BAB 1
A. Definisi
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif
terhadap diri sendiri, penurunan harga rendah ini dapat bersifat situasional
maupun kronis atau menahun (Keliat dkk, 2011). Menurut NANDA
(2015).
Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons diri terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri pada seseorang yang sebelumnya memiliki evaluasi diri
negatif (Wahyuni, 2017)
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Harga Diri
Rendah adalah perasaan tidak berharga atau tidak berarti berkepanjangan
yang ditimbulkan dari berubahnya evaluasi diri, penurunan diri ini dapat
bersifat situasional maupun kronik. Harga diri rendah situasional adalah
suatu kegagalan dalam menjalankan fungsi dan peran yang terjadi secara
tiba-tiba misalnya perasaan malu terhadap diri sendiri karena sesuatu
(korban pemerkosaan), sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi
perasaan diri sendiri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang
lama (NANDA, 2005).
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan
keyakinan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk
waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia
(Stuart,2006)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung
atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 2001 ).
B. Etiologi
Menurut Fitria (2014) faktor penyebab harga diri rendah yaitu:
a. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah
adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu
hilangnya sebagian anggota tubuh, perubahan penampilan atau bentuk
tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik:
1) Situasional : Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang
muncul secara tiba tiba misalnya harus dioperasi, mengalami
kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan, atau menjadi
narapidana sehingga haru masuk penjara. Selain itu, dirawat
dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu
yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai
akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
2) Kronik : Gangguan konsep diri: harga diri rendah biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pemikiran negatif
sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila
mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap maupun bertindak
maka akan dianggap mempengaruhi terhadap koping individu tersebut
sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif).
Bila kondisi pada klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi
sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan
pikirannya sendiri sehingga dapat muncul perilaku kekerasan. Menurut
Peplau dan Sulivan mengatakan bahwa harga diri berkaitan dengan
pengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai
lanjut usia seperti goog me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan,
ditekan sehingga perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak
oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan
menimbulkan harga diri rendah kronis. Caplan melihat dari segi
lingkungan sosial dan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan
adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh
lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan
menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya sistem pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi sistem keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal. Carpenito mengatakanbahwa
koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
mengalami stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena
ketidakkuatan sumbersumbr (fisik, psikologi, perilaku, atau kognitif).
Sedangkan menurut Towsend, M.C bahwa koping individu tidak efektif
merupakan kelaianan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan
masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran.
C. Manifestasi
Gejala harga diri yang rendah antara lain perasaan malu dan bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, (menarik diri, tidak ingin
bertemu orang lain dan suka menyendiri), kekurangan kepercayaan diri,
kesulitan membuat keputusan dan menyakiti diri sendiri. Tidak ada kontak
mata, sering menunduk, sedikit atau tidak ada aktivitas sehari-hari, tidak
memperhatikan perawatan diri, pakaian berantakan, nafsu makan menurun,
bicara lambat.
D. Klasifikasi
1. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri
Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasidiri.
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan konsep diri mal
adaptive
4. Kerancauan identitas
Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri dan amuk. Pada keadaan ini individu dapat
merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain serta
lingkungan.Kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial,
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan diri dengan orang lain (Keliat, 2011).
E. Patofisiologi
Frustasi
Peningkatan aktivitas
dopamine dan serotonin
Merasa Merasa
Tidak
tertekan kurang
Kekacauan pikiran terjadi
dihargai
gangguan
Proses piker
Gangguan perspsi Kehilangan Merasa
d perfusi
sensori halusinasi minat tidak
terganggu
berguna
Jika seseorang memiliki harga diri rendah, itu memengaruhi setiap area
dalam hidup.Rasatersebutmengurangi kesenangan dankebahagiaan.Mengatasi
harga diri rendah dapat dilakukan jika seseorang mau berusaha. Ini tidak dapat
terjadi hanya dalam semalam, dan membutuhkan banyak usaha dan kesabaran,
tetapi hasilnya membuat usaha tersebut sungguh layak untuk dilakukan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat digunakan
adalah:
I. PENATALAKSANAAN
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga Diri
Rendah yaitu :
1. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Terapi ini digunakan untuk
mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain. Tujuannya agar
klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien dapat
membentuk kebiasaan yang buruk lagi. (Nurarif dan Hardhi, 2015, p. 56).
2. Terapi hubungan interpersonal
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien
harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan
persepsi atau penyelesaian masalah.Menurut Enjang
(2009,p.68).Hubungan interpersonal adalah komunikasi antar orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik
secara verbal maupun secara tatap muka.
(ECT)
Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah tidak digolongkan
sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan,
karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan
kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin, meningkatkan
konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan
menyebabkan alam perasaan melankolis.
2) Terapi Supportif
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
Untuk mengatasi masalah pada klien dengan harga diri rendah maka
disusun perencanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien
memenuhi kebutuhannya dan mengatasi atau mengurangi masalah keperawatan
serta meningkatkan aktualisasi diri klien.