Anda di halaman 1dari 2

Psikologi Humanistik

(Arthur W Combs)

A) Sejarah
Munculnya psikologi humanistik berawal dari kritik terhadap behavioristic
yang dianggap “mendehumanisasi”. Mendehumanisasi disini maksudnya adalah
psikologi behavioristik tersebut gagal memberikan sumbangsih besar terkait
pemahaman manusia dan kondisi eksistensialnya, pada kenyataannya psikologi
behavioristik tersebut telah merampok esensi dari pada manusia itu sendiri. Berbeda
dengan humanistik, aliran ini justru berfokus pada manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang bebas.
Pertama yang perlu dipahami dalam humanistik ini adalah “bidang fenomenal”
maksudnya semua perilaku, tanpa kecuali, sepenuhnya ditentukan oleh dan berkaitan
dengan bidang fenomenal organisme (individu) yang berperilaku. Bidang fenomenal
adalah realitas subyektif kita, dunia yang kita sadari, termasuk benda fisik dan manusia,
dan perilaku, pikiran, citra, fantasi, perasaan, dan gagasan kita seperti keadilan,
kebebasan, kesetaraan, dan sebagainya. Arthur (Snygg dan Combs) menekankan, di
atas segalanya, bahwa bidang fenomenal inilah yang menjadi subjek sebenarnya untuk
psikologi. Jadi, jika kita ingin memahami dan memprediksi perilaku orang, kita perlu
masuk ke lapangan fenomenal mereka. Karena kita tidak bisa mengamatinya secara
langsung, kita perlu menyimpulkannya dari hal-hal yang dapat kita amati
Seperti yang sudah tertulis pada paragraf sebelumnya, dalam humanistik Arthur
manusia merupakan aspek yang bebas, maksudnya maklhluk yang kreatif dan memiliki
pilihan-pilihan sendiri, kemauan sendiri dan sebagainya. Pandangan ini juga digunakan
atau diterapkan dalam bidang pembelajaran/pendidiakn.
Arthur dan Donald Snygg, dalam bidang pendidikan juga menerapkan aliran
humanistik, mereka dalam belajar menekankan pada “makna”. Maksudnya adalah
belajar terjadi ketika hal terlibat dalam pembelajaran amemiliki relevansi langsung
dengan kebutuhan individu, yaitu ketika belajar itu bermakna bagi individu itu. Guru
tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia
persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus
berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada..
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajar daripada hasil belajarnya.
Karena lebih menitikberatkan pada prosesnya, maka siswa akan mampu memahami
secara mendalam tentang materi yang ia peroleh dari suatu pembelajaran. Artinya, ia
akan benar-benar mendapatkan ilmunya, orientasi utamanya adalah ilmu pengetahuan
dan bukan hanya sekedar nilai.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Kelebihannya adalah :

1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial.
2. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
3. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain
dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak
orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku

Kekurangannya adalah :

1. Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar
2. Terlalu memberi kebebasan pada siswa

Anda mungkin juga menyukai