PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs yang terjadi dalam mitokondria akan
digunakan dalam reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan molekul pembawa
energy melalui proses fosforilasi oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan adanya
radikal bebas yang merupakan hasil dari proses oksidasi biologi seperti penuaan dini,
keganasan, namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih sulit untuk dijelaskan.
Setelah kita mempelajari mengenai oksidasi biologi ini, penulis berharap bahwa
pembaca bisa memahami, mengerti, dan mengetahui akan oksidasi biologi dan hal-hal lain
yeng berkaitan sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. TUJUAN
Tujuan di tulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas semester pendek sekaligus
untuk pembelajaran bagi mahasiswa mengenai oksidasi biologi sehingga bisa mengetahui
kepentingan oksidasi dalam biomedik dan hal lain yang terkait di dalamnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Reaksi Oksidasi dapat didefinisikan sebagai peristiwa kehilangan elektron atau
kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi dehidrogenasi.Bila suatu senyawa
dioksidasi maka harus ada senyawa lain yang direduksi, yaitu akan memperoleh elektron atau
memperoleh hydrogen (Sri Widya : 2000). Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai
pengeluaran elektron dan reduksi sebagai penangkapan elektron, sebagaimana di lukiskan
oleh oksidasi ion fero menjadi feri e (elektron) Fe2+ ¬ Fe3+. Dengan demikian, oksidasi selalu
disertai reduksi aseptor electron. Prinsip ini osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem
biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi.
Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas
(ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam
persamaan: ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan:
ΔH : perubahan entalpi (panas)
2
T : suhu absolut.
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, perubahan
total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan
persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Keterangan :
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai
selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas
(reaksi endergonik).
3
B. KEPENTINGAN OKSIDASI DALAM BIOMEDIS
Pada kepentingan biomedis, fosforilasi oksidatif berguna untuk mempelajari proses
obat/racun yg dpt menghambat fosfolirasi oksidatif dan mempelajari kelainan bawaan
(miopati,encepalopati, dll).
5
a. Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi
mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan
enzim akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu
direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat
diperoleh dengan cara imunosupresi biasa.
b. Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti
obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi
tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim
digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat
dehidrogenase.
Enzim yang terlibat dalam proses oksidasi dan reduksi dinamakan oksidoreduktase
dalam uraian berikut, enzim oksidoreduktase dipilah menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Enzim Okidase
Enzim Oksidase Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor Hidrogen
Enzim oksidase mengatalisis pengeluaran hydrogen dari substrat dengan menggunakan
oksigen sebagai akseptor hidrogennya. Enzim-enzim tersebut membetuk air atau
hydrogen peroksida sebagai produk reaksi.Sebagi Oksidase Mengandung Tembaga
Sitokrom oksidase merupakan hemoprotein yang tersebar luas dalam banyak jaringan,
dengan gugus prostetik heme yang secara khas ditemukan dalam mioglobin, hemoglobin,
serta sitrokom lain. Enzim ini merupakan komponem terakhir pada rantai pembawa
(carrier) respiratorik yang ditemukan dalam mitokondria dan dengan demikian
bertanggung jawab atas reaksi pemindahan elektron yang dihasilkan dari oksidasi molekul
8
substrat oleh dehidrogenase kepada akseptornya yang terakhir, yaitu oksigen. Enzim
xantin oksidase tersebar luas dan terdapat didalam susu,usus halus, ginjal, serta hati.
Enzim ini mengandung molibdenum dan mempunyai peranan penting dalam konversi basa
purin menjadi asam urat sebagai produk nitrogenosa akhir utama, bukan saja dari
metabolisme purin, tetapi juga dari katabolisme protein dan asam amino.Aldehid
dehidrogenase merupakan enzim terikat-FAD yang terdapat didalam hati mamalia. Enzim
ini merupakan metaloflavoprotein yang mengandung molibdenum serta besi nonheme
dan bekerja pada senyawa aldehid serta substret N-heterosiklik.
2. Dehidrogenase
Dehidrogenase Tidak Dapat Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor Hidrogen
Ada sejumlah besar enzim didalam kelompok ini. Enzim-enzim tersebut melaksanakan 2
fungsi utama:
a. Pemindahan hidrogen dari substrat yang satu kepada substrat yang lain dalam reaksi
oksidasi-reduksi berpasangan .Enzim dehidrogenase ini bersifat sangat spesifik untuk
substratnya, karena reaksi berlangsung reversibel, sifat-sifat ini memudahkan senyawa
ekuivalen preduksi dipindahkan secara bebas didalam sel.
b. Sebagai komponem dalam rantai respirasi pengangkutan elektron dari substrat ke
oksigen.
