PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam sistem endokrin
manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
yang dikontrol oleh Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus dan
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dari hipofisis. Hormon yang diproduksi tiroid
ini ikut berperan pada diferensiasi sel pada perkembangan anak - anak, dan menjaga
kondisi thermogenik dan homeostasis tubuh pada saat dewasa. Penyakit autoimun
pada kelenjar tiroid dapat menstimulasi produksi hormon tiroid (Hipertiroid)
maupun memicu perusakan kelenjar yang berakibat kekurangan hormon tiroid
(Hipotiroid) (Jameson, 2010)
Hormon tiroid memiliki efek yang cukup nyata pada kerja jantung dan
pembuluh darah. Bentuk aktif dari hormon tiroid, Triiodotironin (T3) memiliki efek
pada penjalaran impuls elektrik (kronotropik) dan konduksi (dromotropik) jantung,
yang jika berlebihan dapat menjadi predisposisi terjadinya aritmia jantung.
(Franklin, 2001)
Pada jantung, hormon tiroid meningkatkan resting heart rate, kontraksi
miokard, massa otot ventrikel kiri, dan memendekkan waktu kontraksi otot jantung.
(Fadel, et al, 2000) Pengaruh pada jantung tersebut memberi dampak pada sistem
hemodinamik tubuh seperti naiknya volume darah, stroke volume ventrikel kiri,
fraksi ejeksi, dan yang nantinya akan mempengaruhi cardiac output keseluruhan
(Fadel, et al, 2000)
Hipertiroid merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid
secara berlebihan. Penyebab utama dari hipertiroid adalah Grave’s Disease, Toxic
Multinodular Goiter, dan Toxic Adenoma. (Jameson, 2010)
Hipertiroid diukur dengan parameter kadar TSH dan kadar T4 total dalam
serum. Hipertiroid merupakan keadaan dimana kadar TSH serum kurang dari 0,3
μIU / mL dan kadar T4 serum total lebih dari 161 nmol / L (McAuley, 2013)
1
Prevalensi hipertiroid pada wanita adalah 0,5 – 2 %, dan sekitar 10 kali lebih
sering terjadi dibandingkan dengan pria. Prevalensi hipertiroid yang tidak
terdiagnosis adalah 4,7 per 1000 wanita sedangkan hipertiroid yang terdeteksi dan
telah teratasi adalah 27 per 1000 wanita, dan pria sekitar 1,6 – 2,3 per 1000 pria.
Rata – rata umur pasien pada saat didiagnosis hipertiroid adalah 48 tahun. Insidensi
terjadinya hipertiroid adalah 0,4 per 1000 wanita dan 0,1 per 1000 pria.
Hipertiroid subklinis adalah kondisi dimana turunnya kadar TSH tanpa ada
kenaikan hormon T3 dan T4 dan tidak ada gangguan hipotalamus maupun hipofisis,
penyakit non tiroid, maupun sedang mengkonsumsi obat yang menghambat sekresi
TSH. Prevalensi terjadinya hipertiroid subklinis adalah 0,5 – 6,3% baik pada pria
maupun wanita dan prevalensi tertinggi terjadi pada usia 65 tahun. Usia puncak
terjadinya hipertiroid adalah 60 – 69 tahun. (Vanderpump, 2009) Pengaruh hormon
tiroid pada sistem kardiovaskuler antara lain adalah menurunnya resistensi vaskuler,
menaikkan heart rate, dan menaikkan cardiac output. Hipertiroid mengakibatkan
pengaruh tersebut semakin nyata dan dapat meningkatkan resiko terjadinya Isolated
Systolic Hypertension (ISH) (Prisant, et al, 2006).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui tentang Kelenjar Tiroid
b. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipertiroidisme
c. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipotiroidisme
d. Mampu mengetahui penatalaksanaan klien dengan Hipertrofi Kelenjar
Tiroid
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hipertiroidisme
klinis yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon ini.
menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak
dari pada para pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun.
2. Patofisiologi
a. Hipertiroidisme
lembab.
diare.
meningkat.
3. Hipotiroidisme
4. Patofisiologi
hipotiroidisme meningkat pada usia 30sampai 60 tahun, empat kali lipat angka
4
kejadiannya padawanita di bandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital di
jumpaisatu orang pada empat ribu kelahiran hidup.Jika produksi hormon tiroid
antara lain :
klienmengalami anemi.
5
d. Metabolik seperti penurunan meabolisme basal, penurunansuhu tubuh.
melambat.
dan terbata-bata.
kelenjar tiroid. Disebut juga sebagaigoiter nontosik atau simple goiter atau
esophagus.
Patofisiologi
agent (zat atau bahan ini dapatmenekan sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu,
6
kehamilanBerdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang di
defisiensi jodium.
1. Pengkajian
e. Pemeriksaan fisik :
7
4) tanda mobieve : sukar mengadakan ataumenahan konvergensi
ataukornea.
multiple.
f. pengkajian psikososial
g. pemeriksaan diagnostic
2. Diagnosa Keperawatan
adalah:
8
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
efek hiperkatabolisme
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan efek
hiperkatabolisme
Tujuan :
9
Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankanstatus nutrisi
yang optimal.
Intervensi Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
Klien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dantidak terjadi
Intervensi Keperawatan :
d. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester
non alergi.
10
C. Penatalaksanaan Klien dengan Hipotiroidisme
1. Pengkajian
karena itu lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali
1) Pola makan
3) Pola aktivitas
1) Sistem pulmonary.
2) Sistem pencernaan.
3) Sistem kardiovaskular.
4) Sistem muskuloskeletale.
5) Sistem neurologic.
6) Sistem reproduki.
7) Metabolic.
8) Emosi/psikologis.
3) Perbesaran jantung.
11
4) Disritmia dan hipotensi.
f. Pengkajian psikososial.
g. Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
b. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan tenaga /
a. Perubahan nutrisi
b. Hipotermi
c. Konstipasi
e. Disfungsi seksual
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
12
Fungsi kardiovaskular tetap optimal yang ditandai dengantekanan darah irama
Intervensi Keperawatan :
a. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk
mental.
nyeri dada.
Diagnosa Keperawatan :
inaktivitas
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
dengan dokter.
pernapasan.
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan proses berpikir yang berhubungan dengan edema jaringan otak dan
retensi air.
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
a. Observasi dan catat tanda gangguan proses berpikir yang berat seperti:
1) Letargi
2) Gangguan memori
4) Kesulitan berkomunikasi
5) Mengantuk
c. Beri dorongan pada keluarga agar dapat menerima perubahan prilaku klien
dan mengadaptasinya.
Penyuluhan Kesehatan :
14
a. Cara penggunaan obat, dosis dan waktunya. Tidak meminumobat bersama
1. Pengkajian
d. Kebiasaan makan
e. Penggunaan obat-obatan
f. Keluhan klien :
2) Sulit menelan
15
4) Suara serak/parau
5) Merasa malu dengan bentuk leher yang besar dan tidak simetris
g. Pemeriksaan fisik :
h. Pemeriksaan diagnostik
2) Pemeriksaan RAI
1) Status pernapasan
2) Warna kulit
6) Kadar hemoglobin
16
9) Turgor
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dijumpai pada klien dengan goiter nontoksik
antara lain :
Diagnosa Keperawatan :
Pola napas yang tidak efektif yang berhubungan dengan penekanan kelenjar
Tujuan :
17
Selama dalam perawatan, pola napas klien efektif kembali(sambil menunggu
b. Akral hangat
Intervensi Keperawatan :
dingin.
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
Nutrisi klien dapat terpenuhi kembali dalam waktu 1-2 minggu dengan kriteria
sebagai berikut :
18
a. Berat badan bertambah
Intervensi Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
dengan kriteria:
Intervensi Keperawatan :
d. Jelaskan penyebab terjadinya perubahan bentuk leher dan jalan keluar yang
e. Jelaskan pula setiap risiko yang perlu di antisipasi dari setiaptindakan yang
dapat dilakukan.
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan :
dengan baik.
Intervensi Keperawatan :
20
c. Buat rancangan pembelajaran yang mencakup :
21
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3).
Hormon-hormon inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen
sehingga mampu mempengaruhi fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam
tubuh.
B. Saran
Bila seseorang mulai menua, maka segala sel tubuhnya dapat dipastikan
sedang mengalami proses degenerasi secara fisiologik. Proses ini umumnya
ditandai dengan semakin menurunnya kemampuan sel-sel tubuh dan
memperbaiki diri dari kerusakan dan efesiensi kerja yang berkurang dari
kelenjar-kelenjar tubuh. Pada usia muda, sel-sel tubuhnya masih bisa
mengadakan pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang telah rusak. Maka pada
usia tua, sel-sel tubuhnya telah terbentuk menjadi dewasa sehingga sel-sel ini
tak dapat lagi berproduksi dan sel akan menjadi tua dan akhirnya mati.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/mobile/documen/40347167/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
kelenjar-tiroid
23