Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut


WHO, pada tahun 2013 AKB di dunia 37 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di
negara maju Malaysia 8 per 10000 kelahiran hidup, Singapura 3 per1000
kelahiran hidup, Myanmar 7 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan
Negara berkembang Indonesia 32 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan target
yang harus dicapai Indonesia pada tahun 2015 adalah sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup.
Pada tahun 2015 AKB di Indonesia mencapai 22,23 per 1000 kelahiran
hidup,yang artinya sudah mencapai target MDG’S 2015. (Kemenkes RI,
2015) Sedangkan pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 32 per 1.000
kelahiran hidup. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 diketahui bahwa Angka
Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sumatera Barat masih tinggi yaitu 27 per
1.000 Kelahiran Hidup.
Sementara itu, penyebab AKB adalah asfiksia, imaturitas, hipotermi
dan infeksi. Kesehatan ibu yang tidak baik dan penyakit ibu yang tidak
diobati dengan benar juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).Sebagian besar penyebab AKB di Indonesia
adalah kejadian Bayi berat badan lahir rendah. BBLR adalah bayi baru lahir
yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram Sampai
2499 gram. (Ai Yeyeh,2010). Presentase BBLR di Sumatra Barat pada tahun
2013 presentase BBLR menempati urutan tertinggi kedua setelah Sumatra
Utara yaitu 7,5 %. (Kemenkes RI, 2014).
Salah satu faktor penyebab BBLR adalah faktor usia ibu. Faktor usia
ibu yang disebabkan angka kejadian prematuritas tetinggi adalah kehamilan
pada usia <20 tahun atau lebih >35 tahun. Hasil penelitian telah menemukan
persalinan >35 tahun dapat menimbulkan terjadinya BBLR, asfiksia,
Hipotermi, hipoglikemia, hiperglikemia (Anik,2013). Faktor resiko BBLR
dan BBLSR secara garis besar dapat dikelompokan menjadi factor ibu, janin,
1
dan keluarga. Factor ibu adalah usia kehamilan, paritas, kadar hemoglobin,
riwayat abortus, preeklamsi dan eklamsi (Suryadi Tjaken,2010).
Resiko yang akan terjadi pada Bayi Berat Lahir rendah adalah
hipotermi, gangguan pernafasan, gangguan persyarafan, gangguan sistem
kardiovaskuler, gangguan alat pencernaan, gangguan hematologik yang
paling sering terjadi pada BBLR yaitu hipotermi, infeksi, apnea.(anik
maryunani,2013).
Oleh karena itu perlunya bidan melakukan penganan dalam hal
tersebut, peran dan fungsi bidan pada BBLR adalah untuk menjaga
keseimbangan suhu tubuh pada BBLR agar tidak terjadi hipotermi,mengawasi
bayi agar tidak terjadinya apnea atau gangguan nafas,menjaga kesterilan jika
memegang bayi dan menjaga bayi agar tidak terjadi infeksi.
Angka kejadian BBLR di RSUP Dr. M.Jamil Padang masih sangat
tinggi, pada tahun 2016 dari bulan januari hingga bulan Desember sebanyak
81 bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tercatat pada
medical record RSUP.Dr.M.Jamil Padang. Berdasarkan hal tersebut maka
penulis tertarik untuk membahas tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
pada bayi dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUP Dr. M. Jamil padang
18-20 September 2017.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi
dengan BBLR usia1 Hari di Ruang Perinatologi RSUP Dr. M. Jamil
Padang tanggal 18-20 September 2017 dan mendokumentasikannya
dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada Bayi Ny.”S” usia 1
Hari dengan Berat Badan Lahir Rendah Di ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.2 Mampu melakukan interprestasi data dasar pada Bayi Ny.”S” usia 1 Hari
dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi RSUP Dr. M.
Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.3 Mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial pada Bayi Ny.”S” 1
Haridengan Berat badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.4 Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera pada Bayi Ny.”S” usia dengan Berat Badan Lahir Rendah Di
Ruang Perinatologi RSUP Dr. M. Jamil Padang tgl 18-20 September
2017
1.2.2.5 Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Bayi Ny.”S” usia 1
Hari dengan Berat Badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.6 Mampu melaksanakan asuhan yang menyeluruh pada Bayi Ny.”S” usia 1
Haridengan Berat Badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.7 Mampu mengevaluasi asuhan yang menyeluruh pada Ny.”S” usia 1
Haridengan Berat Badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017
1.2.2.8 Mampu mendokumentasikan asuhan yang menyeluruh pada Ny.”S” usia
1 Haridengan Berat Badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUP Dr.
M. Jamil Padang tgl 18-20 September 2017

3
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Sebagai bahan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agar lebih
memahami dan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan Asuhan
Kebidanan pada kasus Berat Badan Lahir Rendah.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan penyususnan Studi Kasus ini di harapkan agar menjadi bahan
masukan, informasi maupun untuk pengembangan materi perkuliahan bagi
mahasiswa dan menambah bahan perpustakaan di STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
1.3.3 Bagi Instansi Kesehatan
Dengan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan Asuhan Kebidanan dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

2.1.1 Pengertian BBLR

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gramSampai 2499
gram. (Ai Yeyeh, 2010) dalam (Furwasih, 2016)
Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir bayi dibawah 2.500
gram tanpa memperhatikan umur kehamilah (Mdudzin,2010). BBLR adalah
berat badan bayi yang ditimbang dalam satu jam pertama setelah lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. (Kemenkes RI, 2014)
2.1.2Klasifikasi BBLR

Beberapa literatur mengklarifikasikan BBLR dengan berbagai macam


penggolongan,antara lain berikut ini :

1. Menurut Firmansyah neonatus dengan berat badan lahir rendah


(BBLR) adalah bayi yang kurang dari 2.500 gr.
a. Neonatus yang termasuk dalam BBLR mungkin merupakan salah satu
dari beberapa keadaan,yaitu
a) NKB SMK (Neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan)
adalah bayi prematur dengan berat badan lahir yang sesuai
dengan masa kehamilan
b) NKB KMK (Neonatus kurang bulan-kecil masa
kehamilan)adalah bayi prematurdengan berat badan lahir
kurang darinormal menurut usia kehamilan.
c) NCB KMK (Neonatus cukup bulan-kecil untuk masa
kehamilan) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat
badan lahir kurang dari normal

5
b. Selain itu sesui kemajuan teknologi kedokteran BBLR dibagi lagi
menurut berat badan lahir,yaitu :
a) Bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low
birth weight (VLBW) adalah bayi yang lahr dengan berat badan
lahir antara 1.000-1.500 gr.
b) Bayi dengan berat lahir dengan amat sangat rendah (BBLASR)
atau exatremely low brith weight (ELBW) adalah bayi yang
lahir dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram.
c. Menurut harapan hidupnya,sarwono (2002) mengklarifikasikan BBLR
sebagai berikut :
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
1.500-2500gr.
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan
berat lahir < 150gr
c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi dengan
berat lahir <1000 gr.
2. Pada kongres European Prenatal Medicine II (1970) dilondon di
usulkan defenisi dan klasifikasi sebagai berikut :
a) Preterm infant (bayi kurang bulan : Masa gestasi kurang dari
269 hari (37mg)
b) Term infant (bayi cukup bulan : Masa gestasi 259-293 hari (37-
41mg)
c) Postterm infant (bayi lebih bulan,Masa gestasi 254 hari atau
lebih (42mg/lebih)
Dengan pengertian diatas,BBLR di bagi atas dua golongan :
a. Prematuritas murni. Beberapa pakar atau penulis menyebutkan
pengertian dari prematuritas murni antara lain sebagai berikut :
a) Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa
gestasinya kurang dari 37 minggu an berat badannya sesuai
untuk berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
neonatus kurag bulan sesuai untuk masa kehamilan (SMK)

6
b) Premturitas murni adalah bayi lahir kurang dari 77 hari
dariBB sesuai dengan masa kehamilan/gestasi NKB-SMK)
c) Premaruritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan
yang kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan
berat badan untuk usia kehamilan (berat terletak antara
persentil ke-10 sampai persentil ke-90 pada intrauterus
grwoth curve,atau disebut :
1. Neonatus Kurang Bulan-Sesuai untuk Masa
Kehamilan (NKB-SMK)
2. Neonatus Cukup bulan-Sesuai Masa Kehamilan
(NLB-SMK)
b. Dismatur. Beberapa pakar atau penulis menyebutkan pengertian
dismatur adalah :
a) Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi
mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa pertumbuhan (KMK).Dismatur dapat
terjadi dalam preterm,term dan post term yang terbagi
dalam :
1. Neonatus kurang bulan-kecil untuk masa kehamilan
(NKB-KMK)
2. Neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan
(NCB-KMK)
3. Neonatus lebih bulan-kecil untuk masa kehamilan
(NLB-KMK)
b) Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat
badannya yang seharusnya untuk usia kehamilan.ini
menunjukan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra
uterin,dismatur ini dapat terjadi dalam preterm,term,post
term.dismatur ini dapat juga : Neonatus kurang bulan-kecil
untuk masa kehamilan

7
c) Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa gestasi,dapat diartikan
bayi mengalami retardasi pertumbuhan dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
3. Mohtar Rustam,menyebutkan bahwa klafisikasi BBLR dapat
digolongkan menjadi :
a) Prematuritas murni :
Prematuritas murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari
37 minggu dengan berat badan yang sesuai
b) Small For Date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) :
Small For Date adalah bayi yang BB rendah kurang dari seharus
nya umumnya kehamilan
c) Reterdasi pertumbuhan janin uterus (IUGR/intra uterine Growth
Retardation)
Reterdasi pertumbuhan janin uterus adalah bayi yang lahir dengan
BB rendah dan tidak sesuai dengan tua kehamilan.
d) Light for date sama dengan small for date
e) Dismaturitas
Dismaturitas adalah suatu sindrom klinik dimana terjadinya
terjadinya ketida seimbangan pertumbuhan janin dengan lanjutan
kehamilan
f) Large for date :
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari
seharusnya tua kehamilan misalnya paa DM. (Anik Maryunani,
2013)
2.1.3 Etiologi BBLR
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil kurang
b. Umur kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia ibu
<20 tahun atau >35 tahun
c. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (<2 tahun)
d. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,jantung

8
e. Bekerja terlalu berat
f. Trauma masa kehamilan
g. Pengawasan antenatal yang kurang
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramion
b. Mempunyai riwayat BBLR
c. Gameli
d. Perdarahan antepartum
e. Komplikasi hamil seperti preeklamsi, eklamsi, KPD
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
4. Faktor plasenta
a. Plasenta previa
b. Solusio plasenta
c. Sindrom plasenta yang lepas
5. Faktor lingkungan
a. Kebiasaan buruk : merokok, narkotika
b. Keadaan sisial ekonomi yang rendah
c. Terkena radiasi
d. Bertempat tinggal didataran tinggi
2.1.4 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada bayi prematur atau bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR),antara lain :
1. Beberapa literatur menguraikan komplikasi yang bisa terjadi pada bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan menyebutkan nama
penyakit-penyakit yang sering diderita bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR),berikut ini :
a. Sindroma distress respiration isiopatik :
Sindroma distres respiration idiopatik antar lain dapat diuraikan
sebagai berikut :
a) Terjadi pada 10% bayi kurang bulan

