Anda di halaman 1dari 46

Dwi Novia Pritama

Halo...kaka2, adek2 dan temen2 semuanya... sLamat datang ya di Blog aq...dan sering-sering
mampir kesini ya.. ^_^

Jumat, 29 Juni 2012


MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN SISTER CALLISTA ROY

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi atau
kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat
perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
bidang keperawatan, salah satunya adalh model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan
empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptsi.

1.2 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
 Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy.
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Sister
Callista Roy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Riwayat Calista Roy

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan
pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing
pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada
tahun 1966 di University of California Los Angeles.
Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus
dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson,
Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi
mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan
pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli
fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di
butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal
stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap
manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai
“ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali
keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan,
terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain
di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978).
Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s
College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang
peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977
menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model adaptasi
keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy
mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah
membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit.
Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.
2.2 Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian
konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus
sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh
dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
o Focal stimuli : Individu segera menghadap
o Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
Dari focal stimuli.
o Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan
stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson,
adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia
sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas
model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan
H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran
sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi
mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam
keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka
kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf
pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas
model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya.
Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya
membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstak dan dapat di
organisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang du dasari oleh fakta-fakta yang telah di obserfasi tapi
kurang absolute atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum (1990) merupakan usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat di bedakan
apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri
yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan, mengingat dalam model keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang di dasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin di capai
dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
keterampilan alam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.

3.2 Karakteristik Teori Keperawatan

Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan
konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik diantaranya
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan
hal-hal nyata dalam keparawatan sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-
kenyataan yang ada di alam
b. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang
ada
c. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.
d. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan
pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan
e. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat digunakan
dalam pedoman praktek keperawatan.

3.3 Faktor Pengaruh Teori Keperawatan

Dalam pengembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang dapat
mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence nigtingale,
kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu keperawatan.

1. Filosofi Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keprawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan
orang yang sakit dikenal dengan teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar
pada pendidikan keparawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau
juga membedekan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang
yang sakit dengan yang sehat.

2. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengharuh dala perkembangan teori-teori keperawatan


diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
lebih baik dilkukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan
perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan
keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga dahulu budaya perawat dibawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi
mandiri, maka hak otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan
dibawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan
tugas sebagai tim kesehatan.

3. System Pendidikan

Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistim pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan
juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan di tandai dengan adanya pengelompokan ilmu


keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang
merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan
pada tahun-tahun yang akan datang akan slalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus ataw sub
spesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat
di kembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

3.4 Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin di capai diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model
praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.
3. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam
penyelesaian berbagai masalah keperawatan
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang.

3.5 Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui
filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada
alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki
delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme
dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan
menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam
kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk
mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan
integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat
absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
a) tujuan eksistensi manusia
b) gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
c) aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
d) nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari
konsep mayor Callista Roy,
a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik.
b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual.
c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah
laku tetapi belum dapat di validasi.
g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal dan proses endokrin.
h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek
dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep
diri.
j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi
dilakukan.
l. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannya di
lingkungan sosial.
n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.

3.5.1 Model Konseptual Callista Roy


Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau
kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia
terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
 Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Keperawatan
sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang
berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk
menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk
meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan
terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi
interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika
stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus
yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
 Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia
digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses
umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator
dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan
dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan
antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
 Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini
manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi
manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme
koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
 Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.
3.5.2 TEORI PENEGASAN
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
 Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.
 Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan
Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor
cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut
penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang
dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan
fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan
transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984
dalam Roy 1991).
4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan
untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-
komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur
integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit,
asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem
fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari
regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur
aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis,
untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang
signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard &
Valentine dalam Roy,1991)
b. Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas
psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri
dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi
tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri
orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam
area ini.
c. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada
bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya
adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.
Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya.
Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan
menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon
yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak
efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator
dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ
endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan
kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat
alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
3.6 Teori Calista Roy
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep
ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi
dasar model adaptasi Roy adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan
biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi.
Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun
negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi
rangsangan baik positif maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan
adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif
system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk
beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri
dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ), dengan penjelasan sebagai berikut
:
1. Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi,
bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam
tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan stimulus residual.
a) Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera,
misalnya infeksi .
b) Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif
pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial.
c) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi
sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman
yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada
pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.

2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan.
Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem.
a) Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan output. Input
stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau
endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan
sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai
perilaku regulator subsistem.
b) Subsistem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku output dari
regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator
kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi,
mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan
insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah
proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan
untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara subyektif
dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik
untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang
tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan
dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang
mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses kontrol
seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme koping diwariskan atau diturunkan secara
genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem pertahanan terhadap bakteri yang menyerang tubuh.
Mekanisme yang lain yang dapat dipelajari seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan
luka. Roy memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan yang unik yaitu mekanisme kontrol yang
disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian sub sistem adaptasi.
Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan
dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang
dimilikinya diantaranya:
a. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
b. Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan
perubahan yang terjadi.
c. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy, diantaranya:
o Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai
pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
o Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal
maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara
subjektif.
o Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai
dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
d. System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:
o Fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi,
nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi
neurologis dan fungsi endokrin.
o Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social
dalam berhubungan dengan orang lain.
o Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.
o Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta
yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
e. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan
tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga
proses ini memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.
Teori adaptasi suster Callista Roy memeandang klien sebagai suatu system adaptasi. Sesuai dengan
model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama
sehat dan sakit (Marriner-Tomery,1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien
tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal. Seluruh individu
harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :
o Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
o Pengembangan konsep diri positif
o Penampilan peran sosial
o Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
Perawat menetukan kebutuhan di atas menyebabkan timbulnya masalah bagi klien dan
mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut. Kemudian asuhan keperawatan
diberikan dengan tujuan untuk membantu klien beradaptasi. Menurut Roy terdapat empat objek
utama dalam ilmu keperawatan, yaitu :
1. Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan)
Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau social. Masing-masing dilakukan oleh perawat sebagai system adaptasi yang
holistic dan terbuka. System terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan
terhadap informasi, kejadian, energi antara system dan lingkungan. Interaksi yang konstan antara
individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan
tersebut individu harus mempertahankan intergritas dirinya, dimana setiap individu secara
kontunyu beradaptasi.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol,
out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif
dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara
adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model
adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif
yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif
manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-
kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau
stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan.
Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari
rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses
kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping
yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.

2. Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
dan diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis
dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi
berhubungan dengan empat mode respon adaptasi. Perubahan internal dan eksternal dan stimulus
input tergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping seseorang atau keadaan koping
seseorang merupakan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh
stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Fokal adalah suatu respon yang diberikan secara
langsung terhadap ancaman/input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya tergantung
tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua
stimulus lain seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah
karakteristik/riwayat dari seseorang yang ada dan timbul releva dengan situasi yang dihadapi tetapi
sulit diukur secara objektif.
3. Konsep sehat
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai tingkatan
tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya
dan menjadikan dirinya secara terintegrasisecara keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas
adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan
mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual
dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) tergantung dari
latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya
tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya dan lain-lain.
4. Konsep lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dari perilaku seseorang dan
kelompok. Lingkunan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima
individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan
proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosioanal, kepribadian)
dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh
individu.manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respons.
Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat dalam meningkatkan
adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan sekitar.
Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses
keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama
dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan
proses keperawatan secara umum.
a) Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian tahap I
dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien
sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan
sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing mode adaptasi secara
sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang
ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan
ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap
ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang berdampak
terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic;
jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran,
ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, strea fisik dan emosi;
budaya;dan lingkungan fisik
b) Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :
 Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan 4 mode
adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.
 Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang tampak dan
berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya
adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan
cuaca lingkungan yang panas”.
 Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan stimulus yang
sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja
di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan peran
berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas”
c) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah
ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan
kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat
terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan
koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian
masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan,
pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah
manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.
d) Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal,
kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping seseorang pada zona
adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
e) Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku
dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

3.7 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat
mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para
perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan
konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya
adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode
fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang
dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang
dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada
individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah
pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan
perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai
perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan out come.
Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan oleh penulisnya sebagai
“ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar
yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan
disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-konsepnya tentang
person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara
menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi
bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan menyebabkan
perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus
memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu
pengetahuan dan seni merawat

4.2 Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap konsep dan
model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan teori dan model praktik
yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma
dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi
sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual
maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi.
Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui
penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan
promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami
kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk
menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan
yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah
untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan
melaksanakan fungsi perannya secara optimal.
DAFTAR RUJUKAN

Dwidiyanti M. Aplikasi model konseptual Keperawatan, Semarang: Akper Dep.Kes. 1987.


Roy S.C-Andrews H.A. The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement, California:
Appleton & Large. 1991.
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their work. 1998: Mosby
erathenurse.blogspot.com/…/model-konseptual-keperawatan.htm.
nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-c
www.geocities.com/…/vanessa/roy1.htm
www.rase.urg.uk/search09/indek.asp

Diposkan oleh Dwi Novia Pritama di 22.52


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Reaksi:

Dwi Novia Pritama


don't take a big change to please someone if you only do not want too.

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ► 2013 (2)

 ▼ 2012 (12)
o ► Desember (2)
o ► Agustus (1)
o ► Juli (1)
o ▼ Juni (4)
 ▼ Jun 29 (3)
 MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN SISTER
CALLISTA...
 Askep masalah kebutuhan eliminasi urine
 Anatomi Otak
 ► Jun 27 (1)
o ► Mei (2)
o ► Februari (2)

Mengenai Saya

Dwi Novia Pritama


Agam - Bukittinggi, sumatra barat, Indonesia
don't take a big change to please someone if you only do not want Widget Animasi
too.
Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.


AKPER PEMKOT TEGAL
Hidup adalah Proses Belajar dan Berjuang Tanpa Batas
 Beranda
 Free Skill Video
 About Me
 Buku Tamu
 Download Askep Gratis
 KALENDER AKADEMIK
 PENDAFTARAN MHS BARU (New)
 Profil Akper


 PENERJEMAH BHS

Arabian Portuguese

 ARSIP :
ARSIP :


 KATEGORI :
o ASKEP ANAK (13)
o ASKEP SISTEM IMUNOLOGI (1)
o ASKEP SISTEM KARDIOVASKULER (8)
o ASKEP SISTEM PERNAFASAN (1)
o CAIRAN DAN ELEKTROLIT (2)
o ISLAMIC NURSING (3)
o KABAR KAMPUS (57)
o KARTU UCAPAN (4)
o KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (8)
o KONSEP DASAR KEPERWATAN (19)
o LOWONGAN KERJA (15)
o MANAGEMENT NYERI (1)
o NURSING ISLAMIC (1)
o NURSING SKILL VIDEO (1)
o PROFIL AKPER (1)
o PROSES KEPERAWATAN (1)
o Uncategorized (5)
 SERING DI KLIK:
o Apa Itu Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional PNS..?
o SURAT EDARAN MTKI terkait STR (Surat Tanda Registrasi Tenaga
Kesehatan)
o MODEL KONSEPTUAL MARTHA ELIZABETH ROGER
o PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
o TRIK CEPAT CARA MENGHILANGKAN KARANG GIGI
 Free Nursing Journal
o Australian E- Journal of nursing Education
o British Medical Journal
o Cardiovasculer Nursing
o Japan Journal of nursing Science
o Journal Cambridge online
o Journal of Clinical Nursing
o Journal of The American Academy of Pediatrics
o Journal of the american collage of cardiology
o Kumpulan jurnal keperawatan lengkap
o Kumpulan Tesis,Disertasi dan jurnal online di internet
o Medscape journal
o Nursing Center
o Nursing for women's health
o Nursing in critical care
o Nursing Management Journal
o Online Nursing Journal
o Pediatric Nursing Journal
o Psychiatric and mental health journal
o Publich health nursing
o Ranking Journal Internasional Kedokteran Lengkap(update)
o The new england medical journal of medicine
 lowongan kerja terbaru
o Agensi Perawat Luar Negri
o Humaniora Center : International Jobs
o Info Lowongan Kerja
o Lowongan ke Taiwan
o Lowongan kerja Arab Saudi
o Lowongan kerja dalam dan luar negri
o Lowongan Kerja dalam negri
o Lowongan Kerja Depnakertrans
o Lowongan kerja ke jepang
o Lowongan Kerja LN (PT RIM)
o Nursing Agency
 Scholarship
o AMINEF Scholarship
o AusAID Scholarship
o BEASISWA DIKTI (DALAM/LUAR NEGRI)
o Beasiswa Lengkap s1,s2 dan s3
o Beasiswa s1,s2,s3 Dalam dan Luar Negri
o British Scholarship
o Fujitsu scholarship
o Holland Scholarship
o Japan scholarship
o Panasinic Scholaship
o The Indonesian Intenational Education Foundation
 Equipment
o Careplan Guidelines
o English Translation
o Free Video
o Ideal Body Weight Calculator
o Komite UAP D3 Keperawatan
o Laerning English
o Mario Teguh Motivation
o Medical textBook Gratis
o Medical VIdeo Gratis
o NANDA,NIC dan NOC
o NCLEX-RN
o Nursing PDA Sofware
o Pemerintah Kota Tegal
o PPNI PUSAT
 CHAT WITH ME :


joenurse@yahoo.com



 VISITOR :

 POLLING :
Sipakah Dosen Terbaik di Akper Pemkot Tegal

Bu Dewi Bu Fatimah Bu Hanifah Pa Dedy Bu Tinah Bu Ani Pa


Gayuh Pa Sadar Pa Joe Bu Dwi Bu Maria Bu Catur Pa Hudi Pa
AgusOther:

VoteView ResultsPolldaddy.com

AKPER PEMKOT TEGAL


 DAFTAR ISI :
o Kunjungan Studi Banding BLUD dari AKBID Pemkab Kendal
o BELAJAR PENGELOLAAN BLUD, AKPER MURAKATA BARABAI
KUNJUNGI AKPER PEMKOT TEGAL
o JADWAL SIPENMARU AKPER PEMKOT TEGAL TAHUN 2012
o PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKPER PEMKOT TEGAL TH.
AKADEMIK 2012/2013
o PROGRAM BEASISWA S2 KE JEPANG
o PROGRAM BEASISWA RS MITRA KELUARGA GROUP
o LOWONGAN KERJA PERAWAT DAN BIDAN DI DINAS KESEHATAN
KOTA TEGAL
o SURAT EDARAN PPNI JAWA TENGAH TERKAIT STR Untuk Perawat
o CARA MENGURANGI GEJALA RLS (Restles Leg Syndrome)
o Pemutihan STR Berdasarkan PERMENKES No 1796/Menkes/Per/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
o SURAT EDARAN MTKI terkait STR (Surat Tanda Registrasi
Tenaga Kesehatan)
o SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU AKPER PEMKOT TEGAL
TAHUN 2011
o MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT GBS
o Pengumuman Pendaftaran Calon TKI Nurse (KANGOSHI) dan Calon TKI
Careworker (KAIGOFUKUSHISHI) ke Jepang 4 Juli sampai 8 Agustus 2011
o …AYO TINGKAT 3 PREPARE MENUJU UJIAN UAP”
o KISI-KISI SOAL UAS KEPERAWATAN ANAK
o JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN SIPENMARU AKPER PEMKOT
o PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJI TULIS SIPENSIMARU AKPER
PEMKOT TEGAL
o SEPULUH MAHASISWA AKPER PEMKOT TERIMA BEASISWA
BANK MANDIRI
o Meriahnya Acara Puncak Dies Natalis ke XIII Akper Pemkot Tegal
o REKOR MURI DARI PERINGATAN INTERNATIONAL NURSES DAY 2011
o PENGUMUMAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN 2011/2012
o HARU DAN ISAK TANGIS MEWARNAI ACARA PELEPASAN IBU
CATUR WARIH
o DOSEN & KARYAWAN AKPER PEMKOT TEGAL ANGGUN DENGAN
BUSANA KEBAYA
o KISI-KISI SOAL UTS DOKUMENTASI KEPERAWATAN &
KEPERAWATAN ANAK 1
o KUPAS TUNTAS TENTANG IMUNISASI
o JADWAL IMUNISASI
o LOWONGAN KERJA PERAWAT DI OMNI HOSPITAL PULOMAS
o “Wow…Ternyata Injeksi Tinja bisa mengobati penyakit pencernaan
o Stand Pameran AKPER PEMKOT TEGAL Diserbu Pengunjung
o PathoFisiologi CINTA
o UNDANGAN TERBUKA : PELATIHAN BTCLS UNTUK UMUM
o Alhamdulillah, Akper Pemkot Tegal bisa masuk ke diknas
o AKPER PEMKOT TEGAL ADAKAN PELATIHAN BTCLS
o Pil KB Untuk Pria Segera Di Luncurkan Di Indonesia..!
o Mengenal Lebih Jauh Penyakit Pika (Memakan Sesuatu Yang Bukan Makanan)
o SKB 3 Menteri Ditandatangani Untuk Selamatkan Sekolah Tinggi Kesehatan
Milik Pemda
o Apa Itu Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional PNS..?
o SENAM OTAK UNTUK KECERDASAN ANAK ANDA
o DETEKSI KANKER PROSTAT MELALUI JARI TANGAN
o Microneedles: jarum suntik masa depan yang tidak sakit
o CARA MENGHITUNG KADAR KOLESTEROL
o Dosen dan Karyawan Akper Pemkot Tegal Mengikuti Pelatihan “Be Champion at
Work :Membangun Motivasi dan Sikap Kerja Positif”
o .: SEMANGAT BARU 2011 .:
o RAHASIA THAHARAH (WUDLU), SHALAT DAN DZIKIR DALAM
TINJAUAN KESEHATAN
o INILAH KESIAPAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIAN
DALAM RANGKA PERAWAT GO INTERNATIONAL
o TAHUKAH ANDA AREA PEKERJAAN PERAWAT PROFESIONAL
(REGISTERED NURSE)
o MARI MENGENAL LEBIH JAUH APA ITU KONSP DIRI
o NGAJI YUK…”MUHASABAH MENGINGAT MATI”
o CARA MENGHITUNG BERAT BADAN (BB) IDEAL
o INI DIA KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA
o INILAH DRAFT UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN (REVISI)
o PERLUNYA UNDANG – UNDANG PRAKTEK KEPERAWATAN SEGERA
DI GOAL KAN!
o LOWONGAN KERJA PERAWAT DI PANTI WERDA BREBES BAGI
ALUMNI AKPER KOTA TEGAL
o PENGADAAN CPNS KOTA TEGAL DAN KOTA/KABUPATEN
SEJAWATENGAH 2010
o RAHASIA GELOMBANG OTAK
o PENGUMUMAN SELEKSI CPNS 2010
KABUPATEN/KOTA SEJAWATENGAH
o PENERIMAAN CPNS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
UNTUK PERAWAT
o PRESS RELEASE PPNI TENTANG RUU KEPERAWATAN
o LOWONGAN KERJA PERAWAT KE JEPANG PROGRAM
RESMI PEMERINTAH
o PENGAMBILAN IJAZAH DAN TRANSKIP NILAI AKPER PEMKOT TEGAL
ANGKATAN X TAHUN AKADEMIK 2009/2010
o PENERIMAAN CPNS DEPKES 2010 (Pendaftaran Online 3-6 Oktober 2010)
o NgAjI YuK..”REFLEKSI IDUL FITRI”
o PERMENKES NO.148 TH.2010 TENTANG IZIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTEK PERAWAT
o Lowongan Kerja CITO Laboratorium klinik
o TRIK CEPAT CARA MENGHILANGKAN KARANG GIGI
o JENIS PEMERIKSAAN MEDICAL CHECK UP (MCU) BAGI CALON
PEGAWAI/KARYAWAN
o PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJI TULIS SIPENMARU AKPER
PEMKOT TEGAL
o LOWONGAN PERAWAT JOMPO DI TAIWAN
o HATI- HATI GANGGUAN MENSTRUASI..!
o Kehebatan Vaksin HPV Untuk Mencegah Kanker Mulut Rahim (Kanker Serviks)
o ADA APA DENGAN AKPER PEMKOT TEGAL..?
o LOWONGAN KERJA STAF PENDIDIK/DOSEN KEPERAWATAN
o BEASISWA STUDI DI AUSTRALIA
o FENOMENAL TEKNOLOGI BAYI TABUNG
o LOWONGAN KERJA PERAWAT KE LUAR NEGRI
o PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKPER PEMKOT TEGAL (New)
o ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT
o ASKEP SINDROM NEFROTIK
o KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
o ASUHAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS
o TUMBUH KEMBANG ANAK
o SILABUS KEPERAWATAN ANAK I
o AKPER PEMKOT TEGAL ADAKAN PELATIHAN PPGD
o UJIAN REMIDI ULANG KDK (Exp 15-02-10 Jam 14.00)
o UJIAN REMIDI KOMPUTER (Exp Tgl 11 Februari 2010 Jam : 14.00)
o DOWNLOAD VIDEO SKILL KEPERAWATAN
o DARAH HAID BISA PERBAIKI PENYAKIT JANTUNG ?
o SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM ( RUFAIDAH BINTI SA’AD )
o MODEL KONSEPTUAL MARTHA ELIZABETH ROGER
o MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E. PEPLAU
o MODEL KONSEPTUAL DOROTHEA E. OREM
o MODEL KONSEPTUAL ROY
o MODEL KONSEPTUAL VIRGINIA HENDERSON
o MODEL KONSEPTUAL FLORENCE NIGHTINGALE
o CEDERA KEPALA
o MULTIPEL TRAUMA
o PENATALAKSANAAN TRAUMA THORAKS
o PENATALAKSANAAN TRAUMA ABDOMEN
o WORKSHOP PEMBUATAN SILABI DAN BUKU PANDUAN PRAKTEK
BELAJAR KLINIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) AKPER
PEMKOT TEGAL
o ASKEP ANAK IKTERUS (HIPERBILIRUBIN)
o PENGUMUMAN CPNSD 2009 KOTA TEGAL, KABUPATEN TEGAL,
BREBES, PEMALANG DAN PEKALONGAN
o PENERIMAAN CPNSD PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
o AKSI SOLIDARITAS MAHASISWA AKPER PEMKOT TEGAL
o PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGRI SIPIL DEPARTEMEN
KESEHATAN 2009
o PENERIMAAN CPNS DEPDIKNAS T.H 2009
o PENERIMAAN CPNS POLRI TAHUN 2009 / 2010
o SELAMAT IDUL FITRI 1430 H
o STRUKTUR & FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
o PEMERIKSAAN EKG
o Sindroma Gawat Pernafasan Akut
o PENYAKIT JANTUNG KORONER
o ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD AKUT
o ACUTE CORONARY SYNDROMES / AKUT CORONARY SYNDROM
o PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
o Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia
o ETIK & MORAL TENAGA KESEHATAN
o MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN
o UNIT MAYOR MODEL KEPERAWATAN
o PENDAFTARAN CPNS KOTA TEGAL TAHUN 2009 (TERBARU)
o SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU AKPER PEMKOT TEGAL
o Systemic lupus erytematosus (SLE) atau lupus eritematosus sistemik (LES)
o PARADIGMA KEPERAWATAN
o KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
o KONSEP SEHAT – SAKIT
o SEHAT SAKIT DILIHAT DARI PERSEPTUAL BUDAYA
o MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
o TERAPI NUTRISI PADA KEKERITISAN
o TERAPI CAIRAN, ELEKTROLIT & TRANSFUSI
o PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS
o KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERKEMBANGAN, KONSEP DAN
TREN KEPERAWATAN
o MANAJEMEN NYERI AKUT DAN NYERI REFRAKTER
o KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
o KESEIMBANGAN ASAM BASA
o DDST II
o APLIKASI DIAGNOSA NANDA DI RS
o EMPAT BELAS ALASAN MEMILIH KULIAH DI AKPER PEMKOT TEGAL
o WISUDA AKPER PEMKOT TEGAL ANGKATAN IX
o MARHABAN YA RAMADHAN
o KONSEP DASAR INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
 Jumlah Pengunjung
o 1,026,525 Orang
 TAMU ONLINE :

 TULISAN TERBARU
o Kunjungan Studi Banding BLUD dari AKBID Pemkab Kendal
o BELAJAR PENGELOLAAN BLUD, AKPER MURAKATA BARABAI
KUNJUNGI AKPER PEMKOT TEGAL
o JADWAL SIPENMARU AKPER PEMKOT TEGAL TAHUN 2012
o PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKPER PEMKOT TEGAL TH.
AKADEMIK 2012/2013
o PROGRAM BEASISWA S2 KE JEPANG
o PROGRAM BEASISWA RS MITRA KELUARGA GROUP
o LOWONGAN KERJA PERAWAT DAN BIDAN DI DINAS KESEHATAN
KOTA TEGAL
o SURAT EDARAN PPNI JAWA TENGAH TERKAIT STR Untuk Perawat
o CARA MENGURANGI GEJALA RLS (Restles Leg Syndrome)
o Pemutihan STR Berdasarkan PERMENKES No 1796/Menkes/Per/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 NURSING SKILL VIDEO

PEMASANGAN NGT

 PX Liver

 ANIMASI PERSALINAN

 Px JANTUNG

 PEMERIKSAAN FISIK DADA

 PARTUS NORMAL

 Px SIST PERNAFASAN
 Bedah Jantung
 KOMENTARMU :
juni setiawan di Kunjungan Studi Banding BLUD d…
joe di Kunjungan Studi Banding BLUD d…
elsa astrida lumbanr… di SURAT EDARAN MTKI terkait STR…
juni setiawan di Kunjungan Studi Banding BLUD d…
R SUASANAWATI di KISI-KISI SOAL UAS KEPERAWATAN…
alz maucha di SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM ( RU…

 Status My Twitter
o Published Pengolahan Limbah Rumah Sakit on Scribd scr.bi/S4oYfy
#readcastTetap semangat dalam menjalani hidup ini 3 years ago
 Suparjo Joe

Terimakasih Sudah Berkunjung Kesini

« MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E. PEPLAU


SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM ( RUFAIDAH BINTI SA’AD ) »

MODEL KONSEPTUAL MARTHA ELIZABETH ROGER


Posted by joe pada 12/12/2009
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir
sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau
masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar
Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di
Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan
kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi
Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona
pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dg
memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala
Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954.

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada
tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat
dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai
beliau meninggal pada 13 maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan manusia) sebagai
sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus
menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh
memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari
beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan
manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau
berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994).

Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi, keterbukaan, keteraturan
dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip
mengenai bagaimana berkembang.
Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan menurut Martha E. Rogers
serta dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa


manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah
ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan
imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar
ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa
keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan,
dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif
senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.

Asumsi Dasar

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam
dan perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai
manusia, yaitu :

1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda
di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat
secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya
tidak dijumpai.

2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama
lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu
dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali
atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa


dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E Roger :

1. Sumber energi.

2. Keterbukaan.

3. Pola-pola perilaku.

4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi
utama Martha E Roger.

Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya.

Prinsip-prinsip Hemodinamika

Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani
manusia, yaitu :

1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan
lingkungannya secara berkesinambungan.

2. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi
antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang
yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih
tinggi pada gelombang perubahan.

3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan
adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku
manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan
interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
Perbandingan dengan Teori Lain

Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya. Prinsip hemodinamika
yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan negetropi. Equifinally merupakan sistem
terbuka yang mungkin dicapai tergantung pada keadaan dan ditentukan oleh suatu pengukuran
yang mempunyai tujuan.

Teori dan Empat Konsep Dasar Roger

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang
manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu
saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan
berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola
kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik
dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu
sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan
kesehatan.

Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan


direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa
keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan
pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi
yang lain secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui
dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan
imaginasi menjadi sangat penting.

Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau


memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses kehidupan
manusia merupakan suatu fenomense.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap perubahan
yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu
dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang
menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan,
memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur
agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.

1) Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu
fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam memandang
manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika
dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu
sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.

2) Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting
perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.
3) Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak tidak
tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia
sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini
dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.

4) Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.

5) Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui
penelitian sehingga teori tersebut sah.

6) Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.

7) Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi harus
menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

Komponen dalam proses keperawatan Prinsip Hemodinamik

Integrality Resonancy Helicy

Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan lingkungan,


bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang bervariasi selama proses
kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan lingkungan perubahan waktu dan perubahan
kebutuhan yang terjadi selama terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji
tujuan hidup.

Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan energi antara individu


dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan yang bervariasi sebagai individu yang utuh
Menggambarkan pola yang berirama antara individu dan lingkungan.

Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan Menciptakan lingkungan yang sebaik


baiknya bagi individu Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam
konteks seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu dan
lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat

Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi lingkungan dan


individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi proses kehidupan manusia
Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di
harapkan

Menggunakan Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan

Prinsip – prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan antara


perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan dengan masalah
yang terjadi.
Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan
baik perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah bagian
dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien.

Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan
dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup
satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan
arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan
betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti
konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti
apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger
menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan
dalam aktifitas penelitian keperawatan.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan
graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap
evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk
keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh
pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.

Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin
untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada
dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan
Martha E Rogers.

1) Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

2) Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

3) Penyesuaian terhadap pola

4) Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses


penyembuhan.

5) Menunjukkan suatu perubahan yang positif


6) Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

7) Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

Bagan Ilustrasi Dinamisme Proses Keperawatan Martha E. Rogers

Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers membuat ilustrasi dalam
bentuk bagan sebagai berikut :

Manusia Lingkungan

Sehat Secara terus menerus berhubungan dengan individu

Sejahtera Melakukan pertukaran energi dengan individu

Profesi memberikan pelayanan kepada semua orang, memaksimalkan potensi kesehatan dalam
interaksi antara manusia dengan lingkungan

Konsep diambil dari studi dan observasi manusia yang memberikan dasar untuk model konseptual

Teori Konseptual

Konsep manusia seutuhnya :

1. Medan energi

2. Keterbukaan

3. Pola

4. Dimensi

Prinsip Hemodinamik :

1. Integrality

2. Resonancy

3. Helicy

Praktik Keperawatan

“Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka berada dan
menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok (Rogers, 1985)”

Model konseptual mamberikan fokus keperawatan


Ilmu keperawatan memberikan pengetahuan yang menjadi dasar praktik keperawatan

Ilmu keperawatan

Riset : Pengetahuan dan aplikasi

Teori : Dikembangkan untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan memprediksi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung adanya
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu –
ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan
bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian
ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti
pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan
secara humanistik.

Tentang iklan-iklan ini

Terkait

MODEL KONSEPTUAL VIRGINIA HENDERSONdalam "KONSEP DASAR


KEPERWATAN"

KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERKEMBANGAN, KONSEP DAN TREN


KEPERAWATANdalam "KONSEP DASAR KEPERWATAN"

MODEL KONSEPTUAL ROYdalam "KONSEP DASAR KEPERWATAN"

This entry was posted on 12/12/2009 pada 12:31 and is filed under KONSEP DASAR
KEPERWATAN. Dengan kaitkata: konsep dasar keperawatan, model konseptual martha
elizabeth roger, teori keperawatan menurut roger. You can follow any responses to this entry
through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, atau trackback from your own site.

5 Tanggapan to “MODEL KONSEPTUAL MARTHA ELIZABETH ROGER”

1.
Enny Puspita said
21/12/2009 pada 06:19

ok jg nih….makasih bnyk ya. sy sngt t’bantu dg tulisan Anda.

Balas

joe said
21/12/2009 pada 12:17

sama-sama smg info ini bs membantu saudari….

Balas

2.

black-market7 said
04/12/2011 pada 22:29

Terimakasih banyak atas info pada blognya!!!

Balas

3.

yani said
19/09/2012 pada 11:44

bisa gak kasih contoh dari prinsip-prinsip homeodinamik …?

Balas

4.

shinta wake said


24/10/2012 pada 00:09
prinsip-prinsip hemodinamika tu ap yah ??!!!!!

Balas

Berikan Balasan

« MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E. PEPLAU


SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM ( RUFAIDAH BINTI SA’AD ) »

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Andreas09 Theme.
Ikuti

Ikuti “AKPER PEMKOT TEGAL”

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

Bergabunglah dengan 39 pengikut lainnya.

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai