Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan , jiwa sosial yang memungkin kan
setiap orang hidup produktif secara sosialdan ekonomi ( UU No. 23 Tahun 1992, pasal 1 ).
Deparetemen kesehatan memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat
kesehatanbangsa Indonesia dengan visi dan misi Indonesia sehat 2010.
Jumlah penduduk gangguan jiwa di jawabarat diperkirakan lebih dari 30% dari
jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan
ekonomi yang disebabkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah
dengan beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya
tsunami di Aceh dan pangandaran, lumpur panas Sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain
itu adanya gejolak politik local diberbagai daerah dan meningkatkan tingkat persaingan antar
individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.
Penyebab gangguan jiwa yang di derita terjadi karena frustasi napza (narkotika,
psikotoprika dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, oraganik dan ekonomi.
Namun jika dilihat dari presentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi
Sigma penderita gangguan jiwa saat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sudah
sadar untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang
sudah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu
memilih untuk tinggal lagi dirumah sakit Karena mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan di rumah. Keluarga mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya
yang tidak waras, akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep harga diri rendah,
yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat,
1999). Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi, sudah
tentu berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda-tanda harga diri
rendah adalah rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak
mampu, gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri kurang, kadang sampai
mencederai diri (Townsend, 1998).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian gangguan sensori harga diri rendah?

1
2. Bagaimana tanda dan gejala harga diri rendah?
3. Bagaimana patofisiologi gangguan harga diri rendah?
4. Bagaimana rentang respon harga diri rendah?
5. Bagaimana predisposisi dan prespitasi harga diri rendah?
6. Bagaiman psikodinamika pada gangguan jiwa?
7. Bagaiman psikofarmaka harga diri rendah ?
8. Bagaimana pertimbangan Support System ?
9. Bagaiman rencana asuhan keperawatan dengan harga diri rendah?
10. Bagaimana komunikasi terapeutik pada gangguan harga diri rendah?
11. Bagaimana terapi modalitas gangguan harga diri rendah?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian gangguan sensori harga diri rendah.
2. Menjelaskan tanda dan gejala harga diri rendah.
3. Menjelaskan patofisiologi harga diri rendah.
4. Menjelaskan rentang respon harga diri rendah.
5. Menjelaskan predisposisi dan prespitasi harga diri rendah.
6. Menjelaskan psikodinamika pada gangguan jiwa.
7. Menjelaskan psikofarma harga diri rendah.
8. Menjelaskan pertimbangan Support System.
9. Menjelaskan rencana asuhan keperawatan dengan harga diri rendah.
10. Menjelaskan komunikasi terapeutik pada gangguan harga diri rendah.
Menjelaskan terapi modalitas gangguan harga diri rendah.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan
diri.adanya perasaan hilang kepercayaan diri,merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998).
Harga diri rendah adalah evalasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative yang dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan (Towsend,1998)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri , gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita-
cita (FK,UNDIP,2001)
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak di terima
lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya. Barry mengemukakan, self
esteem is a feeling of selft acceptance and postive self image. (Patricia D.Barry,Mental Health
and Mental Illness,2003).
Harga diri rendah adalah komponen evaluative dari konsep diri, representasi diri yang
lebih luas sehingga mencakup aspek kognitif dan behavior yang bersifat menilai dan afektif
(Blascovich dan Tomaka, 2005)
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak mampu
dalam mencapai keinginan.(Fitria, 2009)
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
dalam mencapai keinginan(Herman, 2011)
B. Tanda dan Gejala
1. Mengejek dan mengkritik diri.
2. Merasa bersalah dan khawatir,menghukum atau menolak diri sendiri.
3. Mengalami gejala fisik, misal : tekanan darah tinggi,gangguan penggunaan zat, dan
menunda keputusan.
4. Sulit bergaul.
5. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
6. Menarik diri dari realitas,cemas,panik,cemburu,curiga, san halusinasi
7. Merusak diri : harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
8. Merusak atau melukai orang lain.
9. Perasaan tidak mampu.

3
10. Pandangan hidup yang pesimis.
11. Tidak menerima pujian.
12. Penurunan produktivitas.
13. Penolakan terhadap kemampuan diri.
14. Berpakaian tidak rapih.
15. Kurang memperhatikan perawatan diri.
16. Berkurang selera makan.
17. Tidak berani menatap lawan bicara.
18. Lebih banyak menunduk.
19. Bicara lebih lambat dengan nada suara yang lemah.