9
b) Nampak konsolidasi paru progresif akibat kurangnya
surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan di alveoli
dan mencegah kolaps
c) Pada waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami :
1. Rintihan waktu inspirasi
2. Napas cuping hidung
3. Kecepatan repirasi lebih dari 70/menit.
4. Tarikan waktu inspirasi pada sternum (tulang dada)
d) Nampak gambaran sinar-X dada yang khas bronkogram
udara dan pemeriksaan gas darah menunjukan :
1. Kadar oksigen arteri menurun
2. Konsentrasi C02 meningkat
3. Asidosis metabolik
e) Penatalaksanaan :
1. Pemerian aksigen yang dilembabkan
2. Pemberian antibiotika
3. Pemberian bikarbonas intravena
4. Mungkin diperlukan tekanan jalan positif
berkelankutan menggunakan pipa endotrakea,atau
5. Dibutuhkan pernafasan buatan bila timbul gagal
nafas dengan pernafasan tekanan positif
berkelanjutan
b. Takipnea selintas pada bayi baru lahir :
Berikut adalah penjelasan sepintas tentang takipnea pada bayi baru
lahir :
1. Paru sebagian bayi kurang bulan bahkan pada bayi cukup
bulan tetap edmotous untuk beberapa jam setelah lahir dan
menyebabkan takipnea
2. Keadaan ini tidak berbahaya,biasanya tidak akan
menyebabkan tanda-tanda distrses respirasi lain dan
menbaik kembali 12-24 jam setelah lahir

10
3. Perdarahan intraventrikuler terjadi pada bayi kurang bulan
yang biasanya lahir normal
4. Perdarahan intraventrikuler di hubungkan dengan sindroma
distess respiratori idiopatik dan nampaknya berhubungan
dengan hipoksia pada sindroma di stess respiratori idiopatik
5. Bayi lemas dan mengalami seranga apnea
c. Fibroplasias retrolental :
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai fibroplasias
retrolental :
a. Oksigen konsentarasi tinggi pada daerah arteri berakibat
pertumbuhan jaringan serat atau fibrosa di belakang lensa dan
pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan
b. Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan konsentarasi
oksigen dibawah 40% kecuali bayi yang membutuhkan lebih
dari 40%
c. Sebagian besar inkubator mempunyai kontrol untuk mencegah
konsentrasi oksigen naik melebihi 40% tetapi lebih baik
menggunakan pemantauan oksigen perkutan yang saat ini
mudah didapat untuk memantau tekanan oksigen arteri bayi
d. Serangan apnea
Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang serangan apnea ;
a. Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat
pernapasan atau ada hubungannya dengan hipoglikemia atau
perdarahan intara cranial
b. Irama pernafasan bayi tidak teratur dan diselingi periode apnea
c. Dengan menggunakan pemantauan apnea dan memberikan
oksigen pada bayi dengan pemompaan segera bila timbul apnea
sebagian besar bayi akan dapat bertahan dari serangan
apnea,meskipun apnea ini berlanjut selama beberapa hari atau
seminggu
d. Perangsang pernafasan seperti ominofilin mungkin bermanfaat

11
e. Enterokolitis nekrotik (necrotizing enterocolitis/NEC) :
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai Enterokolitis
nekrotik :
a. Keadaan ini timbul terutama pada bayi kurang bulan dengan
riwayat asfiksia
b. Dapat juga terjadi setelah transfusi tukar
c. Gejalanya : kembung,muntah,keluar darah dari rektum dan
berak cair,syok usus dan usus dan mungkin mengalami
perforasi
d. Pengobatan diberikan pengobatan gentamisin
intraveba,kanamisin oral
e. Hentikan minuman oral dan berikan pemberian makan
intravena
f. Mungkin diperlukan pembedahan
2. Literatur lainnya menguraikan komplikasi yang bisa terjadi pada bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) berikut ini ;
a. Hipotermia
Tanda klinis hipotermia antara lain :
a) Suhu tubuh dibawah normal
b) Kulit dingin
c) Akral dingin
d) Sianosis
b. Sindrom gawat nafas
Tanda klinis sindrom gawat nafas antara lain :
a) Pernafasan cepat
b) Sianosis peroral
c) Merintih waktu ekspirasi
d) Retraksi substernal dan interkosta
c. Hipoglikemia
Tanda klinis hipoglikemia antara lain :
a) Gemetar atau tremor
b) Sianosis

12
c) Apatis
d) Kejang
e) Apnea interminten
f) Tangisan lemah atau melengkung
g) Kelumpuhan atau lateragi
h) Terdapat gerakan pusat mata
i) Keringat dingin
j) Hipotermia
k) Gagal jantung dan henti jantung (sering berbagai gejala
muncul bersama-sama)
d. Perdarahan intar kranial :
Tanda dan gejala perdarahan intra kranial adalah :
a) Kegagalan umum untuk bergerak normal
b) Reflek moro menurun atau tidak adak
c) Pucat dan sianosis
d) Apnea
e) Kegagalan menetek dengan baik
f) Muntah yang kuat
g) Tangisan bernada tinggidan tajam
h) Kejang
i) Kelumpuhan
j) Fontanela mayor mungkin tegang dan cembung
k) Sebagian kecil tidak ditemukan manifestasi klinis
e. Rentan terhadap infeksi :
Bayi prematur mudah menderita infeksi karena imunitas humoral
dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita
infeksi,selain itu karena kulit dan selaput lendir membran tidak
memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan.
f. Hiperbilirubinemia
Tanda klinis hiperbilirubinemia antara lain ;
a) Sklera,puncsk hidung,sekitar mulut,dada,perut,ekstemitas
bewarna kuning

13
b) Lateragi
c) Kemampuan menghisap menurun
d) Kejang
g. Kerusakan integritas kulit
a) Lemak subkutan kadang kurang sedikit
b) Struktur kulit belum matang dan rapuh
c) Sensibilitas yang kurang akan memudahkan kerusakan
integritas kulit terutama pada daerah yang sering tertekan.
(Anik Maryunani,2013)
2.1.5 Prognosis
1. tergantung berat ringannya masalah prenatal, misalnya masa gestasi
(makin muda masa gestasi/makin rendah berat bayi, makin tinggi
angka kematian)
2. selain itu juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan saat hamil, persalinan dan perawaran post-
natal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah
infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia, hiperbilirubinemia,
hipoglikemia, dan lain-lain).
3. Mortalitas bayi prematur/BBLR menarik perhatian para sarjana
diseluruh dunia.
a. Angka kematiannya sulit untuk diturunkan
b. Kadang kadang ada bayi yang sangat kecil, akan tetapi bisa hidup
c. Tentang bayi prematur ini perlulah diusahakan
kehidupannya,memang banyak debilitas pada anak prematur (IQ
kurang dari 40) tetapi ternyata ada bayi prematur dengan IQ
160.secara statistik IQ bayi prematur lebih rendah sedikit dari pada
bayi normal (kira-kira 90).
4. Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-2500 gr adalah
95%, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gr masih mempunyai angka
kematian yang tinggi
5. kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis
nekrotikans, atau infeksi sekunder, asfiksia/iskemia otak, sindroma

14
gangguan nafas, perdarahan intrafentrikuler, retrolental fibroblasia,
gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia).
6. BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama
akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan
dengan berat sesuai masa gestasi
7. pada BBLR, makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin
besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan
neurologik. (Anik Maryunani, 2013)
2.1.6 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik bayi dengan berat badan lahir rendah dan (BBLR) dapat
dijelaskan antara lain berdasarkan berikut :
1. Berdasarkan Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan dan Gejala
klinis setelah bayi lahir :
a. Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan :
a) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat
abortus pada prematurus dan lahir mati.
b) Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi
lebih lambat,walaupun kehamilannya sudah agak
lanjut
c) Pembesaran perut tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan
d) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak
sesuai menurut seharusnya
e) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion
atau bisa pula hidramnion,hiperemesis gravidarum
dan pada hamil lanjut dengan toxemia gravidarum
b. Gejala klinis setelah bayi lahir :
Bayi prematur :
a) Vernik kaseosa sedikit/tidak ada
b) Jaringan lemak bawah kulit sedikit
c) Tulang tengkorak lunak mudah bergerak
d) Menangis lemah

15
e) Kulit tipis,merah dan transparan
f) Tonus otot hipotoni
2. Berdasarkan Tanda dan Gejala Bayi Prematur dan Bayi
Dismatur
a. Tanda dan gejala bayi prematur ;
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37
minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
3. Bentuk badan tampak sangat menyolok kepala dan
badan hampir menyerupai suatu silinder pada bayi
matur,sedangkan pada bayi prematur kepala bayi relatif
lebih besar dan abdomen kempes
4. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46cm
5. Kuku panjangnya belum melewati ujung jarinya
6. Batas dahi dan ujung rambut kepala tidak jelas
7. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm
8. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30cm
9. Rambut (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan
terutama di punggung
10. Ubun-ubun besar (fontanel),pada hari pertama agak
kecil,tetapi makin lama makin besar dari pada yang
normal
11. Kulit,dimana jaringan lemak subkutan tipis atau
kurang,sehingga kulit tipis :
a. Pembuluh darah terlihat nyata dibawah kulit
b. Kadang-kadang dapat lahir dengan edema terutama
pada ekstremitas
12. Tulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya,sehingga seolah-olah tidak teraba
tulang rawan daun telinga

16
13. Tumit mengkilap,telapak kaki halus.rajah telapak
kaki.rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau
belum terbentuk
14. Alat kelamin :
a. Pada bayi laki-laki : pigmentasi dan rugae pada
skrotum kurang,testis belum turun ke dalam
skrotum (biasanya tidak teraba karena belum
turun,kadang-kadang teraba hanya satu)
b. pada bayi perempuan : klistoris menonjol,labia
minora tertutup oleh labia mayora.atau kadang-
kadang labia mayora hampir tidak ada/tidak
tampak,sehingga labia minora dan klistoris
kelihatan menonjol,dan tampak relatif besar,ini
menyebabkan vulvanya terbuka,pada bayi matur
wanita,terdapat sekret keluar dari vulva yang
kadang-kadang ada dischange/cairan yang
berdarah,sedangkan pada bayi prematur hal ini
terlihat.
15. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah :
a. tonus otot pada bayi BBLR/prematur lembek
b. hal ini dapat dibuktikan memegang bayi dan
kepala diputarkan dengan hati-hati,bisa sampai
agak ke belakang
c. putaran siku dapat sampai ke bahu
16. Fungsi syaraf yang belum atau kurang
matang,mengakibatkan reflek hisap,menelan,dan batuk
masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya lemah
17. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat
pertumbuhan jaringan lemak masih kurang.dalam hal
ini,jaringan payudara belum terlihat,puting masih berupa
titik.

17
18. Verniks tidak ada atau kurang
19. Kadang disertai dengan pernafasan tidak teratur
20. Aktifitas dan tangisannya lemah
21. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah
b. Tanda dan gejala bayi dismatur
Beberapa tanda dan gejala bayi dismatur antara lain :
a) Bayi dismatur praterm : terlihat gejala fisik
prematur,ditambah dengan gejala retardasi
pertumbuhan dan pelisatan
b) Gejala insufisiensi plasenta tergantung pada saat
dan lamanya bayi menderita defisit,reterdasi
pertumbuhan akan terjadi bila defisit berlangsung
lama (kronis)
c) Tanda-tanda bayi dismatur (KMK/kecil untuk masa
kehamilan) juga dapat disebutkan berikut ini :
a. umur bayi dapat cukup,kurang atau lebih tetapi
beratnya kurang dari 2500gram
b. gerakannya cukup aktif,tangis cukup kuat
c. kulit keriput,lemak bawah kulit tipis
d. bila kurang bulan,jaringan payudara kecil,puting
kecil.bila cukup bulan payudara dan puting
sesuai masa kehamilan
e. bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora
f. bayilaki-laki testis sudah turun ke scrotum
g. rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
h. menangis cukup kuat
d) Stadium Bayi Dismatur :
e) Bayi dismatur dapat dijelaskan menurut stadiumnya
yaitu :
1. stadium pertama :
a. bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang

18
b. kulitnya longgar,kering seperti permanen tetapi
belum terdapat noda mekonium
2. stadium kedua
a. terdapat tanda stadium pertama
b. warna kehijauan pada kulit plasenta dan
umbilicus (karena mekonium tercampur),amnion
mengendap dikulit,umbilicus dan plasenta akibat
anoreksia intrauteri.
3. stadium ketiga :
a. terdapat tanda stadium kedua
b. kulit,kaku,tali pusat bewarna kuning
c. ditemukan tanda anoreksia intra uterin yang
lama. (Anik Maryunani,2013)
3. Tanda dan gejala umum pada bayi dengan berat badan lahir
rendah antara lain :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram
b) Panjang badan kurang dari 45 cm
c) Lingkar dada kurang dari 30 cm
d) Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f) Vernik kaseosa sedikit / tidak ada
g) Jaringan lemak bawah kulit sedikit
h) Kulit tipis, merah dan transparan
i) Ukuran kepala kecil
j) Masalah dalam pemberian makanan (refelek memelan dan
menghisap kurang)
k) anemia
l) Hiperbilirubinemia
m) Tonus otot hipotoni
n) Pernafasan 40-50 kali / menit
o) Nadi 100-140 kali / menit
p) Kepala tidak mampu tega

19
q) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan). (Vidia
Atika,2016)

Manifestasi klinik atau gambaran klinis BBLR apabila dilihat dari


sistem tubuh,yakni senagai berikut :

No Sistem Tubuh Gambaran Klinis BBLR

1 Fisik a. Bayi kecil


b. Pergerakan kurang
dan masih lemah
c. Kepla lebih besar
dari pada badan
d. Berat badan < 2500
kg

2 Kulit dan kelamin a. Kulit tipis


b. Lanugo banyak
c. Rambut halus dan
tipis
d. Genetalia belum
sempurna

3 Sistem saraf a. Refleks moro


b. Refleks menghisap
belum terbentuk
sempurna

4 Sistem a. Oksifikasi
Muskuluskuletal tengkorak sedikit
b. Ubun ubun dan
sutura lebar
c. Tulang rawan
elastis kurang
d. Otot-otot masih

20
hipotonis
e. Tungkai abduksi
f. Sendi lulut dan
kaki fleksi
g. Kepala menghadap
satu jurusan

5 Sistem pernafasan a. Pernafasan belum


teratur,sering
apnoe
b. Frekuensi nafas
bervariasi

(Sumber : Ani Maryunanik,2013)


2.1.7 Penyakit dan masalah yang Berhubungan dengan BBLR
A. Penyakit-Penyakit Yang Berhubungan dengan BBLR
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan),
mungkin juga cukup bulan (dismatur). Berikut ini adalah beberapa
penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas :
1. Beberapa penyakit yang Berhubungan dengan
Prematuritas
a. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit
membrane hialin)
b. Pneumonia aspirasi,karena refleks menelan dan
bentuk belum sempurna.
c. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral,akibat
anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan
pernafasan)
d. Hiperbilirubinemia,karena fungsi hati belum matang
e. Hipotermia

21
2. Beberapa Penyakit Yang Berhubungan Dengan
Dismaturitas
a. Sinsrom aspirasi mekonium
b. Hipoglikemia
c. Hiperbilirubinemia
d. Hipotermia (Anik Maryunani,2013)
B. Masalah-Masalah Yang Dijumpai Pada Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) :
Masalah Yang Sering Dihadapi BBLR Ialah Maturnitas
Organ-Organ Tubuh Karena Lahir Kurang Bulan. Beberapa
Gangguan Akibat Belum Matangnya Organ Tubuh Antara
Lain :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil atau masalah dalam
pengaturan temperatur pada bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) ini akibat dari :
a. Kurangnya jaringan lemak dibawah kulit atau jaringan
lemak bawah kulit lebih sedikit
b. Permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan
dengan berat badan (permukaan tubuh bayi lebih luas
dari berat badab bayi)
c. Otot yang tidak aktif
d. Peningkatan hilang panas
e. Produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat
(brow fat) yang belum cukup atau kurangnya lemak
coklat (brow fat)
f. Pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi
sebagaimana semestinya
g. Ketidakmampuan unyuk menggigil
h. Pada beberapa bayi twrdapat kekurangan oksigen yang
berpengaruh pada penggunaan kalori

22
i. Dengan demikian, sistem pengaturan suhu yang belum
matang menyebabkan BBLR sering kali memerlukan
perawatan dalam incubator
j. Hipotermi terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh
dan sistem pengaturan tubuh pada bayi baru lahir belum
matang(tatalaksana metode kangguru dengan ‘kontak
kulit dengan kulit’ membantu BBLR tetap hangat)
2. Ganguan pernafasan pada bayi berat berat lahir rendah (BBLR),
akibat dari :
a. Kurangnya surfaktan
Kekurangan surfaktan pada BBLR dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Bayi prematur paling rentan terhadap kemungkinan
kekurangan suatu zat di dalam paru yang disebut surfaktan
2. Zat ini diproduksi dalam paru dan melapisi bagian dalam
alveoli, sehingga alveolus tidak kolaps pada saat ekspirasi
3. Kurangnya surfaktan pada bayi baru lahir menimbulkan
gangguan nafasan yang dikenal sebagai penyakit membran
hialin atau hyaline.

Membran disease atau sering juga disebut juga sebagai respiratory


distress syndrome (RDS).

a. Pada bayi baru lahir dengan usia gestasi/usia kehamilan 26


minggu angka kejadian RDS berkisar 90%
b. Pada bayi usia gestasi/usia kehamilan 30 minggu angka
kejadian RDS berkisar 70%
c. Pada bayi usia gestasi/usia kehamilan 30 minggu angka
kejadian RDS berkisar 25%
d. Pada bayi baru lahir cukup bulan, angka kejadian RDS
berkisar 1-2%

23
Namun Demikian, hal utama yang berpengaruh bukan usia
gestasi, tetapi kematangan paru. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya RDS adalah :
a. Prematuritas, terutama pada bayi baru lahir yang kurang
dari 35 tahun
b. Bedah caesar tanpa persalinan
c. Bayi dari ibu dengan Diabetes Militus
d. Perdarahan antepartum
e. Asfiksia neonaturum
f. Kembar kedua
g. Laki-laki lebih beresiko dari wanita dengan
perbandingan 2:1
Penanganan masalah RDS yang terpenting adalah :
a. Menjaga agar suhu bayi baru lahir tetap terjaga
b. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Monitor ketat
d. Pemberian antibiotik
e. Pada RDS yang berat,vebtilasi mekanik merupakan
tindakan pilihan
f. Pemberian surfaktan dari luar dapat membantu
mempercepat bayi prematur dengan RDS lepas dari
ventilator
b. Pertumbuhan dan perkembangan paru yang belum sempurna (serta
pengembangan dada belum sempurna)
Bayi prematur/BBLR sejak mulai hidupnya sudah mengalami
kesulitan-kesulitan. Hal ini dikarenakan alat-alat dalamnya
belum sempurna,ang terutama adalah alat pernafasannya.
Ketidaksempurnaan fungsinya tersebut mengenai perifer dan
sentral,yang dijelakan berikut ini :

24
a. Perifer
a) Pada perifer, terdapat kesulitan tulang thoraks masih lembek,
dan otot interkostal masih lemah,sehingga resistensi terhadap
penarikan diafragma kecil jug tekanan dalam thraks kecil
b) Pada bayi prematur/BBLR apabila diafragma turun,dinding
thraks menjadikecil sehingga volume udara yang masuk
kurang,hingga hal ini mengakibatkan pernafasan agak sulit
b. Sentral
a) Pada sentral,memerlukan rangsangan yang lebih besar untuk
bereaksi dari pada bayi biasa
b) Disamping treshold yang besar juga vaskularisasi
kurang,sehingga oksigenasi kurang sempurna. Ini
menyebabkan keseimbangan labil
Pertumbuhan dan perkembangan paru yang belum sempurna pada
bayi dengan berat badan lahir rendah biasanya enyebabkan
adaptasi untuk bernafas pada bayi tersebut kurang baik,sehingga
mudah terjadi asfiksia pada saat lahir. Asfiksia perinatal dapat
dibedakan menjadi asfiksia akut dan kronik.
a) Disebut asfiksia akut,bila asfiksia terjadi pada saat
menjelang lahir.
b) Asfiksia kronis,adalah asfiksia yang sudah berlangsung
lama atau berlangsung beberapa hari
BBLR bisa krang,cukup atau lebih bulan,semuanya berdampak
pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga mengalami
asfiksia lahir,sehingga BBLR membutuhkan kecepatan an
keterampilan resusitasi
a. Berkurangnya aliran darah ke plasenta ataukurangnya
kadar oksigen dalam darah menyebabkan persediaan
oksigen di jaringan janin berkurang
b. Hal ini mengakibatkan asidosis dan metabolisme anaerob
yang menyebabkan peningkatan prduksi asam laktat
sehingga kada pH semakin turun

