Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam sistem endokrin
manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
yang dikontrol oleh Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus dan
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dari hipofisis. Hormon yang diproduksi tiroid
ini ikut berperan pada diferensiasi sel pada perkembangan anak - anak, dan menjaga
kondisi thermogenik dan homeostasis tubuh pada saat dewasa. Penyakit autoimun
pada kelenjar tiroid dapat menstimulasi produksi hormon tiroid (Hipertiroid)
maupun memicu perusakan kelenjar yang berakibat kekurangan hormon tiroid
(Hipotiroid) (Jameson, 2010)
Hormon tiroid memiliki efek yang cukup nyata pada kerja jantung dan
pembuluh darah. Bentuk aktif dari hormon tiroid, Triiodotironin (T3) memiliki efek
pada penjalaran impuls elektrik (kronotropik) dan konduksi (dromotropik) jantung,
yang jika berlebihan dapat menjadi predisposisi terjadinya aritmia jantung.
(Franklin, 2001)
Pada jantung, hormon tiroid meningkatkan resting heart rate, kontraksi
miokard, massa otot ventrikel kiri, dan memendekkan waktu kontraksi otot jantung.
(Fadel, et al, 2000) Pengaruh pada jantung tersebut memberi dampak pada sistem
hemodinamik tubuh seperti naiknya volume darah, stroke volume ventrikel kiri,
fraksi ejeksi, dan yang nantinya akan mempengaruhi cardiac output keseluruhan
(Fadel, et al, 2000)
Hipertiroid merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid
secara berlebihan. Penyebab utama dari hipertiroid adalah Grave’s Disease, Toxic
Multinodular Goiter, dan Toxic Adenoma. (Jameson, 2010)
Hipertiroid diukur dengan parameter kadar TSH dan kadar T4 total dalam
serum. Hipertiroid merupakan keadaan dimana kadar TSH serum kurang dari 0,3
μIU / mL dan kadar T4 serum total lebih dari 161 nmol / L (McAuley, 2013)

1
Prevalensi hipertiroid pada wanita adalah 0,5 – 2 %, dan sekitar 10 kali lebih
sering terjadi dibandingkan dengan pria. Prevalensi hipertiroid yang tidak
terdiagnosis adalah 4,7 per 1000 wanita sedangkan hipertiroid yang terdeteksi dan
telah teratasi adalah 27 per 1000 wanita, dan pria sekitar 1,6 – 2,3 per 1000 pria.
Rata – rata umur pasien pada saat didiagnosis hipertiroid adalah 48 tahun. Insidensi
terjadinya hipertiroid adalah 0,4 per 1000 wanita dan 0,1 per 1000 pria.
Hipertiroid subklinis adalah kondisi dimana turunnya kadar TSH tanpa ada
kenaikan hormon T3 dan T4 dan tidak ada gangguan hipotalamus maupun hipofisis,
penyakit non tiroid, maupun sedang mengkonsumsi obat yang menghambat sekresi
TSH. Prevalensi terjadinya hipertiroid subklinis adalah 0,5 – 6,3% baik pada pria
maupun wanita dan prevalensi tertinggi terjadi pada usia 65 tahun. Usia puncak
terjadinya hipertiroid adalah 60 – 69 tahun. (Vanderpump, 2009) Pengaruh hormon
tiroid pada sistem kardiovaskuler antara lain adalah menurunnya resistensi vaskuler,
menaikkan heart rate, dan menaikkan cardiac output. Hipertiroid mengakibatkan
pengaruh tersebut semakin nyata dan dapat meningkatkan resiko terjadinya Isolated
Systolic Hypertension (ISH) (Prisant, et al, 2006).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui tentang Kelenjar Tiroid
b. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipertiroidisme
c. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipotiroidisme
d. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipertrofi Kelenjar
Tiroid

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Kelenjar Tiroid

1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi

kelebihan sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manivestasi

klinis yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon ini.

Hipertiroidis memerupakan kelainan endokrin yang dapat di cegah. Seperti

kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainanyang sangat

menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak

dari pada para pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun.

2. Patofisiologi

Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhankelenjar, atau

kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkanoleh fungsi tunggal atau

multiple adenoma kanker tiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon

tiroid yang berlebihandapat menyebabkan hipertiroidisme. Bentuk

hipertiroidismeyang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus toksik)

yang mempuyai tiga tanda penting yaitu :

a. Hipertiroidisme

b. Perbesaan kelenjar tiroid (goiter)

c. Eksoptalmos (protrusi mata abnormal)Penyebab lain hipertiroidisme dapat

mencakup goiter nodular toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid,

tiroiditis subakut dan kronis, dan ingesti TH.


3
Dampak hipertiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalah sebagai beikut :

a. Sistem integument seperti diaphoresis, rambut halus, jarang dan kulit

lembab.

b. Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, nafsumakan meningkat dan

diare.

c. Sistem muskuloskeletal seperti kelemahan.

d. Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea.

e. Sistem kardiovaskular seperti palpitasi, nyeri dada.

f. Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh,intoleran terhadap

panas dan suhu sub febris.

g. Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah,insomnia.

h. Sistem reproduksi seperti amenore, volume menstruasi berkurang dan libido

meningkat.

i. Psikologis/Emosi seperti gelisah, iritabilitas,gugup/nervous.

3. Hipotiroidisme

Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibatkegagalan

mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalammemenuhi kebutuhan jaringan

tubuh akan hormon-hormontiroid.

4. Patofisiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroiddan pada

pengobatan tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadiakibat infeksi kronis kelenjar

tiroid dan atropi kelenjar tiroidyang bersifat idiopatik.Prevalensi penderita

hipotiroidisme meningkat pada usia 30sampai 60 tahun, empat kali lipat angka

4
kejadiannya padawanita di bandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital di

jumpaisatu orang pada empat ribu kelahiran hidup.Jika produksi hormon tiroid

tidak adekuat maka kelenjar tiroidakan berkompensasi untuk meningkatkan

sekresinya sebagairespons terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan

sekresihormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basalyang

akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi

antara lain :

a. Penurunan produksi asam lambung (aclorhidia)

b. Penurunan motilitas usus

c. Penurunan detak jantung

d. Gangguan fungsi neurologic

e. Penurunan produksi panas

Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak

dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dantrigliserida sehingga

klien berpotensi mengalami atherosklerosisAkumulasi proteoglicans

hidrophilik di rongga intertisial sepertirongga pleura, cardiak dan abdominal

sebagai tanda darimixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal

sebagaidampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan

klienmengalami anemi.

Dampak hipotiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalahsebagai berikut :

a. Sistem integument seperti kulit dingin, pucat, kering, bersisik

b. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dyspnea

c. Sistem kardiovaskular seperti brakikardi¸disritmia,pembesaran jantung.

5
d. Metabolik seperti penurunan meabolisme basal, penurunansuhu tubuh.

e. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi danrelaksasi otot yang

melambat.

f. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat

dan terbata-bata.

5. Hipertrofi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahanukuran

sel/jaringan tanpa di sertai peningkatan atau penurunansekresi hormon-hormon

kelenjar tiroid. Disebut juga sebagaigoiter nontosik atau simple goiter atau

struma Endemik. Padakondisi ini dimana pembesaran kelenjar tidak disertai

penurunanatau peningkatan sekresi hormon-hormonnya maka dampak yang di

timbulkannya hanya bersifat lokal yaitu sejauh mana pembesaran tersebut

mempengaruhi organ di sekitarnya seperti pengaruhnya pada trakhea dan

esophagus.