3. Hidroperoksidase
Enzim Hidroperoksidase Menggunakan Hidrogen Peroksida Atau Peroksida Organik
Sebagai Substrat. Ada dua tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini : peroksidase dan
katalase. Kedua tipe enzim ini ditemukan baik pada hewan maupun tumbuhan.
4. Oksigenase
Enzim Oksigenase Mengatalisis Pemindahan Langsung Dan Inkorporasi Oksigen Ke Dalam
Molekul Substrat. Enzim oksigenase lebih berhubungan dengan sintesis atau penguraian
berbagai tipe metabolit dibandingkan mengambil bagian dalam reaksi yang bertujuan
memberikan enegi pada sel. Enzim-enzim dlam kelompok ini mengatalisis inkorporasi
(penyatuan) oksigen kedalam molekul substrat.peristiwa ini berlangsung melalui 2 tahap :
a. pengikatan oksigen dengan enzim pada tapak aktif.
b. reaksi saat oksigen yang terikat direduksi atau dipindahkan kepada substrat.
9
Rantai Respirasi Dan Fosforilasi Oksidatif
Mitokondria telah mendapatkan nama yang tepat sebagai “pusat tenaga”sel karena
di dalam organel inilah berlangsung seagaian besar peristiwa penangkapan energy yang
berasal dari oksidasi respiratorik, system daam mitokondria yang memasangkan respirasi
dengan proses pembentukan intermediate berenergi tinggi, ATP di sebut Fosforilasi Oksidatif.
1. Sejumlah Enzim Spesifik bertindak sebagai penanda bagi kompartemen yang dipisahkan
oleh membran Mitokondria. Mitokondra mempunyai membran eksterna yang bersifat
permeabel terhadap sebagian besar metabolit.Membran eksterna yang permeabilitas nya
selektif serta tersusun dalam bentuk lipatan atau Krista, serta matriks di dalam membran
interna tersebut. Membran eksterna dapat di hilangkan melalui reaksi dengan digitonin dan
dikarakterisasi oleh keberadaan monoamine oksidase, asil – koA sintetase, gliserofosfat
asiltransferase, serta fosfolipase A 2. Adenilkinase dan keratin kinase ditemukan dalam ruang
antar membran. Fosfolipid kardiolipid teronsentrasi di dalam membran interna.
2. Rantai Respirasi Mengumpul Dan mengoksidasi Sejumlah Zat Ekvalen Pereduksi. Semua
energy bermanfaat yang di bebaskan selama oksidasi asam lemak serta asam amino, dan
hampir seluruh energy yang di lepaskan dari oksidasi karbohidratterdapat di dalam
mitokondria sebagai unsure ekivalen pereduksi (-H atau electron). Mitokondria mengandung
seri katalisator yang dikenal sebagai rantai respirasi. Yang mengumpulkan, Mengangkut
unsure ekivalen pereduksi dan mengarahkan kepada reaksi dengan oksigen untuk
membentuk air. Yang juga terdapat dalam mitokondria adalah rangkaian mesin untuk
menangkap energy bebas yang di lepas sebagai fosfat berenergi tinggi. Mitokondria juga
mengandung berbagai system enzim yang memang pada dasarnya bertanggaung jawab
memproduksi sebagian besar unsure ekuivalen pereduksi , yaitu enzim – enzim β – oksidasi
dan siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat merupakan metabolism umum terakhir untuk
oksidasi semua bahan mekanan utama. Rantai respirasi dalam mitokondria terdiri atas
sejumlah pembawa (carier) redoks yang berjalan dari system dehidrogenase spesifik NAD,
lewat semua substrat berhubungan dengan rantai respirasi melalui dehidrogenase spesifik
NAD; sebagian substrat karena potensial redoksnya lebih positif (missal, fumarat/suksinat)
berhubungan langsungdengan protein flavoprotein dehidrogenase, yang pada giliranya akan
berhubungan dengan enzim sitikrom pada rantai respirasi. Telah jelas bahwa terdapat
sesuatu pembawa tambahan dalam rantai respirasi yang merangkaikan flavoprotein ke
10
sitokrom b, anggota rantai sitokrom yang memiliki potensial redoks paling rendah. Zat ini yang
di namakan ubikuinon atau Q (koenzim Q) terdapat di dalam mitokondria dalam bentuk
kuinon teroksidasi pada keadaan aerob dan dalam bentuk kuinon tereduksi pada keadaan
anaerob. Q merupakan konstituen lipid mitokondria: lipit lipit terutama terdapat dalam
bentuk fosfolipit yang menjadi bagian mitokondria di dalam kloroplas. Semua zat ini dicirikan
oleh rantai sampai piliisoprenoid.
3. Rantai respirasi menyediakan sebagian besar energy yang di tangkap di dalam
metabolisme ADP merupakan molekul yang ditangkap sebagian energy bebas dalam bentuk
fosfat berenergi tinggi, yang di lepas oleh proses katabolisme. ATP yang dihasilkan akan
menghanarkan energi. Jadi, ATP dapat disebut sebagai “penukar” energy pada sel. Pada reaksi
glikolisis, terjadi pengambilan netto langsung dan gugus fosfat berenergi tinggi, yang setara
dengan kurang lebih 103,2 kj/mol glukosa. Kontrol Respiratorik Menjamn Pasokan ATP Yang
Konstan Laju respiratorik mitokondria dapat dikontrol oleh konsentrasi ADP. Hal ini terjadi
karena terjadi oksidasi dan fosforilasi berpasangan secara erat dengan kata lain, oksidasi tidak
dapat berlangsung lewat ranotai respirasi bila pada saat yang bersamaan tidak terjadi
berlangsung lewat rantai respirasi bila pada saat yang bersamaan tidak terjadi fosorilasi ADP.
Chance dan wiliams menyebutkan 5 keadaan yang dapat mengontrol laju respirasi dalam
mitokondria. Umumnya, kebanyakan sel dalam kondisi istirahat berada dalam status 4 dan
respirasi di control oleh ketersediaan ADP. Jika kita menyelenggarakan kerja, ATP diubah
menjadi ADP sehingga memungkinkan terjadinya lebih banyak resprasi yang pada gilirannya
akan memperbaharui persimpanan ATP. Dalam kondisi terentu akan terlihat bahwa
konsentrasi fosfat anorganik dapat pula mempengaruhi kecepatan kerja rantai respirasi.
4. Banyak racun menghambat rantai respirasi Sebagian besar informasi tantang rantai
respirasi diperoleh dari penggunaan inhibitor, dan sebaliknya, hal ini telah memberi
pengetahan mengenai mekanisme kerja beberapa jenis racun . Untuk tujuan deskriptif,
inhibitor dapat dibagi menjadi inhibitor untuk rantai respirasi sendiri, inhibitor fosforilasi
oksidatif, pemutus pasangan fosforilasi oksidatif. Inhibitor yang menghentikan respirasi
dengan menyekat rantai respirasi berkerja pada tiga tempat.
5. Enzim ATP Sintase Yang Terletak Pada Membran Membentuk ATP Selisih potensial
elektro kimia digunakan untuk menggerakkan enzim ATP sintase dimembran yang akan
membentuk ATP pada adanya P1 + ADP dengan demikian tidak ada intermediate berenergi
11
tinggi yang digunakan bersama, baik oleh proses oksidasi maupun fosforilasi seperti di
syaratkan dalam hipotesis kimiawi. Tersebar pada permukaan membran interna adalah
kompleks yang melaksanakan fosforilasi dan bertanggung jawab atas produksi ATP.
BAB III
PENUTUP
12
KESIMPULAN
Reaksi Oksidasi dapat disebut juga reaksi dehidrogenasi peristiwa hilangnya elektron atau
hidrogen pada suatu reaksi kimia. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat : Fosforilasi oksidatif, Glikolisis, Siklus asam sitrat Dalam siklus asam
sitrat satu. Pada kepentingan biomedis, fosforilasi oksidatif berguna untuk mempelajari
proses obat/racun yg dpt menghambat fosfolirasi oksidatif dan mempelajari kelainan bawaan
(miopati,encepalopati, dll). Pemanfaatan Enzim Sebagai Alat Diagnosis : Enzim sebagai
petandadari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu, Enzim sebagai
suatu reagensia diagnosis, Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia. Pemanfaatan
Enzim Di Bidang Pengobatan. Enzim yang terlibat dalam proses oksidasi dan reduksi
dinamakan oksidoreduktase : Enzim Oksidase, Dehidrogenase, Hidroperoksidase, Oksigenase.
Rantai Respirasi Dan Fosforilasi.
Daftar Pustaka
13
Widia, Sri. 2000. Penuntun Praktikum Biokimia(Praktikum Oksidasi Biologi).Jakarta: Widya
Medika
14