan
lantai dibedakan menjadi pelat satu arah dan dua arah. Pelat satu arah adalah pelat
yang ditumpu hanya pada kedua sisi yang berlawanan, sedangkan pelat dua arah
adalah pelat yang ditumpu keempat sisinya sehingga terdapat aksi dari pelat dua
2.4. Balok
momen lentur dan gaya geser sepanjang bentangnya. Balok adalah elemen yang
Dua hal utama yang dialami oleh balok ialah tekan dan tarik, yang antara lain
berikut.
1. Penampang balanced.
Tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton mencapai regangan batasnya
dan akan hancur karena tekan. Pada awal terjadinya keruntuhan, regangan
tekan yang diijinkan pada saat serat tepi yang tertekan adalah 0,003, sedangkan
2. Penampang over-reinforced.
keruntuhan, regangan baja εs yang terjadi masih lebih kecil daripada regangan
lelehnya εy. Dengan demikian tegangan baja fs juga lebih kecil daripada
daripada tegangan lelehnya εy, kondisi ini terjadi apabila tulangan yang
3. Penampang under-reinforced.
Keruntuhan ditandai dengan terjadinya leleh pada tulangan baja. Tulangan baja
penampang yang demikian dapat terjadi apabila tulangan tarik yang dipakai
pada balok bertulang kurang dari yang diperlukan dibawah kondisi balanced
14
εc = 0,003
under-reinforced
cb
fs = fy ρ < ρb
d balanced
over-reinforced
fs < fy ρ > ρb
fy
fy εs <
Es
Es
fy
εs >
Es
Gambar 2.1. Distribusi regangan penampang balok
(Sumber : Nawy, 1990)
2.5. Kolom
Elemen ini merupakan elemen yang mengalami tekan dan pada umumnya disertai
hubunganya dengan dimensi lateralnya. Bentuk dan susunan tulangan pada kolom
sekang
3. kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja struktural di
dalamnya
penampang kolom dapat dibagi menjadi dua kondisi awal keruntuhan, yaitu:
gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh
gempa gempa rencana, yang terdiri dari dua buah atau lebih dinding geser yang
sesuatu daktilitas tertentu oleh terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok-balok perangkai dan pada kaki semua dinding geser, dimana masing-masing
dinding struktur sering metupakan salah satu alternatif. Tetapi untuk bangunan
lebih dari 30 lantai maka dinding dtruktur menjadi satu-satunya pilihan karena
faktor ekonomi dan untuk mengontrol defleksi lateral (T. Paulay dan MJN
Priestly,1992)