Anda di halaman 1dari 5

A.

Dasar Teori
Biometrik adalah metode untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan
karakteristik fisik atau perilakunya. Biometrik berhubungan dengan identifikasi
otomatis seorang manusia berdasarkan karakteristik fisiologis atau perilaku. Tidak
seperti karakteristik perilaku, selain memiliki basisi fisiologis yang relatif stabil, tetapi
juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis manusia yang mudah berubah, seddangkan
karakteristik fisiologis relatif lebih stabil. Beberapa karakteristik fisiologis yang dapat
dijadikan basis sistem biometrik antara lain : wajah, pola retina ,iris mata, geometris
tealapak tangan, sidik jari dan lain-lain. Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi
agar karakteristik fisiologis dapat digunakan sebagai indikator karakteristik biometrik
dalam identifikasi personal, yaitu:
1. Karakteristik tersebut harus dimiliki oleh semua orang (universal)
2. Tidak ada dua orang atau lebih identik dalam karakteristik tersebut (unik)
3. Karakteristik tersebut tidak dapat diubah (permanen)
4. Karakteristik tersebut dapat diambil atau diukur secara kuantitatif sidik jari
memenuhi kriteria tersebut
Pola sidik jari merupakan sesuatu yang unik dan tidak akan berubah seumur
hidup kecuali jika terluka parah pada jari dan sidik jari merupakan contoh poligen
(gen ganda/multipel gen).
Menurut oliver dermatologlifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai
gambaran sulu-sulur dermal yang paralel pada jari-jari tangan dan telapak kaki.
Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan,
telapak kai, jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak
sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan poliferasi sel
epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11
kehamilan. Sel-sel kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi epidermis.
Pada bulan keenam kehamilan pembentikan dermatoglifi berakhir sepenuhnya.
Oliver membagi pola dermatoglifi berdasarkan klasifikasi Galton atas pola
tiga dasar, yaitu:
1. Arch : pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa gari-garis
sejajar melengkung seperti busur. Dua macam pola arch yaitu plain arch dan
tented arch.
2. Loop : pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 180º.
Terdapat dua macam loop baik pada tangan maupun kaki sesuai dengan alur
membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop
ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular
3. Whorl : pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garii rigi epidermis yang
memutar berbentuk pusaran. Empat macam whorl yaitu plain whorl,central
pocket loop, double loop, dan accidental whorl.
Pola sidik jari yang dapat dihitung sulurnya adalah loop (mempunyai satu
triradii) dan whorl (mempunyai 2 sampai 3 triradii). Sedangkan arch, tidak dapat
dihitung karena tidak memiliki triradii sama sekali. Pembentukan polla sangat kuat
ditentukan secara genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir,
sehingga para ilmuan mengembangkan dermatoglifi sebagai alat dalam mendiagnosis
penyakit genetik. Hal ini terkait beberapa bukti bahwa pada orang-orang yang
mengalami kelainan genetik seperti Sindrom Down ternyata memiliki dermatoglifi
yang khas dan berbeda dengan orang normal.
Setiap orang memiliki sidik jari yang unik terdiri dari pola garis-garis gelap
dari kulit yang naik disebut bubungan (ridges) yang diperlihatkan sebagai warna putih
dan garis-garis terang dari kulit yang turun disebut kerutan (furrows) yang
diperlihatkan sebagai warna gelap. Area garis bubungan kadang-kadang dikenal
sebagai area pola. Masing-masing pola garis bubungan menghasilkan suatu bentuk
pola area berbeda. Pusat gambar jari mencerminkan pola area, dikenal sebagai inti
dasar (core point).titik awal percabangan ganda atau corak anatomi pada
penyimpangan dua bentuk garis disebut delta. Hubungan pada sidik jari yang terputus
disebut ujung bubungan, dan bentuk garis percabangan (bifurcation).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pola sidik jari antara kanan dan kiri pada satu individu sama?
2. Mengapa pola sidik jari pada satu individu dengan individu yang lain berbeda?
3. Manakah pola sidik jari yang mendominasi pada data yang didapatkan pada
kelompok?
4. Bagaimaana cara mengetahui perbandingan pola sidik jari mengguankan
perhitungaan chi square?

C. Tujuan
1. Mengetahui pola sidik jari
2. Menguji perbandingan pola sidik jari mahasiswa dengan rumus X2.

D. Manfaat
1. Untuk mengetahui berbagai pola sidik jari sidik jari dari setiap individu
2. Untuk mengetahui pola sidik jari yang paling dominan diantara satu keompok

E. Data Hasil Praktikum

Nama praktikan 1 : Nur Atik Safitri


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Whorl Whorl Loop Whorl Whorl
Kiri Loop Whorl Loop Whorl Whorl

Nama praktikan 2 : Lina Daliyanti


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Loop Loop Whorl Loop
Kiri Loop Loop Loop Loop Loop
Nama praktikan 3 : Mia Agnes Novianti
Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Whorl Loop Whorl Loop
Kiri Loop Loop Loop Whorl Loop

Nama praktikan 4 : Saeful Tio Fauzan


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Loop Loop Loop Loop
Kiri Loop Loop Loop Whorl Loop

Nama praktikan 5 : Handhika Ali W.


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Loop Loop Whorl Whorl
Kiri Loop Loop Whorl Whorl Whorl

Nama praktikan 6 : Rudhy Agustian


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Whorl Loop Loop Loop Whorl
Kiri Whorl Loop Loop Loop Loop

Nama praktikan 7 : Nur Hidayah


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Whorl Whorl Whorl Loop
Kiri Loop Whorl Whorl Whorl Loop

Nama praktikan 8 : Ismira Lutfia


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Arch Loop Loop Whorl Whorl
Kiri Arch Loop Loop Loop Whorl
Nama praktikan 9 : Irma Nur Atika
Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Loop Whorl Whorl Whorl Whorl
Kiri Loop Whorl Whorl Whorl Whorl

Nama praktikan 10 : Rokhi Khumaisaroh


Tangan Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking
Kanan Whorl Whorl Whorl Whorl Loop
Kiri Whorl Whorl Whorl Loop Loop

F. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakukan pada pola sidik
jari,didapatkan pola sidik jari yang paling banyak kami teliti adalah pola loop
berjumlah 53 sedangkan pola whorl berjumlah 45 daan pola arch yaitu
berjumlah 2.Ternyata pola sidik jari antara jari-jari tangan kanan dan tangan
kiri tidak sama.Kami mendapati perbedaan pola sidik jari tangan kanan dan
tangan kiri dari setiap orang,sehingga tiap masing-masing orang memiliki
bentuk pola sidik jari yang tidak sama.Sebagai contoh praktikan yang bernama
Lina mempunyai pola yang hampir semuanya loop kecuali pada jari manis
kanannya berbentuk whorl,sedangkan Rudhy memiliki pola dominant
loop,tetapi ibu jari kanan kiri dan kelingking kanan berbentuk whorl.Berbeda
lagi dengan Rokhi yang pola dominasinya adalah whorl,sedangankan kedua
jari kelingking plus jari manis kiri berbentuk loop.Hal ini membuktikan pola
sidik jari setiap individu berbeda-beda.
Pola dermatoglifi muali terbentuk pada minggu ke 8 sampai minggu ke
16 setelah gestasi. Pembentukan pola dermatoglifi merupakan cerminan
eskpresi genetik poligen serta dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
hormonal, jenis kelamin, faktor lingkungan DNA kromosom. Para ahli
menemukan bahwa dermatoglifi menunjukkan berbagai jenis karakteristik,
bahkan dengan monozigot (identik) kembar, sidik jari pasti berbeda. Pada saat
yang sama, dermatoglifi yang sama akan muncul lagi setelah penyembuhan
luka, selama cedera belum mempengaruhi sel-sel.
Selain pola dermatoglifi hal yang diamati adalah jumlah sulur atau
TRC (Total Rigde Count). Sulur merupakan jumlah garis antara titik triradius
ke titik pusat pola dermatoglifi. Berdasarkan hasil penelitian Holt menyatakan
bahwa prevalensi jumlah sulur pada laki-laki normal rata-rata144 dengan
standar deviasi +/- 51, sedangkan jumlah sulur pada perempuan normal rata-
rata 127 dengan standar deviasi +/-53.
Para ahli medis berdasarkan observasi, rekaman, perbandingan, induksi
dan metode lain, dan pengalaman klinis, menegaskan bahwa dermatoglifi
menyediakan informasi analisis yang akurat kecerdasan ganda dan potensi
seseorang. Para ahli yang mempelajari dermatoglyphics percaya bahwa
dermatoglifi juga tanda-tanda perkembangan saraf embrio, yang mungkin
mencerminkan potensi genetik seseorang.
Analisis Dermatoglyphics didasarkan pada formasi dan jumlah
punggung pada sidik jari; analisis dermatoglifi banyak menginformasikan
gaya seseorang belajar dan berpikir. Setiap orang memiliki pola yang unik;
pola otak tumbuh bersamaan dengan sidik jari. Setiap jari mewakili
kemampuan yang berbeda, dan masing-masing pola memiliki definisi sendiri.
Statistik menunjukkan bahwa tingkat akurasi analisis dermatoglyphics bisa
sampai 85%.
Pola dermatoglifi juga dewasa ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi orang-orang dengan predisposisi genetik untuk
perkembangan penyakit tertentu. Karena pola dermatoglifi diturunkan secara
genetik dan tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir seperti
geografi, ekonomi. Sejumlah gen yang ditemukan pada sindrom kelainan
kromosom, ternyata juga ditemukan keabnormalan pada pola sidik jari atau
dermatoglifinya.

Anda mungkin juga menyukai