Formalin adalah salah satu jenis pengawet yang sering disalah gunakan dan
Ironisnya, formalin ini sangat mudah ditemukan dengan harganya yang murah,
sehingga sering digunakan oleh produsen dan pedagang tahu untuk mengawetkan
rata 37% dan metanol 15% dan sisanya adalah air. Formalin bukan pengawet
makanan tetapi banyak digunakan oleh industri kecil untuk mengawetkan produk
makanan karena harganya yang murah sehingga dapat menekan biaya produksi,
dapat membuat kenyal, utuh, tidak rusak, praktis dan efektif mengawetkan
Pangan, pada Lampiran II tentang bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP.
(IARC, 2006).
Dalam pengujian formalin kali ini digunakan sampel ikan asin (tongkol)
dimana sampel ikan tongkol yang akan dianalisis didestilasi terlebih dahulu,
senyawa p-quinoidal.
p-quinoidal
dimana setelah dilakukan uji diperoleh bahwa kadar formalin dalam sampel ikan
tongkol yang diperoleh memiliki nilai absorbansi yang negatif sehingga didapat
Hal ini dapat disebabkan karena formaldehid mudah bereaksi dengan protein
permukaan hingga terus meresap ke dalam ikan (Sudin, 2007) dan tidak
terkstraksii dengan air suling. Selain itu formalin merupakan larutan yang mudah
Daftar Pustaka
Sudin, A., 2007. Formalin Bukan Formalitas. Bulletin Charoen Pokphand Nomor
Widowati W., Sumyati. 2006. Pengaturan tata niaga formalin untuk melindungi
40.
Puspasari, G., dan Hadijanto, K., 2014, Uji Kualitas Formalin dalam Tahu Kuning