Anda di halaman 1dari 29

1.

Larutan ideal

Sebuah larutan ideal adalah sebuah larutan yang dimana larutan tersebut timbal balik
dan dapat dilarutkan di dalam cairan ketika component larutannya dicampur, tidak
ada reaksi kimia yang terjadi selama larutn dicampurkan, diameter molekull dari
komponennya adalah sama. Dan ada kecendurungan gaya tarik intermolekul dan
tolak-menolak adalah sama antar molekul.

Sifat larutan ideal terdiri dari dua hasil praktis. Pertama, tidak ada efek pemanasan
bila komponen larutan idael tercampur. Kedua, volume larutan ideal sama dengan
jumlah volume yang terkandung dalam komponen sebagai cairan murni pada suhu
dan tekanan yang sama.

Berdasarkan kasus pada gas ideal, tidak ada larutan ideal. Sebenarnya, satu-satunya
larutan yang mendekati kelakuan larutan ideal adalah campuran gas pada tekanan
rendah. Komponen campuran cairan dari pendekatan seri homolog yang sama
mendekatan perilaku larutan ideal hanya pada tekanan rendah.

Persamaan Raoult’s

Menyatakan bahwa komponen tekanan parsial dalam gas sama dengan komponen
fraksi mol dalam cairan dikalikan dengan tekanan uap dari komponen murni.
Persamaan raoult hanya berlau jika campuran gas dan cairan adalah larutan ideal.

Persamaan 12 -1
Dimana, Pj mewakili tekanan parsial dari komponen j dalam kesetimbangan gas
dengan komposisi cairan Xj. Kuantitas Pvj mewakili tekanan uap yang merupakan
komponen murni j pada suhu tertentu.

Persamaan Dalton

Persamaan Dalton dapat digunakan untuk menghitung tekanan parsial menggunakan


komponen campuran gas ideal.

Persamaan 3-30

Kompoosisi dan kuantitas fasa kesetimbangan gas cairan dari larutan ideal

Persamaan roult dan Dalton keduanya mewakili komponen tekanan parsial dalam
larutan ideal. Dalam kasus persamaan roult. Dalam kasus persamaan Raoult’s, gas
harus berada dalam kesetimbangan dengan cairan. Persamaan ini dapat
dikombinasikan dengan mengeliminasi tekanan parsial. Persamaan yang dihasilkan
menghubungkan komposisi fase gas dan cairan dalam kesetimbangan dengan tekanan
dan suhu dimana ada kesetimbangan gas-cairan.

Persamaan (12-2):
Persamaan 12-2 menghubungkan rasio komponen fraksi mol dalam gas
dengan fraksi molnya dalam cairan. Untuk menentukan nilai Yj dan Xj, persamaan
ini harus digabungkan dengan persamaan lain yang menghubungkan kedua kuantitas
ini. Persamaan semacam ini dapat dikombinasikan melalui pertimbangan
kesetimbangan material pada komponen j dari campuran.

Karena n mewakili jumlah mol dalam campuran

nL mewakili jumlah mol dalam cairan

nG mewakili jumlah mol dalam gas

dan

zj mewakili fraksi mol komponen jth dalam campuran total termasuk fasa cair
dan gas.

Xj mewakili fraksi mol komponen jth dalam cairan

Yj mewakili fraksi mol komponen jth dalam gas.

Kemudian

zjn mewakili fraksi mol komponen jth dalam campuran total

XjnL mewakili fraksi mol komponen jth dalam cairan

YjnG mewakili fraksi mol komponen jth dalam gas.

Dengan demikian, kesetimbangan materian pada komponen jth menghasilkan:

Persamaan 12-3
Persamaan 12-2 digabungkan dengan persamaan 12-3 untuk mengeliminasi yj

Persamaan 12-4

Persamaan 12-5

Karena didefinisikan ∑𝑗 𝑥𝑗 = 1,

Persamaan 12-6

Persamaan 12-2 dan 12-3 hanya dapat digunakan untuk mengeliminasi xj, maka
Persamaan 12-7

Persamaan 12-6 atau 12-7 digunakan untuk menghitung komposisi fase gas dan
cairan dari suatu campuran pada kesetimbangan. Perhitungannya disederhanakan jika
suatu mol campuran total diambil sebagai dasar nL = nL/n, nG = Ng/n dan nL + Ng =
1. Hasil ini dalam reduksi persamaan 12-6 dan 12-7.

Maka Persamaan 12-8

Persamaan 12-9
Jika persamaan 12-8 dipilih untuk perhitungan, nilai percobaan dari nG antara
nol dan satu dipilih. Tekanan uap dimasing-masing komponen, diberikan pada suhu
yang diperoleh dan dilakukan penjumlahan. Jika jumlahya sama dengan 1.0 , setiap
istilah dalam jumlah sama dengan xj, dan massa total gas sama dengan produk dari
nilai yang dipilih dari nG dikalikan dengan total mol campuran. Jika penjumlahan
tidak sama dengan 1,0 , nilai percobaan baru dari nG harus dipilih dan
perhitungannya diulang sampai penjumlahannya sama dengan 1,0.

Jika persamaan 12-9 digunakan untuk perhitungan, nilai percobaan nL harus


dipilih.Jika nilai nL ditemukan, yang menyebabkan penjumlahan menjadi sama
dengan 1,0 , maka istilah yang dihasilkan dalam jumlah tersebut mewakili nilai yj,
dan nL mewakili jumlah mol dalam cairan / jumlah mol total campuran.

Contoh 12-1 : Hitunglah komposisi dan kuantitas dari gas dan cairan jika satu lb mol
dari campuran pada kesetimbangan di 150°𝐹 dan 200 psia. Asumsikan kelakuan
larutan ideal.

Solusi :

Penentuan nilai nL ditentukan dengan persamaan berikut :


Persamaan 12-9

Hanya perhitungan dengan hasil nilai uji dari nL = 0,487 akan diprlihatkan pada table
berikut :

Penjumlahan sama dengan satu untuk nL = 0,487, dengan demikian ada 0,487
mol cairan dan 0,513 mol uap untuk setiap mol dari campuran total dan komposisi
kesetimbangan gas dan cairan diberikan di kolom 4 dan 5 pada tabel diatas.

Perhitungan tekanan buble point dari larutan cairan yang ideal

Titik gelembung adalah titik dimana gelembung gas pertama kali terbentuk.
Untuk semua tujuan praktis, kuantitas gas bisa diabaikan. Dengan demikian kita
dapat mengambil n sama dengan nol dan nL sama dengan jumlah mol campuran.
Subtitusi ng=0, nL=n, dan p=Pb dalam persamaan 12-7 menghasilkan
Persamaan 12-10

Oleh karena itu tekanan gelembung dari larutan ideal cairan pada suhu tertentu
hanyalah penjumlahan produk fraksi mol dikali tekanan uap untuk masing-masing
komponen.

Example 12-2

Hitunglah tekanan titik gelembung dalam suhu 1500F untuk campuran pada contoh
12-1. Asumsikan kelakuan larutan ideal cairan
Perhitungan tekanan titik embun dalam larutan gas ideal

Dalam titik embun, kuantitas dari cairan dapat diabaikan, jadi untuk p = pd kita dapat
mensubstitusikan nL = 0 dan ng = n dalam persamaan 12- 6. Hasilnya adalah sebagai
berikut

Persamaan 12-12

Titik embun dalam sebuah campuran gas ideal diberikan suhu dengan mudah
timbal balik dengan penjumlahan fraksi mol dibagi dengan tekanan uap dalam setiap
komponen.