25
c. Bersamaan dengan buruknya aliran plasenta ,terjadi
penimbunan kadar CO2 yang makin memperberat
keadaan asidosis,sehingga mudah terjadi hipoglikemia
c. Otot pernafasan yang masih lemah,thoraks yang lunak
dan tulang iga yang mdah melengkung
d. Apnea sering dijumpai sebangai gangguan nafas pada
bayi berat badan lahir rendah usia 2 hari :
Apnea pada bayi berat lahir(BBLR) ini bisa bersifat ringan
sampai berat :
a. Apnea ringan penanganannya adalah dengan pemberian
obat yang dapat mengatasi gejala apnea
b. Apnea berat,penanganannya biasanya memerlukan
bantuan nafas mekanik
Penyebab terjadinya apnea pada bayi berat badan lahir
rendah,antara lain :
a. Kekurang matangan susunan saraf pusat
b. Infeksi
c. Gangguan oksigen
d. Kelainan metabolik seperti hipeglikemia atau hipokalsemia
e. Temperatur lingkungan yang kurang baik
f. Refluks gastroesofagel
e. Resiko aspirasi akibat reflek menelan dan refleks batuk
yang buruk
f. Pengisapan dan penelanan yang tidak terkoordinasi
g. Bayi dengan berat badan lahir rendah juga bisa mengalami
bronchopulmonary dysplasia dan chronic pulmonary
insufficiency
h. Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit
membran hialin
i. Gangguan nafas yang sering terjadi pada BBLR kurang
bulan adalah aspirasi mekoneum

26
j. BBLR mengalami gangguan nafas harus segera dirujuk
kefasilitas rujukan yang lebih tinggi
3. Gangguan persyarafan pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR)
1. Pada bayi berat badan lahir rendah(BBLR) lebih sering terjadi
asfiksia dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan. Asfiksia
yang cukup berat sangat mempengaruhi sistem susunan syaraf
pusat (SSP).
a. Kelainan yang di temukan bisa bervariasi mulai dari yang
ringan sampai dengan yang berat
b. Oragan tubuh yang paling sering terkena akibat
asfiksia,antaralain ;
a) Ginjal (50%0
b) Susunan saraf pusat (28%)
c) Sistem kardiovaskuler (25%)
d) Paru (23%)
c. Pada sistem saraf pusat efek yang paling penting
diperhatikan adalah hypoxic ischaemic encelopathy
(HIE/enselopati hipoksia-iskemik)
a. Efek asfiksia pada sistem saraf pusat (ssp)
merupakan akibat dari :
a) Kekurangan oksigen atau hipoksia dan
kekurangan perfusi atau iskmia
b) Terdapat penimbunan CO2 atau
hiperkapnia,asidosis metabolik dan
hipoglikemia
b. HIE (enselopati hipoksia-iskemik)dalam jangka
waktu yang panjang dapat menimbulkan cerebral
palsy (CP) atau kelumpuhan otak

27
2. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai
resiko perdarahan intra kranial atau intracranial haemorrhage.
a. Resiko perdarahan intrakranial dapat meningkat sampai
lebih dari 40% pada bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 1.500 gr.
b. Kejadian perdarahan intrakranial paling tinggi pada
bayi baru lahir dengan usia gestasi/usia kehamilan
antara 26-32 minggu
c. Faktor lainnya yang berperan darah dan faktor bukan
pembuluh darah
d. Faktor bukan pembuluh darah banyak didapatkan
antara lain :
a) Adanya enzim penghancur fibrin di jaringan
germinal matrix
b) Trombositopenia
c) Kekurangan Vitamin K
d) Pemberian cairan intravena yang hipertonik
seperti glukosa dan natrium bikarbonat
e. Pendarahan pada bayi baru lahir dan BBLR ;
a) Pendarahan pada bayi baru lahir sudah ada
hipoprotrobinemia,apalagi pada bayi prematur
b) Pada bayi prematur/BBLR,badannya kecil akan
tetapi sering ada perdarahan
subkonjungtiva,benjolan kepala dan
sebagainya,padahal tekanan pada waktu lahir
adalah kurang dan juga mudah melalui jalan lahir
c) Juga terdapat pedarahan kulit petekhiae dan
ekhimosis,diduga hal ini mungkin ada perdarahan
intrakranial yang segejalanya tidak jelas,yang
tampak hanya dispnoe dan sebagainya
d) Apabila pada bayi yang sudah besar ternyata pada
bayi tersebut terdapat perarahan intrakranial,maka

28
didapatkan gejala konvulsi,arefleksi,dan
sebagainya
e) Pada bayi prematur/BBLR gejalanya tidak jelas,hal
ini menimbulkan kesulitan karena
sianosisberhubungan dengan penyakit lain
f) Pendarahan adalah sifat yang khas pada
prematur,hal ini disebabkan karena
hipoproteinemia dan kapiler yang rapuh
3. imaturitas system syaraf pusat menyebabkanmudahnya terjadi
perdarahan perivebtrikuler
4. berbagai masalah neurologis atau peersyaratan pada BBLR
tersebut diatas,juga dapat disimpulkan dan disebabkan oleh :
a. refleks isap dan menelan imatur
b. penurunan motilitas usus
c. apnea dan bradikardi berulang
d. perdarahan intraventrikuler dan leukomalasia
periventrikel
e. eselofaty iskemik hipoksik (HIE),Retinopati prematuritas
(ROP)
f. kejang
g. hipotoni
4. Gangguan Sistem Kardiovaskuler Pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Antara Lain Sebagai Berikut :
a. pada bayi dengan BBLR yang rentan terhadap infeksi ang sering
terjadi masalah infeksi atau sepsis
b. bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang dengan
masalah infeksi atau sepsis ini bisa terdapat gangguan fungsi
jantung dan vasodlatasi.
a) Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan kelainan fungsi
jantung yang paling sering di dapatkan pada bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR)

29
b) Kelainan jantung PDA ini merupakan akibat gangguan
adaptasi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
a. Pada masa janin
a) Pada masa janin dalam kandungan (masa
janin),suktus arterioss bersama foramen ovale
dan celah kutup ventrikel dipakai sebagai jalan
pintas aliran darah
b) Darah di vena kava yang ebih kaya oksigen akan
melalui jalan pintas tersebut untuk samoai
kejaringan tubuh janin
c) Sementara itu,paru yang belum befungsi,hanya
sedikit dilalui darah
b. Segera setelah lahir
segera setelah lahir akan terjadi perubahan
perubahan.perubahan yang dialamai adalah terjadi
perubahan aliran darah dan duktus arteriosus serta
jalan pintas lainnya akan tertutup.
5. Gangguan pencernaan alat pencernaan dan problema pada bayi
berat lahir rendah (BBLR)
a. Beberapa masalah gangguan alat pencernaan masalah nutrisis pada
bayi dengan berat badan lahir rendah
a) Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang atau
menurun
b) Volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah
c) Pengosongan lambung yang lambat
d) Refleks menelan dan menghisap bayi yang lemah atau buruk
terutama sebelum 34 mg
e) Daya untuk mencerna,mengabsorbsi lemak,laktosa,vitamin
yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu
berkurang
f) Defisiensi enzim laktase pada jojot usus

30
g) Menurunnya cadangan kalsium,fosfor,protein dan zat besi
dalam tubuh
h) Kerja dari spingtr esofagus belum sempurna sehingga
memudahkan aspirasi . (Anik Maryunani,2013)
2.1.8 APGAR Score

Adalah metode yang di gunakan unutuk mengevaluasi kondisi


neonatus dan satu sistem penilaian yang di lakukan pada menit pertama
dan menit ke lima setelah kelahiran.

Hal-hal yang perlu di ukur dalam penilaian apgar:

a) Warna : kulit yang berwarna merah muda menunjukan bahwa


sirkulasi darah bayi berjalan baik.
b) Detak jantung : menunjukan kekuatan dan keteraturan dari
denyutan jantung.
c) Refleks : menunjukkan kemampuan ataupun kepekaan bayi dalam
merespon rangsangan ( biasanya dilihat saat membersihkan air
ketuban yang ada di mulutnya, bayi akan merespon ).
d) Aktifitas : menunjukkan bahwa bayi sehat karen adanya aktifitas
otot ( kaki dan tangan bergerak dan bayi menangis kuat).
e) Respirasi : bernafas, ini menunjukkan kesehatan pada paru-paru
bayi.

31
Tabel 2.1.3

Kriteria Penilaian APGAR

Penilaian Kriteria Skor

 Jika kulit bayi berwarna biru 0


A=Appearance(penampakan/warna
kulit) pucat
1
 Jika kulit bati berwarna merah
2
dan lengan/tungkainya
berwarna biru

 Jika seluruh kulit bayi


berwarna merah

P=Pulse( denyut jantung/frekuensi) Jika tidak terdengar denyut 0


jantung
1
 Jika jantung berdenyut kurang
2
dari 100 kali/menit

 Jika jantung berdenyut lebih


dari 100 kali/menit

G = Grimace (refleks)  Jika tidak timbul refleks 0

 Jika wajahnya menyeringai 1

 Jika bayi menyeringai dan 2


berbatuk, bersin atau
menangis kuat

A = Activity (keaktifan/ tonus otot) Jika otot lembek 0

 Jika lengan atau tngkainya 1


terlipat
2

32
 Jika bayi bergerak aktif

R = Respiration (pernafasan)  Jika tidak bernafas 0

 Jika pernafasan lambat atau 1


tidak teratur
2
 Jika bayi menangis

Sumbe: (Vivian,2010)

Masing-masing kriteria di beri skor antara 0-2, nilai total dari kelima kriteria yang
disebutkan diatas itulah yang di sebut nilai Apgar (Apgar score) yang meliputi :

Tabel 2.1.3

Nilai Apgar

Nilai Apgar Keterangan

7-10 Bayi Normal

4-6 Asfiksia ringan, bayi memerlukan bantuan untuk


menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru.

0-3 Asfiksia berat, bayi perlu segera mandapatkan


resusitasi

Sumber: ( Vivian, 2010)

Penilaian apgar harus segera di lakukan 1 menit bagitu bayi lahir dan di
ulang tiap interval 5 menit sampai di peroleh nilai apgar yang merujuk pada
kondisi bayi normal. Jika setelah beberapa kali penilaian, nilai apgar tetap rendah
( antar 0-3) maka besar kemungkinan hal ini mengindikasi resiko tinggi terjadinya
kematian atau penyakit. Bayi yang lahir normal biasanya dapat di lihat dari nilai
apgar pada menit pertama lima menit kemudian. Penilai apgar pertama

33
menunjukkan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Sedangkan penilaian
apgar 5 menit menunjukkan toleransi bayi terhadap lingkungan.

Tabel 2.1.3

Penilaian APGAR

Tanda 0 1 2

Appearence Pucat Badan merah Seluruh tubuh


color(Warna kulit) ekstremitas biru kemerah-merahan

Pulse (heart rate) Tidak ada <100x/menit <100x/menit


atau frekuensi
jantung

Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerak Menangis,batuk/bersin


terhadap mimik
rangsanagan)

Activity (tonus Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


otot ) dalam fleksi
sedikit

Respiration (usaha Tidak ada Lemah,tidak Menangis kuat


nafas) teratur

Sumber (Ai Yeyeh,2013)

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang BBLR


menurut Pantiawati 2010 dalam Buku Dian Furwasih 2016,pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan
reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk
mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas.

34
2) Tes kocok (shake test),dianjurkan untuk bayi kurang bulan ,merupakan
tes pada ibu melahirkan bayi dengan berat badan kurang yang lupa
mens terakhirnya.
3) Darah rutin,glukos darah,kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4) Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat
bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intar uterina
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalu hipoglikemia perlu di atasi
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan dan bila
frekuensi lebih dari 60x/menit dibuat foto thorax (Anik,2013)
Pemeriksaan diagnostik :
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3netrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3 , hari pertama setelah lahir (menurun bila
ada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau
lebih menandakan polisitemia,penurunan kadar menunjukan
anemia atau hemoragic prenatal/perinatal)
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
4. Pemeriksaan kadar bilirubin :

35
a. Kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10
mg/dl,dengan 6mg/dl pada hari pertama kehidupan,8mg/dl
1-2 hari,dan 12mg/dl pada 3-5 hari
b. Hiperbilirubin terjadi karna belum matangnya fungsi hepar
5. Pemeriksaan glukosa darah terhadap hipoglikemia dapat
dilakukan antara lain :
a. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama
setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70
mg/dl pada hari ke tiga
b. Penjelasan lain tentang pemeriksaan kadar glukosa bayi
baru lahir :
a. Pada bayi aterm kadar gula dalam darah 50-60 mg/dl
dalam 72 jam pertama
b. Pada bayi berat lahir rendah kadar gula darah 40mg/dl
hal ini disebabkan karena cadangan makanan glikogen
yang belum bisa mencukupi (hipoglikemi)
c. Bila kadar gula darah sama dengan atau urang dari
20m/dl
6. Pemantauan elektro(Na,K,Cl) : Biasanya dalam batas normal
pada awalnya
7. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan : pemeriksaan analisa
gas darah
8. Tes kocok/shake test :
Interprestasi
a. (+)/Positif : Bila terdapat gelembung-gelembung yang
membentuk cincin,artinya surfaktan terdapat dalam paru
dengan jumlah cukup
b. (-)/Negatif : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada
surfaktan
c. Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin
9. Titer tirch sesuai indikasi
10. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

36
11. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (misalnya foto Thorax).
Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia
kehamilan kurang bulan,dapat dimulai pada umur 8 jam.
12. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35
minggu dimulai pada umur 2 hari. (Anik Maryunani,2013)
2.1.10 Penatalaksanaan Dan Penanganan BBLR
a. Pengaturan suhu bayi
1. Pengaturan temperatur tubuh ditunjukan untuk mencapai
lingkungan temperatur netral sesuai dengan protokol.
2. Pengaturan suhu bayi dengan menggunakan inkubator,Bayi
diletakkan didalam inkubator dengan suhu :Bayi <2kg adalah
35◦C, bayi 2-2,4kg adalah 34◦C. Suhu inkubator dapat
diturunkan 1◦C per minggu untuk bayi diatas 2 kg.
3. Bila inkubator tidak ada,pemanasan dapat dilakukan dengan
pembungkusan bayi dan meletakan botol botol hangat
disekitarnya
b. Terapi oksigen dan bantuan ventilasi(jika perlu)
c. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit : terapi
cairan dan elektrolit haris menggantikan IWL (Insensible Water Loss)
serta mempertahankan hidrasi yang baik serta konsentrasi glukosa dan
elektrolit plasma normal.
d. Pemberian nutrisi
Pemberian nutrisi pada bayi dengan berat lahir 1500-1749 gram
a) Berikan ASI peras dengan cangkir atau sendok. Bila jumlah yang
dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir atau
sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau
tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan
dengan pemberian dengan menggunakan cangkir atau sendok
apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak ( ini dapat
berlangsung setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu
lebih dari 1 minggu.

37
b) Berikan minum 8 kali 24 jam ( missal setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
c) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir atau sendok, coba untuk menyusui langsung.
(Pantiawati, 2010)
e. Memandikan BBLR
Bayi premature mempunyai resiko terjadinya hipotermi, pada bayi
dengan berat badan lahir rendah bayi dimandikan pada dua atau empat
hari sekali
f. Pengelolaan hiperbilirubinemia
a. Hiperbilirubinemia biasanya dapat di tangani secara efektif dengan
pemantauan seksama kadar bilirubin dan pelaksanaan terapi sinar
b. Tranfusi tukar mungkin diperlukan dalam berbagai kasus berat.
(Anik Maryunani,2013)
g. Ikterus
a. Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistim enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4-5 hari berlalu
b. Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia,memar hemolisias dan
infeksi karena hiperbilirubinemia dapat menyebabkan karnikterus
maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
h. Pernafasan
a. Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin
b. Pada penyakit ini tanda-tanda gawat pernafasan selalu ada bayi
dalam 4 jam bayi harus dirawat telentang atau tengkurap dalam
inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi
usaha pernafasan
i.Hipoglikemia
a. Hipoglikemia mungkin timbul pada bayi prematur yang sakit bayi
berberat badan lahir rendah

38
b. Dengan demikian,harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
j. Mencegah terjadinya infeksi
a. Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentikan antibodi belum sempurna
b. Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR).
(Eka Puspita Sari,Anik Maryunani 2013)
Beberapa pencegahan infeksi BBLR yang dapat dilakukan antara
lain :
a. Dipisahkan antara bayi yang kena infeksi dengan bayi yang
tidak infeksi
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
c. Membersihkan tempat tidur bayi
d. Membersihkan ruangan
e. Memandikan bayi,bersihkan tali pusat
f. Petugas memakai pakaian yang telah disediakan
g. Pengunjung hanya boleh melihat dari kaca
Penanganan infeksi :
a. Penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
b. Antibiotika spektrum luas dapat diberikan jika ada
kecurigaan kuat adanya infeksi
c. Pertimbangan antibiotika anti staphilokokus harus yang
telah mengalami sejumlah besar prosedur atau yang sudah
dirawat dalam waktu lama di rumah sakit.
k. Pengawasan PDA (patent Ductus Arteriosus/Duktus Arteriosus
paten)
a. Tatalaksana awal PDA pada BBLR biasanya bersifat
konservatif,oksigen yang memadai,pembatasan cairan dan
diuretika

39
b. Pada kasus yang lebih berat,antiprostaglandin seperti
indomethacine mungkin di perlakukan
c. Pada kasus yang sangat berat,ligasi melalui pembedahan mungkin
diperlukan.(Anik Maryunani,2013)
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalahyang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran serta tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahap untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien
(varney, 2004).

Terdapat 7 langkah dalam manajemen kebidanan menurut Helen


Varney, yaitu :

a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan


klien secara keseluruhan.
b. Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis dan atau
masalah.
c. Mengidentifikasi diagnosis dan atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganan
d. Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
e. Menyususn rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang di buat pada langkah-langkah sebelumnya.
f. Melaksankan langsung asuhan secara efesien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikna dengan mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Proses manajemen kebidanan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Langkah 1 ( pengumpulan Data Dasar )
Pengumpulan data dasar dilakukan melalui pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan,mengelompokkan,menganalisa data sehingga dapat
diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
40
kondisi klien yang mengalami kegawatdaruratan neonatal. Data – data
yang dikumpulkan meliputi
1. Data subjectif

a. Identitas orang tua

1. Nama orang tua: untuk mengetahui identitas orang tua


bayi,pada kasus ini nama orang tua bayi adala Sepriyeni.
2. Umur orang tua: untuk mengetahui faktor-faktor resiko dari
tingkat kesuburan. Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan bayinya BBLR,pada
kasus ini umur ibu 36 tahun sudah termasuk beresiko partus
normal dariumur ibu
3. Agama: untuk memberikan motivasikepada keluarganya
sesuai dengan agamanya,untuk mempermudah pemberian
suport dalam kepercayaan agama masing-masing,agama islam
4. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu yang
nantinya penting dalam memberikan KIE perawatan bayi.pada
kasus ini pendidikan ibu SD
5. Pekerjaan: untuk mengetahui gambaran keadaan sosial
ekonomi berhubungan dengan kemampuan dalam mencakupi
kebutuhan nutrisi. Faktor bekerja terlalu berat bisa
mengakibatkan bayi BBLR.(surasmi,2011),ibu termasuk
kepada golongan ekonomi menengah kebawah,sehingga
kebutuhan nutrisi kepada janin tidak terpenuhi hal ini yang
menunjang ibu mengalami BBLR,pada kasus ini pekerjan ibu
adalah Ibu Rumah Tangga (IRT)
6. Nomor telefon dan alamat : untuk mendapatkan gambaran
tentang tempat dimana pasien tinggal.

41
b. Identitas Bayi

Yang dikaji yaitu nama, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, BB
lahir, dan panjang badan bayi.

Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin


memiliki nama yang sama dengan alamat dan nomor telefon orang tua
yang berbeda serta untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin
terjadi.

a. Keluhan utama

Bayi menangis merintih, kulit tipis dan keriput, refleks bayi lemah,
tonus otot bayi lemah, berat badan bayi 1700 gram dan panjang badan
bayi 41 cm lahir di Rsup.Dr.M.Jamil Padang pada tanggal 18
September 2017/ pukul 01.00 WIB atas indikasi ibu preeklamsi berat

b. Riwayat penyakit kehamilan

Selama kehamilan ibu mengaami oedema pada tangan dan kaki


disertai preeklamsi berat,usia ibu 36 tahun,ini adaah anak ke tiga
(3),berat badan ibu 60kg berbadan gemuk,menurut teori salah satu
penyebab terjadinya BBLR adalah preeklamsi.

c. Riwayat waktu kehamilan

selama kehamilan ibu memeriksa kehamilannya secara rutin ke bidan


ANC ±6 kali,HPHT 4 januari 2017,Tafsiran Persalinan tanggal 11
Oktober 2017 ibu mengalami oedema pada mata, kaki dan tangan,
selama kehamilan ibu mengalami preeklamsi berat

d. Riwayat persalinan sekarang

a) Jenis persalinan : SC atas indikasi preeklamsi berat


b) Penolong : Dokter Sp.OG
c) Berat Badan : 1700 gram
d) Panjang Badan : 41 cm

42
e) Apgar score : 6/7
f) Status imunisasi : pasien sudah di injeksi vit K dan Hb 0 pada
tanggal 18 september 2017 pukul 01.30 WIB
2. Data objektif
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan berat bayi lahir rendah.
Pengkajian fisik pengajian bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dari kehidupan luar uterus,yaitu dengan penilaian
APGAR,meliputi appearance (warna kulit),pulse (denyut
jantung),grimace (refleks atau respon terhadap rangsangan),activity
(tonus otot),dan respiratory effert (usaha bernafas).
a. Pemerisaan umum

Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana


kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan
anamnesa. Keadaan normal yaitu apabila keadaan umum baik,
nadi 120-160x/menit, suhu 36,5-37,5oC, pernafasan 40-
60x/menit, berat badan naik atau turun. Apabila pada bayi
dengan berat badan lahir rendah keadaan umum berada dibawah
normal nadi 100-140 kali / menit, pernafasan 40-50 kali / menit

Pada kasus yang ditemukan dilapangan keadaan umum bayi


sedang nadi 139 kali / menit, pernafasan 45 kali / menit, suhu
dalam keadaan normal 36,7 oC, saturasi (SPO2 90 kali / menit)

b. Pengkajian fisik head to toe :


Menurut WHO, dalam (Furwasih,2016) bayi premature di temui
tanda-tanda berikut ini :
1. BB <2500 gram dan PB <45cm
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Kuku belum melewati ujung jari,tumit mengkilap,telapak
kaki halus
4. Batas dahi dan rambut tidak jelas
5. Lingkar kepala < 33 cm,lingkar dada < 30 cm
43
6. Rambut lanugo banyak,jaringan subkutan tipis atau kurang.
7. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna
8. Alat kelamin bila laki- laki testis belum turun ke
skrotum,bila perempuan labia mayora belum menutupi labia
minora
9. Tonus otot lemas,sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakan lemah
10. Fungsi syaraf belum matang,mengakibatkan reflek
menghisap,reflek menelan,batuk masih kurang aktif
11. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan
jaringan lemak dan otot masih kurang
12. Frekuensi nadi 100-140x/menit
13. Pernafasan 40-50 kali / menit
14. Kepala tidak mampu bergerak
15. Vernik kaseosa sedikit atau tidak ada.
Pada kasus yang didapatkan dilapangan ditemui,Pemeriksaan
antropometri ( dilihat dari status )
PB : 41 cm
BB : 1700 gram
LILA : 8 cm
LK : 32 cm
LD : 28 cm
Pemeriksaan Khusus
Kepala : normal, tidak ada chepal hematoma, tidak ada
caput suchedenum, UUB dan UUK masih cekung
Mata : Simetris kiri dan kanan, tidak ikterus,tidak ada
kelainan
Muka : Simetris, tidak ada sianosis, tidak ada sindrom
down
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak ada kelainan ( labioskizis/palato)

44
Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelaianan,tulang
rawan daun telinga belum terbentuk dengan sempurna
Leher : Normal, tidak ada pembengkakan vena jugularis
Dada : Normal, tidak ada retraksi rongga dada
Abdomen : Normal, perut sedikit buncit dari pada dada
Tali pusat : lembab, tidak ada perdarahan
Punggung : tidak ada spina bifida
Genitalia : labia mayora belummenutupi labia minora
Ekstremitas : simetris kanan dan kiri, pergerakan kurang aktif,
jari lengkap,kuku belum melewati ujung jari
Anus : Positif
Reflek : menghisap dan menelan lemah
Kulit : keriput,tipis,lanugo(bulu halus)banyak,vernik
kaseosa sedikit
Pemeriksaan reflek
yaitu pemeriksaan refleks pada bayi, yang dinilai yaitu refleks
moro ada atau tidak, refleks rooting ada atau tidak, refleks grasping
ada atau tidak, refleks sucking ada atau tidak, dan pada bayi BBLR
tidak ada refleks moro dan sucking.pada kasus dilapangan semua
refleks masih lemah
2.2.2 Langkah II ( interprestasi data )

Diagnosa :

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa masalah dan


kebutuhan bayi dengan berat bayi lahir rendah tergantung pengkajian
terhadap pasien. Diagnosa kebidanan : Bayi baru lahir usia 1 hari dengan
berat badan lahir rendah keadaan umum bayi sedang

Masalah : Permasalahan yang muncul pada berat bayi lahir rendah


adalah bayi tidak mau menyusu karna reflek nya masih lemah,dan bayi
rewel

45
Kebutuhan :

a. jaga kehangatan tubuh bayi


b. penuhi nutrisi bayi
c. observasi bayi yaitu nadi,suhu,pernafasan,setiap 2-3 jam
d. mencegah terjadinya infeksi
(Ai Yeyeh, 2010) dalam (Furwasih, 2016)
2.2.3 Langkah III ( diagnose dan atau masalah potensial )

Masalah potensial : hipotermi,apnea/sindrom gawat nafas,infeksi

2.2.4 Langkah IV (tindakan segera )


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk ditangani bersama dengan bidan lainnya sesuai dengan
kondisi klien. Antisipasi tindakan segera pada kasus berat bayi
lahir rendah yaitu : letakkan dalam babylife,lakukan metode
perlekatan (metode kangguru),penuhi nutrisi bayi (Ai Yeyeh,2010)
a. jaga kehangatan tubuh bayi
b. dalam 4 jam bayi harus dirawat telentang atau tengkurap dalam
inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi
usaha pernafasan
c. Pengunjung hanya boleh melihat dari kaca,mencuci tangan
sebelum sesudah memegang bayi(Anik Maryunani, 2013)
2.2.5 Langkah V ( intervensi )

Tugas bidan merumuskan rencana asuhan harus sesuai dengan


hasil pembahasan. Dalam asuhan yang menyeluruh harus mencerminkan
rasional yang benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang
berhubungan langsung sesuai dengan up to date seta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan atau tidak akan kita lakukan, jika tidak akan
menghasilkan asuhan bayi yang tidak lengkap dan berbahaya. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi bayi atau masalah yang berkaitan tetapi juga dari

46
kerangka pedoman antisipasi terhadap bayi tersebut seperti apa yang
diperkirakan terjadi berikutnya. Intervensi yang dilakukan kepada bayi
BBLR adalah sesuai dengan kebutuhan bayi seperti menjaga agar suhu bayi
tetap stabil dengan membungkus bayi dengan kain hangat dan memakai
bayi topi, menjaga personal hygiene bayi dan pemberian ASI/nutrisi pada
bayi.

Intervensi yang dapat dilakukan merencanakan asuhan menyeluruh,suatu


rencana asuhan berupa konseling penyuluhan yang bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang
dilakukan.perencanaan tindakan antara lain :

1. Pengaturan suhu
Dengan meletakkan bayi dalam baby life untuk awal stabilisasi suhu
dan denyut jantung bayi lalu dapat menggunakan metode kangguru
yaitu menggending bayi di dalam pakaian ibu yang longgar agar
kulit ibu dan bayi dapat bersentuh sehingga dapat memindahkan
panas tubuh ibu ketubuh bayi dengan memberikan dekapan dan
belaian kasih sayang.
2. Pemberian Nutrisi
Pemberian nutrisi pada bayi dengan berat lahir 1500-1749 gram
a) Berikan ASI peras dengan cangkir atau sendok. Bila jumlah yang
dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir atau
sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau
tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan
dengan pemberian dengan menggunakan cangkir atau sendok
apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak ( ini dapat
berlangsung setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu
lebih dari 1 minggu.
b) Berikan minum 8 kali 24 jam ( missal setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.

47
c) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir atau sendok, coba untuk menyusui langsung.
(Pantiawati, 2010)
3. Menghindari infeksi
Karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit
masih kurang,dan pembentukan antibody belum sempurna
4. Jaga personal higien
Dengan cara mengganti kain bayi yang basah apabila buang air kecil
atau besar segera membersihkan bayi,ganti pembungkus tali pusat
dengan kasa kering dan bersih
5. Observasi bayi setiap 2-3 jam
Dengan mengobservasi tanda – tanda vital bayi dan penimbangan
berat badan setiap 24 jam.
(Pantiawati, 2010) dalam (Furwasih, 2016)
2.2.6 Langkah VI (implementasi)
Langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan
efesien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh pasien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam
kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
bayi yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi bayi dengan BBLR adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efesien akan menyangkut
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan pelayanan yang
diberikan.

Melaksanakan Perencanaan

48
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Beberapa
tindakan yang m ungkin dapat dilakukan antar lain :

perencanaan pada BBLR yang dilakukan adalah :

1. Meletakkan bayi dalam inkubator


2. Menjaga personal higien bayi
3. Memenuhi nutrisi
4. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam.
Nadi,Suhu,Pernafasan serta lakukan penimbangan bayi setiap 24
jam . (Ai Yeyeh, 2010) dalam (Furwasih, 2016)

2.2.7 Langkah VII (evaluasi )

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang


sudah diberikan mekiputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektifan jika memang benar-benar efektifan dalam
pelaksanaannya.

Langkah-langkah proses penatalaksanaan umunya merupakan pengakjian


yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut
berlangsung didalam situasi klinik dan dua langkah terkahir terantung pada
pasien dan situasi klinik.

Menurut Ai Yeyeh dalan Buku Dian Furwasih, 2016 kemungkinan hasil


evaluasi yang ditemukan pada BBLR adalah :

1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan


2. Tercapainya sebagian dari perencanaan asuhan sehingga butuh revisi
manajemen asuhan berat badan lahir rendah. ( Ai Yeyeh, 2010)
dalam (Furwasih, 2016)

49
Evaluasi :

1. Bayi telah diletakan didalam inkubator


2. Popok bayi telah diganti genetalia bersih
3. Asi telah diberikan
4. Suhu normal
Apabila tidak tercapai perencanaan asuhan maka diperlukan kembali
data pemantauan awal.

50
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI Ny.”S” P3A0H3 HARI KE1

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DIRUANG

PERINATOLOGI RSUP.DR.M.JAMILPADANG

TANGGAL 18-20 SEPTEMBER 2017

3.1 Pengkajian

Tempat praktek : RSUP.DR.M.JAMIL PADANG


Ruangan : Perinatologi
Tanggal Masuk : 18 September 2017
Pukul : 03.00 Wib
NO RM : 990243

A. Data Subyektif
1) Identitas Bayi
Nama : By. “S”
Umur : 1 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/jam lahir : 18 September 2017/ pukul 01.00 WIB
Berat badan lahir : 1700 gram
Panjang badan lahir : 41 cm

51
2) identitas orang tua/ penanggung jawab
Nama : Ny.”S”
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Alamat : Jl.Kampung jua,padang
Telp : 0812xxxxxx
3) Keluhan Utama
Bayi menangis merintih, kulit tipis dan keriput, refleks bayi lemah, tonus
otot bayi lemah, berat badan bayi 1700 gram dan panjang badan bayi 41
cm
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Alasan masuk : Pasien baru, masuk dari ruangan OK di bawa dengan
inkubator oleh bidan dengan keadaan bayi menangis merintih, keadaan
umum bayi sedang, kulit bayi tipis dan keriput
5) Riwayat kehamilan sekarang
selama kehamilan ibu memeriksa kehamilannya secara rutin ke bidan
ANC ±6 kali, ibu mengalami oedema pada mata,kaki dan tangan,selama
kehamilan ibu mengalami preeklamsi berat,usia kehamilan 36-37
minggu,HPHT 21 Januari 207,Tafsiran persalinan 28 Oktober 2017
6) Riwayat persalinan
1) Jenis persalinan : SC atas indikasi preeklamsi berat
2) Penolong : Dokter Sp.OG
3) Berat Badan : 1700 gram
4) Panjang Badan : 41 cm
5) Apgar score : 6/7
6) Status imunisasi : pasien sudah di injeksi vit K dan Hb 0 pada
tanggal 18 september 2017 pukul 01.30 WIB
7) Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi : sudah ada jenis : pompa ASI,OGT

52
2) Eliminasi
BAK
BAK : 4 kali
BAB : 1x kali

B. Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
KU :sedang
Nadi : 139x/i
Pernafasan : 45x/i
Suhu : 36,7 oC
b. Pemeriksaan antropometri ( dilihat dari status )
PB : 41 cm
BB : 1700 gram
LILA : 8 cm
LK : 32 cm
LD : 28 cm

2) Pemeriksaan Khusus
Kepala : normal, tidak ada chepal hematoma, tidak ada
caput suchedenum, UUB dan UUK masih cekung
Mata : Simetris kiri dan kanan, tidak ikterus,tidak ada
kelainan
Muka : Simetris, tidak ada sianosis, tidak ada sindrom
down
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak ada kelainan ( labioskizis/palato)
Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelaianan,tulang
rawan daun telinga belum terbentuk dengan sempurna
Leher : Normal, tidak ada pembengkakan vena jugularis

53
Dada : Normal, tidak ada retraksi rongga dada
Abdomen : Normal, perut sedikit buncit dari pada dada
Tali pusat : lembab, tidak ada perdarahan
Punggung : tidak ada spina bifida
Genitalia : labia mayora belummenutupi labia minora
Ekstremitas : simetris kanan dan kiri, pergerakan kurang aktif,
jari lengkap,kuku belum melewati ujung jari
Anus : Positif
Reflek : menghisap dan menelan lemah
Kulit : keriput,tipis,lanugo(bulu halus)banyak,vernik
kaseosa sedikit
3) Pemeriksaan laboratoratorium
- Hemoglobin : 21,3g/dl
-Trombosit : 235.000/mm3
-Leukosit : 13.450/mm3
-Hematokrit : 62% (Tanggal 19 September 2017)

54
3.2 Pendokumentasian SOAP

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny.”S” USIA 1 HARI

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DIRUANG PERINATOLOGI

RSUP.DR.M.JAMILPADANG TANGGAL 18-20 SEPTEMBER 2017

SUBJEKTIF OBJEKTIF ANALISIS PENATALAKSANAAN

Hari/tanggal Pemeriksaan umum Diagnosa : 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
senin,18September 2017 a. Keadaan : sedang Bayi Ny.”S” usia 1 bahwa bayi dalam keadaan lemah,ibu sedih dengan
Pukul : 21.00WIB b. Tanda-tanda vital hari dengan BBLR, hasil pemeriksaannya
keluarga mengatakan : c. SPO2: 90 x/i keadaan umum bayi 2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat di
 -Ini anak tiga, jarak dengan anak d. Nadi : 139x/i sedang. dalam incubator dengan suhu 340c, suhutubuh bayi
ke 3,jarak anak dg sebelumnya 4 e. Suhu: 36,70c telah terjaga bayi dalam suhu inkubator 340c
tahun f. Pernafasan: 45x/i 3. Tidak menggunakan bedong,menggunakan
 Keluarga mengatakan 3.BB/PB : 1700 gram/ 41 cm pempers,semua pintu incubator tertutup rapat,
 -bayi menangis merintih 4.Pemeriksaan khusus bayi sudah dalam keadaan tanpa bedong,terpasang

 Berat badan lahir sekarang 1700 a. Kulit : tipis, keriput dan pempers,pintu inkubator tertutup

gram. terdapat lanugo

55
 Hisapan bayi lemah,bayi b. Genitalia : labia mayora 4. Mengobservasi suhu dan pernafasan setiap 3
dipasangkan OGT belum menutupi labia minora jam,Suhu tubuh dan pernafasan dalam keadaan
c. Refleks : lemah normal 36,70c
d. Garis tangan belum tampak 5. Menjaga personal hygiene bayi yaitu dengan
jelas mengganti pempers jika basah dan membersihkan
daerah kemaluan dengan tisu basah,pemper sudah
diganti,kemaluan sudah dibersihkan
6. Mengukur ouput bayi,BAB dan BAK bayi berat
100gram
7. Memberikan ASI 8x2cc melalui OGT,ASI
Sudah diberikan OGT

Hari/Tanggal Pemeriksaan umum Diagnosa : 1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bayinya,bayi
Selasa,19September 2017 1. Keadaan umum: sedang Bayi Ny.”S” usia 2 masih dalam keadaan lemah
Pukul : 21.00 WIB 2. Tanda-tanda vital hari dengan BBLR, 2. Mengobservasi bayi setiap 3 jam,suhu normal
Bayi masih menangis SPO2 : 94x/i keadaan umum 36,6oc,nadi 130x/i,pernafasan 42x/i
merintih Pernafasan: 42x/i sedang. 3. Mengontrol suhu tubuh bayi agar tetap hangat
Bayi Sudah mendapatkan ASI Suhu : 36,6oc didalam inkubator, suhu inkubator 34oc
dari ibu,melalui OGT Nadi :130x/i 4. Menjaga personal hygiene bayi,pempers bayi
BB/PB : 1700 gram/45 cm dan genetalia sudah dibersihkan

56
 Pemeriksaan khusus
a. garis telapak tangan belum 5. Mengukur ouput bayi,BAK+BAB 90gram
jelas 6. Memberikan ASI 8x6 cc melalui OGT,bayi
b. Kulit : tampak tipis, lanugo, Sudah diberikan ASI secara OGT
keriput 1.
c. Genitalia : labia mayora
belum menutupi labia
minora
d. Refleks : lemah
Pemeriksaan penunjang :
- Hemoglobin : 21,3g/dl
-Trombosit : 235.000/mm3
-Leukosit : 13.450/mm3
-Hematokrit: 62%
(Tanggal19 September 2017)
Hari/tanggal : Rabu,20 Pemeriksaan umum Diagnosa 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
September 2017 1. Keadaan umum : baik Bayi Ny”S” usia 3 Bayinya, bahwa bayi sudah mulai membaik
Pukul : 09.00 WIB 2. Tanda-tanda vital hari dengan BBLR, 2. Mengontrol suhu dan pernafasan bayi setiap
Bayi sudah dibuka SPO2 : 96x/i keadaan umum bayi jam,Suhu dan pernafasan bayi dalam keadaan
OGT,Hisapan bayi mulai Nadi : 131x/i baik normal

57
aktif,Berat badan bayi Pernafasan : 42x/i 3. Mengukur ouput bayi,BAB+BAK bayi 110gram
bertambah,Bayi sudah tidak Suhu : 36,7 oc
rewel 3. BB/PB : 1700 gram/ 41 cm 4. Mengontrol suhu tubuh bayi di dalam incubator
Pemeriksaan khusus 34oc,suhu inkubator 34oc
a. Kulit : masih tampak keriput, tipis, 5. Memberikan ASI melalui OGT 12x6 cc,ASI
lanugo Telah diberikan
b. Genitalia : labia mayora hampir
menutupi labia minora
c. Refleks : ada
- Grasping: bayi mulai menggenggam
Tonic neck: bayi mulai mengangkat
tangan dan kakinya.

58
DATA CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGAL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN

18 September 2017 DS:- keluarga mengatakan ini anak ke tiga, jarak anak
pukul 21.00 WIB dg anak ke tiga 4 tahun

- Bayi lahir tanggal 18 september 2017 pukul 01.00


WIB
- Bayi lahir dengan berat badan1700 gram dan panjang
badan 41 cm
- Keluarga mengatakan bayinya menangis merintih
- Hisapan bayi lemah,Bayi sudah mendapatkan pompa
ASI diberikan secara OGT
-
DO: keadaan umum lemah

nadi 139x/i

Suhu 36,70C

Pernafasan 45x/i

SPO2 90 x/i

A: Bayi Ny”S” usia 1 Hari dengan BBLR keadaan


umum bayi sedang

P :beritahu kepada ibu dan keluraga hasil pemeriksaan


bayi

Evaluasi: ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan


bayinya
- Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
59
Evaluasi: suhu tubu bayi dapat dipertahankan sesuai
dengan suhu inkubator
- Observasi suhu setiap 3 jam
Evaluasi:
a. pukul 21.00 WIB
Nadi : 139x/i
Suhu : 36,7 0c
Pernafasan: 45x/i

b. pukul 00.00 WIB


Nadi :131x/i
Suhu : 36,7oC
Pernafasan:48x/i

c. pukul 03.00 WIB


Nadi : 130x/i
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 50x/i

d. pukul 06.00 WIB


Nadi : 127x/i
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 52x/i
e. Pukul 09.00 WIB

Nadi 128x/i

Suhu 36,7oC

Pernafasan 53x/i

e. Pukul 12.00 WIB

60
Nadi 127x/i

Suhu 36,6oC

Penafasan 54x/i

Evaluasi :

Pemberian nutrisi pada bayi sudah dilakukan

a. Jam 21.00 WIB : diberikan ASI sebanyak 2 CC


melalui OGT
b. Jam 00.00 WIB : diberikan ASI sebanyak 2 CC
melalui OGT
c. Jam 03.00 WIB : diberikan ASI sebanyak 2 CC
melalui OGT
d. Jam 05.00 WIB : diberikan ASI sebanyak 2 CC
melalui OGT
e. Jam 08.00 WIB : diberikan ASI sebanyak 2 CC
melalui OGT

19 September 2017 DS: - Bayi masih memenuhi asupan Nutrisi dengan


pukul 21.00 WIB pompa ASI melalu OGT

- Berat badan bayi belum bertambah


- Bayi masih menangis merintih
-
DO: keadaan umum sedang

Nadi 130x/i

Suhu 36,60C

Pernafasan 42x/i

SPO2 94 x/i

61
A: Bayi Ny”S” usia 2 hari dengan BBLR dengan
keadaan umum sedang

P:- mengobservasi bayi setiap 3 jam

Evaluasi:
a. Pukul 21.00 WIB
Nadi :130x/i
Suhu :36,6oC
Pernafasan :42x/i

b. Pukul 00.00 WIB


Nadi : 128x/i
Suhu : 36,6oC
Pernafasan: 43x/i

- Memberikan nutrisi ASI 8x6 cc melalui OGT


Evaluasi:
Pukul 00.00 WIB PASI diberikan 6 cc setiap 3 jam
melalui OGT

Pukul 03.00 WIB PASI diberikan 6 cc setiap 3 jam


melalui OGT

Pukul 06.00 WIB PASI diberikan 6 cc setiap 3 jam


melalui OGT

20 September 2017 DS: - hisapan bayi mulai aktif

pukul 09.00 WIB - Berat badan bayi meningkat


- Bayi sudah tidak rewel

62
DO: keadaan umum baik

Nadi 131x/i

Pernafasan 42 x/i

Suhu 36,70C

SPO2 96 x/i

A: Bayi Ny”S” usia 3 hari dengan BBLR dengan


keadaan umum bayi baik

P: - Mengontrol suhu tubuh bayi setiap 3 jam

Evaluasi:
Pukul 09.00 WIB
Nadi : 131x/i
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 42x/i

Pukul 12.00 WIB


Nadi : 129x/i
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 45x/i

- Memberikan ASI melalui OGT 12x6 cc


Evaluasi:
Pukul 08.00 WIB di berikan ASI 6 cc setiap 2 jam
melalui OGT

Pukul 11.00 WIB diberikan ASI 6 cc setiap 2 jam


melalui On The mean

63
Pukul 13.00 WIB diberikan ASI 6 cc setiap 2 jam
melaui On The Mean

Pukul 15.00 WIB diberikan ASI 6 cc setiap 2 jam


melaui On The Mean

Pukul 17.00 WIB diberikan ASI 6 cc setiap 2 jam


melaui On The Mean

64
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada bab ini akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil
tinjauan

kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada

Bayi Ny”S” usia 1 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUP . DR.
M.JAMIL Padang, pada tanggal 18 September 2017 dengan tinjauan
pustaka.Pembahasan ini disusun dengan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dengan langkah SOAP antara lain :

4.1 DATA SUBJEKTIF

Data subjektif adalah data yang menggambarkan pendokumentasian hasil


pengumpulan data klien melalui anamnesa. Pada data subjektif terdapat
identitas bayi dan dentitas orang tua bayi..

Bayi lahir pada tanggal 18 September 2017 pada pukul 01.00 WIB,
dengan jenis kelamin perempuan, bayi lahir dengan berat berat badan lahir
rendah dengan berat 1700 gram dan panjang badan 41 cm,A/S 6/7,daya
hisap lemah, refleks lemah, kulit tampak tipis,lanugo atau bulu halus banyak
dan keriput.Kehamilan ibu di dapatkan data 36-37 minggu. Keadaan bayi
digolongkan Kecil dari Masa Kehamilan (KMK) ,ibu dengan preeklamsi
berat,ini adalah anak yang ketiga, usia ibu 36 tahun,ibu tergolong ekonomi
rendah sehingga asupan gizi kurang merupakan salah satu penyebab ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Berdasarkan kasus dan teori yang di dapatkan di lapangan tentang data


subjektif pada kasus BBLR tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

65
4.2 DATA OBJEKTIF
Melakukann pengkajian dengan melakukan pemeriksaan untuk
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
Berdasarkan kasus yang di dapatkan keadaan umum, denyut
jantung, pernafasan,pada bayi BBLR dalam batas di bawah normal. hal ini
sesuai dengan yang ditemukan di lapangan yaitu keadaan sedang Denyut
jantung 139x/i, pernafasan 45x/i .Berarti tidak ada kesenjangan antara teori
tentang data objektif dengan kasus yang di temukan dilapangan.
4.3 ASSESMENT
Diagnosa.
Bayi Ny.”S” usia 1 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah, keadaan
umum bayi sedang. Ini sesuai dengan tinjauan teori bahwa diagnosa dapat di
tegakkan berdasarkan hasil anamnesa serta pemeriksaan fisik
Dasar:
a. Bayi Ny.”S” lahir pada tanggal 18 September 2017 pukul 01.00
WIB
b. Bayi lahir dengan berat badan 1700 gram, berat badan sekarang
1700 gram dan panjang badan bayi 41 cm.usia kehamilan 36-37
minggu dengan indikasi ibu Preeklamsi Berat
c. Tanda-tanda vital bayi
Denyut jantung : 139x/i
Saturasi : 90 x/i
Suhu : 36,7oc
Pernafasan : 42x/i
d. Kulit bayi tampak lanugo, kulit tipis, keriput
e. Refleks lemah
f. Labia mayora hampir belum menutupi labia minora

66
Masalah :

1) Hipotermi
2) apnea/sindrom gawat nafas
3) infeksi

Kebutuhan

Berdasarkan masalah yang di alami pasien sesuai dengan


penanganan atau terapi yang di berikan kepada BBLR pada asuhan
kebidanan yang dilakukan yaitu tetap jaga kehangatan bayi dan lakukan
personal hygiene serta lakukan pemenuhan nutrisi bayi pada BBLR.,dalam
4 jam bayi harus dirawat telentang atau tengkurap dalam inkubator dada
abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha
pernafasan,Pengunjung hanya boleh melihat dari kaca,mencuci tangan
sebelum sesudah memegang bayi

Berdasarkan teori tentang assesment dan kasus yang terdapat di RSUP


Dr.M.Jamil Padang tahun 2017 tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus.

4.4 PENATALAKSANAAN
a. Suhu lingkungan harus hangat 24-260C
b. Pertahankan suhu tubuh anatara 36,5-37,50C
c. Pastikan alas tidur dan selimut bayi tidak lembab
d. Pastikan incubator hangat 33oc-34oC
e. Saat melakukan tindakan pastikan bayi hangat
f. Pintu incubator jangan sering dibuka
g. Bila sudah stabil lakukan perawatan metode kangguru
h. Jaga potensi jalan nafas
i. Pencegahan infeksi perlu diperhatikan setiap melalukan tindakan
j. Atasi penyulit sesegera mungkin

Pada tahap pelaksanaan asuhan yang diberikan pada kasusbayi Ny.”S”


adalah menjaga kehangatan bayi, melakukan personal hygine, Memenuhi

67
kebutuhan Nutrisi, mengatur suhu di Inkubator, mengukur output bayi
melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dan memberikan
asuhan sayang bayi dengan melakukan observasi TTV secara ketat,
Pelaksanaan perencanaan yang dilakukan pada bayi Ny.”S” tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus yang di dapatkan di rumah sakit.

4.5 EVALUASI

Evaluasi dilaksanakan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek


asuhan yang efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan
atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Setelah dilakukan
Asuhan Kebidanan selama tiga hari kepada bayi Ny. “S” usia 1 hari
dengan BBLR :
1. Suhu bayi dapat dipertahankan, disesuaikan dengan suhu
incubator
2. Personal higien bayi tetap terjaga
3. Kebutuhan nutrisi telah terpenuhi
4. Observasi suhu dan penafasan sudah dilakukan setiap 3 jam

Pemberian nutrisi pada bayi sudah dilakukan :

a. Hari Pertama : diberikan ASI sebanyak 8 x 2 cc melalui OGT


b. Hari Kedua : diberikan ASI sebanyak 8 x 6 cc melalui OGT
c. Hari Ketiga : diberikan ASI sebanyak 12 x 6 cc melailui OGT dan oral

Perawatan pada bayi sudah dilakukanan dengan baik sehinggan bayi sudah merasa
nyaman dan sudah tercpainya pelaksaan asuhan

Menurut teori dan kasus yang ada, tidak ada terjadinya kesenjangan antara teori
dan kasus yang terdapat di RSUP.DR.M.Jamil padang tahun 2017.

68
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram sampai 2499 gram (Ai Yeyeh,2010). Pada bayi
baru lahir, BBLR seringkali refleks nya lemah dan daya untuk menghisap
juga lemah.Pengkajian data pada bayi Ny.”S” dengan menggunakan
format pengumpulan data berupa data subjektif dan data objektif.

1. Diagnosa kebidanan pada bayi Ny”S” di dapatkan dari interpestasi data


yang benar atas data yang telah di kumpulkan pada bayi tersebut.

2. Identifikasi adanya masalah potensial yang terjadi pada bayi Ny”S”


didapatkan berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah di identifikasi
mengantisipasikanagar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi.

3. Identifikasi diperlukan tindakan segera secara kolaborasi dengan


dokter, yaitu untuk mencegah terjadinya masalah.

4. Rencana asuhan yang diberikan sudah efektif berdasarkan kebutuhan


pada bayi Ny.”S”.

5. Pelaksanaan asuhan yang diberikan secara efesien dan aman pada bayi
Ny.”S” sesuai dengan rencana asuhan.

6. Evaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.”S” sudah
dilakukan, rencana asuhan yang sudah diberikan sudah dilaksanakan
dengan baik.

7. Pendokumentasian hasil asuhan yang telah dilakukan pada bayi


Ny.”S” dengan SOAP.

69
5.2 SARAN

Berdasarkan pembinaan dan penerapan manajemen asuhan


kebidanan yang telah dilaksanakan, maka penulis memberikan saran
kepada:institusi Pendidikan

Diharapkan untuk menambahkan sumber referensi buku di pepustakaan


STIKes Mercubaktijaya Padang sehingga mempermudah mahasiswa
dalam membuat tugas, makalah, dan lain sebaginya.

5.2.1 Bagi Bidan

Diharapkan kepada bidan agar dapat memberikan asuhan


kebidanan sesuai dengan asuhan bayi sehingga pelayanan
kesehatan yang bermutu dan komprehensif, seperti :

a) Dapat mengetahui apa saja asuhan pada bayi dengan BBLR

b) Meyakinkan para ibu untuk memberikan ASI pada bayinya


sesering mungkin.

5.2.2 Bagi Mahasiswa

Diharapakan kepada mahasiswa agar dapat memberikan pelayanan


kebidanan yang komprehensif dan sesuai dengan petunjuk yang
tepat sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan keadaannya, dan mahasiswa pun dapat mengaplikasikan
ilmunya sesuai dengan standar etika profesi.

70
DAFTAR PUSTAKA

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.

Furwasih, Dian. 2016. Manajemen Asuhan Kebidanan. Cirebon : Mitra


Pemuda

Rukiyah, Ai Yeyeh. Yulianti, Lia. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Jakarta: TIM.

Maryunani, Anik.2013.Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.


Jakarta : Trans Info Media.

Eka puspita sari,Anik Maryunani,2013.Asuhan Kegawatdaruratan


Maternal Dan Neonatus.jakarta: TIM.

Atika Vidia, Jaya Pongki, 2016 Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media.

Pantiawati, Ika. 2010. Bayi Dengan BBLR . Yogjakarta : Nuha Medika

Kemenkes RI , “Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014” , Halaman 107.


Diakses melalui Internet pada tanggal 20 September 2017

71

Anda mungkin juga menyukai