PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu. Penganggaran dalam organisasi sektor
publik merupakan tahapan yang cukup rumit yang mengandung nuansa politik
yang tinggi. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu
proses politik. Hal tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta
yang relatif kecil nuansa politiknya. Pada sektor swasta anggaran merupakan
bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya
pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk
dikritik, didiskusikan, dan diberi masukkan. Anggaran sektor publik merupakan
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program
– program yang dibiayai dengan uang publik.
Anggaran merupakan hal penting bagi suatu pemerintah untuk
menjalankan roda pemerintahannya. Anggaran adalah dokumen yang berisi
estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam
ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan
menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja.
Anggaran dapat diartikan sebagai perumusan dan pengelolaan rencana strategis
untuk aktivitas yang akan dilakukan atau tujuan yang hendak dicapai, dalam hal
sektor publik ini tujuan yang dimaksud yaitu penyediaan pelayanan publik yang
baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1) Jelaskan keterkaitan keuangan negara dan daerah ASP !
2) Jelaskan sistem akuntansi keuangan sebagai bagian dari penganggaran
sektor publik negara dan pemerintah !
3) Jelaskan ruang lingkup keuangan !
4) Jelaskan azas umum pengelolaan keuangan negara !
5) Jelaskan kekuasaan atas keuangan !
6) Jelaskan APBN dan APBD !
7) Jelaskan pelaksanaan APBN dan APBD !
8) Jelaskan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara !
9) Jelaskan kondisi perencanaan penganggaran !
10) Jelaskan revolusi sistem perencanaan penganggaran !
C. Tujuan
1) Untuk memahami keterkaitan keuangan negara dan daerah ASP.
2) Untuk memahami sistem akuntansi keuangan sebagai bagian dari
penganggaran sektor publik negara dan pemerintah.
3) Untuk memahami ruang lingkup keuangan.
4) Untuk memahami azas umum pengelolaan keuangan negara.
5) Untuk memahami kekuasaan atas keuangan.
6) Untuk memahami APBN dan APBD.
7) Untuk memahami pelaksanaan APBN dan APBD.
8) Untuk memahami pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.
9) Untuk memahami kondisi perencanaan penganggaran.
10) Untuk memahami revolusi sistem perencanaan penganggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Piutang Daerah
Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kembali kepada
pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya yang sah.
Hal-hal yang harus diperhatikan berkenanaan dengan piutang daerah
adalah bahwa :
Setiap utang daerah harus diselesaikan seluruhnya dengan tepat
waktu.
Pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK SKPD) melakukan
perusahaan atas penerimaan piutang atau daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD.
Piutang daerah dan/atau tagihan yang tidak dapat diselesaikan
seluruhnya pada saat jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dibawah ini adalah siklus pengelolaan keuangan menurut permendagri
:
APBD yang telah disahkan oleh DPRD menjadi kewajiban
pemerintah daerah untuk melaksanakannya. Dalam pelaksanakan
APBD semua pengeluaraan harus didasarkan pada Daftar Isian
Kegiatan Daerah (DIKDA), Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA),
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan surat keputusan
Otorisasi (SKO).
Pengawasan dan PertanggungJawaban APBD
Pengawasan pelaksanaan APBD secara prinsip sama dengan APBN,
yaitu terdapat pelaksanaan secara eksternal dan internal. Pengawasan internal
dilakukan oleh DPRD dan BPK, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan
oleh pemerintah daerah sendiri melalui instansi-instansi dalam jajarannya. Setiap
tahun anggaran berakhir, pemerintah daerah mempertanggungjawabkan
pelaksanaan APBD kepada DPRD. Pemerintah daerah wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN/APBD, baik dalam bentuk
laporan keuangan maupun laporan kinerja, laporan keuangan disusun dengan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP), sedangkan
laporan kinerja disusun sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur
tentang laporan kinerja instansi pemerintah. Bertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang
disampaikan ke DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Laporan keuangan tersebut setidak-tidaknya terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas, dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan sebagaimana di atas disampaikan ke DPR/DPRD
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan keuangan selama
satu tahun anggaran. Selain laporan keuangan tersebut, juga di lampirkan
ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara/daerah dan satuan kerja lainnya
yang pengelolaan diatur secara khusus, seperti: badan layanan umum atau BLU.
Menurut Agustina (2013) menyatakan
bahwaselainadanyapartisipasiakuntabilitasdanmasyarakatdalamsiklusanggaran,
transparansianggaranjugadiperlukanuntukmeningkatkanpengawasan.
Transparansimerupakansalahsatuprinsipdarigood governance.
Transparansidibangundi atasdasararusinformasi yang bebas, seluruhproses
pemerntahan, lembaga-lembagadaninformasiperludiaksesolehpihak-pihak
yangberkepentingan, daninformasi yang tersediaharusmemadai agar
dapatdimengertidandipantau.
I. Kontrol yang sangat ketat terhadap harga input hingga kelevel yang sangat
mikro dalam rencana pengeluaran pemerintah. Kondisi inimenjadikan
proses pengalokasian anggaran menjadi relatif tidak efisien karena
konsumsi waktu yang dihabiskan pada saat diskusi antara otoritas fiskal
dan institusi pemerintah yang menggunakan sumber dana lebih banyak
untuk menilai kewajaran harga input sehingga berdampak pada minimnya
fokus diskusi kepada orientasi hasil kebijakan anggaran itu sendiri.
II. Proses perencanaan penganggaran yang selama ini dilaksanakan hanya
berorientasi kepada 1 tahun anggaran semata sehingga sulit untuk
mencioptakan kondisi yang berorientasi kepada hasil kebijakan yang
menjadi target pemerintah dalam jangka waktu beberapa tahun. Kondisi ini
menyebabkan kebijakan pengeluaran anggaran seolah tanpa koridor
kebijakan yang jelas dalam suatu jangka waktu tertentu yang relatif lebih
panjangdari hanya satu tahun fiskal semata.
J. Revolusi Sistem Perencanaan Penganggaran
Melalui UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah
Republik Indonesia berupaya mendesain sistem perencanaan anggaran relatif
lebih efektif dalam pengalokasiannya, efisien dalam pelaksanaanya, akuntabel,
tersparan, dan lebih mengedepankan pencapaian target kebijakan yang terukur
dalam melakukan pengeluaran anggaran. Selanjutnya Undang-Undang tersebut
dijabarkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang penyusunan rencana Kerja
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga mengamanatkan tiga pendekatan yang
harus menjadi referensi pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan
anggarannya, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Penganggaran Terpadu (Unified Budget) pada dasarnya
memuat semua Kegiatan instansi pemerintahan dalam APBN yang disusun
secara terpadu, termasuk mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan
anggaran belanja pembangunan. Hal ini merupakan tahapan yang di
perlukan sebagai bagian upaya jangka panjang panjang untuk membawa
penganggaran menjadi lebih transparan, dan memudahkan penyusunan dan
pelaksanaan anggaran berorientasi kinerja. Untuk menghitung biaya input
dan menaksir kinerja program, sangat penting untuk melihat secara bersama-
sama biaya secara keseluruhan, baik yang bersifat investasi maupun biaya
yang bersifat operasional. Perbedaan yang ada saat ini antara anggaran rutin
dan anggaran pembangunan mengalihkan fokus dari kinerja secara
keseluruhan. Memadukan anggaran sangat penting untuk memastikan bahwa
investasi dan biaya operasional yang berulang di pertimbangkan secara
simultan pada saat-saat kunci pengambilan keputusan dalam siklus
penganggaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah
alokasi dana untuk tiap-tiap program aktifitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategis telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi
dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategis yang telah dibuat.
Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif
dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang
sudah disusun.
DAFTAR PUSTAKA