A DENGAN
DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA PARANOID AKIBAT
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG RAJAWALI
DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
JAWA BARAT
Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan pada Akademi
Keperawatan RS. Efarina
SEIMAN LASE
1400001135
SEIMAN LASE
ABSTRAK
Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO ada sekitar 450 juta jiwa, Skizofrenia
sekitar 1,6 juta, perilaku kekerasan sekitar 60% dari 2,5 juta. Data perilaku kekerasan
diRumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dari bulan Januari-Mei 2017 sekitar 577
Jiwa. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk memperoleh pengalaman secara nyata
dalam melaksanakan asuhan keperawatan langsung dan komprehensif meliputi aspek
bio- psiko-sosio- spiritual dengan pendekatan proses keperawatan dengan klien
perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan menggunakan
pendekatan proses asuhan keperawatan. Diagnosa yang muncul dari hasil pengkajian
adalah perilaku kekerasan yang ditandai dengan klien cukup kooperatif dalam
mengemukakan semua perasaan dan masalahnya. Penulis melakukan tindakan bina
hubungan saling percaya, latih bercakap-cakap dengan orang lain, kontrol perilaku
kekerasan dengan cara tarik napas dalam dan pukul bantal, latih klien menggunakan
obat secara teratur dan spiritual. Evaluasi klien dapat mengontrol dan memutuskan
perilaku kekerasan dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh penulis. Kesimpulan
dan Rekomendasi bagi pihak Rumah Sakit perlu adanya peningkatan daya dukung
sarana dan diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada klien seoptimal mungkin
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
SEIMAN LASE
Nursing Care of the Soul on Mr.A with Medical Diagnosis Paranoid Schizophrenia
from Violent Behavior in Rajawali Room at Mental Hospital of West Java Province
2017.
Iv + 100 pages + 7 tables + 3 charts + 1 image + 3 attachments
ABSTRACT
The prevalence of mental disorders according to WHO is about 450 million people,
Schizophrenia is about 1.6 million, violent behavior about 60% from 2.5 million.
Data obtained due to violent behavior in the Mental Hospital of West Java Province
from January to May 2017 around 577 people. Violent behavior is a condition in
which a person performs actions that can be physically harmful, both to himself and
to others. The purpose of this paper is: to gain real experience In implementing direct
nursing care and comprehensively covers the bio-psycho-socio-spiritual aspect with
a nursing process approach with a client of violent behavior. The method used in the
preparation of Scientific Writing is a descriptive method in the form of case studies
using the approach process of nursing care. Diagnosis that emerged from the
assessment is violent behavior characterized by clients is quite cooperative in
expressing all the feelings and problems. The writer do coached the relatiosnhip of
mutual trust, trains conversation with others, controls violent behavior by means of
deep breathing and pillow strap, training clients using medication regularly and
spiritually according to the client's beliefs. Evaluation of clients can control and
decide violent behavior in ways that have been taught by the author. Conclusions and
Recommendations for the Hospital need to increase the carrying capacity of facilities
and is expected to provide services to clients as optimal as possible and improve the
quality of hospital services.
Literature: 26 (2009-2015)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A dengan
Diagnosa Medis Skizofrenia Paranoid Akibat Perilaku Kekerasan di Ruang
Rajawali di Rumah Sakit jiwa Provinsi Jawa Barat Ta”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemukan beberapa kesulitan
dan hambatan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah, tetapi atas dukungan dan
motivasi dari berbagai pihak yang ikut membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini, sehingga pada akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Demikianlah ucapan terima kasih peneliti atas partisipasi dari bapak/ibu dan
saaudara/I yang telah mendukung peneliti kiranya Tuhan Yesus yang membalas
semuanya. Peneliti juga menyadari bahwa sepenuhnya penelitian ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
demi perbaikan dan kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata peneliti berharap
semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRAC ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ………............…..…………………………………..... iii
DAFTAR ISI……………......……………………........…………………….... v
DAFTAR TABEL…..............……………………………………………….... vii
DAFTAR BAGAN ..…….....……………………………………………......... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………..……... 1
A. Latar Belakang ………………………..……………..……… 1
B. Tujuan ……………................................................................ 7
1. Tujuan Umum ………………….………………………. 7
2. Tujuan Khusus ...……………...………………………... 7
C. Kerangka Penelitian ….…………………………………..…. 8