C. Patofisifisiologi

1.malnutrisi
2.virus
3.kelainan struktur otak
4.gen 5,6 %

frontal Temporalis Hipotalamus

limbik
Stimulus dari luar Gejala psikotik pe ↓ mood

Stimulus dari luar Emosi ↑


Mengakibatkan stress ↑

Merangsang pe dopamin
Merangsang pe
↑ serotonin vasokontriksi Merangsang pe ↑ NE
sedih

Efek negatif Pe ↑ N,RR, TD Agresif


Merasa tidak berguna

Motivasi berkurang Kerusakan pada struktur otak


Gagal terus menerus

Menarik diri
Otak tidak mampu berespon
malu
Gagal berulang

HDR malu
4
Merasa tidak berguna

HDR

D. Rentang respon

konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan kionsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat
dari kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negative
dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaftif.

Rentang respon
Respon adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi Konsep diri positif Harga diri rendah Kerancuan identitas Depersonalisasi
diri

Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada
dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya penampilan peran serta
identitas dirinya secara positif. Hal ini akan menunjukan bahwa individu itu akan
menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.
Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik
diri sendiri dan atau orang lain, penurunan produktifitas , dekstruktif yang diarahkan
kepada oranglain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah, perasaan negative mengenal tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri
secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari realistis.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa
yang harmonis. Adapun perilaku yang berhubungandengan kerancuan identitas yaitu
tidak ada kode moral , sifat kepribadian yang bertentangan , hubungan interpersonal
eksploitatif, perasaan hampa, perasaan mengambang tentang diri sendiri , tingkat
ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Dipersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak
dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya. Individu mengalami

5
kesulitan untuk membedakan dirnya sendiri dari orang lain , dan tubuhnya sendiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.
E. Faktor predisposisi dan presipitasi
faktor predisposisi

Teori Kasus
1. Penolakan orangtua yang tidak realistis 1. Sering disalahkan
2. Kegagalan berulang kali 2. Jarang diberi pujian
3. Kurang mempunyai tanggung jawab personal 3. Pemerkosaan
4. Ketergantungan pada orang lain 4. Kekerasan fisik
5. Ideal diri yang tidak realistis 5. Selalu mendapat
penolakan

Faktor presipitasi

Teori Kasus
1. Perubahan penampilan/ bentuk tubuh 1. Mengingat memori
2. Kehilangan bagian tubuh sangan sulit
3. Kegagalan atau produktivitas yang menurun 2. Tidak berprestasi
4. Trauma

Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas mempengaruhi seseorang dalam


berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan mempengaruhi terhadap koping
individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif ( mekanisme koping tidak efektif ). Bila
kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan klien tidak mau
bergaul dengan orang lain ( isolasi sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan
dunia dan pikirannyasendiri sehingga dapat muncul resiko kekerasan.

Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal,
dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me,
anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannyatidak terpenuhi dan merasa
ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan
harga diri rendah. Menurut caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu,
pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh
lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan
perilaku akibat harga diri rendah.

F. Psikofarmaka dan penatalaksanaan medis


1. Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
a. Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.

6
b. Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis
kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan
sindrom paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik
yaitu dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral
halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam
waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi
berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil
melalui empedu.
c. Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif
terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
d. Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi
ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi gangguan
percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi,
EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing,
mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia, gangguan akomodasi\
2. Vallium 5 mg
Valium adalah nama obat paten atau nama dagang dari obat diazepam. Diazepam
terkenal sebagai obat penenang dan banyak digunakan untuk penderita gangguan psikis
dan pasien epilepsi (kejang). Obat ini termasuk obat yang harus digunakan secara hati-
hati karena efek sampingnya dapat menyebabkan napas seseorang berhenti. Diazepam
termasuk obat kerja sentral yakni obat yang bekerja langsung di otak. Diazepam bekerja
dengan cara meningkatkan efek dari GABA, yakni zat komunikasi antarsel saraf di otk
yang berfungsi membawa efek inhibisi (efek menghampat suatu respon atau rangsangan).
Diazepam juga diketahui bekerja di bagian otak yang berfungsi menimbulkan efek
tenang.Diazepam atau valium dimetabolisme di hati sehingga pemberiannya harus hati-
hati bagi penderita dengan gangguan fungsi hati. Valium bekerja cepat sesaat setelah
penderita mengonsumsinya. Lama efek yang ditimbulkan bervarisi. Diazepam yang
diberikan melalui oral (tablet) dapat bertahan 7-8 jam. Sedangkan diazepam yang
diberikan melalui suntikan hanya bertahan 5-90 menit.
a. Indikasi
1) Gangguan rasa cemas
2) Kondisi reaksi lepas alcohol
3) Pasien yang akan menjalani endoskopi (teropong saluran cerna)
4) Pasien yang akan menjalani operasi
5) Spasme otot
6) Gangguan kejang, termasuk epilepsy
b. Efek samping
Pada prinsipnya obat yang bekerja sentral di otak memiliki efek samping
yang cukup banyak dan berbahaya. Efek samping muncul terutama pada penderita
yang sensitif terhadap diazepam atau pada pemberian yang menyalahi dosis.
Beberapa efek samping valium antara lain:
1) Tekanan darah rendah (hipotensi);
2) Lemah, lemas;
3) Penurunan frekuensi napas hingga henti napas;
4) Gangguan jumlah komponen darah.

7
c. Dosis
Valium tersedia dalam kemasan tablet dengan dosis 2 mg dan 5 mg. Dosis
Untuk kejang ialah 2-10 mg setiap 6-12 jam atau 0,2 mg/kg berat badan/kali minum.
Dosis untuk anak usia 2-5 tahun ialah 0,5 mg/kg berat badan diulangi setiap 4-12
jam. Dosis untuk anak usia 6-11 tahun ialah 0,3 mg/kg berat badan diulangi setiap 4-
12 jam. Dosis untuk anak usia 12 tahun ke atas ialah 0,2 mg/kg berat badan diulangi
setiap 4-12 jam.

G. Pertimbangan support system


Menurut teori
- Meningkatkan harga diri
- Menjalin hubungan saling percaya
- Memberi kegiatan sesuai kemampuan klien
- Meningkatkan kontak dengan orang lain
- Menggali kekuatan klien
- Dorong mengungkapkan pikiran dan perasaan
- Bantu melihat prestasi dan kemampuan klien
- Bantu mengenal harapan
- Mengevaluasi diri
- Membantu klien mengungkapkan upaya yang bisa digunakan dalam menghadapi
masalah
- Menetapkan tujuan yang nyata
- Bantu klien mengungkapkan beberapa rencana menyelesaikan masalah
- Membantu memilih cara yang sesuai untuk klien
- Bantu klien untuk mengubah perilaku negatip dan mempertahankan perilaku positip
- Sikap keluarga: empati,mengontrol klien,memberi pujian terhadap klien

H. Komunikasi teurapeutik
1. Tindakan keperawatan :
a. SP1 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien,menilai, memilih
dan melatih kemampuan positif pertama klien.
b. SP2 : melatih kemampuan postif kedua klien.
c. SP3 : Melatih kemampuan positif ketiga klien.
d. SP4 : Melatih kemampuan positif keempat klien.

SP 1 Klien :

a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek posiif yang di miliki klien.


b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu klien memilih atau menetapkan yang akan di latih
d. Melatih kemampuan pertama klien yang sudah di pilih
e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencanan harian.

8
Tabel 5.1 SP 1 Harga diri Rendah (HDR)

NO FASE PEMBAGIAN FASE ISI KOMUNIKASI


1 Fase Orientasi a.Salam Terapeutik Assalamualaikum wr.wb Bu,
Perkenalkan nama saya perawat
D, Saya senang di panggil D. Nama
ibu siapa? Senang di panggil
siapa?

b.Evaluasi atau Validasi Bagaimana perasaan Ny.W hari


ini? Apakah semalam bisa tidur
nyenyak ? apa kegiatan Ny.W
sering di lakukan?
c.Kontrak Baiklah Ny.W bagaimana hari ini
1) Topik kita berbincang –bincang
mengenai perasaan Ny.W rasakan
becakap-cakap tentang
kemampuan yang di miliki Ny.W ?

2) Waktu Bagaimana kalau kita berbincang-


bincang selama 30 Menit ? apa
Ny.W setuju ?
3) Tempat Bagaimana kita berbincang-
bincang disini saja Ny.W ?

9
2 FASE KERJA Ny.W apa saja kemampuan yang
Ny.W lakukan dan Miliki? Bagus,
apalagi? Saya buat daftarnya yah !
apa pula kegiatan rumah tangga
yang biasa Ny.W lakukan?
Bagaimana dengan merapikan
kamar?.menyapu? mencuci piring?
“Wah,bagus sekali ada empat
kemampuan dan kegiatan yang
Ny.W miliki pertama merapikan
tempat tidur,mengepel,mencuci
piring”
“Ny.W dari empat kegiatan yang
mana yang masih dapat di kerjakan
di rumah sakit ? coba kita, yang
pertama bisakah,yang kedua....
sampai 4. Bagus sekali yang masih
bisa di kerjakan di rumah sakit ini.
‘ Sekarang,coba Ny.W pilih salah
satu kegiatan yang masih bisa di
kerjakan di rumah sakit ini “. “ oh
yang no 1 ,merapihkan tempat tidur
? kalau begitu ,bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan
tempat tidur Ny.W “. Mari kita lihat
tempat tidur Ny.W coba kita
lihat,sudah rapihkah tempat tidur
Nah kalo kita mau merapikan
tempat tidur mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimut. Bagus!!
Sekarang sebelah kaki,tarik dan
masukan,lalu sebelah pinggir
masukan. Sekarang ambil
bantal,rapihkan,letakan di sebelah
atas atau kepala.mari kita lipat
selimut ,nah letakan sebelah bawah
atau kaki.bagus!!
Ny.W sudah bisa merapikan tempat
tidur dengan baik,coba perhatikan
Ny.W bedakah dengan sebelum di
rapikan ? bagus

10
3. FASE TERMINASI a.Evaluasi respon klien Bagaimana perasaan Ny.W
terhadap tindakan setelah bercakap-cakap ?
keperawatan evaluasi
subjektif

Evaluasi objektif Coba Ny.W ulangi lagi


kemampuan atau kegiatan
pertama klien yaitu
membersihkan tempat tidur,
Bagus Ny.W.
b.rencana tindak lanjut Bagaimana kegiatan hari ini
kita masukan kee jadwal
kegiatan harian Ny.W dan
jangan lupa memberi tanda
MMM (Mandiri) kalau Ny.W
lakukan tanpa di suruh ,tulis B
(Bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan dan T
(tidak)melakukan. Ny.W,Ingin
beberapa Kali Melaksanakan
nya? Bagus Ny.W.
c.kontrak yang akan datang Bagaimana kalau besok kita
1) Topik berjumpa lagi Ny.W ? Untuk
membahas kemampuan Ny.W
yang Kedua yaitu Menyapu.
2) Waktu Bagaimana latihannya selama
30 menit Ny.W?

4.Tempat Tempatnya disini saja ya


Ny.W?

Tabel 5.2 SP 2 Harga Diri Rendah

No. fase Pebagian fase Isi komunikasi


1. Fase orientasi a. Salam terapeutik Assalamualaikum
Wr.Wb. Ny.W, apa
Ny.W masih ingat
dengan saya?
b. Evaluasi dan Bagaimana
validasi perasaan Ny.W
hari ini? Apa tidur
semalem nyenyak
? boleh saya lihat
jadwal kegiatan
Ny.W ? coba Ny.
W ulangi lagi
bagaimana
kemampuan
pertama Ny.W
yaitu merapkan

11
tempat tidur ?
bagus Ny.W?
c. Konrak
1. Topik Baikalah Ny.W
sesuai kontak
kemarin, kita
berbincang-
bincang mengenai
perasaan Ny.W
dan melatih
kemampuan
kedua yaitu
menyapu
2. Waktu Kita berbincang-
bincang selama 30
menit ya Ny.W?
3. Tempat Kita berbincang-
bincang disini saja
ya Ny.W?
Fase kerja Kemampuan atau
aspek positif
kedua Ny.W yaitu
menyapu, Ny.W
tau apa saja alat
yang butuhkan,
bagus Ny.W
setelah alatnya
dipersiapkan baru
kita laksanakan
caranya Ny.W
menyapu dari
ujung dulu atau
atas kebawah.
Sekarang coba Ny
W lakukan. Bagus
Ny.W
Fase terminasi a. Evaluasi respon
klien terhadap
tindakan
keperawatan
Evaluasi subjektif Bagaimana
perasaan Ny.W
setelah kita
melakukan
aktivitas ?
Evaluasi objektif Bisa Ny.W coba
ulangi kembali
kemampuan Ny.W
kedua yaitu
menyapu. Bagus
Ny.W

12
b. Rencana tindak Ny. W kegiatan
lanjut hari ini kita
masukan kejadwal
harian Ny.W,
tanda M ( Mandiri)
kalau Ny. W
lakukan tanpa
disuruh, ditulis B (
bantuan ) jika
diingatkan bisa
melakukan, dan T
(Tidak) melakukan.
Ny. W ingin
berapa kali Ny. W
melaksanakannya
? bagus Ny.W
c. Kontrak yang akan Bagaimana kalau
datang besok kita
1) Topik berjumpa lagi
Ny.W? untuk
membahas
kemmpuan Ny.W
yang ketiga yaitu
mengepel
Bagaimana latihan
selama 30 menit
2) Waktu Ny. W ?
Tempatnya disini
saja ya Ny.W ?
3) Tempat

13
Tabel 5.3 Harga Diri Rendah (HDR)

NO FASE PEMBAGIAN FASE ISI KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi a.Salam Teurapeutik Selamat Pagi Bu


b. evaluasi atau Validasi Bagaimana perasaan Ny.W
hari ini? Apa tidur semalam
nyenyak? Apa kegiatan Ny.W
yang Sudah di lakuan secara
mandiri? Boleh saya lihat
jadawal kegiatan Ny.W ? bagu
Ny.W ?
c.Kontrak Baik bu sesuai kontrak kita
1) Topik kemarin, kita berbincang-
bincang mengenai perasaan
Ny.W dan melatih
kemampuan ketiga yaitu
mengepel ?
2) Kita Berbincang Kita berbincang-bincang
selama 30 Menit ya Ny.W ?
3)Tempat Kita berbincang-bincang disini
saja Ny.W?
2 Fase Kerja Kemampuan atau askper
positif Ketiga Ny.W yaitu
Mengepel, Ny.W tau apa saja
alat yang dibutuhkan untuk
mengepel ? bagus Ny.W
Setelah alat nya di persiapkan
baru kita laksanakan ,caranya
hampir sama dengan
menyapu, Ny.W dari ujung
dulu atau dari atas kebawah.
Ny.W bisa lihat saya. Sekarang
coba Ny.W lakukan Bagus
Ny.W?
3. Fase Terminasi a.evaluasi repon Klien
terhadap tindakan
keperawatan
evaluasi subjektif Bagaimana perasaan Ny.W
Setelah kita melakukan
aktifitas?
b.evaluasi objektif Bisa Ny.W coba ulangi kembali
kemampuan Ny.W ketiga yaitu
Mengepel . bagus Ny.W

14
b.rencana tindak lanjut Ny.W Kegiatan hari ini kita
masuk ke jadwal harian Ny.W,
tanda M (mandiri) kalau Ny.W
Melakukan tanpa disuruh, tulis
B (bantuan) jika di ingatkan
bisa melakukan , dan T (tidak)
melakukan . Ny.W. ingin
berapa kali Ny.W
melaksanakan nya? Bagus lah
Ny.W.
C.Kontrak yang akan
datang
1)Topik Bagaimana kalau besok kita
berjumpa lagi Ny.W ? Untuk
membahas kemampuan Ny.W
yang ke empat yaitu mencuci
piring.
2)Waktu Bagaimana besok latihan nya
selama 30 Menit,setelah
makan siang Ny.W?
3)T empat Bagaimana tempat di ruang
makan Ny.W ?

SP 4 : Mengevaluasi kegiatan sebelumnya (SP3).

:Melatih Kemampuan Klien Keempat Yaitu Mencuci Piring.

: Memasukan kegiatan Ke Jadwal Kegiatan.

NO FASE PEMBAGIAN FASE ISI KOMUNIKASI


1 Fase Orientasi a.salam terapeutik Selamat pagi Bu.
b.evaluasi atau Validasi Bagaimana perasaan Ny.W
hari ini? Apa tidur semalam
nyenyak? Apa kegiatan Ny.W
yang Sudah di lakuan secara
mandiri? Boleh saya lihat
jadawal kegiatan Ny.W ? bagu
Ny.W ?
c.kontrak Baik bu sesuai kontrak kita
1)Topik kemarin, kita berbincang-
bincang mengenai perasaan
Ny.W dan melatih
kemampuan ketiga yaitu
mengepel ?
2)waktu Kita berbincang-bincang
selama 30 Menit ya Ny.W ?
3)tempat Kita berbincang-bincang disini
saja Ny.W?

15
2 Fase kerja Kemampuan atau aspek postif
keempat Ny.W Yaitu Mencuci
piring .Ny.W tau apa saja alat
yang dibutuhkan untuk
mencuci piring ? sebelum
mencuci piring kita perlu
siapkan dulu perlengkapan
nya, yaitu sabut untuk
membersihkan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring
dan air untuk membilas,bisa
menggunakan air yang
mengalir dari kra ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat
sampah untu membuang sisa
makanan. Sekarang saya
perlihatkan dulu caranya yah.”
Setelah semuanya
perlengkapan tersedia,Ny.W
Ambil satu piring kosong,lalu
buang dulu sisa kotoran yang
ada di piring tersebut ke
tempat sampah. Kemudian
Ny.W Bersihka piring tersebut
dengan menggunakan sabut
yang sudah di beri sabun
pencucian piring
Setelah selesai disabuni,bilas
dengan air bersih sampai tida
ada busa sabun sedikit pun di
piring tersebut. Setelah itu
Ny.W mengeringkan piring
yang sudah bersih tadi di rak
yang sudah tersedia di dapur.
Nah selesai. Sekarang coba
Ny.W lakukan. Bagus Ny.W.

3 Fase terminasi a.evaluasi respon klien


terhadap tindakan
keperawatan Bagaimana perasaan Ny.W
evaluasi subjektif Setelah kita melakukan
aktifitas?
Bisa Ny.W coba ulangi kembali
evaluasi objektif kemampuan Ny.W ketiga yaitu
Mengepel . bagus Ny.W

16
b.rencana tindak lanjut Ny.W Kegiatan hari ini kita
masuk ke jadwal harian Ny.W
ingin berapakali
melaksanakannya? Bagus
Ny.W

b.kontrak yang akan


datang
1) topik Bagaimana kalau besok kita
berjumpa lagi Ny.W ? Untuk
membahas evaluasi
kemampuan atau aspek
positif.

2)Waktu Bagaimana besok latihan nya


selama 30 Menit,setelah
makan siang Ny.W?

3)Tempat Bagaimana tempat di ruang


makan Ny.W ?

I. Terapi modalitas
1. Terapi lingkungan
a. Lingkungan psikologi
1) Ruangan aman dan nyaman
2) Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan
meningkatkan gairah hidup
3) Warna dinding cerah
4) Adanya bacaan ringan , lucu dan motivasi hidup
5) Hadirkan music ceria, tv, dan film komedi
b. Ligkungan sosial
1) Komunikasi teurapetik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering
mungkin
2) Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan
3) Meningkatkan harga diri pasien
4) Membantu menilai dan meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
2. Terapi aktivitas kelompok
Terapi kelompok sosialisasi : untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal dengan karakteristik klien dengan harga diri rendah.
Peran perawat dalam terapi kelompok
a. Bertindak sebagai moderator
b. Mengevaluasi diskusi kelompok untuk menambah pengalaman terapi
c. Mengadakan pendekatan pada keleompok secara efektif

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.D
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku Bangsa : indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :-
Tanggal masuk RS :-
Tanggal Pengkajian :-
No Medrek :-
Diagnosa Medis : Harga Diri Rendah
II. RIWAYAT KESEHATAN
a.Keluhan utama
Klien Nn. D 42 Tahun datang ke RSJ dengan wajah menunduk,pakaian tidak
rapi,badan bau dan kotor,tidak berani menatap lawan bicara,bicara lambat dengan
nada lemah saat di tanya perawat klien mengeluhan merasa dirinya jelek dan
penampilan kurang menarik,ia mengatakan tidak ada yang menyukainya, merasa
bersalah dan tidak berguna,Klien selalu tampak sedih,kontak mata kurang .
b.Riwayat Penyakit Sekarang

III. Riwayat gangguan jiwa


a. faktor predisposisi

Teori Kasus
6. Penolakan orangtua yang tidak 11. Sering disalahkan
realistis 12. Jarang diberi pujian
7. Kegagalan berulang kali 13. Pemerkosaan
8. Kurang mempunyai tanggung jawab 14. Kekerasan fisik
personal 15. Selalu mendapat penolakan
9. Ketergantungan pada orang lain
10. Ideal diri yang tidak realistis

18
b. Faktor presipitasi

Teori Kasus
5. Perubahan penampilan/ bentuk tubuh 9. Mengingat memori sangan sulit
6. Kehilangan bagian tubuh 10. Tidak berprestasi
7. Kegagalan atau produktivitas yang
menurun
8. Trauma

IV. Pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum , kesadaran , dan TTV
1) Keadaan umum : pakaian tidak rapi,badan bau dan kotor.
Kesadaran : Compose Mentis
2) Tanda-tanda vital
Tek.darah posisi duduk : 140/80 mmHg
Tek. Darah posisi berdiri : 140/80 mmHg
Tek. Darah posisi tidur : 140/80 mmHg
Nadi :-
Respirasi :-
Suhu :-
3) Berat badan dan tinggi badan
BB :-
TB :-
b. Kardiovaskuler :-
c. Respirasi :-
d. Integument :-
e. Gastrointestinal :-
f. Persyarafan :-
g. Haemopoitik :-
h. Endokrin :-
i. Pengindraan :-
j. Musculoskeletal :-
V. psikososial
a. genogram

19
VI. konsep diri
a. gambaran diri :
b. identitas diri : dengan usia 42 tahun klien belum menikah hal ini membuat
klien merasa malu,minder dan tidak berguna.
c. peran diri : Klien sebagai anak,Klien merasa dirinya jelek dan penampilan
kurang menarik
d. ideal diri :
e. harga diri :
VII. hubungan sosial
a. orang yang berarti :
b. peran serta dalam kegiatan kelompok :
c. hambatan dalam berhubungan :
VIII. spiritual
a. nilai dan keyakinan :
b. kegiatan ibadah :
IX. status mental
a. penampilan : Klien berpakaian tidak rapi bau dan kotor
b. pembicaraan : Klien berbicara lambat dengan nada lemah
saat di tanya perawat
c. aktifitas motoric : bicara lambat dengan nada lemah saat di
tanya perawat
d. alam perasaan : Klien selalu tampak sedih
e. afek :
f. interaksi saat wawancara : kontak mata kurang.
g. kemampuan pemikiran :
h. daya titik diri :
X. persiapan pasien pulang
a. rencana tinggal :
b. makan :
c. BAB/BAK :
d. Mandi :
e. Berpakaian/berhias :
f. Istirahat tidur :
g. Persepsi :
h. Proses pikir dan isi piker :
i. Tingkat kesadaran :
j. Memori :
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
l. Penggunaan obat :
XI. Mekanisme koping :
XII. Masalah psikososial dan lingkungan :
XIII. Pengetahuan kurang tentang :
XIV. Aspek medic

20
a. Diagnose medic : Skizofrenia
b. Terapi : Klien mendapat terapi TAK bersosialisalisi dan
mendapat terapi medis Valium 5 Mg (P.O) dan diberikan obat Haldol 10 Mg
(P.O).
Analisa data

NO DATA MASALAH
1. saat di tanya perawat klien mengeluhan Harga Diri Rendah
merasa dirinya jelek dan penampilan
kurang menarik,ia mengatakan tidak ada
yang menyukainya, merasa bersalah dan
tidak berguna,Klien selalu tampak
sedih,kontak mata kurang

Masalah keperawatan

1. Harga Diri Rendah


Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah

Nama : Nn.D

Umur : 42 Tahun

DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI


Ganggua Pasien mampu : Setelah … x pertemuan SP.1
n 1. Mengidentifikasi klien mampu: 1. Identifikasi kemampuan
konsep kemampuan dan 1. Mengidentifika positif yang dimiliki.
diri : aspek positif yang si kemampuan a. Diskusikan bahwa
harga dimiliki aspek positif pasien masih
diri 2. Menilai yang dimiliki\ memiliki sejumlah
rendah kemampuan yang 2. Memiliki kemampuan dan
dapat digunakan kemampuan aspek positif seperti
3. Menetapkan/memil yang dapat kegiatan pasien di
ih kegiatan yang digunakan rumah adanya
sesuai dengan memilih keluarga dan
kemampuan kegiatan sesuai lingkungan terdekat
4. Melatih kegiatan kebutuhan pasien
yang sudah dipilih, 3. Melakukan b. Beri pujian yang
sesuai kemampuan kegiatan yang realistis dan
5. Merencanakan sudah dipilih hindarkan setiap
kegiatan yang merencanakan kali bertemu
sudah di latihnya kegiatan yang dengan pasien
sudah di latih penilaian yang
negative
2. Nilai kemampuan yang

21
dapat dilakukan saat ini
a. Diskusikan dengan
pasien kemampuan
yang masih
digunakan saat ini
b. Bantu pasien
menyebutkannya
dan memberi
penguatan terhadap
kemampuan diri
yang di ungkapkan
pasien
c. Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengar
yang aktif
3. Pilih kemampuan yang
akan di latih
a. Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan
yang akan pasien
lakukan sehari –hari
b. Bantu pasien
menetapkan
aktifitas mana yang
dapat pasien
lakukan secara
mandiri, aktivitas
yang memerlukan
bantuan
minimalndari
keluarga, aktivitas
apa saja yang perlu
bantuan penuh dari
keluarga atau
lingkungan terdekat
pasien, beri contoh
pelaksanaan
aktivitas yang dapat
dilakukan pasien
4. Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
a. Diskusikan denan
pasien untuk
menetapkan urutan
kegiatan ( yang
sudah dipilih pasien

22
) yang akan dilatih
b. Bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
pasien
c. Berikan dukungan
dan pujian yang
nyata sesuai
kemaajuan yang
diperlihatkan pasien
5. Masukan dalam jadwal
a. Beri kesempatan
pada pasien untuk
mencoba kegiatan
b. Beri pujian atas
aktifitas / kegiatan
yang dapat
dilakukan pasien
setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi dan
perubahan setiap
d. Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan
kegiatan .
e. Yakinkan bahwa
keluarga
mendukung setiap
aktivitas yang
di;akukan pasien

SP.2
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1)
2. Pilih kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
3. Latih kemampuan yang
dipilih
4. Masukan ddalam jadwal
kegiatan pasien

SP.3
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1 & SP.2)
2. Memilih kemampuan
ketiga yang dapat

23
dilakukan
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Isolasi Pasien mampu : Setelah… pertemuan SP.1
sosial 1. Menyadari pasien mampu : 1. Identifikasi penyebab
penyebab isolasi 1. Membina a. Siapa yang satu
sosial hubungan rumah dengan
2. Berinteraksi sosial saling percaya pasien?
2. Menyadari b. Siapa yang dekat
penyebab dengan pasien ?
isolasi sosial, c. Apa sebabnyaq ?
keuntungan d. Siapa yang tidak
dan kerugian dekat dengan
berinteraksi pasien ? apa
dengan orang sebabnya ?
3. Melakukan 2. Tanyakan keuntungan
interaksi dan kerugian
dengan orang berinteraksi dengan
lain secara orang lain
bertahap a. Tanyakan pendapat
pasien tentang
kebiasaan
berinteraksi dengan
orang lain
b. Tanyakan apa yang
menyebabkan
pasien tidak ingin
berinteraksi dengan
orang lain
c. Diskusikan
keuntungan bila
pasien memiiki
banyak teman dan
bergaul akrab
dengan mereka
d. Diskusikan kerugian
bila pasien hanya
mengurung diri dan
tidak bergaul
dengan orang lain
e. Jelaskan pengaruh
isolasi sosial
terhadap kesehatan
fisik pasien
3. Latihan berkenalan
a. Jelaskan kepada
klien dengan cara
berinteraksi dengan
orang lain
b. Berikan contoh cara
berinteraksi dengan

24
orang lain
c. Beri kesempatan
pasien
mempraktekan cara
berinteraksi dengan
orang lain yang
dilakukan
dihadapan perawat
d. Mulailah bantu
pasien berinteraksi
dengan satu orang
atau anggota
keluarga
e. Bila pasien sudah
menunjukan
kemajuan
tingkatkan jumlah
interasi dengan
2,3,4 orang dan
seterusnya
f. Berikan pujian
setiap kemajuan
interaksi yang telah
dilakukan oleh
pasien
g. Siapkan
mendengarkan
expresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi dengan
orang lain, mungkin
pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri
dorongan terus
menerus agar
pasien tetap
semangat
meningkatkan
interaksinya
4. Masukan kegiatan
jadwal pasien

SP.2
1. Evaluasi SP.1
2. Latih berhubungan
sosial secara bertahap
3. Masukan dalam kegiata
pasien

25
SP.3
1. Evaluasi SP.1 & SP.2
2. Latih cara berkenalan
dengan dua orang atau
lebih
3. Masukan jadwal
kegiatan pasien
Kurang Pasien mampu : Setelah…. Pertemuan SP.1
perawat 1. Melakukan pasien dapat 1. Identifikasi
an diri kebersihan diri menjelaskan a. Kebersihan diri
secara mandiri pentingnya : b. Berdandan
2. Melakukan berhias 1. Kebersihan diri c. Makan
dan berdandan 2. Berdandan dan d. BAB/BAK
secara baik berhias 2. Jelasnya pentingnya
3. Melakukan makan 3. Makan kebersihan diri
dengan baik 4. BAK/BAB 3. Jelaskan alat dan cara
4. Melakukan 5. Dan mampu kebersihan diri
BAB/BAK secara melakukan cara 4. Masukan dalam
mandiri merawat diri kegiatan jadwal pasien

SP.2
1. Evaluasi SP.1
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan
a. Untuk pasien laki-
laki meliputi cara :
1) Berpakaian
2) Menyisir
rambut
3) Bercukur
b. Untuk pasien
perempuan meliputi
cara :
1) berpakaian
2) menyisir rambut
3) berhias
4. masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP.3
1. evaluasi kegiatan SP.1
&SP.2
2. jelaskan cara dan alat
makan yang benar
a. jelaskan cara
mempersiapkan
makan
b. jelaskan cara
merapikan tempat
makan setelah

26
makan
c. praktek makan
sesuai dengan
tahapan makan
yang baik
3. latih kegiatan makan
4. masukan dalam jadwal
kegiatan

SP.4
1. evaluasi kemampuan
pasien yang lain (SP.1 2
&3)
2. latih cara BAK/BAB yang
baik
a. menjelaskan tempat
BAK/BAK yang
sesuai
b. menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAK/BAB

27
BAB IV
PENUTUP

A. kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktivitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

B. saran
1. bagi perawat
diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan, serta pengetahuan pada pasien dengan gangguan harga
diri rendah
2. bagi mahasiswa
diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu
dalam pembuatan asuhan keperawatan

28
Daftar pustaka

Yosep, Iyus;. ( 2010 ). Keperawatan jiwa. (G. A. SH, Ed. ) Bandung : PT Refika
Aditama.

Dalami Ernawati dkk, ( 2010 ), asuhan keperawatan gangguan jiwa. Jakarta timur :
Trans info media.

29

Anda mungkin juga menyukai