Contoh 12-3

Hitunglah tekanan titik embun dalam suhu 1500F untuk campuran pada contoh 12-1.
Asumsikan kelakuan larutan ideal.
2. Larutan Non-Ideal

Penggunaan persamaan 12-6 atau 12-7 untuk memprediksi kesetimbangan gas-


cair dibatasi untuk beberapa alas an. Pertama, persamaan Dalton didasarkan pada
asumsi bahwa kelakuan gas sebagai larutan ideal dari gas ideal. Untuk tujuan praktis,
asumsi gas ideal membatasi persamaan pada tekanan dibawah sekitar 100 psi dan
suhu sedang.

Kedua, persamaan Raoult didasarkan pada asumsi bahwa kelakuan cairan sebagai
larutan ideal. Perilaku larutan ideal didekati hanya jika komponen campuran cair
sangat mirip secara kimia dan fisika.

Ketiga, senyawa murni tidak memiliki tekanan uap pada temperatuur diatas suhu
kritisnya. Jadi, persamaan ini terbatas pada suhu kurang dari suhu kritis dari
kommponen yang paling mudah menguap dalam campuran. Misalnya, jika metana
adalah komponen campuran, persamaan 12-6 dan 12-7 tidak dapat diterapkan pada
suhu diatas -1160F.
Berbagai metode teoritis untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dicoba. Tapi
satu-satunya cara yang cukup akurat unntuk memprediksi kesetimbangan gas cair
adalah melalui korelasi berdasarkan pengamatan perilaku kesetimbangan gas-cair.
Korelasi ini biasanya melibatkan rasio kesetimbangan, K, yang didefiniikan sebagai :

Dimana yj dan xj adalah nilai yang ditentukan secara pengamatan dari komposisi gas
dan cairan yang ada pada kesetimbangan tekanan dan suhu tertentu. Rasio
kesetimbangan biasanya disebut dengan konstanta kesetimbangan penguapan, rasio
kesetimbangan distribusi uap-cair, koefisien distribusi, atau K-faktor atau nilai K.

Juga, konstanta kesetimbangan sering digunakan untuk menggambarkan


factor K. nilai ini menyesatkan karena K-faktor pasti tidak konstan. K-faktor
berbubah dengan tekanan, suhu, dan jenis campuran. Jadi, kita telah memilih untuk
menggunakan rasio kesetimbangan atau nilai K.

Komposisi dan kuantitas gas dan fase kesetimbangan cair dari larutan nyata

Persamaan 12-2 menunjukkan bahwa kita dapat memodifikasi persamaan 12-


6 dan 12-7 untuk menghitung kelakuan larutan nyata hanya dengan mengganti rasio
tekanan dengan rasio pengamatan kesetimbangan yang dilakukan. Dengan demikian,

Persamaan 12-15
Kita lebih mudah untuk menghitung satu mol dari total campuran. Dengan
memodifikasi persamaan 12-8 dan 12-9, biasanya kita menggunakan

Pilihan antara persamaan 12-17 dan 12-18 dengan tidak mengikuti aturan; bekerja
dengan efisiensi yang sama. Dan persamaan tersebut membutuhkan larutan uji.
Secarah tidak langsung, nilai percobaan berturut-turut baik nG atau nL dipilih sampai
penjumlahan sama dengan 1,0.

Nilai dari nG atau nL menyebabkan penjumlahan sama dengan 1.0 adalah nilai yang
benar dari nG atau nL. Kemudian, nilai dalam penjumlahan mewakili komposisi
cairan atau gas, tergantung pada persamaan yang digunakan. Keakuratan hasil sangat
bergantung pada keakuratan nilai rasio kesetimbangan yang digunakan.
Tentukan nilai kj pada 1500F dan 200 psia dari lampiran A. gunakan nilai percobaan
pertama dari 0,5 untuk nL. nL ini akan menghasilkan penjumlahan 0.992. kemudian
nilai 0.6 untuk nL akan menghasilkan penjumlahan 1.010. uji coba lebih lanjut
menghasilkan nL = 0.547. perhitungan tabel ada dibawah ini:

Nilai satu persamaan untuk nL= 0,547. Dengan demikian, ada 0,547 mole cairan
untuk setiap total mol campuran, dan komposisi fase cairan dan gas.

Persamaan 12-17 dan 12-18 dipengaruhi oleh nilai uji yang salah dari nG atau nL
akan memberikan panduan untuk konvergensi cepat ke nilai yang benar. Gambar 12-
1 menunjukkan hasil perhitungan dengan Persamaan 12-17. Nilai yang benar dari nG
adalah nilai yang membuat penjumlahan sama dengan 1,0. Terlepas dari tekanan atau
suhu yang dipilih, larutan uji diperoleh pada nG sama dengan nol.

Campuran akan menjadi semua cairan jika suhu yang dipilih kurang dari suhu titik
gelembung atau jika tekanan yang dipilih lebih besar daripada tekanan titik
gelembung. Garis putus-putus atas pada Gambar 12-1 menunjukkan bahwa pada
kondisi ini tidak ada larutan. Situasi ini terjadi saat ∑ZjKj kurang dari 1.0.

Campuran akan menjadi semua gas jika suhu yang dipilih lebih dari suhu titik embun
atau jika tekanan yang dipilih lebih kecil dari tekanan titik embun. Garis putus-putus
bawah pada Gambar 12-1 menunjukkan bahwa pada kondisi ini tidak ada larutan.
Situasi ini terjadi jika ∑Zj/Kj kurang dari 1.0.

Garis putus-putus terletak diatas jika ∑ZjKj kurang dari 1.0. dan terletak dibawah jika
∑Zj/Kj kurang dari 1.0. maka garis padat mewakili kondisi pada wilayah dua fasa.
Hanya bias ad ajika kuantitas keduanya lebih dari 1.0. untuk lebih mengetahui
kondisi daerah dua fasa dengan persamaan dibawah ini.
Dan

Untuk penerapan persamaan diatas dapat dipakai pada contoh soal berikut

Garis solid atau garis normal pada gambar 12-1 menunjukkan tekanan dan suhu pada
daerah dua fasa. Nilai nG diperoleh pada kurva dimana garis padat melewati garis
∑xj = 1. Jika hasil penjumlahan kurang dari 1 untuk nilai nG, maka nilai nG untuk
perrcobaan berikutnya ditingkatkan. Sebaliknya Jika hasil penjumlahan lebih dari 1
untuk nilai nG, maka nilai nG untuk perrcobaan berikutnya diturunkan. Untungnya,
kurva di sekitar nilai yang benar relatif lurus maka interpolasi linear dapat digunakan
setelah perhitungan dilakukan untuk dua nilai percobaan. Ini akan menghasilkan
konvergensi yang cepat pada nilai sebenarnya.

Gambar 12-2 menunjukkan hasil Persamaan 12-18. Makna kurva putus-putus sama
dengan makna kurva putus-putus pada Gambar 12-1. Kurva padat mewakili larutan
untuk contoh 12-4 dimana nilai yang benar dari 0,547 mol diperoleh untuk nL.

Rumusan dari Persamaan 12-17 dan 12-18 berbeda dan teknik untuk menentukan
nilai percobaan nG atau nL diberikan di tempat lain.

Menghitung Tekanan Titik Gelembung Pada Larutan Nyata

sekarang kita akan mempertimbangkan bahwa jumlah gas pada titik gelembung
diabaikan. Dengan demikian kita dapat mengganti ng = 0 dan nL = n menjadi
Persamaan 12 ~ 16 untuk mendapatkan persamaan yang dapat digunakan untuk
menghitung tekanan gelembung pada suhu tertentu atau suhu titik gelembung pada
tekanan yang diberikan.

Tekanan tidak digunakan dalam Persamaan 12-21. Tekanan diwakili dalam rasio
kesetimbangan. Dengan demikian tekanan gelembung-titik tidak bisa dihitung secara
langsung seperti pada kasus larutan ideal.

Tekanan titik gelembung pada suhu tertentu dapat ditentukan dengan pemilihan nilai
uji coba tekanan, dari mana nilai rasio ekuilibrium diperoleh. Kemudian penjumlahan
Persamaan 12-21 dihitung. Jika jumlahnya kurang dari 1,0, perhitungan diulang pada
tekanan yang lebih rendah. Jika jumlahnya lebih besar dari 1,0, tekanan nilai uji coba
yang lebih tinggi dipilih.

Nilai perkiraan tekanan gelembung untuk digunakan sebagai nilai percobaan


awal dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 12-11. Bila tekanan titik
gelembung yang benar telah ditetapkan oleh proses uji coba dan kesalahan ini,
komposisi jumlah gas yang sangat kecil pada titik gelembung diberikan oleh istilah
dalam penjumlahan.
Menghitung Tekanan Titik Embun Pada Gas Nyata

Pada titik embun, campuran seluruhnya berada dalam fase gas kecuali sejumlah cairan yang
sangat kecil. Jadi nL = 0 dan ng = n sehingga Persamaan 12-15 menjadi

Tekanan titik embun adalah tekanan pada suhu tertentu dimana Persamaan 12-22 terpenuhi.
Sekali lagi perhitungan melibatkan proses trial-and-error. Nilai percobaan awal yang cukup
baik dari tekanan titik embun dapat diperoleh melalui penggunaan Persamaan 12-13.
3. FLASH VAPORIZATION

Perhitungan kesetimbangan gas cair menggunakan Persamaan 12-1 7 atau Persamaan 12-18
sering disebut flash vaporation calculation atau flash calculation.Hal ini memperlihatkan
bahwa tekanan pada cairan berkurang mendadak, menyebabkan flash vapor terbentuk.
Implikasinya tidak benar. Garis dalam tekanan dan suhu berubah pada saat kondisi tertentu
tidak penting. Hanya kondisi tertentu yang mempengaruhi perilaku gas-cair bersamaan.
Tentu saja, persamaan hanya berlaku jika gas dan cairan berada dalam kesetimbangan.

Flash Vaporation adalah pengujian ekspansi fluida pada kondisi isothermal dari suatu
(P1V1 ke kondisi lain P2V2 dimana komposisi keseluruhan dari fluida dipertahankan
konstan. Prosesnya, yaitu minyak dimasukkan ke dalam sel pada kondisi P > Pb & Tres, lalu
tekanan diturunkan (Tarik piston) perlahan-lahan, sampai lewat Pb.

Plot antara tekanan dan volume, Pb merupakan tekanan saat terjadi perubahan slope.
Contoh :
4. DIFFRENTIAL VAPORIZATION

Differential Vaporization adalah proses dimana gas dikeluarkan dari kontak dengan
cairan saat gas terbentuk. Suhu konstan Differential Vaporization diilustrasikan pada
Gambar 12-4.

Gambar 12-4A menunjukkan mol nL dari campuran cair yang terkandung


dalam sel suhu konstan. Tekanan diatur pada tekanan gelembung-titik cairan. Ketika
kenaikan merkuri dikeluarkan dari sel (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12-
4B), tekanan sedikit berkurang, dan cairan mol cair diuapkan. Merkuri kemudian
diinjeksikan kembali ke dalam sel, dan tekanan dipertahankan konstan dengan
membiarkan gas meloloskan diri melalui katup.
Ini meninggalkan sel yang penuh dengan cairan yang memiliki tekanan
gelembung-titik yang sama dengan tekanan di dalam sel. Hanya cairan cair nL-dnL
yang tersisa
Setiap kenaikan berturut-turut gas yang terbentuk dan dikeluarkan
menyebabkan perubahan komposisi cairan. Perubahan komposisi ini dapat dihitung
melalui pertimbangan keseimbangan material pada komponen ke-j dari campuran.
nL mewakili jumlah mol cairan dalam sel pada awal penguapan diferensial
dan
dnL mewakili jumlah mol gas yang terbentuk selama penguapan diferensial,
kemudian
nL - dnL mewakili jumlah mol cairan yang tersisa pada akhir kenaikan.
Xj mewakili fraksi mol komponen jth dalam cairan pada awal penguapan diferensial
dan
dXj mewakili perubahan fraksi mol komponen jth yang disebabkan oleh hilangnya
kenaikan uap,
Demikian,
Xj - dXj mewakili fraksi mol komponen jth dalam cairan setelah penguapan
diferensial.
Juga,
XjnL mewakili mol komponen jth dalam cairan pada awal penguapan diferensial,
(Xj - dxj) (nL - dnL) mewakili mol komponen jth dalam cairan pada akhir kenaikan,
dan
yjdnL mewakili mol komponen jth dalam gas yang dilepaskan.
Kita dapat menyamakan jumlah mol komponen jth dalam gas dengan jumlah mol
komponen jth yang hilang oleh cairan untuk diberikan.

Persamaan diatas dapat terekspansi dengan :


Ketika nilai dxj kecil, maka nilai dxjdnl dapat diabaikan. Juga, Kjxj dapat disubtisusi untuk
diberikan yj :

Jika kita mengasumsikan bahwa nilai Kj, konstan dan dapat berubah dalam tekanan.
Persamaan 12-26 dapat di jelaskan sebagai berikut :

Dimana i dan f mengindikasikan kondisi awal dan akhir pada differential


vaporization. Persamaan 12-28 dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika persamaan 12-28 dan 12-29 tidak diketahui, maka persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut :

Prosedur Perhitungan Differential Vaporization, Pada Tekanan Akhir yang Diketahui

Bila tekanan akhir penguapan diferensial diketahui, tekanan akhir dan awal dirata-ratakan
untuk memberi nilai tekanan yang rasio kesetimbangannya diperoleh. Kemudian nilai
percobaan pertama nL dipilih, dan Persamaan 12-28 atau Persamaan 12-29 digunakan untuk
menghitung nilai Xj .

Komposisi cairan yang dihitung dijumlahkan seperti yang ditunjukkan pada


Persamaan 12-30. Jika penjumlahan sama dengan 1,0, nilai percobaan nL adalah jumlah mol
cair yang benar yang tersisa setelah penguapan diferensial telah dilakukan pada tekanan
akhir. Jika penjumlahan fraksi mol dari komponen cairan tidak sama dengan 1,0, nilai
percobaan lain dari nLf harus dipilih dan prosedur diulang sampai penjumlahan Xjf sama
dengan 1,0

Perhatikan bahwa nilai percobaan nL / nLf sama dengan 1,0 menghasilkan 2: Xjf = 1.0,
terlepas dari nilai Kj. Ini adalah solusi sepele. Juga 'karena nilai nL / nLf mendekati nol, 2:
Xjf menjadi sangat besar. Jadi kurva yang berkaitan dengan nilai percobaan nu / nL: dengan
nilai yang dihasilkan dari 2: Xjf mengambil bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 12-5.
Sebuah studi tentang bentuk kurva 'ini harus membantu dalam pemilihan nilai percobaan nL /
nLf.
Prosedur Perhitungan Differential Vaporization, Jika Jumlah Mol yang diuapkan dan
diketahui

Dalam kasus ini, nilai uji coba tekanan akhir harus dipilih dan dirata-ratakan dengan tekanan
awal untuk memberikan nilai tekanan untuk menentukan nilai rasio kesetimbangan. Entah
Persamaan 12-28 atau 12-29 dapat digunakan untuk menghitung komposisi cairan yang
tersisa setelah penguapan differensial.

Anda mungkin juga menyukai