1. Tempat dan Waktu ..……………………………………. 8
2. Manfaat Penulisan ……………………………………… 8
a. Manfaat Teoritis ……………………………………. 8
b. Manfaat Praktis ……………………………………... 9
D. Sistematika Penulisan ………………………………………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ….…….………………………….......... 10
A. Masalah Kesehatan ………………………………................ 10
1. Skizofrenia ...............………............................................ 10
a. Definisi ……………………………………………... 10
b. Tanda dan gejala Skizofrenia ……………………….. 10
c. Macam – macam Skizofrenia ………………………. 11
2. Perilaku Kekerasan ........................................................... 12
a. Definisi ……………………………………………... 12
b. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan ……………… 13
c. Rentang Respon Perilaku Kekerasan ……………….. 13
d. Patofisiologi ……………………………………….... 16
e. Pohon Masalah ……………………………………... 17
f. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ………... 18
g. Farmakologi ………………………………………… 21
h. Data fokus pengkajian sesuai teori …………………. 23
B. Rencana Asuhan Keperawatan .............................................. 25
1. Pengkajian ……………………………………………… 25
2. Diagnosa Keperawatan …………………………………. 31
3. Intervensi ……………………………………………….. 32
4. Implementasi …………………………………………… 46
5. Evaluasi ………………………………………………… 49
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN............................... 50
A. Tinjauan Kasus ........................................................................ 51
B. Pembahasan ............................................................................. 80
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 96
A. Kesimpulan .............................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 101
LAMPIRAN ...................................................................................................... 104
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Gambar 3.1 Genogram Keluarga................................................... 53
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial
Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata
seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis,
maupun sosial. Fisiknya sehat, maka mental (Jiwa) dan sosial pun sehat, jika
mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnyapun akan sakit.
individu dan populasi (Alberry & Munafo, 2012). (b) Preventif, aspek preventif
kesehatan jiwa lebih banyak menekankan pada intervensi medis. Oleh karena itu
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2011).
Gangguan jiwa menurut Pasien perilaku gangguan jiwa III adalah sindrom pola
perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
(distress) atau hendaya (impairment) didalam suatu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan
itu tidak hanya terletak didalam hubungan antara orang itu tetapi juga dengan
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan
jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam
Yosep (2013) , ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
jiwa. Menurut (Kemenkes RI, dalam Kirana, 2014) dalam kutipan WHO (2012)
menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah
mental, dan masala gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah
gangguan jiwa dari tahun ke tahun diberbagai Negara. Berdasarkan hasil sensus
16% dari perilaku kekerasan pada klien mengakibatkan kematian, dari 1.210
klien.
timbul pada usia sekitar 15-45 tahun, namun ada juga yang berusia 11-12 tahun
sudah menderita skizofrenia. Dengan jumlah penduduk di Indonesia yang lebih
dari 200 juta jiwa, maka jumlah penderita skizofrenia sebanyak 400 ribu sampai
jumlah penderita di Indonesia mencapai 2,5 juta yang terdiri dari pasien perilaku
(Wirnata, 2012)
gangguan jiwa di Jawa Barat melonjak Pada tahun 2014 tercatat 296.943 orang
pada 2015, jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 465.975 orang (Dinkes
Jabar, 2015).
Menurut data pencatatan Rekam Medis (RM) Rumah sakit jiwa Provinsi
Jawa Barat pada periode bulan Januari - Mei 2017 menunjukan jumlah gangguan
jiwa Perilaku Kekerasan sebanyak 577 jiwa (42,9%), dan jumlah klien diruang
diantaranya klien perilaku kekerasan 7 orang dan klien halusinasi 9 orang (profil
tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
penderita gangguan jiwa berat men capai 2,5 juta orang. Penderita gangguan jiwa
berat dengan usia diatas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46% . Hal ini berarti
terdapat lebih dari satu juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa
berat. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa 11,6% dari 19 juta penduduk
Dasar, 2011). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa
mencapai 1,7 juta per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang (Riset
kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk (Riset Kesehatan
Dasar, 2013). Skizofrenia diakibatkan karena ada gangguan pada struktur otak
sosial dan kemampuan berhadapan dengan realita secara tepat (Varcaloris &
Halter, 2010). Salah satu gejala umum skizofrenia adalah perilaku kekerasan.
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
Gangguan jiwa dapat terjadi pada semua usia, salah satunya pada usia
remaja. Di mana masa remaja dikenal sebagai masa gawat dalam perkembangan
kepribadian, sebagai masa “badai dan stress”. Pada usia tersebut psikososial
remaja juga mengalami perubahan respon psikologi yang terdiri dari harga diri
rendah, rasa bersalah, dan malu serta marah ( Fitri & Nita, 2012)
melakukan perilaku bullying. Perilaku bullying telah lama menjadi bagian dari
dinamika yang ada disekolah. Umumnya orang lebih mengenal istilah- istilah
olok teman , senior menghukum junior dengan push up masih terus terjadi.
berada pada kondisi yang tidak berdaya untuk mempertahankan diri secara
ancaman, angresi lebih lanjut, dan terror. Colorosa (dalam Mujiyati, 2015)
melawan, lebih mudah mencari dukungan sosial (Hertinjung dkk dalam Anung
Saputro, 2015)
Dari uraian diatas maka peneliti mengambil judul “Asuhan Keperawatan
Jawa Barat ”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kekerasan.
Kekerasan.
Kekerasan.
Kekerasan.
C. Kerangka Penelitian
1. Pengumpulan Data
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
a. Obsevasi pengamatan
c. Studi Dokumentasi
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini
3. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
klien.
Keperawatan.
Keperawatan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan.
Pembahasan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masalah Kesehatan
1. Skizofrenia
a. Definisi
klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosial. Di dalam otak yang
gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-
1) Gejala Primer
b) Gangguan emosi
c) Gangguan kemauan
d) Waham
2) Gejala sekunder
a) Halusinasi
2) Skizofrenia Katatonis, timbul pertama kali umur antara 15- 30 tahun dan
pada masa remaja antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok adalah
7) Jenis Skizo – efektif, jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa
2. Perilaku Kekerasan
a. Definisi
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk di mana
yang dihadapi oleh seseorang yang dapat menimbulkan kerugian baik pada
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar menurut Keliat (2010)
perilaku dan korban bullying yang pada umumnya agresif, kurang memiliki
menguasai lingkungan.
b. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
1) Motorik
2) Verbalisasi
mengganggu, suara keras dan tertekan, ada isi pikir delusi dan paranoid.
3) Afek
4) Tingkatkan kesadaran
dari respon normal (asertif) sampai pada respon sangat tidak normal
(maladaptif).
Bagan 2.1
Rentang Respon
Direja, 2011
Keterangan :
1) Asertif
2) Frustasi
Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak
3) Pasif
4) Agresif
5) Kekerasan
Bagan 2.2
NE
Serotonin
Dopamin NE
Epineprin,
Norepinerpin,
Lobus Frontalis BB Gangguan Dopamin,
Keseimbangan Asetikolin &
Seretonin
Ggn Fungsi
Lobus Frontalus Hormon
androgen
Antidepresan Fisik Psikososial Pada
Norepinerpin
Gejala Negatif
Menekan
Motivasi (-) Sistem Saraf TD,ND,RR
Apatis -Teori Seretonin
pusat Psikoanalisa
-Imination
Parkinson Modeling GABA
-Learning
Teori
Kekakuan Cerebrospinal
Vertebra
Ketidakseim
bangan fisik Perilaku Perilaku
Agresif Agresif
Tremor
Marah,amuk,
memukul
e. Pohon Masalah
Bagan 2.3
effect
Perilaku kekerasan
Core Problem
Causa
Nita Fitria,2012
f. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Tabel 2.1
e. Menyebutkan cara
mengontrol perilaku
kekerasan.
f. Membantu klien
mempraktikan latihan
g. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
Stategi Pelaksanaan II
Strategi Pelaksanaan II
a. Mengevaluasi jadwal
a. Melatih keluarga
kegaitan harian klien.
mempraktikan cara
b. Melatih klien mengontrol
merawat klien perilaku
perilaku kekerasan dengan
kekerasan.
cara fisik II.
b. Melatih keluarga
c. Menganjurkan klien
melakukan cara merawat
memasukan dalam jadwal
klien perilaku kekerasan.
kegiatan harian.
d. Mengevaluasi jadwal
cara verbal.
Strategi Pelaksanaan III
a. Mengevaluasi jadwal
Strategi Pelaksanaan IV
a. Mengevaluasi jadwal
cara spiritual.
c. Menganjurkan klien
kegiatan harian.
Strategi Pelaksanaan V
a. Mengevaluasi jadwal
c. Menganjurkan klien
kegiatan harian.
g. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi Somatik
a) Pengikatan
c) Fototerapi
d) Terapi Deprivasi
2) Terapi Perawat
3) Terapi Farmakologi
1) Aspek Biologis
2) Aspek emosional
3) Aspek intelektual
4) Aspek sosial
laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan
5) Aspek spiritual
1. Pengkajian
terhadap adanya peningkatan agitasi pada klien, hierarki perilaku agresif dan
kekerasan. Disamping itu, perawat harus mengkaji pula afek klien yang
Data yang perlu dikaji menurut Deden Dermawan & Rusdi, 2013 yaitu:
a. Identitas
klien tentang: nama perawat, nama klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Isi semua identitas lengkap penanggung jawab
b. Alasan masuk
1) Apa yang menyebabkan klien/ keluarga datang ke Rumah sakit saat ini?
2) Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
3) Bagaimana hasilnya?
c. Faktor predisposisi
gangguan jiwa dimasa lalu, dan tanyakan sudah berapa kali dirawat dan
tahun berapa?
sebelumnya?
3) Tanyakan pada klien/ keluarga, apakah klien pernah melakukan dan atau
yang mengalami gangguan jiwa. Apabila ada anggota keluarga lain yang
dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta
keluarga tersebut.
selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu.
d. Faktor presipitasi
Kaji faktor pencetus atau kejadian/ peristiwa terakhir yang dialami klien
f. Koping klien
apa yang dilakukan kalau klien merasa sedih, bahagia, marah atau
g. Fisik
1) Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan klien.
3) Tanyakan pada klien apakah ada keluhan fisik yang dirasakn oleh klien.
1) Genogram
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
tempat mengedu, tempat bicara. Tanyakan pada klien kelompok apa saja
4) Spiritual
i. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
5) Afek
7) Persepsi
9) Tingkat kesadaran
10) Memori
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
4) Berpakaian
6) Penggunaan obat
7) Pemeliharaan kesehatan
k. Mekanisme koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
l. Pengetahuan
Data didapat melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki
m. Aspek medik
Tuliskan diagnosa medis klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka.
n. Analisa data
Tulis semua data subjektif maupun data objektif dari hasil pengkajian,
2. Diagnosa Keperawatan
dengan etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah
a. Perilaku kekerasan
3. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan untuk mencapai setiap
Tabel 2.2
Intervensi keperawatan
Perilaku 1. Klien 1. Klien mau 1. Beri salam/ panggil nama Hubungan saling percaya
Kekerasan
dapat membalas salam klien merupakan landasan utama
nama perawat
7. Menyediakan
waktu untuk
kontrak
dari lingkungan/
orang lain.
tanda-tanda
marah/kesal
yang biasa bermain perran kekerasan yang biasa yang biasa dilakukan
masalah
dilakukannya menjadi
perilaku yang
konstruktif
mengident berespon terhadap mempelajari cara baru yang lain yang konstruktif
kesal/memukul kejengkelannya
keinginan saya
c. Secara sosial: lakukan
menajemen periaku
kekerasan
d. Secara spiritual:
anjurkan klien
sembahyang, berdoa/
diberi kesabaran,
setelah melkukan
demontrasi.
kan obat- yang diminum 2. Diskusikan manfaat minum diminum oleh klien
kegunaann 2. Klien dapat minum obat (baca nama 3. Klien dan keluarga
ya (jenis, minum obat yang tertera pada botol mengetahui prinsip
waktu, sesuai program obat, dossis obat, waktu benar agar tidak terjadi
dengan kesadaran
sendiri.
6. Mengetahui efek
samping sedini
mungkin sehingga
tindakan dapat
dilakukan sesegara
mungkin untuk
menghindari
komplikasi.
4. Implementasi Keperawatan
Sebelum tindakan keperawatan diimplentasikan perawat perlu memfalidasi apakah rencana tindakan yang
ditetapkan masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini (here and now). Perawat juga perlu mengevaluasi diri sendiri
apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal sesuai tindakan yang akan dilaksanakan (Yusuf,
Tabel. 2.3
Implementasi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
nafas dalam.
harian klien.
cara sosial/verbal
keegaitan harian.
cara spiritual
b. Bagaimana keadaan klien saat marah dan benci pada orang tersebut
c. Sudahkan klien menyadari akibat dari marah dan pengaruhnya pada yang
lain.
perasaan marahnya
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
(a). Identitas Klien
Nama :Tn. A
Usia :19 Tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Suku Bangsa :Sunda
Pendidikan Terakhir :SMP
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Dusun IV RT 08/02
kel.Kertamulya kec.Padalarang
Tanggal masuk RS :02 Mei 2017
Tanggal pengkajian :05 Mei 2017
No RM :06588
Diagnosa Medis :Skizofrenia Paranoid
(b). Identitas Penanggung Jawab
Nama :Ny.E
Usia :25 Tahun
Jenis kelamin :Perempuan
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien :Kakak kandung
Alamat :Dusun IV RT 08/02
kel.Kertamulya kec.Padalarang
2) Riwayat Kesehatan
a). Keluhan utama
Marah-marah, gelisah, mudah tersinggung, tidur
sering terbangun, sering mandi.
b). Riwayat penyakit sekarang
Dua tahun yang lalu ibu klien meninggal dunia pada
tahun 2015 dan klien merasa tertekan dan terlalu larut
dalam kesedihan. Klien mengatakan kepada ayahnya
tidak boleh menikah sebelum klien menikah, namun
ayahnya menikah lagi lebih dari bulan setelah ibu klien
meninggal sehingga klien marah dan sering mabuk-
mabukkan. Dan klien menikah diusia 18 tahun, setelah
menikah istri klien meminta klien untuk dibelikan rumah
mewah dan meminta pekerjaan yang layak seperti kerja
dikantoran, namun pekerjaan klien saat ini hanya sebagai
pedagang kupat tahu, sehingga klien merasa makin
tertekan dan terbebani.
Pada tanggal 10 Mei 2017 klien dirawat dengan
mudah marah, mendengar bisikan yang tidak ada
sumbernya, sulit tidur, dan diagnosa dengan halusinasi
pendengaran. Pada tanggal 26 Mei 2017 klien diizinkan
pulang oleh Dokter.
Pada tanggal 02 Juni 2017 klien masuk lagi, namun
sejak 2 hari sebelum masuk Rumah sakit jiwa klien
marah-marah, bicara kadang kacau, mudah tersinggung,
emosi labil, tidur susah terbangun, sering mandi,
menyiram adik dan ayahnya dan klien mengatakan ingin
bunuh diri.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 05 Juni 2017
klien mengatakan marah-marah sama istri dan mengamuk
sama ayahnya. Hasil observasi klien tampak kooperatif,
mondar mandir, tatapan mata tajam, nada bicara keras,
bicara kacau, dan emosi labil.
c) Riwayat gangguan jiwa
(1) Faktor Predisposisi
Klien pernah dirawat pada tanggal 10 Mei 2017,
pengobatan sebelumnya tidak berhasil dikarenakan
putus obat. Klien pernah mengalami penganiayaan
fisik oleh teman dan ayahnya, klien pernah jadi
korban pemukulan pada waktu masa SMP, dan pernah
jadi pelaku pemukulan pada usia 17 tahun. Klien
pernah menjadi korban kekerasan dalam keluarga oleh
ayah kandungnya. Klien juga pernah melakukan
tindakan kriminal seperti minum minuman
beralkohol, penggunaan obat-obatan, dan pernah ada
rencana bunuh diri.
(2) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga klien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa seperti yang dialami klien saat ini.
3) Pemeriksaan Fisik
Gambar 3.1
Genogram Keluarga
X X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis Keturunan
Klien merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara.
5) Konsep diri
a) Gambaran Diri
dan memalukan.
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
disekelilingnya.
6) Hubungan Sosial
adalah bibinya.
7) Spiritual
b) Kegiatan ibadah
a) Penampilan
b) Pembicaraan
kalimat lain.
c) Aktivitas motorik
selama wawancara.
d) Alam perasaan
e) Afek
mandir.
g) Persepsi
duduk diam.
ke topik lainnya.
i) Tingkat kesadaran
j) Memori
baik.
l) Kemampuan penilaian
a) Makan
b) BAB/BAK
c) Mandi
d) Berpakaian/ Berhias
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
keperluan sehari-hari
mengabaikan
c) Terapi obat
Tabel 3.1
Terapi Obat
samping
sulit buang
air
mual dan
nyeri
abdomen.
parkinson pandangan
buram, mual,
dan sulit
buang air
kecil.
d) Penatalaksanaan keperawatan
(1) Terapi Aktivitas kelompok (TAK)
Terapi yang dilakukan pada klien yaitu terapi
kelompok dan terapi musik, klien mengikuti terapi 2-
3 kali dalam seminggu. Klien tampak kooperatif dan
dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tabel 3.2
Analisa data
Do:
2 Ds: Halusinasi
Do:
marah-marah.
terlihat kotor.
Do:
Do:
1. Perilaku kekerasan
2. Halusinasi penglihatan
3. Harga diri rendah
4. Defisit perawatan diri
Tabel 3.3
Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku Kekerasan
Akibat Skizofrenia paranoid
Nama : Tn. A Tanggal Masuk : 02 Mei 2017
Umur : 19 Tahun No Medis : 06588
No Perencanaan Rasional
Diagnosa
keperawatan
Tujuan Intervensi
hubungan saling percaya percaya dengan prinsip saling percaya akan memudahkan
1 Perilaku kekerasan
komunikasi teraupetik: perawat dalam berinteraksi
sopan
klien
2. Klien dapat
2) bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi penyebab
perasaannya:
a) penyebab jengkel/kesal
Dengan memberi kesempatan
dapat mengidentifikasi
3) Beri kesempatan kepada
tanda-tanda perilaku
klien untuk Untuk mengetahui tanda-tanda
kekerasan
mengungkapkan: jengkel dan hal yang dialami dan
c) Simpulkan bersama
klien tanda-tanda
jengkel/kesal yang
dialami klien
4. Klien dapat
4) Menganjurkan klien
mengidentifikasi perilaku
mengungkapkan:
kekerasan yang biasa
a) Perilaku kekerasan yang
dilakukan
biasa dilakukan
Membantu mengekplorasi
b) Bantu klien bermain
perasaan klien terhadap perilaku
peran sesuai dengan
kekerasan yang biasa dilakukan,
perilaku kekerasan yang
dan mengetahui perilaku
biasa dilakukan
kekerasan yang biasa dilakukan,
c) Bicarakan dengan klien
dengan bantuan perawat bisa
apakah cara yang klien
membedakan perilaku konstruktif
lakukan masalahnya
dan destruktif, serta membantu
selesai.
klien menemukan cara yang dapat
sehat,latihan asentif.
Latihan menajemen
perilaku kekerasan.
d) Secara spritual:
anjurkan klien
sembahyang,bedoa/iba
kesabaran, mengadu
pada tuhan
kekerasan/kejengkelan.
7. Klien dapat
7) Bantu klien memilih cara
mendemontrasikan cara
yang tepat untuk klien.
mengontrol perilaku
a) Berreinforcement
kekerasan
positif atau
menstimulasi cara
keperawatan
06-06-17 Kekekerasan 1) Mengidentifikasi penyebab perilaku klien mengatakan sudah bisa melakukan SP 1(tarik
3) Mengidentifikasi akibat tampak tenang, dan emosi klien masih labil. Klien
4) Menyebutkan cara mengontrol setiap hari dari pukul 08.00 dan 14.00
perilaku kekerasan A
5) Membantu latihan cara fisik 1 klien sudah mampu mengontrol marah dengan baik
dalam P
6) Menganjurkan memasukan kedalam Lanjutkan( SP2) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1),
07-06-17 1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1) Klien mangatakan sudah tidak marah lagi, kalau
2) Melatih klien mengontrol perilaku marah klien tarik napas dalam, klien mengatakan
Jam 09.00 kekerasan dengan cara fisik 2: pukul mau diajarkan cara mengontrol marah yang ke dua
A:
P:
08-06-17 1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 saya sudah tidak marah lagi, kalau saya marah saya
&2) mau tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur,
Jam 09.00 2) Melatih klien mengontrol perilaku saya ingin cepat pulang.
kedalam jadwal harian klien kasur/bantal setiap hari pukul 10.00 dan 14.00
A:
SP2 tercapai.
P:
baik)
08-06-17 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Klien mangatakan telah melakukan latihan
Jam 13.00 2) Melatih klien mengontrol perilaku pukul 10.00, klien mengatakan mau diajarkan cara
O:
mata baik.
A:
SP3 tercapai.
09-06-17 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Klien mengatakan kemaren sudah latihan
Jam 08.00 2) Melatih klien mengontrol perilaku temannya. Klien mangatakan sudah latihan tarik
kekerasan dengan cara spiritual napas dalam, klien mangatakan kalau marah
3) Menganjurkan klien memasukan langsung istighfar dan harus rajin sholat 5 waktu
kedalam jadwal kegaiatan harin supaya lebih tenang dan tidak mudah marah.
klien. O:
A:
SP4 tercapai.
P:
09-06-17 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Klien mangatakan mendapatkan obat dari dokter 3
kekerasan dengan minum obat. Kontak mata klien baik, klien kooperatif, klien
kedalam jadwal harian klien. obat setiap pukul 7 pagi, 1 siang dan malam.
A:
SP5 tercapai.
P:
keperawatan
Sabtu/ 1 Perilaku kekerasan S : Tn.A mengatakan senang berkenalan dengan perawat, Tn.A
tersinggung.
Jam 10:00
cara sosial/verbal.
SP 4 : Secara spritual: anjurkan klien
sembahyang,bedoa/ibadah
O:
perilaku kekerasan.
P :intervensi dilanjutkan
B. Pembahasan
terdapat pada konsep dasar (teori) dan studi kasus pada Tn.A dengan perilaku
kekerasan diruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, pada
tanggal 05-10 Juni 2017 yang dimulai dengan membahas pengkajian, diagnosa
bagian akhir dari penulis laporan studi kasus ini, penulis akan memberikan
kekerasan.
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk di mana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang
Tanda gejala dari perilaku kekerasan adalah muka merah atau tegang, mata
memerah atau tegang, postur tubuh kaku, jalan mondar mandir (Yosep, 2010).
1. Pengkajian
koping dan kumpulan koping yang dimiliki klien. Cara pengkajian berfokus
pada 5 (lima) dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual
(Stuart dan sundeen, 2011). Kasus Tn.A termasuk dari 5 dimensi yaitu
perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun
psikologis. Perilaku tersebut dapat melukai diri sendiri, orang lain dan
Data yang penulis kumpulkan sudah mencakup data pengkajian jiwa dalam
sudah terkaji dalam pola koping toleransi stress didalam pola fungsional.
antara lain klien marah-marah sama istri dan mengamuk sama ayahnya,
menyiram adik dan ayahnya, bicara kadang kacau, mudah tersinggung,
emosi labil, dan data objektifnya adalah klien tampak kooperatif, mondar
mandir, tatapan mata tajam, nada bicara keras, muka memerah, senang
berlebihan.
jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri secara fisik, psikis, atau
ancaman konsep diri. Sedangkan faktor presiptasi dalam kasus klien adalah
klien anak yang diinginkan saat dikandung dan dilahirkan normal dan
tumbuh kembang sesuai anak lainnya, 2 tahun yang lalu ibu klien meninggal
karna sakit, klien tampak sedih dan mengatakan bapaknya tidak boleh
menikah lagi sebelum klien menikah. Namun ayahnya menikah lebih dari 2
bulan setelah ibu klien meninggal sehingga klien marah dan sering mabuk-
pernah aniaya fisik oleh teman dan ayahnya, klien pernah jadi korban
kroyokan pada masa SMP, dan pernah jadi pelaku kroyokan pada umur 17
tahun. Klien pernah menjadi korban kekerasan dalam keluarga dengan ayah
diri.
mentaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga
medis, seperti dokter dan apoteker. Mengenai segala sesuatu yang harus
kepatuhan dalam minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya
karena ayahnya menikah lagi lebih dari bulan sesudah ibunya meninggal
muka memerah dan tegang, mata melotot atau pandangan mata tajam,
tanda gejala resiko perilaku kekerasan pada Tn.A adalah pandangan mata
Adapun penelitian menurut Jurnal kasus yang ditemukan pada klien Ana
Fuji Rahayu, 2013 didapat tanda gejala perilaku kekerasan adalah mata
Bila dibandingkan dengan teori dan jurnal diatas ada beberapa tanda dan
gejala perilaku kekerasan pada Tn.A yang sesuai dengan teori dan jurnal.
2. Diagnosa Keperawatan
pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tidak terkontrol. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
Berdasarkan data yang lebih muncul dari hasil pengkajian pada Tn.A
rendah, dan defisit perawatan diri. Namun akan tetapi yang dilakukan/
waktu.
Data yang diperoleh dari Tn.A yaitu perilaku kekerasan yang disebabkan
oleh Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai kepala keluarga dan
calon ayah, namun belum bisa menjalankan perannya sebagai laki-laki yaitu
Kemudian dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
diperoleh pada klien Ana Fuji Rahayu, 2013 yaitu perilaku kekerasan yang
disebabkan oleh harga diri rendah yang didukung oleh data subjektif, klien
dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang
klien mengamuk dan memukul meja, data objekif klien tampak kesal,
namun keinginan yang tidak terpenuhi dan faktor ekonomi juga dapat
masalah yang terjadi pad Tn.A sama dengan teori yang dituliskan yaitu
penyebab dari perilaku kekerasan (core problem) adalah harga diri rendah
sehingga dapat beresiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Hal ini berkaitan dengan keadaan pasien yang kurang mengerti
perilaku kekerasan pada Tn.A dapat muncul ketika dirinya sedang marah.
3. Rencana keperawatan
klien tidak dapat melakukan tindakan kekerasan, dan ada sembilan tujuan
yaitu tujuan pertama adalah bina hubungan saling percaya dengan klien,
perasaan klien, dapat membantu stress, dan penyebab perasaan jengkel atau
dan mengetahui hal yang dialami dan dirasa saat marah. Tujuan keempat
pada klien menggunakan obat yang benar, rasioanalnya agar klien dan
keluarga dapat mengetahui nama, jenis, efek samping, dan fungsi obat yang
(Damaiyanti, 2012)
4. Implementasi keperawatan
enam hari pada tanggal 5-10 Juni 2017 diruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari
pasien. Respon klien adalah menjawab salam, menyatakan nama klien dan
mengatakan marah kepada ayahnya, karena ayahnya menikah lagi lebih dari
kekerasan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2017, pukul 08.00 wib. Penulis
kekerasan dengan cara fisik 1 tarik napas dalam (agar pasien lebih rileks dan
baik, klien mangatakan yang menyebabkan klien marah adalah benci dengan
ayahnya karena ayahnya menikah lagil lebih dari bulan sesudah ibunya
meninggal sehingga klien marah, emosi, pandangan tajam, dan nada bicara
kekerasan dengan cara verbal (menolak dengan baik, meminta dengan baik,
1 (napas dalam) dan SP2 (pukul bantal), mengajarkan dan melatih cara
perasaannya senang.
Implementasi keenam dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2017 pukul
yaitu melatih kepatuhan minum obat secara teratur dengan prinsip 5B,
kelompok dan terapi musik, klien mengikuti 2-3 kali dalam seminggu, klien
tampak kooperatif dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
5. Evaluasi
Iskandar,2012)
Hasil evaluasi yang didapat dari Tn.A adalah data subjektif dan objektif
ayahnya menikah lagi lebih dari bulan sesudah ibunya meninggal, pasien
tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada
muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, klien mau
untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan klien
klien antara lain klien diminta untuk memberitahukan kepada perawat atau
spiritual (doa) dan minum obat secara teratur. Motivasi klien untuk
A. Kesimpulan
1. Pengkajian penulis mengkaji data dari tanggal klien masuk RSJ, identitas
dan data objektif. Data yang berfokus pada pengkajian kasus adalah pola
koping toleransi stress bahwa klien mengatakan kesal dan marah kepada
menikah lebih dari dua bulan setelah ibu klien meninggal sehingga klien
mondar mandir.
problem adalah perilaku kekerasan. Data diperoleh dari Tn.A sesuai dengan
96
teori yang diatas yaitu yang menjadi core problem adalah perilaku kekerasan
yang didukung dengan data subjektif : klien mengatakan kesal dan marah
ayahnya menikah lebih dari dua bulan setelah ibu klien meninggal, data
mondar mandir.
yang telah ditetapkan ada sembilan tujuan, tetapi yang dapat terselesaikan
sampai tujuan khusus ke tujuh: pasien dapat mengontrol marah agar tidak
ada perilaku kekerasan yang muncul. Tujuannya yaitu klien dapat membina
pada Tn.A dengan SP1 yaitu membina hubungan saling percaya dan
satu yaitu tarik napas dalam dan mengajarkan mengontrol perilaku kekerasan
keperawatan dari tujuan khusus pertama sampai tujuan khusus ke tujuh yaitu
5. Evaluasi yang didapat dari Tn.A adalah data subjektif dan data objektif
antara lain: klien mengatakan kesal dan marah pada ayahnya karena ayahnya
marah dengan cara pukul bantal dan klien tampak mau mempraktekkannya.
B. Saran
membina hubungan saling percaya dengan perawat dan lebih sabar dalam
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Ah Yusuf, H. E., & Nihayati, R. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta
Selatan: Penerbit Salemba Medika.
Deden D., & Rusdi. (2013). Konsep Dan keluarga Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta.
Direja, & Surya, A. H. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Penerbit
Buku Nuha Medika.
Fitria, N. (2012). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Pelaporan Pndahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Penerbit
Salemba Medika.
Iyus, Y. (2014). Buku Keperawatan Jiwa. Bandung: Penerbit Buku PT Refika Aditama.
Kusumawati, & Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku:
Salemba Medika Jakarta.
Maramis. (2010). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Mujiyati. (2015). Peningkatan Self Esteem Siswa Korban Bullying Melalui Teknik.
Jurnal Fokus Konseling.
RSJ, J. P. (2017). Catatan Rekam Medik Ruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa. Bandung.
Rusdi, & Dermawan, D. (2013). Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta.
Stuart, & &. S. (2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EDC.
Sugiyarti. (2012). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Perilaku Kekerasan.
RetrievedJuni15,2017,fromhttp://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/gdl.php?mod
=browse&op=read&id=01-gdl-sugiartip0-220
RIWAYAT HIDUP
NIM : 1400001135
Riwayat Pendidikan: