Anda di halaman 1dari 4

Menguak Misteri Batuk Lama pada Anak

Orang tua mana yang tidak khawatir apabila anaknya mengalami batuk-batuk yang tidak kunjung
sembuh? Orang tua mana yang tidak akan pergi ke dokter lain apabila anaknya setelah diberi
obat oleh dokter, kemudian tidak berhenti batuknya? Beberapa pernyataan yang sering saya
dengar dari para orang tua, antara lain:

“Aduh, si dokter anak A gak jago yah, gak sembuh-sembuh nih batuk anak saya.”

“Anak saya cocok nih dengan dokter anak B, langsung sembuh loh batuknya abis dari dia!”

“Wah, kalau ke dokter umum pasti deh gak bakal sembuh batuk anak saya, kurang hebat
sepertinya ya!”

Apakah pernyataan orang tua tersebut benar? Tidak benar, namun juga tidak sepenuhnya salah.
Apa yang mereka katakan memang berdasarkan pengalaman pribadi mereka sendiri. Apa yang
dilihatnya adalah ketidaksembuhan anak mereka dari batuk-batuk tersebut. Lalu, apakah itu
akibat dokter tersebut tidak hebat atau salah memberikan obat? Setelah membaca artikel yang
saya tuliskan ini, anda pasti akan bisa menjawabnya!

Pengetahuan akan fungsi, penyebab utama, dan penanganan batuk pada anak mutlak perlu untuk
diketahui oleh para orang tua, supaya ketika anak mereka mengalami batuk yang tidak kunjung
sembuh, mereka tidak menjadi khawatir, mengerti apa yang menyebabkannya, dan tidak
menyalahkan tenaga kesehatan akan masalah tersebut.

Apa itu batuk? Apa fungsinya?

Batuk adalah sebuah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang ada
di sekitar jalur pernafasan seseorang (jalur pernafasan meliputi dari hidung sampai dengan paru-
paru). Untuk dapat batuk, seseorang harus memiliki otot-otot pernafasan (serta persarafan) yang
baik.

Mengapa seseorang menjadi batuk? Apa yang merangsang seseorang menjadi batuk?

Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sedemikian rupa supaya mekanisme
pertahanan ini hanya dikeluarkan apabila memang diperlukan (walaupun kita dapat secara
sengaja untuk batuk). Sesuai dengan fungsinya untuk mengeluarkan benda asing dalam jalur
pernafasan, apapun benda asing yang sifatnya iritan di jalur pernafasan akan merangsang pusat
batuk di otak manusia, yang nantinya merangsang otot-otot pernafasan untuk melaksanakan
tindakan batuk tersebut.

Seperti contoh, seseorang secara tidak sengaja menghirup serbuk-serbuk cabai dan kemudian
langsung batuk-batuk (tujuan batuk tersebut untuk mengeluarkan serbuk cabai yang sifatnya
meng-iritasi saluran napas).
Pada prinsipnya, sensor batuk (disebut sebagai reseptor batuk dalam kedokteran) akan
memberikan sinyal ke pusat batuk, kemudian pusat batuk akan merangsang otot-otot pernafasan
untuk memulai tindakan batuk. Karena fungsinya untuk mengeluarkan benda asing, sensor batuk
paling utama memang terdapat di saluran pernafasan, namun ada pula sensor di tempat lain (lihat
gambar skema dibawah ini).

Dengan melihat skema sederhana tersebut, anda dapat mengerti bahwa penyebab batuk bisa dari
beberapa tempat seperti yang tertera pada skema.

Secara skematis, kira-kira seperti inilah gambarannya:

Apakah ada pengelompokan batuk pada anak? Apakah kegunaannya?

Batuk pada anak terutama dikelompokkan berdasarkan durasinya, antara lain: (Kegunaan utama
dari klasifikasi ini adalah untuk menentukan penyebab dari batuk tersebut)

 Batuk akut (<2 minggu)

Untuk batuk yang kurang dari dua minggu (batuk akut) penyebab utama, antara lain
infeksi saluran napas atas (hidung dan tenggorokan yang dalam kedokteran disebut
faring) yang disebabkan >80%nya oleh virus (sisanya oleh bakteri).

 Batuk subakut (2-4 minggu)

Hampir seluruh batuk subakut disebabkan oleh post-viral cough atau batuk pasca
infeksi virus.

 Batuk kronis (> 4 minggu).

Batuk lama yang durasinya lebih dari 4 minggu (1 bulan) dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab antara lain, post-viral cough, asma (batuk alergi), penyebab dari asam
lambung yang naik ke kerongkongan (disebut dalam kedokteran sebagai Gastro-
Esophageal Reflux Disease / GERD), penyakit genetik, infeksi kronis Tuberculosis, dan
penyakit jantung.

Note: terdapat perbedaan pengelompokan batuk tersebut berdasarkan durasinya dari sumber
literatur kedokteran Eropa (durasi batuk dibagi menjadi <3 minggu, 3-8 minggu, dan
>8minggu) dan Amerika Serikat. Disini yang saya gunakan adalah literatur dari Amerika
Serikat.

Apa penyebab utama batuk lama pada anak?

Penyebab utama batuk lama (subakut atau kronis) pada anak SERINGKALI tidak berbahaya
karena umumnya penyebabnya adalah post-viral cough. Batuk ini terpicu akibat saluran napas
yang hiper-reaktif setelah terinfeksi oleh virus-virus tertentu. Saluran napas yang hiper-reaktif ini
menyebabkan reseptor batuk yang lebih mudah teraktivasi, sehingga batuk-batuk akan terjadi
walaupun sudah sembuh dari infeksi virus pada saluran napas atas tersebut (hiper-reaktifitas
pasca infeksi virus serupa juga terjadi pada orang dewasa).

Note: Jenis batuk dari post-viral cough ini TIDAK BERBAHAYA, sehingga sebenarnya tidak
perlu ditakuti dan dikhawatirkan oleh para orang tua.

Adakah penyebab umum lainnya selain post-viral cough ?

Penyebab umum lainnya adalah infeksi berulang (umumnya akibat penularan dari orang
lain), asma (berhubungan dengan bakat alergi yang dimiliki), GERD, dan rhinosinusitis.
Penyebab yang lebih jarang, antara lain penyakit genetik (Cystic Fibrosis), penyakit jantung
bawaan, dan infeksi Tuberculosis.

Bagaimana penanganan batuk pada anak?

Karena penyebab utama batuk pada anak adalah infeksi saluran napas atas akibat virus (infeksi
virus pada saluran napas atas umumnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
apapun), maka penanganan utamanya adalah istirahat dan nutrisi yang cukup (agar sistem
imunitas tubuh sang anak dapat secara optimal menghalau infeksi virus tersebut) dan pengobatan
ditujukan untuk meredakan gejala, yaitu meredakan pilek yang mengganggu (dengan obat-
obatan yang mengandung chlorpheniramine maleate, cetirizine, loratadine, dan lainnya),
memudahkan pengeluaran dahak (dengan obat-obatan pengencer dahak seperti ambroksol,
bromhexine, guaifenesin), dan meredakan demam (dengan penurun panas, seperti obat yang
mengandung parasetamol).

“Penggunaan antibiotik tidaklah berguna karena lebih dari 80%nya disebabkan oleh virus
(antibiotik hanya berguna apabila penyebabnya adalah bakteri/kuman).”

Selain itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, batuk adalah sebuah mekanisme pertahanan
tubuh sehingga batuk umumnya tidak perlu untuk dihentikan (penggunaan obat-obat untuk
menghentikan batuk disebut sebagai antitussive). Tidak seperti pada orang dewasa dimana
penggunaan obat antitussive tidak berbahaya, pada anak-anak sangat tidak dianjurkan
untuk menggunakan antitussive (kecuali pada infeksi tertentu yang disebut dengan infeksi
pertussis).

Kembali pada pernyataan orang tua di awal artikel ini, jadi kenapa ada anak yang sembuh
dari batuk dengan cepat dari satu dokter dan tidak sembuh di dokter yang lain?

Ada beberapa jawaban:

1. Post-viral cough tidak selalu terjadi! Terdapat persentase kemungkinan tertentu bahwa
sang anak tidak mengalami hiper-reaktifitas pada saluran napasnya setelah infeksi virus
pada saluran napasnya. Anak lainnya mungkin mengalami post-viral cough, sedangkan
lainnya langsung sembuh setelah infeksi virus.
2. Dokter tertentu memberikan antitussive yang akan menyebabkan gejala batuk anak
langsung mereda, sedangkan dokter lainnya tidak memberikan.
3. Anak anda memiliki asma (baca di artikel lainnya), pengobatan dokter tertentu ada yang
memberikan pelega untuk asma pada pengobatan batuk biasa pada anak (sehingga gejala
batuk langsung membaik ketika diberikan obat pelega tersebut).

Jadi, anda sekarang sudah menemukan jawaban dari misteri batuk lama pada anak!
Sebagai orang tua yang bijak, janganlah meminta dokter untuk menghentikan gejala batuk pada
anak secara cepat (dengan menggunakan antitussive) pada infeksi virus saluran napas atas biasa,
justru demi kepentingan dan kesehatan anak anda, batuk sebagai mekanisme pertahanan tubuh
lebih baik dipertahankan (dalam keadaan post-viral cough, bisa dipertimbangkan pemberian
antitussive berdasarkan berat-ringannya gejala).

Note: apabila batuk lama pada anak anda diikuti dengan penurunan nafsu makan, tidak mau main
seperti biasanya (maunya tidur saja), rewel, penurunan berat badan, tidak sadarkan diri, dan
demam lama, segera konsultasikan ke dokter di klinik ataupun rumah sakit terdekat.

Daftar Pustaka
1. Shields MD, Thavagnanam S. The difficult coughing child: prolonged acute cough in
children. Cough 2013; 9:11]
2. Chang AB, Glomb WB. Guidelines for Evaluating Chronic Cough in Pediatrics ACCP
Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. CHEST 2006; 129:260S-283S
3. Goldsobel AB,Chipps BE. Cough in the Pediatric Population. J Pediatr.2010
;156(3):352-8
4. Tong CKW. Approach to a child with cough. The University of British
Columbia [Internet]. Available from:
http://learnpediatrics.com/body-systems/respiratory-system/approach-to-a-child-with-a-
cough/

Anda mungkin juga menyukai