Tinjauan Teori
1.1 Menyusui
1.1.1 Pengertian Menyusui
Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu
pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir
minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam
sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10 – 12 bulan. Pada usia
ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tak perlu lagi
member makanan di malam hari (Kristiyanasari, 2008).
Langkah – langkah menyusui yang benar
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah,dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu
didepan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang
dibawah, jangan menekan putting susu.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan
cara :
a. Menyentuh pipi dengan putting susu atau,
b. Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
a. Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut
bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak di bawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila
bayi hanya menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan
masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet.
b. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga (Kristiyanasari, 2008). 11
6) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai
terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang
lain.Cara melepas isapan bayi :
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
atau
b. Dagu bayi ditekan kebawah.
7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan
(yang dihisap terakhir).
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya.
9) Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah
menyusu. Cara menyendawakan bayi :
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan.
b. Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap
– usap punggung bayi sampai bayi bersendawa (Kristiyanasari,
2008).
2.1 ASI
1.1.1 Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam – garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997).
ASI (Air Susu Ibu) adalah istilah untuk cairan putih yang dihasilkan
oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari
berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama
periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4–5 kali dan kadar
protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui dan juga terjadi variasi
dari hari ke hari selama periode laktasi (Proverawati, 2009).
ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain zat
putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainya. Cairan hidup
yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu
“simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh
buatan manusia (Roesli, 2005).
Air susu ibu menurut stadium laktasi :
1) Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling
tinggi dari pada ASI sebenarnya, khususnya kandungan
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan material residual
yang terdapat dalam alveoli serta duktus dari kelenjar payudara sebelum
dan setelah masa puerperium.
2) Air susu masa peralihan
a. Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut :
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang
matur.
b. Disekresi dari hari ke – 4 sampai hari ke – 10 dari masa laktasi, tetapi
ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi
pada minggu ke – 3 sampai minggu ke – 5.
c. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin tinggi.
d. Volumenya juga akan makin meningkat.
3) Air susu matur
Adapun ciri dari susu matur adalah sebagai berikut :
a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa
komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke – 3
sampai minggu ke – 5).
b. Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi,
ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan
cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.
c. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang
diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan
karoten yang terdapat di dalamnya.
d. Tidak menggumpal jika dipanaskan
e. Terdapat antimicrobial faktor, antara lain sebagai berikut :
a) antibodi terhadap bakteri dan virus
b) sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T)
c) enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase,
amilase, fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase)
d) protein (laktoferin, B12 binding protein)
e) Resistance faktor terhadap stapilofilokokus
f) Komplemen
g) Interferon producing cell
h) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan
adanya faktor bifidus
i) Hormon – hormon (Saleha, 2009)
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2000).
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi
berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan
lebih dari 2 tahun. Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat
meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama
kehidupannya.
Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif
serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah
bayi berumur 6 bulan. Berdasarkan hal-hal diatas, WHO/UNICEF membuat
deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti (Innocenti Declaration).
Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk
melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI.
Deklarasi yang juga ditanda-tangani oleh Indonesia ini memuat halhal
mengenai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan
bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan
semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan.
Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberi makanan pendamping / padat yang
benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau
lebih.
Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai
dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan
sehingga para ibu dapat menyusui secara eksklusif. Pada tahun 1999
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu
pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World
Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya adalah menetapkan
jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan
sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai
memberikan makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum
mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan bayi
yang kurang dari standar atau didapatkan tanda-tanda lain yang
menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, Terlepas dari rekomendasi baru UNICEF, masih ada pihak yang
tetap mengusulkan pemberian makanan padat mulai pada usia 4 bulan
sesuai dengan isi Deklarasi Innocenti (1990), yaitu “hanya diberi ASI
sampai bayi berusia 4-6 bulan”. Namun, pengetahuan terakhir tentang efek
pemberian makanan padat yang terlalu dini telah cukup menunjang
pembaharuan defenisi ASI eksklusif menjadi “ASI saja sampai usia sekitar
6 bulan”.
Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat
mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan
pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang mendukung bahwa
pemberian makanan padat/tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan memunyai dampak yang
negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk
perkembangan pertumbuhannya.
Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua,
yaitu bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih
sehat dan menarik, perusahaan, lingkungan, dan masyarakat pun akan lebih
mendapat keuntungan (Roesli, 2000).
Manfaat pemberian ASI eksklusif menurut Utami Roesli (2000), yaitu :
1) Manfaat bagi bayi
a. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda.
Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi
sehat.
b. ASI mudah dicerna oleh bayi.
c. Jarang menyebabkan konstipasi.
d. Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
e. ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh
bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya.
f. ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium.
g. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang
diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang
lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI mengandung DHA/AA.
h. Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 4 bulan akan menurunkan
resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
i. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian
bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko
kematian bayi mendadak.
j. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan
bayi.
2) Manfaat untuk ibu
a. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan
kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
b. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke
ukuran sebelum hamil.
c. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan
berat badan lebih cepat.
d. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada
wanita menyusui sangat rendah.
e. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya.
f. ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi payudara bila ASI telah
kosong ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh
ibu. Jadi, ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu
memerah dan membuang ASInya setiap kali akan menyusui.
3) Manfaat untuk keluarga
a. Tidak perlu membuang uang untuk membeli susu formula.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit
(hemat) dalam perawatan kesehatan.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI
eksklusif.
d. Memberikan ASI pada bayi (menyusui) berarti hemat tenaga bagi
keluarga sebab ASI selalu siap sedia.
4) Manfaat untuk masyarakat dan negara
a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu menyimpan susu
formula dan peralatan lain untuk persiapan.
b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
c. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit
lebih sedikit.
d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan
kematian.
e. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Proses Terbentuknya ASI