Anda di halaman 1dari 6

Tanggung Jawa Sosial dan Etika Bisnis Perusahaan

 PENDEKATAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Dalam pendefinisian atau pendifinisan ulang misi perusahaan, manajer strategis harus memahami
hak-hak sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak hanya
mencakup pemegang saham dan karyawan, tetapi juga pihak luar yang terpengaruh oleh tindakan
perusahaan, pemasok, pemerintah, serikat pekerja, pesaing, komunikas lokal, dan masyarakat
umum.
Menurut penelitian yang melibatkan 2.361 direksi dari 291 perusahaan terbesar di Amerika
Serikat bagian Tenggara.
1. Direksi menyadari keberadaan kelompok pemangku kepentingan yang berbeda.
2. Direksi memiliki orientasi yang kuat terhadap pemangku kepentingan.
3. Direksi memandang beberapa pemangku kepentingan secara berbeda, bergantung pada
pekerjaan mereka ( CEO yang merangkap menjadi direksi atau CEO yang tidak merangkap
sebagai direksi)
Namun ketika suatu perusahaan mencoba untuk menggabungkan kepentingan dari kelompok
kelompok tersebut dalam pernyataan misi, generalisasi yang bersifat luas tidaklah memadai,
langkah langkah berikut perlu di ambil.
1. Identifikasi pemangku kepentingan
2. Memahami klaim spesifik dari masing masing pemangku kepentingan terhadap perusahaan.
3. Merekonsiliasi klaim tersebut dan menentukan prioritasnya
4. Mengkoordinasi klaim tersebut dengan elemen elemen lain dari misi perusahaan.

 Dinamika Tanggung Jawab Sosial


Tanggung jawab social perusaan adalah gagasan bahwa suatu perusaan memiliki tugas untuk
melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya. Dan setiap
perusahaan tnpa memperhatikan ukuranya, harus menentukan bagaimana mereka akan
memenuhi tanggung jawab social yang diminta. Sementara perusahaan besar dengan modal besar
memiliki akses yang mudah kekonsultan lingkungan, ini bukanlah strategy yang dapat dijalankan
oleh perusahaan perusahaan yang lebih kecil.

Pemangku kepentingan
dari pihak dalam

Eksekutif

Dewan direksi

Pemegang saham

Karyawan
 JENIS JENIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tanggung jawab ekonomi (Economic responsibilities) merupakan tanggung jawab social
perusahaan paling mendasar. Sebagaimana telah dibahas, beberapa pakar ekonomi melihat hal
ini sebagai satu satunya tanggung jawab social perusahaan yang sah. Untuk memenuhi tanggung
jawab ekonomi perusahaan, manajer harus memaksimalkan laba, jika memungkinkan. Tanggung
jawab inti perusahaan adalah meyediakan barang dan jasa kepada masyarakat dengan biaya
layak.
Tanggung jawab Hukum (Legal Responsibilities) mencermikan kewajiban perusaan
untuk mematuhi undang undang yang mengatur aktivitas bisnis. Tujuan dari undang undang
konsumen adalah memperbaiki “Keseimbangan Kekuasaan” antara pembeli dan penjual di pasar.
Bebrapa undang undang penting adalah undang undang pengepakan dan pelabelan ( federal fair
packaging and labeling act) yang mewajibkan pemberian label oleh perusahaan oleh perusahaan,
undang undang peminjaman (Truth in landing act) yang mengatur pemberian kredit untuk
individu, undang undang keselamatan konsumen ( Consumer product safety act) yang
melindungi konsumen dari risiko terluka saat menggunakan produk tertentu.
Gerakan lingkungan hidup memiliki dampak yang serupa terhadap undang undang bisnis.
Gerakan ini membuat undang undang perlindungan lingkungan yang sudah ada di tegakkan
dengan lebih ketat dan mendoring di berlalukannya undang undang baru yang lebih
komprehensif, seperti undang undang kebijakan lingkungan hidup nasional (National
Environmental policy act) yang ditujukan untuk melindungi keseimbangan ekologi di AS dan
membuat perlindungan lingkungan hidup sebagai sasaran kebijakan pemerintah federal. Undang
undang ini mewajibkan dilakukanya penelitian dampak lingkungan hidup ketika suatu konstruksi
baru dapat mengancam ekosistem yang sudah ada, dan mendirikan kualitas lingkungan hidup
(Cuncil Environmental Quality) untuk mengarahkan pengembangan bisnis. Salah satu produk
produk dari gerakan lingkungan hidup adalah pendirian badsn perlindungan lingkungan hidup
(Environmetal Protection Agency) federal, yang menerjemahkan dan mengadministrasi
kebijakan perlindungan lingkungan hidup yang dibuat oleh pemerintah AS
Tanggung jawab Etis ( Ethical responsibilities) adalah gagasan para manajer strategis
terhadap perilaku bisnis yang benar dan layak.
Tanggung jawab diskresi ( Discretionary Respondibilities) adalah tanggung jawab yang
secara suka rela dilakukan suatu organisasi bisnis, seperti hubungan masyarakat, kewargaan yang
baik, dan tanggung jawab social perusahaan secara penuh.

 Tanggung Jawab Sosial dan Profitabilitas Perusahaan


Tanggung jawab social perusahaan dan Laba
Tujuan setiap perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan usaha melalui profitabilitas
jangka panjang. Namun, sebelum semua biaya dan manfaat dipertanggung jawabkan, laba tidak
dapat di klaim. Dalam kasus tanggung jawab social perusahaan (Corporate social
responsibilities – CSR), Manfaat dan biaya bersifat ekonomi dan social. Meskipun biaya dan
manfaat ekonomi mudah dihitung, manfaat dan biaya social tidak demikian. Oleh karena itu,
manajer menghadapi resiko mendahulukan hasil kinerja lain yang dapat diukur secara langsung
dibandingkan konsekuensi social.
Dinamika antara CSR dan keberhasilan (laba) adalah Rumit. Meskipun kedua konsep ini tidak
sepenuhnya terpisah, hal tersebut jelas bahwa salah satu konsep bukan merupakan pra syarat dari
konsep lainnya. Daripada memandang kedua konsep ini sebagai sesuatu yang saling bersaing,
adalah lebih baik memandang CSR sebagai salah satu komponen dalam proses pengambilan
keputusan bisnis yang harus menentukan, diantara berbagai tujuan lainnya, bagaimana cara
untuk memaksimalkan laba.
Kinerja (Performance) untuk mengekplorasi hubungan antara perilaku yang bertanggung jawab
secara social dengan kinerja keuangan.
CSR Saat ini
CSR telah menjadi prioritas bisnis di Amerika. Selain keyakinan umum bahwa perusahaan
seharusnya dapat “Berhasil dengan berbuat baik” paling tidak terdapat tiga tren umum yang
mendorong perusaan untuk mengadopsi kerangka CSR : kebangkitan para pecinta lingkungan
hidup, meningkatnya kekuasaan pembeli, dan globalisasi bisnis. Bentuk upaya pelestarian
lingkungan yang paling banyak ditemukan adalah upaya menjaga kelestarian sumber daya alam
dan mengeleminasi pencemaran lingkungan, tindakan tindakan semacam ini sering disebut
dengan kepedulian untuk “Menghijaukan”.
Meningkatkan kekuasaan pembeli Bangkitnya gerakan konsumen berarti pembeli – konsumen
dan investor – semakin meningkatkan kekuasaan ekonomi mereka. Konsumen semakin tertarik
untuk membeli produk dari perusahaan yang bertanggung jawab secara social.
 Struktur Tata Kelola Perusahaan yang Baru
Konsekuenasi utama dari skandal akuntansi yang terjadi selama periode 2000 – 2002 adalah
ditetapkannya undang undang Sarbanes – oxley tahun 2002, dan konsekuensi utama dari undang
undang tersebut adalah restrukturisasi atas struktur tata kelola perusahaan perusahaan Amerika.

 Privatisasi sebagai Tanggapan arbanes – Oxley


Suatu tren dalam restukturisasi keuangan yang mendukung pertumbuhan internal
dinamakan privatisasi (Privatization), dimana struktur kepemilikan perusahaan yang sahamnya
diperdagangakan public diubah menjadi perusahaan yang dimiliki pribadi.
Sabanes Oxley menyebabkan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mengelola
persyaratan pelaporan perusahaan public. Manajer harus membuktikan akurasi dari keuangan
kwartalan dan sering mempublikasikan informasi tertentu.
Selain sector lain yang aktif dalam privatisasi adalah real estate. Pada pertengahan 2007
saham untuk kepastian investasi real estate (real estate investment trust – REIT) Berada dibawah
aset bersih dari portofolio yang menjadi dasar investasi tersebut. Hal ini berarti bahwa para
investor yakin REIT bernilai lebih rendah daripada nilai total dari property mereka, menciptakan
peluang untuk membeli portofolio tersebut dengan harga diskon.
 Dampak CSR Terhadap Pernyatan Misi
Pernyataan misi tidak hanya mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, bagaimana perusahaan menghasilkannya, dan pasar yang dilayani perusahaan, oleh
karena itu adalah penting bahwa pernyataan misi mengakui klaim yang sah dari pemangku
kepentingan eksternal yang dapat meliputi kreditor, pemasok, pelanggan, pemerintah, serikat
kerja, pesaing, komunitas, dan elemen elemen masyarakat umum lainnya.
Dalam mengembangan misi, manajer harus mengidentifikasi seluruh kelompok
pemangku kepentingan serta menimbang hal dan kemampuan relatif mereka dalam
mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

 Audit Social
Audit social (Social Audit) mencoba mengukur kinerja social actual perusahaan di
bandingkan dengan tujuan social yang ditetapkan oleh perusahaan itu untuk dirinya sendiri.
Audit social dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut. Kredibilitas merupakan hal
penting jika manajemen menganggap penting hasil audit tersebut dan jika masyarakat umum
akan di yakinkan terhadap publikasi dari humas perusahaan.
Pemantauan dan Evaluasi yang berhati hati dan akurat atas aktifitas CSR perusahaan
adalah penting, tidak hanya karena penjuakan perusahaan ingin memastikan bahwa kebijakan
CSR dilakukan sesuai dengan yang direncanakan, tetapi juga karna aktivitas CSR pada dasarnya
bersifat terbuka bagi public untuk dicermati.
Audit Sosial dapat digunakan lebih dari sekedar memantau dan mengwasi kinerja social
perusahaan. Majaner juga menggunakan audit social untuk memindai lingkungan eksternal,
manentukan kerentanan perusahaan, dan melembaga kan CSR dalam perusahaan.

 MEMENUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tanggung jawab social perusahaan telah menjadi bagian yang sangat penting dalam
percakapan bisnis. Masalah nya bukanlah mengenai apakah perusahaan akan terlibat dalam
aktivitas yang bertanggung jawab secara social, tetapi bagaimana perusahaan akan terlibat.
Bagi sebagian besar perusahaan, tantanganya adalah bagaimana cara terbaik untuk
memperoleh manfaat social maksimal dari sejumlah tertentu sumber daya yang tersedia untuk
proyek proyek social.
 Inti perdebatan CSR
 Keuntungan bersama dari inisiatif

 Fakta Strategi
Lima prinsip kolaborasi tanggung jawab social perusahaan yang berhasil :
1. Mengidentifikasikan Misi jangka panjang yang tahan lama
2. Mengontribusikan “Apa yang kami lakukan”
3. Mengontribusikan jasa khusus berskala besar
4. Menimbang pengaruh pemerintah
5. Menyusun dan menilai total paket manfaat
 Menyusun Komponen Komponen tersebut
Dari kelima prinsip yang paling penting adalah prinsip kedua. Perusahaan
mengaplikasikan apa yang perusahaan lakukan paling baik dalam operasi komersial normal
terhadap aktivitas tanggung jawab social.
Prinsip ini konsisten dengan penelitian yang berpendapat bahwa aktivitas social yang
berkaitan erat dengan misi inti perusahaan di kelola paling efisien melalui internalisasi atau
kolaborasi.

 Batasan Strategy CSR


Dengan memulai strategy CSR yang di definisikan dengan baik dan mengembangkan
inisiatif kolaborasi yang mendukung strategy tersebut dengan memenuhi 5 kriteria yang telah
dibahas sebelumnya, perusaahn dan pemimoinnya dapat memberikan kontribusi penting bagi
kepentingan orang banyak sekaligus mencapai tujuan keuangan dan pasar yang lebih luas.
Strategy CSR juga dapat menimbulkan skeptisme dan kecepatan dengan mana informasi
yang dapat disebarkan melalui web – dan di akumulasikan kedalam log web (Blog) – membuat
hal ini menjadi masalah dengan berbagai dampak serius bagi manajemen reputasi.

 Masa Depan CSR


Jika dikelola dengan baik, program CSR dapat menghasilkan manfaat yang signifikan
dalam bentuk reputasi perusahan, dalam hal rekrutmen, motivasi, dan retensi karyawan, dan
sebagai sarana untuk membangun dan mempertahankan kerja sama yang berharga. Tentu saja,
manfaat ini memperkaya kesejahteraan banyak komunitas dan individu yang kurang beruntung,
dan mengatasi masalah yang mengancam generasi masa depan, spesies lain, dan sumber daya
alam yang berharga.
Aspek ang kurang menguntungkan dari CSR adalah bahwa untuk sekulruh sumber daya
dan kapabilitas yang dimiliki, perusahaan akan menghadapi tuntutan yang semakin besar untuk
memberikan kontribusi terhadap tanggung jawab social yang jauh melampaui sekedar
sumbangan uang tunai atau barang.
 ETIKA MANAJEMEN
Sifat etika dalam bisnis
istilah etika (ethics) mengacu pada prinsip prinsip moral yang mencerminkan keyakinan
masyarakat mengenai tindakan yang benar atau salah dari seorang individu atau kelompok. Oleh
karena itu, standart etis tidak mencerminkan prinsip yang diterima secara universal, melainkan
produk akhir dari suatu proses yang mendefinisikan dan mengklarifikasi sifat dan lingkup dari
interaksi manusia.
Pendekatan terhadap masalah masalah Etika
Para manajer melaporkan bahwa kualitas paling penting dari pengambilan keputusan
etika adalah konsistensi. Terdapat 3 pendekatan etika fundamental yang dpat dipertimbangkan
oleh para eksekutif :
1. Pendekatan Utilitrian
Menilai dampak tindakan tertentu terhadap orang orang yang terlibat langsung, dari
segi apa yang memberkan manfaat terbesar bagi sebagian besar orang.
2. Pendekatan Hak Moral
Menilai apakah keputusan dan tindakan sesuai dengan hak hak dasar serta hak hak
istimewa individu dan kelompok
3. Pendekatan Keadilan Sosial
Menilai konsistensi tindakan dengan kesetaraan, keadialan, dan netralitas dalam
mendistribusikan Imbalan dan biaya diantara individu dan kelompok.

 KODE ETIK BISNIS


Untuk membantu menjamin konsistensi penerapan standart etis semakin banyak asosiasi
profesi dan perusahaan yang menetapkan kode etik.

 Tren Utama Kode Etik

Tren terbaru adalah bahwa kode ini juga ditampilkan secara menyolok pada situs web
perusahaan, dalam laporan tahunan, dan bersebelahan dengan poster title VII di majalah dinding
perusahaan.
Tren kedua adalah bahwa perusahaan perusahaan menambahkan ukuran ukuran
penegakan terhadap kode etiknya, termasuk kebijakan yang di rancang untuk memandu
karyawan mengenai apa yang harus dilakukan jika mereka melihat terjadinya pelanggaran dan
sanksi yang kan di kenakan, termasuk konsekuensinya terhadap pekerjaan serta kemungkinan
diajukannya tuntutan pidana dan perdata.
Tren ketiga adalah semakin meningkatnya perhatian perusahaan untuk memperbaiki
pelatihan karyawan dalam memahami kewajibanya berdasarkan pada kode etik perusahaan.
Tujuan nya adalah menekankan pertimbangan etika selama proses pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai