BAB l
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
keuangan gobal pada tahun 2009 dan 2013, diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi
1. Akumulasi modal yang meliputi semua investasi, yaitu dalam bentuk tanah,
Kondisi terbesar yang akan dialami Indonesia dalam rangka meningkatkan ekonomi
dalam negeri saat ini adalah diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Lebih
dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal
dikawasan Asia Tenggara pada akhir tahun 2015. Ini dilakukan agar daya saing di ASEAN
1
2
meningkat serta dapat menyaingin Cina dan India untuk menarik investasi asing.
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara
lain diseluruh Asia Tenggara. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), tidak hanya membuka
arus perdagangan barang dan jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional. Hal ini
ASEAN.
Oleh karena itu, Indonesia harus siap dengan kondisi tersebut. Terlebih lagi Badan
Statistik Nasional mencatat pertumbuhan ekonomi lima tahun terakhir selalu mengalami
2016, maka perlambatan pertumbuhan ekonomi akan terjadi selama lima tahun
berturut-turut. Berikut adalah data pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun 2010
tahun 1998 adalah pada tahun 2010, yaitu sebesar 6,4%. Setelah itu mengalami
krisis, ujung tombak pertumbuhan ekonomi adalah sektor tradabels (penghasil barang:
mengedepankan dengan laju pertumbuhan yang semakin jauh lebih tinggi dari pada
sektor tradabels. Berikut adalah data perbandigan antara sektor tradabels dengan sektor
Gambar 1.2
Perbandingan Pertumbuhan Sektor Tradable dengan Non-tradable
pertumbuhan tinggi diatas 7,1 persen. Sebaliknya sektor tradabels menurun dari 5,1
4
persen pada tahun 2011, menjadi 4,7 persen di tahun 2012 dan 3,7 persen pada tahun
2013. Bahkan pada tahun 2015, pada saat produk domestik bruto (PDB) dan sektor
Salah satu contoh sektor sektor non-tradabels yang ada di Indonesia adalah Koperasi.
Rudianto (2006:1), secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang
ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara
demokratis.
utama yaitu untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggotanya. Pada
dasarnya, koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan, koperasi berusaha
Seperti halnya perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba, koperasi juga
melaksanakan aktivitasnya untuk menghasilkan laba yang disebut dengan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Hal ini ditujukan agar pada setiap akhir tahun, koperasi dapat membagikan
Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada para anggotanya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup
mereka.
463.161 tenaga kerja, serta volume usaha koperasi telah mencapai 125 trilyun rupiah
(Sumber: Kopma).
5
Kemudian, koperasi mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup baik di lima tahun
terakhir. Berikut adalah pertumbuhan koperasi di Indonesia pada lima tahun terakhir:
Gambar 1.3
Pertumbuhan Koperasi Di Indonesia Dari Tahun 2011 Sampai Dengan 2015
190,000
185,000
180,000 177,482
175,000
170,000
165,000
160,000
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
Dalam perkembanganya koperasi mengalami pasang surut, hal ini disebabkan oleh
melakukan kegiatan promosi serta pemasaran, hal yang tidak kalah penting adalah
Persediaan mempunyai arti yang sangat strategis bagi perusahaan, baik perusahaan
merupakan bagian dari aktiva yang terdiri dari barang-barang yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan bisnis normal, pada perusahaan manufaktur adalah barang-barang yang
ditunjukan dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan operasi
6
perusahaan, yang dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: Persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan produk jadi, sementara pada koperasi
perhitungan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan
Sebagai akun yang paling aktif dalam kegiatan operasi perusahaan, persediaan
secara terus menerus dibeli maupun diproduksi sendiri melalui berbagai tahap dan
kemudian dijual kepada para konsumen. Modal yang tertanam dalam persediaan sering
kali merupakan harta lancar yang paling besar dalam perusahaan. Dan merupakan asset
terlancar ke-dua setelah kas. Maka dalam proses managerialnya harus benar-benar
penentuan harga pokok penjulan, dimana dalam pencatatan dan penilaian persediaan
tidak terlepas dari aturan-aturan PSAK yang berlaku. Maka penilaian dan pencatatan
Kopetri sebagai salah satu koperasi karyawan yang ada di Karawang, mempunyai
persediaan serta penjualan yang cukup materiil, sehingga menarik untuk diteliti tentang
bagaimana sistem persediaan yang diterapkan disana. Berikut data penjualan Kopetri
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
Dari data diatas dapat di ketahui penjualan rata-rata Kopetri Karawang diatas Rp
100.000.000 setiap bulannya, dan tentu saja ini adalah nilai yang cukup materiil untuk
kelas UKM.
Di Kopetri Karawang sendiri sudah diadakannya pembuatan kartu stok, tetapi kartu
stok tersebut hanya untuk kartu stock opname per tiga bulan. Selain itu, Kopetri
Karawang belum melakukan pembuatan jurnal untuk setiap transaksi yang terjadi.
tetapi hanya menghitung laba dengan cara mengurangi penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan.
8
Untuk penyajian laporan keuangan belum sesuai standar keuangan yang berlaku.
sederhana yang memuat hanya pendapatan pada bulan berjalan yang dilakukan setiap
satu bulan sekali, sehingga laba bersih tidak bisa diketahui pada laporan tersebut.
Kemudian, SDM (Sumber Daya Manusia) di Kopetri Karawang masih kurang dalam
hal pembagian tugas untuk persediaan, semua pembelian dan penjualan serta otoritas
terhadap transaksi persediaan barang masih di pegang satu orang, sehingga kontrol
kurang, yaitu belum adanya pengamanan CCTV, penempatan yang belum digolongkan
setiap jenisnya, kemudian semua karyawan bebas keluar masuk gudang tanpa adanya
pembatasan akses. Seharusnya persediaan barang dagang disimpan dalam gudang yang
dimana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja. Kemudian, pengeluaran
barang dari gudang belum dilengkapi atau didukung dengan formulir permintaan
Keuangan.
9
6. Belum adanya pembagian tugas dan wewenang yang baik, dalam hal
sebagai berikut:
Karawang?
Karawang?
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diungkapkan, dapat diketahui bahwa
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi peneliti,
tetapi juga bagi pihak perusahaan, bagi pembaca, dan bagi pihak akademik atau
penelitian selanjutnya. Kemudian secara umum kegunaan penelitian secara teoritis dan
persediaan barang dagang, maka secara toeristis akan bermanfaat untuk dapat
pekerjaan.
(SAK).
tentang kebijakan yang diambil oleh suatu perusahaan dalam hal penerimaan
gudang persediaan.
maka secara praktis bermanfaat untuk mengetahui semua proses akuntansi yang
perusahaan.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Berikut adalah waktu yang akan digunakan penulis untuk penyusunan skripsi,
Tabel 1.1
12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan Proposal
Konsultasi Bimbingan
Perbaikan Proposal
Usulan Seminar
Seminar Proposal
Pengurusan Ijin
Pengambilan Data
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
Perbaikan Skripsi
Sidang Skripsi
: Rencana
: Realisasi
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
2.1. Akuntansi
Menurut Horngren dan Harrison (2007:4) Akuntansi adalah sistem informasi yang
Menurut Reeve, dkk. (2009:9 Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang
menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi
ekonomi perusahaan.
Dapat disimpulkan pengertian akuntansi adalah suatu sistem informasi, yang tujuan
salah satu tamuan manusia, ikut berkekembang. Mulai dari pencatatan yang sangat
kompleksnya dunia usaha saat ini. Akuntansi telah mengembangkan konsep dan teknik-
teknik baru untuk mengimbangi kebutuhan akan informasi keungan yang terus
meningkat dan beragam. Tanpa informasi yang akurat dan tepat waktu, banyak sekali
13
14
Rudjanto (2008:4) juga memaparkan secara umum, dilihat dari siapa pemakai
saham, investor.
keputusan manajemen.
untuk menghasilkan barang dan jasa, perusahaan akan berinteraksi dengan berbagai
pihak. Dan akuntansi sebagi sistem informasi sangat berguna bagi pihak-pihak tersebut.
Diantara kegunaan akuntansi bagi pengguna informasi keuangan adalah sebagai berikut:
dipinjamkannya akan dibayar beserta bunganya. Oleh karena itu, informasi yang
diperlukan mencakup:
3. Calon Investor adalah orang atau lembaga yang akan menanamkan modalnya
didalam suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Karena itu, informasi yang
4. Pemasok (supplier) adalah orang atau perusahaan yang menjual berbagai barang
kepada perusahaan, mulai dari peralatan kantor, mesin, kendaraan, sampai bahan
kekayaan perusahaan.
produknya guna menentukan harga jual produk tersebut, serta perincian dari
biaya pemasaran untuk mencari altenatif biaya pemasaran yang paling efisien bagi
1. Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja secara internal didalam suatu
2. Akuntan publik akuntansi yang memiliki posisi independen dan bekerja untuk
berbagi pihak yang membutuhkan jasa mereka dalam memeriksa dan menilai
4. Akuntan pendidik yaitu akuntan yang mengabdikan dirinya di dalam suatu institusi
berfokus pada penyiapan laporan keuangan suatu perusahaan yang dilakukan secara
berkala”.
berfokus tehadap penyiapan laporan keuangan suatu perusahaan secara berkala untuk
Produk atau hasil utama dari akuntansi keuangan yaitu menghasilkan laporan
keuangan yang menurut PSAK no.1 (revisi 2009) adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Secara umum tujuan laporan
keuangan untuk:
18
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
bagian akuntansi lainnya yaitu sebagai penyedia laporan keuangan perusahaan. Adapun
keuangan yang dibuat oleh bagian akuntansi keuangan biasanya akan dijadikan
perusahaan seperti perjanjian jual beli, besaran pajak, pemberian kredit dan lain-
lain
19
pengelolaan data-data keuangan, seorang akuntan keuangan harus bekerja dengan jujur
2.3. Persediaan
yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual,
disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan
perusahaan.
“Persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar yang meliputi barang–barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau
persediaan barang–barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses
produksi.”
Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan.
20
sebagai kegiatan utama operasional perusahaan, baik itu barang dalam proses, maupun
barang yang akan segera dijual, yang masih tersisa dalam tanggal neraca.
Salah satu permasalahan yang sering kali dihadapi oleh perusahaan adalah terkair
dengan pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara teknik, seharusnya suatu entitas
mencatat pembelian atau penjualan atas persediaan ketika telah mendapatkan atau
Pada klasifikasi kedua dan ketiga sering kali entitas mengalami kesulitan dalam
perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan berikut ini:
21
Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi dimana barang masih
berada pada posisi transit (belum diterima oleh pembeli, tetapi sudah dikirim oleh
penjual) pada akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai
persediaan oleh suatu entitas yang memiliki tanggung jawab finansial terhadap
biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dapat diindikasikan dari istilah
(FOB).
a. Shipping Term FOB Destination, maka biaya transportasi akan dibayar oleh
penjual dan hak kepemilikan tidak beralih hingga pembeli menerima barang
periode transit.
b. Shipping Term FOB Shipping Point, maka biaya transportasi akan dibayar oleh
2. Penjualan konsinyasi
konsinyasi akan tetap menjadi milik pemilik barang dan pemilik barang tetap akan
yang memadai dalam laporan keuangan dilakukan oleh pemilik barang dengan
substansi atas penjualan tersebut. Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak
kepemilikan telah beralih, maka seharusnya risiko dan manfaat dari kepemilikan
juga beralih kepada pembeli. Namun demikian, dapat terjadi dimana penjual
masih memegang risiko dan manfaat dari kepemilikan atas barang tersebut
Beberapa perjanjian khusus yang memerlukan evaluasi atas pengalihan risiko dan
Pada penjualan ini, maka pembeli tidak dapat mengakui perjanjian tersebut
Pada penjualan ini, maka penjual memiliki dua pilihan, pertama adalah
mencatat penjualan pada nilai penuh dan membentuk akun penyisihan atas
c. Penjualan cicilan
Pada penjualan ini, maka penjual akan mengakui adanya penjualan dan
sebagai elemen utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang selalu berputar, dimana
sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory, akan memnyebabkam
efek menekan keuntungan pula. Karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat
melakukan proses produksi secara maksimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja
dengan full-capasity, berati bahwa “capital asset” dan “direct labor” tidak dapat
didayagunakan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-
Dalam perusahaan dagang, pada dasarnya hanya ada satu golongan persediaan,
(persediaan barang dagana). Persediaan ini selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli
dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut dalam perusahaan.
Ada 2 (dua) sistem yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan
persediaan, yaitu:
“Dalam metode perpetual, setiap barang dagangan dari pemasok akan dicatat
oleh perusahaan dengan cara mendebet akun persediaan barang dagang dan
mengkredit akun kas atau utang usaha. Demikian juga pada transaksi penjualan
barang dagang ke pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat
dengan cara mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan
barang dangan.”
menggunakan kartu persediaan sebagai alat kontrol untuk setiap jenis persediaan.
“Dalam metode perpetual, setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan
didalam pembukuan, dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam
buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku
besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari
beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan
saldo persediaan.”
2. Harga Pokok Penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan
Tabel 2.2
Contoh ayat jurnal dengan menggunakan metode perpetual:
“Persediaan periodik digunakan, maka hanya pendapatan saja yang dicatat ketika
penjualan terjadi, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat besarnya harga
pokok penjualan. Nantinya, pada setiap akhir periode akuntansi, perhitungan fisik
atas persediaan akan dilakukan untuk menentukan besarnya persediaan akhir dan
harga pokok penjualan.”
terjadi transaksi, kemudian harga pokok penjualan akan diketahui setelah melakukan
perhitungan fisik pada akhir periode dan untuk kontrol, metode ini tidak menggunakan
kartu persediaan.
“Jika sistem persediaan periodik digunakan, maka hanya pendapatan saja yang
dicatat ketika penjualan terjadi, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat
besarnya harga pokok penjualan. Nantinya, pada setiap akhir periode akuntansi,
perhitungan fisik atas persediaan akan dilakukan untuk menentukan besarnya
persediaan akhir dan harga pokok penjualan.”
Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengurangkan besarnya harga pokok
barang yang tersedia untuk dijual, dengan besarnya persediaan akhir yang diperoleh dari
28
perhitungan fisik. Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual, merupakan
penjumlahan antara persediaan awal dengan harga pokok barang yang dibeli.
Sedangkan, harga pokok dari barang yang dibeli, merupakan penjumlahan antara
Persediaan Akhir
Tabel 2.3
Contoh ayat jurnal dengan menggunakan metode fisik:
Pembelian xxx
Utang / Kas xxx
(Pada Saat Terjadi Pembelian)
Dengan cara ini, keluar atau masuknya barang dagang tidak bisa terdeteksi secara
langsung, kemudian nilai barang dagang yang tercatat dalam pembukuan perusahaan
pada akhir periode merupakan nilai barang dagang awal pada periode selanjutnya.
Barang dagang pada akhir periode harus dihitung fisiknya secara langsung, agar dapat
keuangan.
29
Penilain persediaan merupakan salah satu hal yang terdapat dalam laporan harga
metode.
yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas terkait dengan asumsi arus biaya, yaitu:
Herry (2016:202), menyatakan bahwa metode FIFO (First In First Out) adalah suatu
metode dimana barang yang sudah ada lebih dulu atau dibeli pertama kali, maka yang
“Metode FIFO berasal dari biaya yang paling akhir, yaitu barang-barang yang dibeli
paling akhir. Perusahaan menjual barang berdasarkan urutan yang sama pada saat
barang dibeli, terutama dilakukan untuk barang yang tidak tahan lama dan barang
yang modelnya sering berubah.”
Dapat disimpulkan pengertian metode FIFO (First In First Out) adalah suatu metode
penilaian persediaan yang mengasumsikan bahwa, barang yang pertama kali digunakan
(dijual) merupakan barang yang pertama kali masuk (dibeli), maka persediaan akhir
“Dalam semua kasus FIFO, persediaan dan harga pokok penjualan akan sama pada
akhir bulan, terlepas dari apakah yang dipakai adalah sistem persediaan perpetual
atau periodik. Hal ini disebabkan karena yang akan menjadi bagian dari harga pokok
penjualn adalah barang-barang yang dibeli terlebih dahulu, dan karenanya
dikeluarkan terlebih dahulu.”
Dengan menggunakan FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali deibeli
adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, bukan
berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang
pertama kali akan dijual. Jadi, penekanannya disini bukan pada unit atau fisik barangnya,
Salah satu tujuan daru FIFO adalah menyamai arus fisik barang. Jika arus fisik
barang secara aktual adalah yang pertama masuk yang pertama keluar, maka metode
Keunggulan lain dari FIFO adalah mendekatkan nilai persediaan akhir dengan biaya
berjalan. Karena barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang akan keluar,
maka nilai persediaan akhir akan terdiri dari pembelian paling akhir. Pendekatan ini
pengganti (replacement cost) jika tidak terjadi perubahan harga sejak pembelian paling
terakhir.
Kelemahan mendasar metode FIFO (First In First Out) adalah bahwa biaya berjalan
Dan berikut adalah contoh kartu stok (metode perpetual) dengan menggunakan
metode FIFO:
Tabel 2.4
Contoh Kartu Persediaan (Metode FIFO)
method) menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya
penilaian persediaan yang didasarkan pada biaya rata-rata barang yang sama, yang
“Pemakaian metode rata-rata biasanya dapat dibenarkan dari sisi praktis, bukan
karena alasan konsetual. Metode ini mudah diterapkan, objektif, dan tidak dapat
dimanfaatkan untuk memanipulasi laba seperti halnya beberapa metode
penentuan harga persediaan lainnya. Selain itum pendukung biaya rata-rata
berpendapat bahwa secara umum perusahaan tidak mungkin mengukur arus fisik
persediaan secara khusus. oleh karena itu, lebih baik menghitung biaya persediaan
atas dasar harga rata-rata. Argumen ini memang ada benarnya jika persediaan
bersifat homogen.”
Metode biaya rata-rata bisa dianggap sebagai metode yang realistis dan pararel
dengan arus fisik barang. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan biaya
rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa, dengan nilai yang sama.
dari metode biaya rata-rata adalah nilai persediaan dapat tertinggi secara signifikan
terhadap harga dalam periode di mana terdapat kenaikan atau penurunan harga yang
cepat.
Dan berikut adalah contoh kartu stok (metode perpetual) dengan menggunakan metode
rata-rata:
Tabel 2.6
Contoh Kartu Persediaan (Metode Average)
2.5.3. Metode Harga Terendah Antara Harga Perolehan Dengan Harga Pasar (Lower
Cost Of Market Method)
”Kadang-kadang nilai atas persedian yang lama menjadi turun sebagai akibat dari
perubahan teknologi dan mode yang berkembang sangat pesat. Ketika harga pokok
untuk membeli barang yang sama pada saat ini (harga pasar) lebih kecil
dibandingkan dengan harga perolehan (cost) pada saat barang pertama kali dibeli,
maka metode harga yang terendah antara harga perolehan dengan harga pasar
(Lower Cost Of Market Method) untuk menilai persediaan.”
“Konsep konservatisme menghasilkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya
dan harga pasar (Lower Cost Of Market Method-LCM), yang berati bahwa asset
dicatat pada nilai yang lebih rendah antara biaya atau harga pasarnya.”
historis bisa dilakukan jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya.
34
dengan harga pasar (Lower Cost Of Market Method) adalah konsep dimana harga
persediaan yang lama menjadi lebih rendah sebagai akibat perkembangan teknologi dan
mode, dan nilai harga pokok dicatat berdasarkan harga terendah antara harga
2.5.3.2. Kajian Teori Metode Harga Terendah Antara Harga Perolehan Dengan
Harga Pasar (Lower Cost Of Market Method)
“Harga pasar yang digunakan dalam metode LCM adalah harga pokok untuk
membeli barang yang sama pada saat ini (sekarang) dari pemasok yang biasa dan
dalam jumlah yang biasa. Jadi, harga pasar yang dimaksud dalam metode LCM ini
adalah bukan merupakan harga jual (selling price) atau nilai keluar (exit value,
output value), akan tetapi merupakan harga barang pengganti saat ini (current
replacement cost). Jadi pada intinya, harga pengganti barang saat ini merupakan
harga pokok untuk menggantikan barang yang sama pada tanggal dimana
persediaan dilaporkan, sedangkan harga pokok pada saat persediaan pertama kali
dibeli, merupakan biaya historis (historical cost).”
harga pasar ditentukan sebesar current replacement cost yang dibatasi oleh ceilling dan
floor. Menurut herry (2016:204) Celling adalah nilai pasar persediaan yang besarnya
tidak akan melebihi nilai bersih persediaan yang dapat direalisasi. Nilai realisasi bersih
persediaan dihitung sebesar estimasi harga jual dikurangi biaya penjualan normal.
Sedangkan floor menurut Herry (2016:204-205) adalah nilai pasar persediaan yang
besarnya tidak akan lebih kecil dari nilai celling dikurangi keuntungan normal.
Metode LCM lahir dari konsep konservatisme, yang merupakan salah satu dari
maka seluruh kerugian tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan
35
tetapi jika keuntungan terjadi, maka keuntungan yang belum teralisasi tidaklah akan
diakui.
Metode LCM dapat diterapkan ke setiap item persediaan, ke kelompok atau kategori
utama dari item persediaan atau ke persediaan secara keseluruhan. Penerapan metode
LCM ke setiap item persediaan akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih kecil,
karena kenaikan harga pasar dari beberapa item persediaan tidak akan mengurangi
“Metode laba kotor didasarkan pada observasi bahwa hubungan antara penjualan
bersih dengan harga pokok penjualan biasanya relatif cukup stabil dari satu periode
ke periode berikutnya. Jadi, besarnya presentase laba kotor untuk periode berjalan
diasumsikan sama dengan besarnya presentase laba kotor yang dihasilkan dalam
periode-periode sebelumnya.”
Metode yang digunakan ketika catatan perusahaan atau persdiaan itu sendiri telah
musnah akibat kebakaran atau bencana lain. Metode laba kotor (gross profit
method) didasarkan pada tiga asumsi:
1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang
diperhitungkan.
2. Barang yang belum terjual harus berada ditangan.
3. Jika penjualan dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal
ditambah pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir.
“Metode laba kotor (gross profit method) adalah metode penetapan harga pokok
persediaan secara taksiran, yang didasarkan atas hubungan yang terdapat pada
periode lalu, antara laba bruto dengan harga jual.”
36
Dapat disimpulkan pengertian metode laba kotor adalah metode yang digunakan
untuk mengestimasi persediaan suatu persediaan, yang didasarkan pada harga jual
“Presentase laba kotor periode sebelumnya merupakan hasil bagi antara besarnya
laba kotor (penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan) dengan
besarnya penjualan bersih. Presentase laba kotor yang diperoleh dari periode-
periode sebelumnya ini, lalu akan dikaitkan dengan penjualan bersih aktual periode
berjalan untuk mengestimasi besarnya harga pokok penjualan. Lalu besarnya
estimasi harga pokok penjualan ini akan dikurangkan dari harga pokok barang yang
tersedia untuk dijual, untuk menentukan besarnya estimasi persediaan akhir.”
Untuk mengilustrasikan aplikasi dari metode laba kotor, berikut adalah contohnya:
Presentase laba kotor periode lalu sebesar 40% akan digunakan untuk menentukan
besarnya enstimasi labo kotor bulan januari, yang kemudian selanjutnya memungkinkan
untuk melakukan perhitungan atas besarnya estimasi harga pokok penjualan dan
persediaan akhir.
“Metode harga ecer banyak dipakai oleh pengecer untuk menghitung nilai
persediaan akhir menurut estimasi harga pokok (harga perolehan). metode harga
ecer (harga jual) sama seperti metode laba kotor, metode harga ecer dapat
digunakan untuk menentukan besarnya estimasi persediaan kapanpun diinginkan,
dan memungkinkan untuk mengestimasi nilai persediaan tanpa memerlukan waktu
dan biaya untuk melakukan perhitungan fisik atas persediaan atau untuk
menyelenggarakan catatan persediaan perpetual.”
“Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati
antara biaya dengan harga. Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi
biaya dengan satuan rumus. Metode ini dinamakan metode persediaan eceran.”
persediaan, yang didasarkan pada hubungan antara harga pokok (harga perolehan)
Metode harga ecer (harga jual) banyak dipakai oleh perusahaan pengecer untuk
menghitung nilai persediaan akhir menurut estimasi harga pokok. Akan tetapi, metode
harga ecer lebih fleksibel dibandingkan dengan metode laba kotor, karena dengan
berdasarkan metode penilaian FIFO, LIFO dan rata-rata dan bahkan metode harga yang
Ketika teknik estimasi dengan metode haraga ecer digunakan, catatan atas barang
yang dibeli haruslah diselenggarakan dalam dua jumlah, yaitu sebesar harga perolehan
Ikhtisar rumus:
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu.
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil
disajikan secara terstruktur dari posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh suatu
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan dan juga menunjukan
menghasilkan profit untuk membayar bunga kreditur, deviden dan pajak pemerintah.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan meyajikan informasi yang
meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan
kerugian), kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan
arus kas masa depan perusahaan dan dalam hal kepastian deperolehnya kas dan setara
kas.
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos yaitu: aset
tetap, properti investasi, aset tak berwujud, aset keuangan, persediaan, piutang
dagang, piutang lain, kas dan setara kas, utang dagang, utang lain, provisi, liabilitas
keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak, liabilitas dan aset pajak tangguhan, liabilitas
yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58, kepentingan non pengendali dan modal saham.
Pos-pos yang disyaratkan oleh SAK dalam laporan laba rugi mencakup: pendapatan,
Kemudian perusahaan menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi
berikut:
contoh: penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya
Pendapatan xxx
Metode ini mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari
tersendiri dari beban lain. Metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih relevan
Pendapatan xxx
dari: laba rugi, penghasilan komperehensif lain dan transaksi dengan pemilik dalam
Informasi arus kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta
digunakan.
accual basis, kecuali laporan arus kas, yaitu perusahaan melaporkan pendapatan
maupun beban dalam laporan laba rugi dimana pendapatan dan beban sudah terjadi,
tanpa memperhatikan arus uang kas masuk ataupun keluar. Sebagai contoh adalah
(dalam perusahaan jasa), bahwa pendapatan akan segera langsung diakui begitu
perusahaan menjual barang dagangan kepada pelanggan, maka penjual akan langsung
secara tunai maupun kredit. Perlakuan yang sama juga berlaku untuk beban, yaitu akan
dilaporkan dalam periode yang sama, dimana pendapatan dan beban tersebut diakui.
perusahaan secara konsisten menyusun laporan keuangan untuk periode satu tahun,
akan tetapi untuk alasan praktis beberapa perusahaan lebih memilih untuk melaporkan
komparatif terkait dengan periode terdekat sebelumnya, minimal dua laporan posisi
keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komperehensif lain, dua laporan laba
rugi terpisah, dua laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas serta catatan
dan berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan penulis sebagai
bahan referensi:
Tabel 2.7
Daftar Penelitian Terdahulu
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berawal dari akuntansi sebagai sumber
kajian, kemudian penulis mengambil persediaan barang dagang sebagai tema penelitian.
Ada beberapa metode yang akan dipakai untuk meneliti persediaan barang
mencatat semua transaksi persediaan, yang kemudian pada akhirnya dilaporkan kepada
metode yang akan digunakan dalam pencataatan persediaan barang dagang, yaitu:
persediaan yang digunakan untuk mengetahui nilai harga pokok setiap jenis serta setiap
unit barang dagang yang tersedia. Sehingga memudahkan untuk menentukan harga jual
barang dagang setiap unitnya. Ada 2 (dua) metode yang akan digunakan dalam
penilaiam persediaan barang dagang dalam penelitian ini, yaitu: metode FIFO dan
persediaan untuk meneliti semua data yang ada, maka akan didapatakan laporan
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:
Akuntansi
Sumber: Rudjanto (2008)
Persediaan
Sumber: Dwi Martani (2012)
Gambar 2.1.
Sumber: Kajian Peneliti
Penyajian Dalam
Laporan Keuangan
Gambar 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
barang dagang pada Kopetri Karawang. Dengan memperhatikan tujuan tersebut, maka
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan
“Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka.”
Kuantitatif yaitu jenis data yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi
yang sudah ada, kemudian data tersebut dapat diukur dan dihitung dalam bentuk angka-
angka, kemudian data tersebut disajikan berdasarkan hasil analisis berupa keterangan
atau uraian.
47
48
Dalam penyusunan penelitian ini, diperlukan data dan informasi yang tepat dan
Tujuan penelitian ini merupakan penelitian murni, karena penelitian ini dilakukan
metode, teori, dan gagasan yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya tanpa
penelitian ini menggunakan penelitian survey. Penelitian terjun langsung pada objek
yang diteliti untuk memahami dan menjelaskan kejadian suatu kegiatan, dan penelitian
ini yaitu mengenai analisis perlakuan akuntansi persediaan barang dagang pada Kopetri
Karawang.
permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian, kemudian selanjutnya data tersebut
berdasarkan hasil analisis berupa keterangan atau uraian yang berkaitan dengan
Penelitain ini berdasarkan analisis data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam
bentuk skala numerik (angka-angka), kemudian data yang dapat diolah secara deskriptif
yaitu memberikan gambaran – gambaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
variabel penelitian secara konsep (teori), artinya konsep tersebut telah dikemukakan
para ahli atau pakar. Adapun konsep-konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi Keuangan
kegiatan utama operasional perusahaan, baik itu bahan baku, barang dalam
proses produksi, dan barang yang masih tersisa untuk dijual dalam tanggal neraca.
disetujui dalam rapat komite prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1994
dan telah disahkan oleh pengurus pusat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 7
September 1994.
Namun, PSAK tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial
items) dan tidak berlaku untuk hal-hal: pekerjaan kontruksi dalam proses berdasarkan
Dalam PSAK 14 (Revisi 2008) dinyatakan juga bahwa ruang lingkup PSAK 14 tidak
termasuk didalamnya persediaan yang terkait dengan Reale Estate yang diatur dalam
PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Reale Estate dan asset biolojik yang terkait
PSAK 14 juga tidak berlaku untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh realisasi
neto-NRB Commodity Broket-trader yang mengukur persediaan mereka pada nilai wajar
dikurangi biaya penjualanPSAK 14 wajib diterapkan untuk periode tahunan yang dimulai
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang di amati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
Dalam penelitian ini akan dijelaskan instrumen Penelitian yang akan digunakan, variabel,
Sub Variabel, dan indikator yang akan dijadikan bahan pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator
Pengukuran dan 1. Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Pengakuan
2. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian,
biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
3. Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya
menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan harus diakui sebagai beban pada periode
terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap
pemulihan kembali penurunan nilai persediaan
karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus
diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban
persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.
Pengungkapan 1. Kebijakan Akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
Perlakuan
persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan.
Akuntansi 2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat
menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
Persediaan
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai
Barang wajar dikurangi biaya untuk menjual.
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama
Dagang
periode berjalan.
5. Jumlah penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam
periode berjalan sesuai dengan paragraf 34.
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai
Dipindahkan
52
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan itu
pihak yang dianggap dapat memberikaninformasi mengenai data data yang dibtuhkan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dimana diperoleh
dengan bentuk ynang sudah jadi tanpa dipublikasi atau data yang diperoleh dari pihak
lain dalam hal ini penulis mengumpulkan data secara (library research) yaitu dengan
jalan melihat buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian dan dapat
1. Penelitian Lapangan
2. Penelitian Kepustakaan
teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna
sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dengan penelaahan buku-
buku referensi dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Adapun tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
54
yang berhubungan langsung dengan penelitian ini yaitu khusus dalam bidang
dan mengkaji dari berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian
Setelah data-data diperoleh, maka data tersebut diolah kemudian dilakukan analisis.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode Deskriptif Kuantitatif yaitu jenis
data yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi yang sudah ada,
kemudian data tersebut dapat diukur dan dihitung dalam bentuk angka-angka,
kemudian data tersebut disajikan berdasarkan hasil analisis berupa keterangan atau
uraian.
barang dagang pada Kopetri Karawang, sehingga diperoleh laporan persediaan sesuai
harga pokok penjualan dan laba yang diperoleh dari masing-masing metode yang ada.