Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA BERMAIN

“ MEWARNAI GAMBAR ”

Oleh : Kelompok 15

1. Sola Mardiana

2. Winda Ayu Sholikhah

3. Imroatul Mafruhah

4. Yeti Rahmaniar

5. Novita Aulia Rachma

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi

perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di

rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus

disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan

mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti

marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak

dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor

yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan

anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena

dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya

pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya

melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah

agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara

optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih

efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan

kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan

bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit

(Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah

anak usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak

pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang
bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar

menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat

menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar

dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat

perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak

bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon

atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara

aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya

kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi

kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada

anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. Tujuan Khusus

1. Anak dapat lebih mengenali warna

2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

3. Mengembangkan imajinasi pada anak


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang

tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang

bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara

sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu

aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,

memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan

diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi

kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar

anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan

hasil akhir.

2.2 Kategori Bermain

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak

sendiri. Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu

melakkan aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.


2.3 Ciri-Ciri Bermain

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 Klasifikasi Bermain Menurut Isi

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan

oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di

sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,

misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu.
2.5 Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita

Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing

mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak

ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak

pre school. Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang

sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian

tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi

dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak

usia sekolah Adolesen.

2.6 Fungsi Bermain

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. Perkembangan Sensorik Motorik

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,

misalnya meraih pensil.

2. Perkembangan Kognitif

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4. Perkembangan Sosial

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari belajar dalam kelompok.

5. Kesadaran Diri (Self Awareness)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku

terhadap orang lain.

6. Perkembangan Moral

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,

menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan

kejujuran

7. Terapi

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang

tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. Komunikasi

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat

mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain

peran.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif

terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan à lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan à senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi


2.8 Tahap Perkembangan Bermain

1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9 Bermain Di Rumah Sakit

A. Tujuan

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B. Prinsip

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua

C. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain

1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Alat bermain

2. Tempat bermain
E. Pelaksanaan Bermain Di Rs Dipengaruhi Oleh

Faktor pendukung : Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS,

kerjasama Tim dan keluarga

Faktor penghambat : Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.10 Bermain Mewarnai Gambar

a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah

bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif

untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi

pada anak.

b. Manfaat

1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan

sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan

motorik halus.

3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak

suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena

proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,

kognitifnya tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk

meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman

dari rasa marah dan benci.


7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan

metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama

dirawat di rumah sakit.


SATUAN ACARA BERMAIN

MEWARNAI GAMBAR

Topik : Terapi bermain

Sub topic : Mewarnai gambar

Tanggal pelaksanaan : 04 Desember 2017

Waktu : 08.00 WIB

Sasaran : Anak Prasekolah

Tempat : Di Ruang Anak RS Paru Surabaya

A. Tujuan

1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)


Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman
bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah diajak bermain selama 35 menit, anak diharapkan:
a. Gerakan motorik halusnya lebih terarah
b. Berkembang kognitifnya
c. Dapat mewarnai gambar yang disukainya
d. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang
dirawat di ruang yang sama
e. Kejenuhan selama dirawat di RS berkurang

B. Perencanaan

1. Jenis Program Bermain Mewarnai gambar dengan pensil


warna/spidol/pantel pada kertas gambar yang telah tersedia
2. Karakteristik bermain
a. Melatih motorik halus
b. Melatik kesabaran dan ketelitian
3. Karakteristik peserta
a. Usia 3 – 6 tahun
b. Jumalah peserta: 2 – 4 anak dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif

4. Metode: Demontrasi

5. Media
a. Kertas gambar yang siap diwarnai
b. Alat untuk menggambar (Pensil warna/spidol/pantel)

C. Strategi Pelaksanaan

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan Menjawab

mengucapkan salam. salam

2. Memperkenalkan diri Mendengarkan

3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan

terapi bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang Memperhatikan

tua

2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara § Memperhatikan

pelaksanaan terapi bermain

mewarnai kepada anak §

2. Memberikan kesempatan Bertanya

kepada anak untuk bertanya


jika belum jelas §

3. Membagikan kertas Antusias saat

bergambar dan crayon menerima

4. Fasilitator mendampingi anak peralatan

dan memberikan motivasi § Memulai untuk

kepada anak mewarnai gambar

5. Menanyakan kepada anak § Menjawab

apakah telah selesai mewarnai pertanyaan

gambar §

6. Memberitahu anak bahwa Mendengarkan

waktu yang diberikan telah

selesai

7. Memberikan pujian terhadap Memperhatikan

anak yang mampu mewarnai

gambar sampai selesai

3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk § Menceritakan

menyebutkan apa yang

diwarnai §

2. Mengumumkan nama anak Gembira

yang dapat mewarnai dengan

contoh §

3. Membagikan reward kepada Gembira

seluruh peserta

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan § Memperhatikan

pujian kepada seluruh anak § Gembira


yang telah mengikuti program §

terapi bermain

2. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan


kepada anak dan orang tua

3. Mengucapkan salam penutup § Menjawab salam

D. Kriteria Evaluasi

1. Evalusi Struktur

a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.

b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Anak lantai 3 RS

Paru Surabaya

c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira

b. Kecemasan anak berkurang

c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh

d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

E. Pengorganisasian

1. Pembimbing Akademik : Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.An

2. Pembimbing Ruangan : Tri Endah, S.Kep.,Ns

3. Leader : Imroatul Mafruhah

4. Co Leader : Sola Mardiana

5. Fasilitator : Novita Aulia Rachma & Yeti Rahmaniar


6. Observer : Winda Ayu Solikhah

7. Anak : anak berusia 4-6 tahun yang dirawat di ruang

Anak RS Paru Surabaya

F. Uraian Tugas

1. Leader : Memimpin jalannya program terapi

2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

G. Perkiraan Hambatan

1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di

jadwalkan)

2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

H. ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH

1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama

program terapi.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada

: http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.

Mosby Year Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai