PENDAHULUAN
1
dalam bentuk laporan keuangan dan diukur dengan alat ukur dalam bentuk rasio
yang di antara berupa rasio probabilitas dan rasio solvabilitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menerapkan nilai saham yang benar saat ini, untuk menentukan apakah mereka
berada di atas atau di bawah value dan untuk memperkirakan nilai saham masa
depan berdasarkan informasi ini. Metodologi yang bijaksana dapat menggunakan
pendekatan yang berbeda. Misalnya, kelompok industri dapat dibandingkan
dengan kelompok industri lain, sementara perusahaan-perusahaan tertentu di
dalam kelompok tersebut dibandngkan terhadap satu sama lain. Secara umum
untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental yang
terdiri 4 langkah, yaitu :
1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan
2. Menghitung kondisi industry secara keseluruhan
3. Menghitung kondisi perusahaan
4. Menghitung nilai saham perusahaan
Dalam operasionalnya, analisis fundamental memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan analisis fundamental adalah sebagai
berikut :
1. Analisis fundamental amat berguna untuk menentukan arah jangka
panjang
2. Lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
3. Bisa menjelaskan lebih tepat mengenai alasan mengapa harga naik
atau turun
4. Mampu memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan
investasi
Kelemahan analisis fundamental sebagai berikut:
1. Memakan banyak waktu
2. Sulit berfungsi pada pasar modal tidak efisien karna asumsi dasarnya
adalah pasar efisien.
3. Asumsi pasar efisien sulit di terapkan karna informasi dapat sempurna
presepsi
4. Tidak dapat menggambarkan psikologi pasar dan investor saat ini
5. Tidak fleksibel untuk menentukan periode waktu yang diinginkan
4
4. Tingkat bunga
5. Kurs mata uang (fluktuasi nilai tukar)
Variable tersebut perlu di analisa karna adanya kecenderungan hubungan
yang kuat antara apa yang terjadi dilingkungan ekonomi makro dan kinerja pasar
modal. Lingkunagn ekonomi makro adalah lingkunagn yang mempengaruhi
operasi perusahaan sehari-hari. Contohnya, jika suku bunga tinggi, maka saham
sektor perbankan relative menarik untuk dikoleksi. Sedangkan untuk meramalkan
perusahaan pasar modal, dapat digunakan dua dasar peramalan : 1. Perusahaan
siklis ekonomi 2. Perusahaan variable-variable ekonomi makro.
Untuk memutuskan alokasi investasi dana di pasar modal, maka kondisi
ekonomi perlu di pelajari dan perlu juga memperhitungkan kondisi ekonomi
secara keseluruhan apakah baik atau buruk jika investor mau berinvestasi di pasar
modal.ini adalah sebagian pertanyaan seseorang fundamental analisis,
menanyakan untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan
baik untuk pasar saham:
1. Apakah tingkat inflasi tinggi atau rendah ?
Tingkat inflasi adalah peningkatan harga barang atau jasa pada suatu
periode tertentu, yang disebabkan oleh :
Terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran
Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing, sehingga
terjadi kenaikan biaya produksi sehingga mendorong kenaikan
harga jual
Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang melampaui
kesediaan barang/jasa
Jika suatu Negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi maka
akan menurunkan pendapatan riil dari investasi
2. Apakah suku bunga naik atau turun ?
Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan factor negative bagi pasar
modal. Karena investor lebih cenderung menginvestasikan dananya di
bank dengan perhitungan akan memberikan return yang tinggi dan
dengan risiko yang relative rendah (riskless Investment). Suku bunga
yang tinggi kurang menguntungkan bagi dunia usaha, karna akan
menaikkan harga pokok produksi dan harga jual. Akibatnya konsumen
akan menunda pembelian yang pada akhirnya menurunkan penjualan
atau profit perusahaan.
3. Apakah tingkat pengangguran tinggi atau rendah ?
Tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator untuk melihat
gambaran perekonomian suatau Negara. Dalam keadaan krisis
ekonomi maka tingkat pengangguran meningkat, sebaliknya jika
terjadi pertumbuhan ekonomi maka akan terjadi full capacity dalam
5
produksi barang/ jasa, sehingga banyak tenaga kerja yang kerja yang
terserap. Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai salah satu
dasar untuk berinvestasi disuatu Negara apakah tersedia tenaga kerja
yang cukup atau tidak. Tingkat pengangguran secara tidak langsung
berhubungan dengan daya beli.
4. Apakah PDB suatu Negara tinggi atau rendah ?
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) adalah jumlah
produk berupa barang dan jasayang dihasilkan oleh unit-unit produksi
di dalam batas wilayah suatu Negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah Negara yang bersangkutan. Barang – barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/
kotor. Sehingga dapat disimpulkan PDB merupakan jumlah seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan domestik dan asing
pada suatu Negara dalam periode tertentu. PDB merupakan indicator
pertumbuhan ekonomi suatau Negara, jika produksi barang/jasa
meningkat, dapat diasumsikan bahwa suatu Negara sedang mengalam
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan ini dapat digunakan
sebagai sinyal yang baik untuk berinvestasi di Negara tersebut.
5. apakah neraca perdagangan untung atau rugi?
Defisit anggaran didasarkan oleh neraca pembayaran suatu Negara
terhadap aktivitas ekonomi internasional, baik yang bersifat komersial
maupun finansial. Kemampuan suatu Negara untuk membiayai
anggaran belanjanya merupakan salah satu indikator perkembangan
perekonomian Negara tersebut. Apabila untuk membiayai kebutuhan
rutinnya saja sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya dalam
perdagangan internasional. Hal ini menjadi pertimbangan bagi investor
untukmenginvestasikan dananya pada suatu Negara baik dalam rangka
Direct Foreign Investment atau Undirect Foreign Investment.
Disamping itu sebelum berinvestasi para investor juga harus
memahami reaksi pasar yang menjadi bagian penting dalam
memahami indicator makroekonomi. Contoh reaksi pasar dapat
digambarkan melalui angka pertumbuhan PDB yang tinggi akan
direspon positif oleh pasar, sedangkan angka pertumbuhan PDB yang
negative akan direspon negative oleh pasar.
6
2.3 Analisis Industri
Analisis industri adalah analisis yang mempelajari keadaan kompetitif dari
suatu sektor industrindalam hubungannya dengan yang lain serta mengidentifikasi
perusahaan-perusahaan yang mempunya potensi dan satu sektor industry tertentu.
Analisis konidisi industry atau bisnis dari suatu perusahaan menjadi konsep
penting dalam analisis fundamental karena setiap industri itu mempunyai siklus
tersendiri. Misalnya, pada awal tahun 2000an,indsutri yang berbasis teknologi
sedang mengalami booming. Harga saham-saham teknologi di nasdaq mengalami
kenaikan yang laur biasa. sedangkan sekarang ini industri yang berbasis pada
komoditas pertambangan sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Hal
inilah yang harus di lihat seorang investor dalam mencari nilai dari suatu saham.
Saham dari sektor industri yang sudah tua, atau sedang mengalami penurunan
harus dihindari investor. Sedangkan industry yang sedang mengalami Igrowth
yang tinggi akan diincar oleh investor karna berpotensi memberikan yield yang
tinggi. Namun, terkadang ada kesulitan untuk memprediksi sektor industri mana
yang sudah mengalami kelusuan dan sektor mana yang akan mengalami
pertumbuhan. Oleh sebab itu, prinsip diversifikasi bisa juga digunakan. Biasanya
membagi portofolio ke berbagai sektor industri dengan tujuan untuk memperkecil
risiko.
Pada prinsipnya analisisindustri dilakukan dengan membandingkan kinerja
dari berbagai industry, dengan maksud untuk mengetahui jenis industri apa saja
yang memberikan prospek yangpaling menjajikan. Investor dapat menggunakan
informasi tersebut untuk menggunakan saham-saham mana saja yang akan
dimasukkan dalam portofolio yang akan dibentuknya. Beberapa indicator penting
dalam analisis industry antara lain : penjualan, laba, deviden, struktur modal,
regulasi, inovasi.
Pentingnya analisis industry adalah :
1. Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industry
yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula
2. Tingkat return masing-masing industry berbeda setiap tahunnya
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan dalam satu industry terlihat
cukup beragam
4. Tingkat risiko berbeda industry juga beragam
5. Tingkat risiko suatu industry relative stabil sepanjang waktu
Informasi yang penting dalam analisis industry meliputi :
1. Estimasi tingkat keuntungan industry
2. Estimasi earning per share industry
3. Persaingan earning multiplier suatu industry
7
1. Mengindentifikasi tahap kehidupan produk , yaitu dengsn
mengenali apakah industry tertentu pada tahapan pertumbuhan ,
pendewasaan atau penurunan.
2. Mengidentifikasi perekonomian makro ; beberapa industry mampu
beroperasi cukup baik dalam kondisi resesi sedangkan yang lain
sangat jelek.Terkait hal tersebut maka perlu mengelompokkan
industry dalam tiga tingkatan sebagai berikut:
a. Growth industry , yaitu industry yang mempunyai laba lebih
tinggi dari rata-rata industry.
b. Defensive industry , yaitu industry yang tidak banyak
terpengaruh dengan kondisi perekonomian.
c. Cyclical industry , yaitu industry yang sangat peka terhadap
perubahan kondisi perekonomian.
3. Melakukan analisis kualitatif , yaitu untuk menilai prospek industry
di masa yang akan datang.Aspek yang analisis antara lain ; kinerja
; historis;kebijakan pemerintah;perubahan struktur.
4. Membuat ekspektasi , yaitu bagaimana prospek suatu industry di
masa yang akan datang.Misalnya dengan mengekspektasi : 1)
industry apa saja yang diharapkan akan memberikan peningkatan
laba;2)industry apa saja yang kemungkinan besar terpengaruh oleh
kondisi politik.
8
perusahaan tersebut. Selanjutnya investor harus menganalisis mana
diantaraperusahaan tersebut yang harga sahamnya masih relative murah
dibandingkan dengan harga saham perusahaan yang lain. Disinilah perlu
digunakan rasio-rasio keuangan, dan secara umum rasio keuangan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menjamin pembayaran kewajiban-kewajiban
lancarnya. Rasio ini antara lain : Rasio kas, Rasio cepat, Rasio lancar.
2. Rasio pengungkit (Leverage), rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain: Rasio
total hutang terhadap modal sendiri, total hutang terhatap total asset, TIE
(Time Interest Earned)
3. Rasio efisiensi/perputaran (Turnover), rasio perputaran digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk mengelola asset-assenya sehingga
memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: Rasio
perputaran persediaan, Perputaran aktiva tetap, dan totalaset turnover
4. Rasio profitabilitas (Profitability Ratio), rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit
Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE
(Return On Equity).
5. Rasio nilai pasar (Market Value), rasio ini digunakan untuk mengukur harga
pasar relative terhadap nilai buku perusahaan \. Rasio ini antara lain: PER
(Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devidend Payout Ratio, PBV (Prica to
Book Value)
Namun sebagai investor saham, tidak terlalu penting untuk menggunakan
seluruh rasio-rasio yang ada di atas. Rasio yang lazim dan relative
sederhana untuk digunakan adalah sebagai berikut:
1. Earning Per Share (EPS)= Laba bersih/Jumlah saham
Rasio ini adalah untuk mengukur keuntungan yang di peroleh
investor dari setiap lembar sahamnya. Jika misalnya EPS sebesar 10,
maka setiap lembar saham akan mendapatkan porsi 10 dari laba
bersih. Jadi jika investor memiliki 1.000 lot saham tersebut, maka dia
berhak sebesar RP. 5.000.000,- atas total laba bersih yang ada/
2. Price to Earning Ratio (PER) = Harga saham / EPS
Ukuran yang umum dipakai untuk melihat harga saham, apakah
mahal atau tidak adalah price to earning ratio (PER). Rumusnya
adalah harga perlembarsaham dibagi dengan laba per lembar
saham.jika semakin tinggi PER suatu saham, maka semakin mahal
harga saham tersebut. Sebailknya, semakin kecil PER suatu saham,
9
semakin murah harga saham tersebut. Atau angka PER tersebut bisa
juga dibandingkan dengan rata-rata industri. Jika misalnya rata-rata
industri mempunyai PER 10 kali, maka perusahaan yang PER nya di
atas 10, cenderung sudah kemahalan. Saham yang PER nya di bawah
10, masih relative menarik untuk dikoleksi.
3. Return Of Equity (ROE) = Laba Bersih / Total Ekuitas
Rasio ini untuk mengukur imbal hasil atas ekuitas atau modal disetor.
Jika semakin tinggi ROE, maka semakin bagus perusahaannya,
begitu juga sebaliknya semakin kecil ROE, semakin jelek
perusahaannya.
4. Return On Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Aset
Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuanperusahaan untuk
menghasilkan laba bersih dengan menggunakan aset-aset yang ada.
Semakin tinggi angka ROA, berarti semakin produktif perusahaan
tersebut menggunakan asetnya.
5. Price to Book Value (PBV) = Harga saham / Nilai Buku (total aset-
total utang)
Jika angka PBV lebih rendah dari 1% berarti harga saham dijual lebih
rendah dari nilai perusahaan berdasarkan aset. Namun rasio PBV ini
cenderung krang valid digunakan dalam mengukur nilai suatu saham.
Bisa saja nilai buku dari perusahaan tinggi, tetapi aset tersebut tidak
berkualitas. Perlu diingat bahwa laporan keuangan itu disusun
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum. Dalam akuntansi,
aset itu dicatat berdasarkan historical value atau harga berdasarkan
pembelian. Jadi nilai buku dari suatau perusahaan tidak
mencerminkan nilai yang terkini.
6. Dividend Payout Ratio (DPR) = Deviden tunai/ Laba bersih
Rasio ini adalah untuk melihat berapa persentase laba beesih yang
dibagikan kepada pemegang saham terhadap total laba bersih
perusahaan dalam satu tahun buku. Deviden yang teratur dibagikan
kepada investor menunjukkan kuatnya posisi kas perseroan sehingga
mampu mendistribusikan kas kepada para pemegang saham.
7. Debt to Equity Ratio (DER) = Total utang / Total Ekuitas.
Rasio ini adalah untuk mengukur besarnya utangyang digunakan
perusahaan terhadap jumlah modal sendiri atau ekuitas. Semakin
10
besar rasio DER, semakin tingi resiko perusahaan tersebut
mengalamai kebangkrutan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-
data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan
perusahaan/badan usaha tersebut. Secara umum untuk menganalisa perusahaan
dengan menggunakan analisis fundamental yang terdiri 4 langkah, yaitu
menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan,menghitung kondisi industry
secara keseluruhan,menghitung kondisi perusahaan,menghitung nilai saham
perusahaan.
Di dalam analisis fundamental rasio yang relative sederhana yaitu
menggunakan laba bersih/jumlah saham,harga sahama,laba bersih/total
ekuitas,lababersih/total aset,harga saham/nilai buku.dividen tunai dan total
utang.Analisis industry adalah analisis yang mempelajari keadaan kompetitif dari
suatu sektor industry dalam hubungannya dengan yang lain serta
mengindentifikasi perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi pada suatu
sektor industry tertentu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Y. (2011). Reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap
return saham perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(1).
13