Patofisiologi

Berbagai faktor di identifikasi sebagai penyebab terjadinyahipertropi

kelenjar tiroid termasuk di dalamnya defisiensi jodium, goitrogenik glikosida

agent (zat atau bahan ini dapatmenekan sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu,

jagung lobak, kangkung, kubis bila di konsumsi secara berlebihan, obat-obatan

anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.Sedangkan secara

fisiologis, menurut Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai

akibat peningkatan aktifitaskelenjar tiroid sebagai upaya mengimbangi

kebutuhan tubuhyang meningkat pada masa pertumbuhan dan masa

6
kehamilanBerdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang di

sebutStruma Endemis dan Sporadis. Secara sporadis dimana kasus-kasus struma

ini di jumpai menyebar diberbagai tempat ataudaerah. Bila di hubungkan

dengan penyebab maka strumasporadis banyak disebabkan oleh faktor

goitrogenik, anomalidan penggunaan obat-obatan anti tiroid, peradangan

danneoplasma. Secara endemis, dimana kasus-kasus struma inidijumpai pada

sekelompok orang di suatu daerah tertentu,dihubungkan dengan penyebab

defisiensi jodium.

B. Penatalaksanaan Klien dengan Hipertiroidisme

1. Pengkajian

a. Pengumpulan biodata seperti umur, jenis kelamin dantempat tinggal.

b. Riwayat penyakit dalam keluarga.

c. Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas danmobilitas, pola makan,

penggunaan obat-obat tertentu,istirahat dan tidur.

d. Keluhan klien seperti berat badan turun meskipunnapsu makan meningkat,

diare, tidak tahan terhadap panas dan bekeringat banyak

e. Pemeriksaan fisik :

1) Amati penampilan umum klien, amati wajahklien khususnya kelainan

pada mata seperti :

a) Opthalmopati yang di tandai :

1) eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar

2) tanda Stellwag s : mata arang berkedip

3) tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawahmaka palpebra

superior sukar atau sama sekalitidak dapat mengikuti bola mata

7
4) tanda mobieve : sukar mengadakan ataumenahan konvergensi

5) tanda joffroy : tidak dapat mengerutkan dahi jikamelihat ke atas

6) tanda rosenbagh : tremor palpebra jika mata menutup

b) Edema palpebra dikarenakan akumulasi cairan di periorbita dan

penumpukan lemak di retro orbita.

c) Juga akan di jumpai penurunan visus akibat penekanan saraf optikus

dan adanya tanda-tandaradang atau infeksi pada konjunktiva dan

ataukornea.

d) Fotopobia dan pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan

tanda yang lazim

2) Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pada berbagai sistem tubuh

seperti yang sudahdijelaskan sebelumnya.

3) Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bagaimana

konsistensinya, apakah dapatdigerakkan serta apakah nodul soliter atau

multiple.

4) auskultasi adanya bunyi “Bruit”

f. pengkajian psikososial

g. pemeriksaan diagnostic

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang utama dijumpai pada klien dengan hipertiroidisme

adalah:

a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan waktu

pengisian diastolik sebagai akibat peningkatan frekwensi jantung.

8
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

efek hiperkatabolisme

c. Perubahan persepsi sensoris (penglihatan) yang berhubungandengan

gangguan perpindahan impuls sensoris akibatofthalmopati.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan :

Penurunan curah jantung yang berhubungan denganmenurunnya waktu

pengisian diastolik sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung.

Tujuan :

Fungsi kardiovaskular kembali normal.

Intervensi Keperawatan :

a. Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhutubuh.

b. Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila

mengalami nyeri dada, palpitasi, dispnea dan vertigo.

c. Upayakan agar klien dapat istirahat.

d. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuaikebutuhan.

e. Batasi aktivitas yang melelahkan klien.

f. Kolaborasi pemberian obat-obat antitiroid.

g. Kolaborasi tindakan pembedahan bila dengan tindakankonservatif

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan efek

hiperkatabolisme

Tujuan :

9
Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankanstatus nutrisi

yang optimal.

Intervensi Keperawatan :

a. Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein.

b. Beri makanan tambahan diantara waktu makan.

c. Timbang berat badan secara teratur setiap 2 hari sekali.

d. Bila perlu, konsultasikan klien dengan ahli gizi.

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan persepsi sensoris (penglihatan) yang berhubungandengan gangguan

transmisi impuls sensorik sebagai akibatoftalmopati

Tujuan :

Klien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dantidak terjadi

trauma / cidera pada mata.

Intervensi Keperawatan :

a. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala.

b. Basahi mata dengan borwater sterill.

c. Jika ada photo pobia, anjurkan klien menggunakan kacamatarayben.

d. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester

non alergi.

e. Berikan obat-obat steroid sesuai program.

10
C. Penatalaksanaan Klien dengan Hipotiroidisme

1. Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh

karena itu lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali

sebanyak mungkin informasi antara lain :

a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga

b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :

1) Pola makan

2) Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tiduran)

3) Pola aktivitas

c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.

d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh :

1) Sistem pulmonary.

2) Sistem pencernaan.

3) Sistem kardiovaskular.

4) Sistem muskuloskeletale.

5) Sistem neurologic.

6) Sistem reproduki.

7) Metabolic.

8) Emosi/psikologis.

e. Pemeriksaan fisik mencakup :

1) Penampilan secara umum.

2) Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.

3) Perbesaran jantung.
11
4) Disritmia dan hipotensi.

5) Parastesia dan reflek tendon menurun.

f. Pengkajian psikososial.

g. Pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada kliendengan

hipotiroidisme antara lain :

a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume

sekuncup sebagai akibat dari bradikardi :arteriosklerosis arteri koronaria.

b. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan tenaga /

kelelahan : ekspansi paru yang menurun,obesitas dan inaktivitas.

c. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan edema jaringan serebral

dan retensi air

Diagnosa keperawatan tambahan antara lain :

a. Perubahan nutrisi

b. Hipotermi

c. Konstipasi

d. Gangguan integritas kulit

e. Disfungsi seksual

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan :

Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunanvolume sekuncup

akibat bradikardi dan arteriosklerosis arterikoronaria.

Tujuan :
12
Fungsi kardiovaskular tetap optimal yang ditandai dengantekanan darah irama

jantung dalam batas normal.

Intervensi Keperawatan :

a. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk

mengidentifikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung

seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan perubahan status

mental.

b. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klienmengalami

nyeri dada.

c. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala-gejala.

Diagnosa Keperawatan :

Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kelelahan,obesitas dan

inaktivitas

Tujuan :

Agar dapat mempertahankan pola napas yang efektif.

Intervensi Keperawatan :

a. Amati dan catat irama serta kedalaman pernafasan

b. Auskultasi bunyi pernapasan dan catat dengan seksama

c. Bila klien mengalami kesulitan pernapasan yang berat,kolaborasikan

dengan dokter.

d. Hindarkan penggunaan obat sedatif karena dapat menekan pusat

pernapasan.

e. Bantu klien beraktivitas.


13
f. Penuhi kebutuhan sehari-hari klien sesuai kebutuhan.

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan proses berpikir yang berhubungan dengan edema jaringan otak dan

retensi air.

Tujuan :

Proses berpikir klien kembali ketingkat yang optimal.

Intervensi Keperawatan :

a. Observasi dan catat tanda gangguan proses berpikir yang berat seperti:

1) Letargi

2) Gangguan memori

3) Tidak ada perhatian

4) Kesulitan berkomunikasi

5) Mengantuk

b. Orientasikan klien kembali dengan lingkungannya baik terhadap orang,

tempat dan waktu.

c. Beri dorongan pada keluarga agar dapat menerima perubahan prilaku klien

dan mengadaptasinya.

Penyuluhan Kesehatan :

Penyuluhan kesehatan sangat penting bagi klien dan keluarga.Berikanlah

kepada mereka hal-hal yang harus di perhatikandalam penggunaan obat di

rumah dan perawatan klien padaumumnya. Berikan penjelasan tentang :

14
a. Cara penggunaan obat, dosis dan waktunya. Tidak meminumobat bersama

dengan obat yang lain.

b. Tanda dan gejala bila kelebihan obat atau sebaliknya.

c. Menggunakan selimut tambahan pada waktu tidur, penggunaan baju hangat

dan pakaian tebal bila suhu udara dingin.

d. Meningkatkan pemasukan makanan yang bergizi, cairanyang cukup dan

makanan tinggi serat.

e. Memeriksakan diri secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

D. Penatalaksanaan Klien dengan Hipertrofi Kelenjar Tiroid

1. Pengkajian

a. Kaji riwayat penyakit :

1) sudah sejak kapan keluhan dirasakan klien.

2) apakah ada anggota keluarga yang berpenyakitsama.

b. Tempat tinggal sekarang dan pada masa balita

c. Usia dan jenis kelamin

d. Kebiasaan makan

e. Penggunaan obat-obatan

1) Kaji jenis obat-obat yang sedang digunakan dalam 3 bulan terakhir

2) Sudah berapa lama digunakan

3) Tujuan pemberian obat

f. Keluhan klien :

1) Sesak napas, apakah bertambah sesak bila beraktivitas

2) Sulit menelan

3) Leher bertambah besar

15
4) Suara serak/parau

5) Merasa malu dengan bentuk leher yang besar dan tidak simetris

g. Pemeriksaan fisik :

1) Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda,konsistensi dan simetris

tidaknya, apakah terasanyeri pada saat di palpasi

2) Inspeksi bentuk leher, simetris tidaknya

3) Auskultasi bruit pada arteri tyroidea

4) Nilai kualitas suara

5) Palpasi apakah terjadi deviasi trachea

h. Pemeriksaan diagnostik

1) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum

2) Pemeriksaan RAI

3) Test TSH serum

i. Lakukan pengkajian lengkap dampak perubahan patologis diatas terhadap

kemungkinan adanyagangguan pemenuhan oksigen, nutrisi, cairan

danelektrolit serta gangguan rasa aman dan perubahankonsep diri seperti :

1) Status pernapasan

2) Warna kulit

3) Suhu kulit (daerah akral)

4) Keadaan / kesadaran umum

5) Berat badan dan tinggi badan

6) Kadar hemoglobin

7) Kelembaban kulit dan teksturnya

8) Porsi makan yang dihabiskan

16
9) Turgor

10) Jumlah dan jenis cairan per oral yangdikonsumsi

11) Kondisi mukosa mulut

12) Kualitas suara

13) Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasidan gaya interaksi klien

dengan orang disekitarnya

14) Bagaimana klien memandang dirinya sebagaiseorang pribadi

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang dijumpai pada klien dengan goiter nontoksik

antara lain :

a. Pola napas yang tidak efektif yang berhubungandengan penekanan kelenjar

tiroid terhadap trachea.

b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

asupan yang kurang akibatdisfagia.

c. Perubahan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk leher.

d. Gangguan rasa aman : ansietas yang berhubungandengan kurang informasi

tentang penyakit dan pengobatannya, atau persepsi yang salah tentang

penyakit yang diderita.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan :

Pola napas yang tidak efektif yang berhubungan dengan penekanan kelenjar

tiroid terhadap trachea.

Tujuan :

17
Selama dalam perawatan, pola napas klien efektif kembali(sambil menunggu

tindakan pembedahan bila diperlukan)dengan kriteria sebagai berikut :

a. Frekuensi pernapasan 16-20 x/menit dan polateratur

b. Akral hangat

c. Kulit tidak pucat atau cyanosis

d. Keadaan klien tenang/tidak gelisah

Intervensi Keperawatan :

a. Batasi aktivitas, hindarkan aktivitas yang melelahkan

b. Posisi tidur setengah duduk dengan kepala ekstensi bila diperlukan

c. Kolaborasi pemberian obat-obatan

d. Bila dengan konservatif gejala tidak hilang, kolaborasi tindakan operatif

e. Bantu aktivitas klien di tempat tidur

f. Observasi keadaan klien secara teratur

g. Hindarkan klien dari kondisi-kondisi yang menuntut penggunaan oksigen

lebih banyak seperti ketegangan,lingkungan yang panas atau yang terlalu

dingin.

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan asupan

nutrien kurang akibat disfagia.

Tujuan :

Nutrisi klien dapat terpenuhi kembali dalam waktu 1-2 minggu dengan kriteria

sebagai berikut :

18
a. Berat badan bertambah

b. Hemoglobin : 12-14 gr% (wanita) dan 14-16 gr % (pria)

c. Tekstur kulit baik

Intervensi Keperawatan :

a. Berikan makanan lunak atau cair sesuai kondisi klien

b. Porsi makanan kecil tetapi sering

c. Beri makanan tambahan diantara jam makan

d. Timbang berat badan dua hari sekali

e. Kolaborasi pemberian ruborantia bila diperlukan

f. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan menjelang jam makan.

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk leher.

Tujuan :

Setelah menjalani perawatan, klien memiliki gambaran diriyang positif kembali

dengan kriteria:

a. Klien menyenangi kembali tubuhnya

b. Klien dapat melakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif

pembesaran pada leher.

c. Klien dapat melakukan aktivitas fisik dan sosialsehari-hari

Intervensi Keperawatan :

a. Dorong klien mengungkapkan perasaan dan pikirannya tentang bentuk

leher yang berubah.


19
b. Diskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi

perasaan malu seperti menggunakan baju yang berkerah tertutup.

c. Beri pujian bila klien dapat melakukan upaya-upaya positif untuk

meningkatkan penampilan diri.

d. Jelaskan penyebab terjadinya perubahan bentuk leher dan jalan keluar yang

dapat dilakukan seperti tindakan operasi.

e. Jelaskan pula setiap risiko yang perlu di antisipasi dari setiaptindakan yang

dapat dilakukan.

f. Ikut sertakan klien dalam kegiatan keperawatan sesuaikondisi klien.

g. Fasilitasi klien untuk bertemu teman-teman sebayanya.

Diagnosa Keperawatan :

Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan kliententang penyakit

dan pengobatannya atau persepsi yang salahtentang penyakit yang diderita.

Tujuan :

Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali,ansietas klien akan

hilang dengan kriteria sebagai berikut :

a. Ekspresi wajah tampak rileks-Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari

dengan baik.

b. Klien mengetahui penyakit dan upaya pengobatan.

Intervensi Keperawatan :

a. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit dan pengobatannya

b. Identifikasi harapan-harapan klien terhadap pelayanan yangdiberikan

20
c. Buat rancangan pembelajaran yang mencakup :

1) Jenis penyakit dan penyebabnya

2) Upaya penanggulangan seperti pemberian obat-obatan, tindakan operasi

bila ada indikasi.

3) Prognosa dan prevalensi penyakit.

4) Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan keadaan yang lebih buruk

dan kondisi yangmempercepat penyembuhan.

5) Laksanakan pembelajaran bersama dengan anggota keluarga,

perhatikan kondisi klien dan lingkungannya.

21
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak


di leher, tepatdibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.

Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise,


kelenjar paratiroid, kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin.
Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di
bawah jakun.

Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3).
Hormon-hormon inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen
sehingga mampu mempengaruhi fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam
tubuh.

B. Saran

Bila seseorang mulai menua, maka segala sel tubuhnya dapat dipastikan
sedang mengalami proses degenerasi secara fisiologik. Proses ini umumnya
ditandai dengan semakin menurunnya kemampuan sel-sel tubuh dan
memperbaiki diri dari kerusakan dan efesiensi kerja yang berkurang dari
kelenjar-kelenjar tubuh. Pada usia muda, sel-sel tubuhnya masih bisa
mengadakan pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang telah rusak. Maka pada
usia tua, sel-sel tubuhnya telah terbentuk menjadi dewasa sehingga sel-sel ini
tak dapat lagi berproduksi dan sel akan menjadi tua dan akhirnya mati.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/mobile/documen/40347167/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
kelenjar-tiroid

23

Anda mungkin juga menyukai